Anda di halaman 1dari 5

KIMIA TANAH

DALAM MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

dalam Mata Kuliah Kimia Lingkungan

Disusun Oleh

MARSI RESN (1730110018)

Dosen Pembimbing :

MAYA SARI, M.Si

NURLAILA, M.Pd

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BATUSANGKAR

2020
A. Para Meter Kualitas Air
1. Pengertian Parameter Kualitas Air
Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan
parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan
parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan
mikrobiologis(Masduqi,2009).
mikrobiologis(Masduqi,2009).
            Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan
melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan
adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna).
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi
air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk
kehidupan ikan :
· Rendah kadar amonia dan nitrit
· Bersih secara kimiawi
· Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang memadai
· Rendah kadar cemaran organik
· Stabil
2. Parameter Fisika
a. Bau
Air minum yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air, misalnya
bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air tersebut. Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002,
diketahui bahwa syarat air minum yang dapat dikonsumsi manusia adalah
tidak berbau.
b. Jumlah zat padat terlarut
Dalam air alam, ditemui dua kelompok zat yaitu zat terlarut (seperti garam dan
molekul organis) serta zat padat tersuspensi dan koloidal (seperti tanah liat dan
kwarts).Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui
ukuran/diameter partikel-partikelnya.
Analisa zat padat dalam air digunakan untuk menentukan komponen-
komponen air secara lengkap, proses perencanaan, serta pengawasan terhadap
proses pengolahan air minum maupun air buangan. Karena bervariasinya
materi organik dan anorganik dalam analisa zat padat, tes yang dilakukan
secara empiris tergantung pada karakteristik materi tersebut.Metode
Gravimetry digunakan hampir pada semua kasus.
c. Kekeruhan
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang
terdapat di dalam air.Kekeruhan disebabkan adanya bahan organik dan
anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus),
maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan
mikroorganisne lain.
d. Rasa
Air minum biasanya tidak memberikan rasa (tawar).Air yang berasa
menunjukkan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan
kesehatan.Efek yang dapat ditimbulkan terhadap kesehatan manusia
tergantung pada penyebab timbulnya rasa
e. Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas, agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan, menghambat
reaksireaksi biokimia di dalam saluran/pipa, mikroorganisme patogen tidak
mudah berkembang biak, dan bila diminum dapat menghilangkan dahaga.
Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian
dari permukaan laut (altitude), waktu, sirkulasi udara, penutupan awan, aliran,
serta kedalaman. Perubahan suhu mempengaruhi proses fisika, kimia, dan
biologi badan air. Suhu berperan dalam mengendalikan kondisi ekosistem
perairan.
Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia,
evaporasi, volatilisasi, serta menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air
(gas O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya) (Haslam, 1995 dalam Effendi,
2003).Peningkatan suhu juga menyebabkan terjadinya peningkatan
dekomposisi bahan organik oleh mikroba.Kisaran suhu optimum bagi
pertumbuhan fitoplankton di perairan adalah 20 oC – 30 oC.
f. Warna
Warna dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Warna pada air
disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan organik, ion-ion
metal alam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan industri, dan
tanaman air. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna kemerahan,
sedangkan oksida mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan atau
kehitaman.
3. Parameter Kimia
a. pH
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui
konsentrasi/aktifitas ion hidrogen (H+). Dalam air murni, banyaknya molekul
H2O yang terionkan ada sebanyak 10-7, sehingga pH air dikatakan 7. Bila
konsentrasi ion hidrogen bertambah, maka nilai pH akan turun dan larutan
disebut bersifat asam. Sebaliknya, jika konsentrasi ion hidrogen berkurang,
menyebabkan nilai pH naik dan larutan disebut bersifat basa.  pH yang ideal
bagi kehidupan biota air adalah antara 6,8 sampai 8,5. pH yang sangat rendah,
menyebabkan kelarutan logam-logam dalam air makin besar, yang bersifat
toksik bagi organisme air, sebaliknya pH yang tinggi dapat meningkatkan
konsentrasi amoniak dalam air yang juga bersifat toksik bagi organisme air.
b. Oksigen Terlarut (DO)
Adanya oksigen terlarut dalam air berasal dari udara dan dari proses
fotosintesa tumbuh-tumbuhan air. Kelarutan oksigen dalam air, tergantung
pada temperatur, tekanan atmosfer dan kandungan mineral dalam air.
Kelarutan maksimum oksigen dalam air, pada suhu 0°C yaitu sebesar 14,16
mg/L.
c. BOD
Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
aerobik untuk menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut maupun
yang tersuspensi di dalam air. Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan
beban pencemaran akibat air buangan penduduk ataupun industri dan untuk
mendesain sistim pengolahan biologis bagi air yang tercemar.
d. COD
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh total zat-zat organik
baik yang dapat diuraikan secara biologis, maupun yang hanya dapat diuraikan
dengan proses kimia. Analisa COD berbeda dengan analisa BOD, namun
perbandingan antara angka COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Secara
umum perbandingan BOD5/COD = 0,40 – 0,60. Pengukuran COD dilakukan
dengan metode refluks – titrimtri.
4. Parameter Biologi
Parameter biologi, meliputi (mikroorganisme seperti bakteri, virus), plankton,
fungi, hewan bentik, ikan, tumbuhan air.
B. Sampling dan Preparasi

Anda mungkin juga menyukai