Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No.

1 November 2011: 1-20_________________ ISSN 2087-4871

DESAIN PROTOTIPE KAPAL PENANGKAP


DI PERAIRAN MALUKU

(DESIGN OF FISHING VESSEL PROTOTYPE IN MALUKU SEA)


Alberth Ch Nanlohy12, Mulyono S. Baskoro3, Budhi H Iskandar3, Domu Simbolon3
1Corresponding author
2 Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perairan,
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,
FPIK Universitas Pattimura
E-mail : alberthonanlohy@yahoo.co.id
3 Departemen Pemanfaatan Sumbedaya Perikanan

Fakultas Periakan dan Ilmu Kelautan IPB

ABSTRACT
Design prototype teknology which will be developed has better excellence if compared to condition of the existing fishing
vessel. Its the excellences can have an effect on to operation of ship and sumberdaya fishery in water territory of Maluku sea.
Expansion of design joran fishing by using fiber glass has lighter excess, strong, and durable although the price expensive but can
be made balance to with haul obtained by means of catch. Side that also usage of styro foam hardly having an effect on to ship
design huhate proposed to be developed and has some excellences of if compared to ship used by the existing fisherman. At ship
with inboard engine, fish hold design only yield product for local marketing and has not been modified to yield product skipjack
loin which is a form of export product, this latter the product request would very height.

Keywords : Developed, prototype, styro foam

ABSTRAK
Desain prototipe teknologi yang akan dikembangkan mempunyai keunggulan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan kondisi kapal penangkap saat ini. Keunggulan-keunggulannya dapat berpengaruh
terhadap pengoperasian kapal serta sumberdaya perikanan di perairan Maluku. Pengembangan desain joran
pancing dengan menggunakan fiber glass mempunyai kelebihan lebih ringan, kuat, dan tahan lama walaupun
harganya mahal tapi dapat diimbangi dengan hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap ini.
Disamping itu juga penggunaan styro foam sangat berpengaruh terhadap desain kapal huhate yang diusulkan
untuk dikembangkan serta mempunyai beberapa keunggulan bila dibandingkan dengan kapal yang dipakai
nelayan saat ini. Pada kapal dengan inboard engine, desain palka hanya menghasilkan produk untuk pasaran
lokal dan belum dimodifikasi untuk menghasilkan produk skipjack loin yang merupakan suatu bentuk produk
ekspor, yang belakangan ini permintaan akan produk tersebut sangat tinggi.

Kata kunci: Pengembangan, prototype, styro foam

I. PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuan dan


sasaran pembangunan perikanan dan
Pemanfaatan dan potensi sumber- kelautan Maluku sampai tahun 2008
daya ikan di Provinsi Maluku bertujuan adalah sebagai berikut: (1) meningkatkan
untuk: (1) memanfaatkan sumberdaya armada penangkapan sebesar 39.881
kelautan dan perikanan secara optimal buah yang terdiri dari PTM 37.349 unit,
dan berkelanjutan, (2) meningkatkan PMT 1.773 unit, dan KM 759 unit, (2)
penerimaan devisa bagi negara dari penyerapan nelayan perikanan tangkap
ekspor perikanan dan kelautan, (3) sebesar 121.791 orang, (3) produksi
meningkatkan kesejahteraan nelayan, (4) perikanan tangkap minimal sebesar
meningkatkan kuantitas dan kualitas 441.172 ton, (4) ekspor produksi
sumberdaya manusia perikanan, (5) perikanan minimal 338.599 ton, (5) PAD
meningkatkan kecukupan gizi minimal mencapai Rp. 11,4 milyar, (6)
masyarakat dari hasil perikanan, (6) meminimalisir tingkat pelanggaran
meningkatkan penyerapan tenaga kerja pemanfaatan sumberdaya kelautan dan
dan kesempatan berusaha, (7) perikanan (DKP Maluku, 2005).
menurunkan tingkat pelanggaran Armada perikanan tangkap yang
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan terdapat di Maluku masih bersifat
perikanan (DKP Maluku, 2005).

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB _______________________________ E-mail: jtpkipb@gmail.com


tradisional, hal ini disebabkan karena :1) akibat alterasi spesies serta kompetisi
daerah penangkapan (fishing ground) makanan dan ruang yang menjadi
dekat dengan pantai; 2) keterbatasan habitat ikan. Tekanan penangkapan
dana dari nelayan untuk membuat kapal tidak seimbang dengan daya pulih stok
penangkapan; 3) sumberdaya manusia tersebut.
rendah. Teknologi mendesain kapal Berdasarkan data statistik tahun
penangkapan pada daerah ini juga masih 2007-2008, produksi perikanan tangkap
bersifat tradisional karena nelayan masih di laut meningkat 2,71 persen dari 4,73
mengandalkan kemampuan untuk juta ton tahun 2007 meningkat menjadi
merancang kapal yang diturunkan secara 4,86 juta ton pada 2008. Jumlah kapal
turun-temurun. penangkap ikan segala ukuran pada
Usaha perikanan, khususnya di tahun 2007 sebanyak 590.314 unit,
bidang perikanan tangkap diyakini akan sedangkan pada tahun 2008 menjadi
mampu mendukung perolehan devisa 590.380 unit atau meningkat 0,01
negara non migas karena kegiatan ini persen. Pada tahun 2007, jumlah
relatif tidak terpengaruh dampak negatif nelayan perikanan tangkap di laut 2,75
krisis moneter, bahkan secara nyata juta jiwa dan 2,77 juta jiwa pada 2008
memberikan konstribusi positif terhadap atau meningkat 0,8 persen (Fish@Blogs).
upaya pemerintah dalam memperbaiki Upaya pengembangan alat
kondisi perekonomian nasional. penangkapan ikan di perairan Maluku
Untuk mengembangkan usaha membutuhkan identifikasi permasalahan
perikanan tangkap, salah satunya adalah serta pemecahannya. Hal ini dapat
meningkatkan jumlah dan kualitas dilakukan melalui proses pendekatan
tenaga kerja perikanan tangkap penyusunan pengembangan teknologi
Indonesia yang lebih mandiri dan alat yang merupakan salah satu dasar
profesional disamping itu armada harus pengelolaan perikanan tangkap di
dilengkapi dengan dokumen kapal dan Provinsi Maluku. Sumberdaya perikanan
anak buah kapal yang dipersyaratkan tangkap di perairan Maluku memiliki
oleh peraturan perundangan yang potensi yang cukup besar namun
berlaku (tekno@alat tangkap). pemanfatannya belum dilakukan secara
Teknologi alat penangkapan ikan optimal. Hal ini berkaitan dengan
telah mengalami perkembangan dan kualitas sumberdaya manusia yang
menjadi penting seiring dengan relatif rendah, kemampuan manajerial
meningkatnya kegiatan dan usaha masih rendah, keterbatasan modal
manusia dalam memajukan industri sehingga menyebabkan produktifitas
perikanan dibidang usaha penangkapan nelayan dan produktifitas alat tangkap
ikan. Setiap pengoperasian unit menurun. Agar pelaksanaan pengem-
penangkapan ikan akan berdampak bangan teknologi alat penangkapan ikan
terhadap sumberdaya ikan maupun di perairan ini dapat berjalan efektif,
lingkungannnya, sehingga perlu dikaji efisien, dan berkelanjutan, maka perlu
sampai sejauh mana dampaknya dan dilakukan kajian tentang model
bagaimana meminimalkan dampaknya. pengembangan teknologi alat
Fakta menunjukkan bahwa produktivitas penangkapan yang lebih komprehensif.
penangkapan ikan tuna di Samudra
Hindia sebesar 281,2 kg/hari turun Tujuan Penelitian adalah:
menjadi 177 kg/hari. Peningkatan 1) Mendesain prototipe tangkai pancing
armada mencapai 66 persen, sedangkan huhate.
rasio penurunan produktivitas tuna 2) Mendesain prototipe teknologi kapal
hanya sekitar 54 persen. Artinya, huhate di perairan Maluku.
peningkatan armada kapal jauh lebih 3) Mendesain prototipe teknologi alat
tinggi dari penurunan hasil tangkapan pancing tonda.
tuna atau 47 persen penurunan produksi 4) Penerapan teknologi metode layang-
bulanan. Hasil penelitian BRKP 2007 layang dalam penangkapan ikan tuna
menunjukkan, telah terjadi perubahan pada alat tangkap pancing tonda.
ikan pelagis sebagai konsekuensi
penyusutan stok (biomassa) dan
peningkatan upaya perikanan pukat
cincin semi industri yang tak terkontrol.
Penurunan produksi ikan pelagis diduga

2 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

II. METODOLOGI PENELITIAN dari pendapat berbagai unsur yang


terlibat didalamnya.
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di perairan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Maluku (Gambar 1). Penelitian ini
berlangsung selama delapan bulan dari Teknologi alat penangkapan ikan
Agustus 2008 sampai dengan April 2009. telah mengalami perkembangan dan
menjadi penting seiring dengan
2.2 Metode Pengumpulan Data meningkatnya kegiatan dan usaha
Data primer dikumpulkan dengan manusia dalam memajukkan industri
pengisian kuesioner melalui teknik perikanan dibidang usaha penangkapan
wawancara yang terstruktur secara ikan. Upaya pengembangan alat
langsung terhadap responden utama penangkapan ikan di perairan Maluku
yaitu pemilik kapal penangkap. Data membutuhkan identifikasi permasala-
yang dikumpulkan dari para responden haan serta pemecahannya. Hal ini dapat
meliputi: jumlah dan jenis alat tangkap, dilakukan melalui proses pendekatan
ukuran utama kapal dan alat tangkap, penyusunan model pengembangan
lokasi fishing ground, data teknis alat teknologi alat penangkapan yang
tangkap dan kapal penangkap, serta merupakan salah satu dasar pengelolaan
kendala-kendala yang dihadapi pada saat perikanan tangkap di Provinsi Maluku.
operasi penangkapan ikan dilakukan. Desain armada penangkapan harus
sesuai dengan fungsinya seperti ukuran
2.3 Metode Analisis Menggunakan kapal yang digunakan diharapkan sesuai
Metode Deskriptif Komparatif dengan ukuran alat tangkap yang
Fungsi analisis deskriptif adalah digunakan, jenis ikan yang ditangkap
untuk memberikan gambaran umum serta ukuran mesin juga sangat
tentang data yang telah diperoleh. berpengaruh guna menentukan
Gambaran umum ini bisa menjadi acuan kecepatan kapal pada saat beroperasi. Di
untuk melihat karakteristik data yang Maluku, pengoperasian ketiga alat
kita peroleh. Analisis deskriptif sering tangkap ini dapat memberikan kontribusi
diabaikan penggunaannya dalam yang cukup besar bagi pengembangan
penelitian. Analisis deskriptif kualitatif perikanan di daerah ini. Namun, masih
ditujukan untuk mendapatkan informasi terdapat berberapa kelemahan dari alat-
tentang berbagai kondisi lapang yang alat tangkap ini dan perlu dikaji serta
bersifat tanggapan dan pandangan diusulkan prototipe sehingga akan
terhadap pelaksanaan program diperoleh bentuk yang akan
perkuatan serta kondisi lingkungan dikembangkan dimasa datang, yang
sosial ekonomi dan daerah sampel. Hasil diuraikan berikut:
analisis kualitatif berupa perbandingan
kondisi riil di lapangan yang diperoleh

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 3


3.1 Alat Tangkap Huhate (Pole and tulang dari bahan stainless steel.
Line) Karakteristik joran pancing saat ini dan
(a) Joran pancing huhate desain baru yang akan dikembangkan di
Konstruksi dari joran pancing perairan Maluku dapat disajikan pada
huhate yang digunakan nelayan di Tabel 1.
Maluku umumnya sudah cukup Suatu kelemahan dari prototipe
sempurna ditinjau dari segi teknis. Dari alat huhate ini adalah memerlukan biaya
segi teknis, suatu kelemahan pada alat yang lebih besar. Meskipun demikian,
huhate terdapat pada joran pancing, dengan umur pakai yang panjang dan
yang mana sampai sekarang nelayan meningkatnya efisiensi penangkapan
masih menggunakan batang bambu. merupakan faktor yang dapat
Pengembangan alat tangkap ini dapat mengkompensasikan kelemahan tersebut
dilakukan dengan mempergunakan joran sehingga dapat dipertimbangan untuk
pancing yang lebih kokoh (kuat), lentur, dikembangkan di masa yang akan
ringan dan tahan lama. Berdasarkan datang. Gambar desain tangkai pancing
kekurangan pada joran pancing tersebut, saat ini dan desain tangkai pancing yang
maka diusulkan untuk penggunaan diusulkan dapat dilihat pada Gambar 2
joran pancing dari bahan fibre glass dan Gambar 3.
dengan panjang 2.75 meter dengan

Tabel 1. Karakteristik joran pancing yang akan dikembangkan di Maluku

Arahan
Alat Kelemahan Keunggulan
penyempurnaan
Joran 1. Joran pancing masih Menggunakan bahan 1. Lebih ringan
menggunakan bambu fiber glass dengan tulang
2. Tidak tahan terhadap dari bahan stainless 2. Tidak menguras
benturan keras steel tenaga pemancing
3. Mudah lapuk 3. Lebih kuat
4. Jenis bambu 4. Tahan terhadap
tersebut sukar benturan keras
diperoleh di alam
5. Bambu yang 5. Umur pakai
digunakan cukup panjang
berat
6. Tidak mudah
lapuk
7. Tidak mudah
patah

Gambar 2. Tangkai pancing huhate saat ini

4 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

(b) Kapal huhate atau berdasarkan spesifikasinya yang


Di Maluku, kapal huhate (pole and diinginkan pembeli. Hasil dari proses
liner) dapat digolongkan dalam dua jenis, pembangunan kapal tersebut memang
yakni rurehe dan motor ikan. Rurehe dapat digunakan untuk melakukan
adalah kapal huhate berukuran kecil operasi penangkapan, tetapi pemenuhan
yang menggunakan sistem motor tempel standar kelayakan pengoperasian kapal
(outboard engine system) dimana ruang belum diketahui. Kapal yang dibuat oleh
para pemancing terdapat di bagian desainer kapal yang ada di daerah
buritan kapal, sedangkan motor ikan Maluku secara keseluruhan hampir
adalah kapal huhate berukuran lebih mempunyai ukuran yang hampir sama.
besar dari rurehe yang menggunakan Kelemahannya yaitu terletak pada
motor dalam (inboard engine system) dan ukuran panjang dan lebar kapal terlalu
ruang para pemancing berada di bagian kecil sehingga stabilitas tidak berfungsi
haluan kapal. dengan baik. Beberapa daerah di Maluku
Pada umumnya pembangunan yang melakukan pembangunan kapal
kapal huhate (pole and line) di Maluku huhate antara lain: Desa Tulehu, Waai,
masih dilakukan di galangan kapal Negeri Lima, Hila. Karakteristik kapal
rakyat. Proses pembuatannya dilakukan huhate saat ini dan desain baru yang
tanpa perencanaan desain dan akan dikembangkan dapat dilihat pada
konstruksi, tetapi pada pola kapal Tabel 2.
huhate yang dibangun terlebih dahulu

Gambar 3. Desain joran pancing yang akan dikembangkan pada kapal huhate

Tabel 2. Spesifikasi kapal huhate saat ini dan desain baru yang akan dikembangkan

Arahan
Spesifikasi Kondisi yang diharapkan
penyempurnaan
1. Ukuran panjang 14.83, Lebar Mendesain kapal 1.Ukuran panjang 15.26, lebar
3.24, tinggi 2.50 m yang lebih panjang 3,64, tinggi 2,62 m
2. Flyng deck 2.00 m dan lebar 2. Flyng deck 1.40 m
3. Palka ikan 1.003 (2 3. Volume palka ikan 1,2m3(2bh);
buah),1.2m3(2buah), 1.5m3 Volume 1,5m3(2bh); Volume 1,7
(2buah), palka umpan hidup m3 (2 bh), palka es 2,3m3(2bh),
1.50 m 3 palka umpan hidup1,75 m3 (3
(2 buah) bh), palka air tawar Volume 500
liter (2 bh)
4. Jumlah pancing 30 buah 4. Jumlah Joran pancing dengan
dengan bahan dari bambu bahan fiber glass (30 bh) dengan
panjang 2.75 m
5. Peralatan navigasi belum 5. Peralatan navigasi kompas, life
lengkap (kompas, SSB, peta jacket, hand GPS, SSB, peta
laut) laut.
6. Menggunakan bahan kayu 6. Menggunakan bahan fiberglass
yang di laminating dengan
fiberglass
7. Mesin listrik 2 kWh 7.Mesin listrik Merk Yanmar 5
kWh

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 5


Berikut ini gambar kapal pengembangannya (Gambar 5, 6, 7, dan
penangkap ikan pole and line dengan 8). Karakteristik kapal huhate saat ini
menggunakan tenaga penggerak mesin dan desain baru yang akan
dalam (inboard engine) saat ini (Gambar dikembangkan dapat dilihat pada Tabel
4) dan prototipe kapal yang diusulkan 2.

Gambar 4. Kapal huhate dengan sistem motor dalam (motor ikan)

2.50 m

Gambar 5. Pandangan samping kapal huhate di Maluku saat ini

Gambar 6. Pandangan atas desain kapal huhate di Maluku saat ini

Gambar 7. Prototipe kapal huhate yang akan dikembangkan (pandangan samping)

6 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

2 1 1
7 6 4 3 8

2 1 1

Gambar 8. Kapal huhate (pandangan atas) yang akan dikembangkan di perairan


Maluku
Keterangan:
1. Bak penampungan hasil tangkapan 6. Ruang tempat penyimpanan peralatan tangkap
2. Bak umpan 7. WC
3. Ruang kemudi 8. Tempat pemancingan
4. Ruang ABK 9. Ruang mesin
5. Tempat pemantauan
7
Tabel 2. Karakteristik kapal huhate saat ini dan desain baru yang akan
dikembangkan

Kondisi saat ini Kelemahan Arahan penyempurnaan Keunggulan


Kapal huhate 1. Ukuran panjang Mendesain kapal yang 1.Ukuran panjang
14.83, Lebar 3.24, lebih panjang dan lebar 15.26, lebar 3,64,
tinggi 2.00 m dengan desain palka tinggi 2,62 m
2. Flyng deck 1.00 m yang telah dimodifikasi 2.Flyng deck 40 cm
3. Palka ikan 1.003 (2 dengan penambahan 3.Volume palka ikan
buah),1.2m3(2 styro foam pada dinding 1,2m3(2bh); Volume
buah), 1.5m3 (2 palka 1,5m3(2bh); Volume
buah), palka umpan 1,7 m3 (2 bh), palka
hidup 1.50 m 3 es 2,3m3(2bh),
(2 buah) palka umpan
hidup1,75 m3 (3
bh), palka air tawar
Volume 500 liter (2
bh)
4. Jumlah pancing 30 4.Jumlah Joran
buah dengan bahan pancing dengan
dari bambu bahan fiber glass
(30 bh) dengan
panjang 2.75 m
5. Desain palka hanya 5.Desain palka
untuk kebutuhan dengan
pasar lokal penambahan styro
foam pada dinding
palka
6. Peralatan navigasi 6.Peralatan navigasi
belum lengkap kompas, life jacket,
(kompas, SSB, peta hand GPS, SSB,
laut) peta laut.
7.Mesin listrik Merk
Yanmar 5 kWh

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 7


Kapal huhate yang akan huhate saat ini dan desain palka yang
dikembangkan memiliki beberapa diusulkan pengembangnnya di perairan
kelebihan yang tidak dimiliki oleh kapal Maluku.
nelayan sekarang ini, antara lain: Desain palka kapal huhate saat ini
menggunakan bahan kayu/fiber glass, hanya menghasilkan pasaran lokal saja
ukuran panjang, lebar, tinggi (15.26 m, dan belum dimodifikasi untuk
3.64 m, 2.62 m) serta panjang flyng deck menghasilkan produk skipjack loin yang
1,40 cm. Kapal ini juga dilengkapi merupakan suatu bentuk produk
dengan peralatan navigasi seperti: eksport. Melihat kelemahan yang ada
kompas haluan, life jacket, hand GPS, maka, diusulkan suatu bentuk desain
peta laut, serta SSB. Mesin yang palka yang dapat menghasilkan produk
digunakan merk Yanmar 105 HP (1 unit) yang siap diekspor yang akhir-akhir ini
serta dilengkapi dengan mesin listrik dan permintaannya sangat tinggi baik di
dub/alkon. Pada kapal ini juga pasaran domestik maupun pasaran
dilengkapi dengan ruang penyimpanan internasional. Spesifikasi desain palka
peralatan tangkap. Ukuran joran kapal huhate saat ini dan arahan
pancing (3.00 m) lebih banyak menguras penyempurnaannya dapat dilihat pada
tenaga pemancing disaat mengangkat Tabel 3.
ikan yang telah terpancing dari dalam air Desain palka ini hanya diubah
dibandingkan dengan ukuran alat dengan menambah styro foam pada
pancing yang lebih pendek (2.75). dinding palka tanpa merubah bentuk
palka yang ada. Desain palka yang
(c) Desain palka kapal huhate yang dibuat ini mempunyai beberapa
diusulkan pengembangannya kelebihan bila dibandingkan dengan
Terdapat kelemahan pada sebagian kondisi palka kapal huhate saat ini
besar pole and line yang ada di Maluku antara lain:
antara lain: pada kapal dengan inboard  Memperlambat proses pembusukan
engine, desain palka hanya meng- pada hasil tangkapan,
hasilkan produk untuk pasaran lokal  Mutu hasil tangkapan merupakan
dan belum dimodifikasi untuk suatu bentuk produk skipjack loin
menghasilkan produk skipjack loin yang yang siap untuk diekspor yang akhir-
merupakan suatu bentuk produk ekspor. akhir ini permintaannya semakin
Hanya ada satu hal yang diusulkan tinggi,
untuk penyempurnaan konstruksi desain  Desain palka ini mempunyai
palka dirubah agar dapat berfungsi ketebalan 15 cm,
untuk menghasilkan produk skipjack loin  Biaya pembuatan desain palka ini
yang merupakan suatu bentuk produk cukup besar tapi dapat diimbangi
ekspor yang belakangan ini permintaan dengan hasil tangkapan ikan pelagis
akan produk tersebut sangat tinggi. besar yang diperoleh dari kapal
Perubahan bentuk palka dengan cara huhate.
penambahan bahan “styro foam” pada
dinding palka dengan tujuan dapat Gambar desain palka kapal huhate
memperlambat proses pembusukan yang disajikan pada Gambar 10.
terjadi pada hasil tangkapan. Gambar 7
menunjukkan bentuk desain palka kapal

Gambar 9. Desain palka kapal huhate saat ini

8 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

Tabel 3. Spesifikasi desain palka kapal huhate saat ini dan arahan
penyempurnaannya

Arahan Kondisi yang


Spesifikasi Kelemahan
penyempurnaan diharapkan
1. Desain palka hanya Tidak dapat Mendesain palka 1. Penambahan
terbuat dari lapisan memproduksi kapal dengan styrofoam pada
fibreglass skipjack loin penambahan styro palka kapal huhate
2.Tidak menggunakan Kualitas hasil foam pada dinding 2. Desain palka
Styrofoam pada tangkapan tidak palka dengan ketebalan
dinding palka baik styrofoam 5-15 cm
3. Desain palka hanya 3. Biaya pembuatan
untuk kebutuhan desain palka cukup
pasar lokal besar tetapi dapat
diimbangi dengan
hasil tangkapan
yang diperoleh
4. Memperlambat
proses
pembusukan pada
hasil tangkapan
5. Menghasilkan
produk skipjack
loin

Stryro foam pada palka dengan ketebalan 15 cm

Dinding palka dari fiber


glass
Gambar 10. Desain palka yang akan dikembangkan pada kapal huhate

3.2 Alat tangkap pancing tonda tidak tahan terhadap gesekan gigi ikan
(Trolling Line) sewaktu penarikan ikan yang sudah
Pada alat tangkap pancing tonda terkait pada mata pancing, 3) tidak
(trolling line) yang digunakan oleh menggunakan swivel sehingga
nelayan di Maluku, pada umumnya menyebabkan kusutnya senar, serta 4)
ditemukan beberapa kelemahan pada kail yang digunakan masih
konstruksinya, yakni: 1) ukuran senar berbentuk/tipe “J” (J-shaped) yang mana
yang digunakan nomor 800 termasuk sering terbukanya mata pancing pada
kategori ukuran senar yang kecil untuk saat penarikan ikan tuna yang telah
menangkap ikan tuna. Diameter senar terkait pada mata pancing menyebabkan
yang kecil efektif untuk memperdayai lolosnya ikan, sehingga gagal tangkap.
ikan agar tidak melihat dan terusik oleh Kelemahan-kelemahan pada konstruksi
senar yang digunakan, akan tetapi hanya alat pancing tonda dapat diatasi bila
mampu menangkap ikan tuna dengan menggunakan ukuran senar yang lebih
berat 50 – 60 kg, tapi itu pun besar misalnya nomor 1000 – 1500
memerlukan waktu yang lama untuk dengan tipe kail circle-shaped No.1, yang
memperoleh ikan yang telah terkait. dilengkapi dengan swivel, bahan
Sementara terhadap ikan tuna yang pelindung pada bagian senar dekat mata
beratnya diatas 60 kg, sering terjadi pancing. Tabel spesifikasi desain alat
putusnya senar tersebut, 2) tidak tangkap pancing tonda serta kondisi
digunakannya bahan pelindung senar yang diharapkan dapat disajikan pada
pada bagian dekat mata pancing dapat Tabel 4.
menyebabkan putusnya senar karena

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 9


Gambar desain alat tangkap navigasi maupun peralatan keselamatan
pancing tonda yang dioperasikan oleh kerja di laut, 3) mesin yang digunakan
nelayan saat ini serta gambar prototipe berbahan bakar bensin, 4) kapal tidak
alat pancing tonda yang diusulkan untuk dilengkapi dengan tempat penyimpanan
dikembangkan di perairan Maluku dapat hasil tangkapan (cool books) yang
disajikan pada Gambar 11 dan Gambar memadai sehingga penanganan hasil
12. tangkapan tidak efisien akibat ukuran
kapal terlalu kecil. Konstruksi kapal
3.2.1 Kapal pancing tonda tonda seperti halnya konstruksi kapal
Kapal tonda yang dimiliki nelayan ikan lainnya, harus dibuat sekuat
di Maluku dengan daerah penangkapan mungkin karena pada waktu operasi
yang luas dan jauh dari tempat penangkapan sering berhadapan dengan
pendaratan memiliki beberapa bermacam-macam peristiwa laut seperti
kelemahan antara lain: 1) ukuran kapal topan, badai, gelombang dan sebagainya.
yang relatif kecil (p x l x d = 7 – 8m x Kapal pancing tonda yang dioperasikan
0,80 m x 0,65 m) dengan daya tampung di perairan Maluku dapat dilihat pada
hasil tangkapan sebesar 0,5 ton, 2) kapal Gambar 13.
tidak dilengkapi dengan peralatan

Tabel 4. Spesifikasi desain alat tangkap pancing tonda

Spesifikasi lama Arahan penyempurnaan Kondisi yang diharapkan


1. Ukuran senar terlalu Mendesain prototipe alat 1 Ukuran senar agak besar (No
kecil (No. 800) pancing tonda untuk 1000-1500)
2 Type kail “J” Shapped dikembangkan di perairan 2 Type kail Cyrcle shapped No 1
3 Tidak menggunakan Maluku 3 Menggunakan bahan pelindung
bahan pelindung dekat dekat senar
senar
4 Tidak menggunakan 4 Menggunakan Swwivel dekat
Swivel mata pancing
5 Ikan yang terkait pada 5 Ikan yang terkait sukar untuk
mata pancing mudah terlepas
terlepas
6 Menggunakan 1 mata 6 Dapat dioperasikan lebih dari
pancing 1 unit pancing

Monofilamen
Horsehair/ Maize

Rubber

( (
Plastic/Bone

Gambar 11. Desain pancing tonda yang dioperasikan nelayan saat ini dib perairan
a
Maluku ) )

Gambar 12. Prototipe alat pancing tonda yang diusulkan untuk dikembangkan
menangkap ikan tuna di perairan Maluku

10 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

Berdasarkan pada kelemahan tersebut, Maluku dengan spesifikasinya dapat


maka diusulkan jenis prototipe kapal dilihat pada Tabel 5.
tonda untuk dikembangkan di perairan

Gambar 13. Kapal pancing tonda yang dioperasikan di perairan Maluku saat ini

Tabel 5. Spesifikasi dan kondisi positif yang diharapkan kapal pancing tonda di
perairan Maluku

Kondisi positif
Spesifikasi lama Kelemahan Spesifikasi baru
yang diharapkan
1. Ukuran kapal kecil Pekerjaan 1. Ukuran kapal Pelaksanaan
pelaksanaan diperbesar operasi
Operasi penangkapan dapat
penangkapan tidak berjalan dengan
efektif lancar
2. Daya tampung 0,5 Hasil tangkapan 2. Daya tampung 0,8 Hasil tangkapan
ton tidak maksimal ton dapat lebih banyak
ditampung
3. Tidak dilengkapi Dapat menyebabkan 3. Dilengkapi dengan Dapat membantu
dengan peralatan hilangnya nelayan di peralatan navigasi nelayan dalam
navigasi atau laut seperti life jacket keselamatan kerja
peralatan dan kompas di laut
keselamatan kerja di
laut
4. Menggunakan bahan Biaya operasional 4. Menggunakan Dapat menekan
bakar bensin besar bahan bakar biaya operasional
minyak tanah sehingga dapat
menguntungkan
nelayan
5. Tidak dilengkapi Hasil tangkapan 5. Dilengkapi dengan Produk hasil
dengan peralatan hanya untuk desain palka yang tangkapan dapat di
penanganan hasil konsumsi lokal baru eksport
tangkapan yang
efektif
6. Jumlah ABK 2 orang Operasi 6. Jumlah ABK > 2 Dapat menambah
penangkapan tidak orang lapangan pekerjaan
efektif
7. Mesin 25 PK Kecepatan kapal 7. Mesin 40 PK Kecepatan kapal
lebih lambat karena lebih besar
disesuaikan dengan sehingga oleh gerak
ukuran kapal kapal lebih baik

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 11


Deskripsi tentang bentuk dimensi vertikal. Pengetahuan tentang lapisan
utama kapal pancing tonda sistem renang ikan juga akan menentukan
outboard engine disajikan pada Gambar seberapa dalam alat tangkap pancing
14. tonda diturunkan ke dalam perairan
untuk menangkap jenis ikan yang
3.2.2 Teknologi penangkapan ikan tuna menjadi target penangkapan. Dengan
dengan menggunakan metode demikian pembentukan daerah
layang-layang penangkapan ikan juga didasarkan pada
Teknologi yang digunakan dalam jenis alat tangkap atau teknologi
pemanfaatan sumberdaya ikan tuna penangkapan ikan yang digunakan, hal
harus disesuaikan dengan tingkah laku ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap
ikan sasaran yang menjadi tujuan mempunyai tujuan penangkapan ikan
penangkapan. Kawasan perairan dapat yang berbeda. Teknologi penggunaan
dikatakan sebagai daerah penangkapan layang-layang dalam penangkapan ikan
ikan apabila terjadi interaksi antara tuna harus didasarkan pada
sumberdaya ikan yang menjadi tujuan pengetahuan lapisan renang ikan tuna.
penangkapan dengan teknologi Dalam mengadakan operasi penang-
penangkapan ikan dalam hal ini jenis kapan diharapkan posisi umpan selalu
alat tangkap yang digunakan. berada di permukaan air dengan dibantu
Sumberdaya ikan dalam aktivitasnya pelampung kecil sehingga yang
sangatlah dinamis dan keadaan ini yang dihubungkan dengan tali layangan.
menyebabkan penyebaran sumberdaya Angin sangat berpengaruh pada operasi
ikan tidak merata di laut. Dinamisnya penangkapan karena akan memberikan
pergerakan ikan disebabkan oleh proses efek gerakan pada umpan akibat
adaptasi ikan terhadap perubahan pengaruh layang-layang.
lingkungan perairan yang merupakan Penggunaan teknologi baru ini
habitatnya, hal ini terjadi karena sangat membantu nelayan dalam
sumberdaya ikan berdasarkan kondisi mengadakan operasi penangkapan ikan.
fisiologinya sangat bergantung pada Prinsip kerja metode layang-layang ini
kondisi lingkungannya. Akibatnya jika sangat sederhana yaitu dengan
akan mengembangkan suatu kawasan menaikkan layang-layang yang
perairan perlu mengetahui karakteristik dilengkapi dengan tali yang dihubungkan
perairan dan potensi sumberdaya ikan dengan umpan yang telah disediakan
yang menjadi tujuan penangkapan. dan diturunkan ke permukaan air. Tali
Disamping faktor sumberdaya ikan dan dari layang-layang tersebut dihubungkan
kondisi lingkungan perairan, jenis dengan salah seorang nelayan yang ada
teknologi penangkapan ikan yang akan di perahu. Layang-layang yang ada di
digunakan adalah faktor yang sangat udara akan bergerak sesuai dengan
menentukan dalam keberhasilan operasi keadaan angin yang bergerak ke
penangkapan ikan. arahnya. Kecepatan kapal pada saat
Penggunaan teknologi penangkap- operasi penangkapan diharapkan 1
an ikan akan berhasil jika disesuaikan mil/jam. Konstruksi layang-layang
dengan jenis ikan yang tertangkap dan di tersebut terbuat dari bambu dengan
lokasi mana alat tangkap tersebut tinggi 1.00 meter dan lebar 0.75 cm,
digunakan. Sebagai contoh adalah dengan bahan plastik serta diameter
pengoperasian alat tangkap pancing bambu sebagai rangkanya 1 cm.
tonda dengan mengunakan layang- Sistem teknologi penggunaan
layang untuk menangkap jenis ikan metode layang-layang dalam
pelagis besar, khususnya jenis ikan tuna. penangkapan ikan tuna dengan
Keberhasilan operasi penangkapan ikan menggunakan 1 umpan maupun 2
dengan alat tangkap pancing tonda umpan untuk pengoperasian alat
sangat ditentukan oleh pengetahuan tangkap pancing tonda adalah sama
akan lapisan renang ikan, dimana (Gambar 15 dan Gambar 16).
lapisan renang ikan ini sangat
dipengaruhi oleh struktur suhu ke arah

12 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

Gambar 14.Bentuk dan dimensi utama prototipe kapal tonda sistem outboard engin
yang diusulkan untuk dikembangkan

Pelampung

Gambar 15. Teknologi penangkapan ikan tuna dengan penggunaan metode layang-
layang sistem 2 pancing

Pelampung

Gambar 16. Teknologi penangkapan ikan tuna dengan penggunaan metode layang-
layang sistem 1 pancing

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 13


Penggunaan metode layang-layang akan berdampak pada keberhasilan
pada penangkapan ikan tuna dengan alat usaha perikanan tangkap. Desain cool
tangkap pancing tonda merupakan box pada kapal pancing tonda di perairan
bentuk teknologi baru yang perlu Maluku dapat diatasi dengan membuat
dikembangkan di perairan Maluku desain baru yang lebih efektif dengan
mengingat selama ini nelayan pancing tanpa menggunakan biaya yang cukup
tonda masih menggunakan cara yang besar sehingga diharapkan dapat
lama yaitu dengan menggunakan menguntungkan bagi nelayan. Kondisi
kapal/perahu dengan kecepatan 3-5 cool box pancing tonda saat ini
mil/jam memotong arah ruaya ikan tuna merupakan suatu hambatan yang cukup
sehingga penangkapan dapat dilakukan. berarti sehingga perlu dicari solusi
Penggunaan metode yang lama sehingga penanganan hasil tangkapan di
membutuhkan biaya eksploitasi yang kapal ini lebih baik. Kondisi desain
besar bila dibandingkan dengan konstruksi cool box kapal pancing tonda
penggunaan metode layang-layang saat ini dapat disajikan pada Gambar 18.
(Gambar 17). Kelemahan palka ikan pada kapal
pancing tonda di perairan Maluku adalah
3.2.3 Desain cool box kapal pancing terletak pada bahan pembuat cool box,
tonda ukuran species target, serta kualitas cool
Keberadaan palka pada kapal books tersebut. Desain cool box dengan
pancing tonda yang dioperasikan di kualitas yang kurang baik, tidak
perairan Maluku selama ini mempunyai sebanding dengan ukuran kapal, daya
beberapa kelemahan yang perlu diatasi. tampung sedikit, harga relatif murah,
Hal ini kalau tidak dicarikan solusinya tidak sebanding dengan ikan target, serta
maka akan berdampak pada kualitas kualitas hasil tangkapan tidak baik.
hasil tangkapan yang merupakan produk Dengan berkembangnya teknologi
ekspor dengan nilai jual yang tinggi di khususnya menyangkut teknik
pasaran domestik maupun internasional. penanganan ikan di kapal mengalami
Palka yang terdapat pada kapal perkembangan yang cukup pesat. Akibat
penangkap merupakan salah satu faktor kemajuan teknologi secara langsung
yang sangat berpengaruh terhadap berdampak pada jangkauan wilayah
keberhasilan operasi penangkapan, hal
ini tentunya kalau tidak diperhatikan

Gambar 17. Penangkapan ikan tuna dengan pancing tonda di perairan Maluku

Gambar 18. Desain cool box kapal pancing tonda di Maluku

14 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

penangkapan (fishing area) yang semakin box. Gambar desain kerangka cool box
jauh dan lama waktu tempuh (trip). dapat disajikan pada Gambar 19.
Untuk itu dibutuhkan fasilitas palka ikan
sebagai sarana penyimpanan ikan di atas IV. PEMBAHASAN
kapal yang dapat menunjang sehingga
mampu mempertahankan mutu dan Dalam rangka orientasi
kesegaran ikan hasil tangkapan. pengembangan teknologi alat
Sebagai komoditas yang mudah penangkapan ikan di perairan Maluku,
cepat membusuk, ikan memerlukan untuk ikan pelagis besar dilakukan
penanganan yang cepat dan cermat dengan alat tangkap huhate, pancing
dalam mempertahankan mutunya sejak tonda, sedangkan untuk target species
diangkat dari dalam air. Penyebab utama ikan pelagis kecil dengan alat tangkap
pembusukan adalah kegiatan bakteri pukat cincin. Jika ditinjau berdasarkan
yang menyebabkan kegiatan urutan prioritas masing-masing aspek
pembusukan yang terdapat dalam tubuh dan kriteria, sangat beragam dan tidak
ikan itu sendiri, lingkungan tempat didominasi oleh satu alat tangkap. Unit
hidupnya di air, dan yang berasal dari penangkapan unggulan tidak dapat
sumber yang kontak dengan ikan antara dilihat secara parsial, akan tetapi
lain tangan manusia, wadah, peralatan, keunggulan dari semua aspek dan
air pencuci, dan lain-lain. Suhu kriteria. Hasil tersebut dapat dilihat
merupakan salah satu faktor yang berdasarkan hasil standarisasi secara
mempengaruhi kecepatan pembusukan. keseluruhan terhadap semua aspek yang
Pembusukan lebih cepat pada suhu menjadi indikator penilaian. Adapun unit
tinggi dan sebaliknya pembusukan dapat penangkapan unggulan yang dapat
dihambat pada suhu yang rendah. dikembangkan adalah unit-unit
Pendinginan adalah merupakan penangkapan yang menjadi prioritas
perlakuan yang paling umum dalam pertama, kedua, dan ketiga. Berdasarkan
mempertahankan mutu ikan hasil hasil standarisasi seluruh aspek, alat
tangkapan terutama pada saat tangkap huhate, pancing tonda, dan
penanganan. Untuk mempertahankan jaring insang permukaan masing-masing
ikan yang telah didinginkan agar suhu sebagai alternatif prioritas
tetap rendah diperlukan suatu wadah pengembangan.
yang tanpa penahan (insulator) Pengembangan alat tangkap huhate
menyebabkan panas dari luar merembet seharusnya disertai dengan peningkatan
dengan cepat untuk mencairkan es yang kapasitas teknologi armada penangkapan
berakibat suhu ikan naik dan akhirnya sehingga operasi penangkapan dapat
memacu proses pembusukan. Oleh dilakukan dengan radius yang cukup
karena itu salah satu alternatif untuk jauh dan tidak terfokus pada perairan
mengatasi penanganan ikan hasil pantai. Hal ini mengingat jumlah
tangkapan di atas kapal agar mutu ikan armada penangkapan huhate di Maluku
dipertahankan adalah dengan peti cukup tinggi walaupun membutuhkan
berinsulansi atau disebut dengan cool

1,20 m 70 cm
mm

65 cm

.
Gambar 19. Cool box yang akan dikembangkan

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 15


biaya investasi alat tangkap yang cukup sumberdaya ikan pelagis kecil, nelayan
besar, akan tetapi dengan prospek pasar menggunakan alat tangkap pukat cincin,
yang cukup baik memungkinkan nelayan bagan. Masalah yang dihadapi oleh
mengusahakan alat tangkap ini. Tingkat nelayan ialah sulitnya mendapatkan
produktifitas unit penangkapan huhate material pembuatan kapal karena umur
tertinggi diikuti oleh pancing tonda, kapal yang terbatas waktu penggunaanya
jaring insang permukaan, serta pukat di laut. Selain itu ukuran kapal dan
cincin. Hal ini disebabkan tingkat harga bentuk kapal yang kurang memadai,
komoditi yang dihasilkan sebanding tidak adanya sarana pengawetan ikan
dengan jumlah hasil tangkapan yang hasil tangkapan. Akibatnya hasil
diperoleh. Keberadaan unit penangkapan tangkapan terbatas, malahan cenderung
huhate di perairan Maluku mendapat menurun, mutu ikan hasil tangkapan
respon positif dari masyarakat nelayan. rendah, dan operasional kapal untuk
Hal ini sesuai dengan pendapat Monintja melaut terbatas.
(1986) yang mengatakan bahwa aspek Kapal huhate merupakan kapal
terpenting yang perlu menjadi perhatian penangkap ikan pelagis yang banyak
dalam pengembangan suatu alat tangkap digunakan di perairan Maluku, namun
adalah penerimaan oleh nelayan dan dalam pengoperasiannya masih terdapat
dalam pengoperasiannya tidak beberapa kendala yang harus
menimbulkan friksi keresahan nelayan. diperhitungkan dan sering menjadi
Oleh karena itu keempat alat tangkap hambatan dalam pengelolaan potensi
tersebut paling tepat untuk menjadi sumberdaya ikan. Kendala-kendala
pilihan pengembangan di perairan tersebut antara lain: (1) tangkai pancing
Maluku. Huhate merupakan alat tangkap terbuat dari bambu, (2) desain palka
yang menangkap ikan pelagis besar. kurang efektif. Untuk mengatasi masalah
Target species dari alat tangkap ini tersebut tangkai pancing yang diusulkan
adalah ikan-ikan pelagis besar dengan untuk dikembangkan lebih efektif. Hal ini
nilai ekonomi yang tinggi. disebabkan karena bahan pembuat
Mengacu pada Undang-Undang tangkai pancing terbuat dari fiberglass
Nomor 22 Tahun 2005 tentang Otonomi lebih baik dibandingkan dari bambu.
Daerah dimana batas kewenangan Ukuran joran pancing (3.00 m) lebih
pengelolaan provinsi sejauh 4 mil laut. banyak menguras tenaga pemancing
Bertolak dari batas kewenangan tersebut disaat mengangkat ikan yang telah
masyarakat nelayan masih terpancing dari dalam air dibandingkan
memungkinkan untuk melakukan dengan ukuran alat pancing yang lebih
ekspansi penangkapan tidak hanya pendek (2.75) m. Ukuran pancing yang
terbatas pada daerah pantai disekitar panjang juga akan mempengaruhi proses
Teluk Ambon yang hanya berjarak 2 mil. penangkapan. Hal ini disebabkan karena
Ikan merupakan sumberdaya yang ikan hasil tangkapan pada saat proses
memiliki keunikan serta karakteristik pemancingan tidak jatuh pada deck
khusus dibanding sumberdaya lainnya kapal melainkan akan jatuh ke air.
yaitu sebagai sumberdaya milik bersama Spesifikasi joran pancing ini
dan dapat dimanfaatkan oleh siapa saja mempunyai kelebihan antara lain: lebih
(open acces). Oleh karena itu kuat, tahan lama, tidak mudah patah
pemanfaatan sumberdaya ikan dilakukan (Gambar 3). Walaupun harganya mahal
oleh nelayan tidak hanya terbatas di (Rp. 1.500.000) tentunya dapat
sekitar pulau Ambon, akan tetapi dapat diimbangi dengan hasil tangkapan yang
dilakukan di luar pulau Ambon sampai diperoleh dari alat tangkap tersebut, hal
di Laut Seram dan Laut Banda. ini tentunya sangat menguntungkan
Kontribusi sumberdaya ikan pihak pengelola armada perikanan
pelagis besar terutama ikan tuna dan tangkap. Desain joran pancing ini
cakalang di perairan pulau Ambon tentunya sangat diharapkan oleh nelayan
sangat besar dalam memenuhi cadangan sehingga operasi penangkapan sangat
lokal maupun pasar internasional. Ikan- menguntungkan. Bambu yang sekarang
ikan ini kebanyakan ditangkap oleh ini masih digunakan sebagai bahan
nelayan menggunakan kapal kayu pembuat joran pancing huhate sangat
dengan alat tangkap pancing tonda, berpengaruh terhadap operasi
huhate dan jaring insang dengan fasilitas penangkapan. Hal ini disebabkan karena:
teknologi yang terbatas. Sedangkan (1) mudah patah, (2) mudah lapuk, (3)

16 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

sukar didapatkan di alam akibat semakin saat operasi penangkapan dilakukan


banyaknya penggusuran lahan bambu ikan hasil tangkapan jatuh ke laut.
dan dijadikan sebagai perumahan rakyat Konstruksi desain palka perlu
oleh pemerintah. dirubah agar dapat berfungsi untuk
Ukuran kapal huhate saat ini menghasilkan produk skipjack loin.
dengan P x L x T (14.83; 3.24; 2.50 m) Perubahan bentuk palka dengan cara
merupakan ukuran yang dijumpai di penambahan bahan “styro foam” pada
daerah Maluku. Hal ini sangat dinding palka dengan tujuan dapat
berpengaruh terhadap pengelolaan memperlambat proses pembusukan yang
sumberdaya ikan karena jangkauan terjadi pada hasil tangkapan. Untuk
fishing ground semakin jauh dan jumlah mengatasi "kekosongan" armada tangkap
armada semakin banyak sehingga nasional di perairan zona ekonomi
memungkinkan operasi penangkapan eksklusif Indonesia (ZEEI) perlu
akan terganggu. Desain prototipe yang dilakukan penguatan armada tangkap
diusulkan untuk dikembangkan ini nasional dengan teknologi. Dengan
dengan ukuran kapal P x L x T (15.26; demikian, armada tangkap nasional tidak
3.64; 2.62 m) merupakan desain baru akan menjadi tamu di wilayah negaranya
yang dapat membantu nelayan dalam sendiri seperti terjadi selama ini.
mengelola sumberdaya. Alasan Kontribusi ikan tuna dan cakalang
diusulkannya desain ukuran kapal lebih di perairan pulau Ambon sangat besar
panjang mengingat fishing ground cukup dalam memenuhi cadangan lokal
jauh sehingga dibutuhkan kapal yang maupun pasar internasional. Masalah
dapat mengelola sumberdaya secara yang dihadapi oleh nelayan ialah sulitnya
maksimal. Perubahan desain kapal yang mendapatkan material pembuatan kapal
diusulkan diharapkan dapat membantu karena umur kapal yang terbatas waktu
nelayan dalam mengelola sumberdaya penggunaanya di laut. Selain itu ukuran
perikanan secara berkelanjutan. kapal dan bentuk kapal yang kurang
Perubahan desain ukuran kapal diikuti memadai, tidak adanya sarana
dengan perubahan desain palka, hal ini pengawetan ikan hasil tangkapan.
sangat berpengaruh terhadap Akibatnya hasil tangkapan terbatas,
keberhasilan usaha penangkapan ikan. malahan cenderung menurun, mutu ikan
Desain palka saat ini masih belum hasil tangkapan rendah, dan operasional
memenuhi standar untuk menyimpan kapal untuk melaut terbatas.
hasil tangkapan. Desain palka kapal Dibandingkan dengan desain kapal
huhate saat ini hanya menghasilkan huhate yang dimiliki nelayan di Maluku,
pasaran lokal saja dan belum hanya satu keunggulan dari prototipe
dimodifikasi untuk menghasilkan produk kapal huhate yang diusulkan dengan
skipjack loin yang merupakan suatu sistem motor dalam ini adalah dapat
bentuk produk ekspor. Melihat memproduksikan skipjack loin.
kelemahan yang ada maka, diusulkan Kesesuaian ukuran kapal ataupun dari
suatu bentuk desain palka yang dapat model kapal dengan ukuran alat, jenis
menghasilkan produk yang siap di ikan target, kebutuhan bahan bakar dan
ekspor yang akhir-akhir ini beban lainnya akan mempengaruhi
permintaannya sangat tinggi baik di kondisi kapal pada saat beroperasi yang
pasaran domestik maupun pasaran berdampak pada keselamatan pelayaran
internasional. secara umum. Hal ini didukung oleh
Desain kapal huhate yang pendapat Unus et al., (2005) yang
diusulkan untuk dikembangkan mengatakan bahwa suatu operasi
mempunyai beberapa keunggulan bila penangkapan dapat optimal apabila
dibandingkan dengan kapal yang dipakai memperhatikan faktor keselamatan,
nelayan saat ini. Pada kapal dengan karena operasi penangkapan merupakan
inboard engine, desain palka hanya aktifitas yang beresiko tinggi, selanjutnya
menghasilkan produk untuk pasaran dikatakan juga bahwa unsur kecelakaan
lokal dan belum dimodifikasi untuk sering terjadi pada kapal-kapal ukuran
menghasilkan produk skipjack loin. <12 meter dan persentasi kecelakaannya
Desain flyng deck terlalu panjang 54%, jenis kecelakaan tenggelam sebesar
memungkinkan operasi penangkapan 40,66%.
tidak maksimal, hal ini disebabkan pada Penyusunan juklak konstruksi dan
perawatan kapal kayu bertujuan

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 17


menciptakan standardisasi konstruksi Alat tangkap pancing tonda
rancang bangun kapal perikanan yang merupakan salah satu alat tangkap yang
baku untuk dapat digunakan oleh para digunakan untuk menangkap ikan tuna
nelayan khususnya nelayan – nelayan di perairan Maluku. Alat ini cukup efektif
kapal perikanan skala kecil (dibawah 30 untuk mengelola sumberdaya perikanan,
GT), sebagai salah satu upaya untuk hal ini disebabkan karena alat ini ramah
dapat meningkatkan produktifitas usaha lingkungan dan hanya menangkap ikan
penangkapan di sentra-sentra penang- yang sesuai dengan ukuran mata
kapan ikan di Indonesia (tekno@alat pancing yang digunakan. Kelemahan alat
tangkap). ini sangat berpengaruh terhadap
Penyusunan juklak ini mempunyai keberhasilan operasi penangkapan.
acuan dari : Beberapa kelemahan alat ini antara lain:
1. Peraturan Biro Klasifikasi Indonesia; (1) ukuran senar No. 800 termasuk
2. Rancangan Surat Keputusan Kapal ukuran kecil untuk menangkap ikan
Perikanan; tuna, (2) kail yang digunakan masih
3. Basic desain kapal Perikanan; berbentuk “J“ (J-shaped), (3) tidak
4. Pedoman umum pembangunan kapal digunakannya bahan pelindung dekat
perikanan; senar (Gambar 9). Kelemahan dari alat
5. Spesifikasi kapal Perikanan; ini dapat diatasi dengan diusulkan
6. Pedoman klasifikasi kapal perikanan; desain alat tangkap yang baru yang
7. Surat edaran Direktur Jenderal mempunyai spesifikasi: (1) ukuran senar
Perikanan Tangkap. No. 1000, (2) kail berbentuk “circle
Teknologi desain palka yang shaped”, (3) menggunakan swivel dekat
diusulkan untuk dikembangkan tanpa mata pancing (Gambar 10).
merubah bentuk palka saat ini, akan Prototipe alat pancing tonda yang
tetapi hanya dengan penambahan diusulkan ini memiliki beberapa
lapisan styrofoam pada dinding palka. keunggulan dibandingkan dengan yang
Spesifikasi styrofoam dengan ketebalan dimiliki nelayan adalah sebagai
5-15 cm, dengan kondisi dinding palka berikut:1) senar tidak mengalami
terbuat dari fiberglass. Hal ini kekusutan pada waktu rontaan ikan
disebabkan karena palka yang terbuat yang terkait pada mata pancing karena
dari fiberglass tanpa dilapisi oleh telah dilengkapi dengan swivel, 2) dapat
styrofoam tentunya sangat berpengaruh menangkap ikan tuna dengan berat di
terhadap kualitas hasil tangkapan atas 60 kg tanpa putusnya senar, 3)
(Gambar 8). Kelebihan desain palka pengangkatan (penarikan) ikan yang
dengan penambahan lapisan styrofoam sudah terkait pada mata pancing, dapat
ini antara lain: (1) dapat memperlambat dilakukan dalam kurun waktu yang lebih
proses pembusukan, (2) mutu hasil pendek dibandingkan pada penggunaan
tangkapan lebih baik. Kelemahan dari ukuran senar yang lebih kecil, 4) senar
desain palka ini hanya biaya pembuatan terlindung terhadap gesekan gigi atau
lebih besar tetapi tentunya dapat gigitan ikan, 5) ikan yang telah terkait
diimbangi dengan hasil tangkapan yang pada mata pancing sukar terlepas, 6)
diperoleh. dapat mengoperasikan lebih dari dua
Peralatan navigasi pada kapal unit pancing dalam satu kapal tanpa
huhate saat ini belum memenuhi stándar terbelit satu sama lain disaat kapal
berlayarnya sebuah kapal karena melakukan manuver, 7) peluang untuk
peralatan tersebut hanya berupa memperoleh ikan lebih dari satu ekor
kompas, SSB, peta laut. Diusulkannya pada satu unit pancing lebih besar
penambahan peralatan navigasi seperti karena menggunakan lebih dari satu
life jacket, hand GPS. Hal ini tentunya mata pancing. Keunggulan dari desain
sangat berpengaruh terhadap alat ini sangat berpengaruh terhadap
keselamatan kapal pada saat operasi keberhasilan operasi penangkapan ikan.
penangkapan. Mengingat selama ini Perairan Maluku dengan potensi
kapal huhate yang beroperasi di perairan sumberdaya ikan pelagis besar
Maluku belum dilengkapi dengan semua membutuhkan kapal pancing tonda yang
peralatan keselamatan yang sangat efektif untuk mengelola potensi tersebut.
berpengaruh terhadap keberhasilan Kapal pancing tonda yang saat ini
operasi penangkapan. beroperasi di perairan Maluku memiliki
beberapa kelemahan yang perlu diatasi

18 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20
ISSN 2087-4871

dan diperbaiki sehingga operasi bisa mempunyai kelebihan bila dibandingkan


optimal baik dari segi kapal maupun cara lama yang digunakan oleh nelayan
teknologi yang digunakan untuk antara lain:
pengelolaan potensi sumberdaya. • Dapat menghemat BBM sampai 35-
Kelemahan-kelemahan tersebut antara 50%,
lain: (1) ukuran kapal kecil (panjang: 7-8 • Penggunaan teknologi sangat
m; lebar: 0.80 m; tinggi: 0.65m) sederhana,
mengakibatkan pekerjaan pelaksanaan • Kecepatan kapal relatif kurang lebih 1
operasi penangkapan tidak efektif, (2) mil/jam,
daya tampung 0.5 ton diakibatkan • Konstruksi layang-layang terbuat dari
ukuran kapal kecil, (3) kapal tidak bambu dan plastik dengan ukuran
dilengkapi dengan peralatan navigasi, (4) tinggi 1.00 m dan lebar 0.75 m,
menggunakan bahan bakar minyak diameter bambu 1 cm.
bensin mengakibatkan biaya operasional Penggunaan teknologi ini
semakin besar, (5) tidak dilengkapi merupakan teknologi yang dapat
dengan tempat penyimpanan hasil dijangkau oleh nelayan sehingga dapat
tangkapan yang memadai sehingga menekan biaya operasi penangkapan.
penanganan hasil tangkapan tidak Kelebihan dari teknologi sederhana ini
efisien. adalah dapat menghemat BBM hingga
Kelemahan-kelemahan yang ada 50%. Dibandingkan dengan metode
pada kapal tonda ini dapat diatasi penangkapan ikan yang digunakan saat
dengan desain kapal baru memiliki ini tentunya dengan metode yang baru
kelebihan antara lain: (1) ukuran kapal ini diharapkan akan memberikan respon
lebih besar (panjang 8.50, lebar 1.85, positif bagi nelayan.
tinggi 0.72, (2) daya tampung 0.8 ton, (3) Salah satu faktor pendukung
menggunakan fiberglass, (4) kekuatan dalam keberhasilan operasi penangkapan
mesin (40 PK) menggunakan bahan kapal pancing tonda adalah
bakar kerosene, (5) menggunakan desain palka/coolbox. Keberadaan palka sangat
cool box yang dilapisi dengan styrofoam, berpengaruh terhadap kualitas ikan hasil
(6) dilengkapi dengan peralatan navigasi tangkapan. Palka kapal pancing tonda
seperti kompas dan lifejacket yang saat ini sangat memprihatinkan
fungsinya dapat membantu nelayan akibatnya hasil tangkapan yang
dalam keselamatan kerja di laut. Desain diperoleh hanya untuk konsumsi lokal
baru yang diusulkan untuk dengan harga yang jauh lebih rendah
dikembangkan ini tentunya dibuat (Gambar 16). Desain palka yang
dengan berbagai pertimbangan yang diusulkan untuk dikembangkan
mendasar dan sangat berguna bagi diharapkan dapat membantu nelayan
kepentingan pengelola sumberdaya sehingga pengelolaan sumberdaya pelagis
perikanan. Kelebihan lain adalah volume besar dapat maksimal. Hal ini
palka dan bak umpan lebih besar, ruang disebabkan karena desain palka/cool box
kerja lebih luas. mempunyai beberapa kelebihan
Dalam pemanfaatan potensi dibandingkan dengan palka saat ini
sumberdaya pelagis besar dengan alat antara lain: (1) menggunakan bahan
tangkap pancing tonda sangat fiberglass, (2) menggunakan bahan
dibutuhkan teknologi yang dapat styrofoam pada dinding palka/cool box,
membantu nelayan. Salah satu teknologi (3) harganya dapat dijangkau oleh
baru yang sederhana diusulkan untuk nelayan, (4) kualitas hasil tangkapan
dikembangkan adalah teknologi baik untuk diekspor (Gambar 17).
penangkapan ikan pelagis adalah Kelebihan-kelebihan cool books yang
dengan menggunakan metode layang- diusulkan untuk dikembangkan ini
layang. Penggunaan metode layang- diharapkan dapat membantu nelayan.
layang sangat praktis sehingga dapat Hal ini disebabkan karena setiap
dilakukan oleh nelayan. Dalam pengusaha perikanan tangkap tentunya
pengoperasian alat tangkap dengan mengharapkan keuntungan yang
menggunakan metode ini, mesin kapal sebesar-besarnya dari usaha yang
dimatikan serta kapal dibiarkan hanyut dikelolanya. Harga jual ikan tuna saat ini
sesuai arah arus sehingga hal ini dengan desain palka yang sederhana
memungkinkan biaya eksploitasi dapat adalah Rp. 25.000/kg jauh lebih murah
dikurangi. Penggunaan metode ini dibandingkan dengan harga jual dengan

Desain Prototipe Teknologi Kapal Penangkap ............................................................(NANLOHY dkk) 19


desain palka/cool box dengan bahan DAFTAR PUSTAKA
lapisan styrofoam sebesar Rp. 60.000/kg.
Nilai jual yang tinggi tentunya sangat DKP Maluku. 2005. Laporan Tahunan.
diharapkan oleh nelayan sehingga hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan
merupakan suatu acuan jelas sehingga Provinsi Maluku.
perlu pengembangan yang lebih baik.
Fish@Blogs. Budidaya Perikanan pada
Tiap Jenis Ikan. Tanggal 30 Juni
V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
2010.
5.1 Kesimpulan Tekno@alat tangkap. Penandaan Sarana
1. Penggunaan desain teknologi joran Perikanan Tangkap. Tanggal 1
pancing dengan fiber glass pada kapal Januari 2008.
huhate sangat berpengaruh pada
Tekno@alat tangkap. Juklak Konstruksi
keberhasilan operasi penangkapan.
dan Perawatan Kapal Kayu.
2. Desain kapal huhate yang akan
Tanggal 1 Januari 2008.
dikembangkan memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan kapal Unus F, Darmawan, Novita Y. 2005.
yang saat ini sedang dioperasikan, Analisis Kebijakan Internasional
seperti: ukuran panjang dan lebar Mengenai Keselamatan Nelayan
kapal, bahan pembuat kapal serta Kapal Ikan. Buletin PSP, Volume
peralatan navigasi yang digunakan di XIV. No 1. April 2005. ISSN 021-
kapal. 286X, Terakreditasi. Departemen
3. Penggunaan bahan styro foam dalam Pemanfaatan Sumberdaya
mendesain palka pada kapal huhate Perikanan Fakultas Perikanan dan
sangat berpengaruh pada mutu hasil Ilmu Kelautan. Institut Pertanian
tangkapan yang diperoleh. Bogor. Hal 46-63.
4. Penggunaan metode layang-layang
dalam penangkapan ikan tuna dengan
alat tangkap pancing tonda dapat
menghemat biaya eksploitasi sebesar
50%.
5. Cool box yang diusulkan untuk
dikembangkan memiliki kelebihan
yaitu dindingnya dilapisi dengan
bahan styrofoam sehingga dapat
memperlambat proses pembusukan.

5.2 Rekomendasi
Upaya perbaikan yang dipaparkan
dalam hasil penelitian ini belum
mengarah pada aplikasi yang lebih
teknis, karena belum mempertimbang-
kan dari segi biaya yang harus
dikeluarkan dan kualitas material yang
dibeli. Untuk itu diperlukan penelitian
lebih lanjut dengan memasukkan kedua
unsur tersebut. Aplikasi teknis ini pada
akhirnya dapat direkomendasikan
kepada galangan kapal sehingga dapat
meningkatkan produktifitasnya.

20 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan. Vol. 2. No. 1. November 2011: 1-20

Anda mungkin juga menyukai