Anda di halaman 1dari 8

PARAMETER KUALITAS , SAMPLING DAN TEKNIK ANALISI UDARA

DALAM MATA KULIAH KIMIA LINGKUNGAN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

dalam Mata Kuliah Kimia Lingkungan

Disusun Oleh

MARSI RESN (1730110018)

Dosen Pembimbing :

MAYA SARI, M.Si

NURLAILA, M.Pd

JURUSAN TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BATUSANGKAR

2020
A. Parameter Kualitas Udara
1. Kualitas Fisik
a. Bebas debu 
b. Bebas bau 
c. Bebas dari kelembaban yang tinggi Over humidity
d. Temperatur dan kelembaban sesuai dengan kondisi kenyamanan tubuh dapat
digunakan
e. Bebas asap atau koloid sejenisnya B
f. ebas suara yang menggang
g. Kecepatan aliran udara
2. Kualitas Kimia
a. Bebas partikulat kimia
b. Bebas uap
c. Bebas gas kimia beracun dan berbahaya
Indeks standard pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat
pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan konsentrasi rata-rata
berbagai polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara
lain karbonmonoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon
(O3),material partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa
polutan di udara merupakan indicator bagi tingkat polusi udara.
1) Karbon Dioksida (CO2), Karbon dioksida berasal dari pabrik, mesin-mesin
yang menggunakan bahan bakar fosil ( batubara, minyak bumi ), juga dari
mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu. Meningkatnya kadar
CO2 di udara jika tidak segera diubah menjadi oksigen akan mengakibatkan
efek rumah kaca.
2) Khloro Fluoro Karbon (CFC) ,Gas CFC digunakan sebagai gas pengembang
karena tidak bereaksi, tidak berbau, dan tidak berasa. CFC banyak digunakan
untuk mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (Freon), pendingin pada
lemari es, dan hairspray. CFC akan menyebabkan lubang ozon di atmosfer.
3) SO dan SO2,Gas belerang oksida (SO,SO2) di udara dihasilkan oleh
pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat bereaksi dengan gas
nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air hujan menjadi asam,
yang disebut hujan asam.yang asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-
hewan tanah mati, produksi pertanian merosot, besi dan logam mudah
berkarat, bangunan-bangunan kuno, seperti candi menjadi cepat aus dan rusak,
demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
4) Timbal (Pb), Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan
pembakaran pada kendaraan bermotor. Hasil pembakaran tersebut
menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat yang dapat
terhirup oleh manusia.
5) Hidrokarbon (HC), Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
6) Partikulat (asap atau jelaga), Polutan udara yang paling jelas terlihat dan
paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam partikel, yaitu :
7) Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara
8) Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
9) Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan
melayang berhamburan di udara.
10) Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
11) Nitrogen dioksida (NO2), Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari
pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik dan knalpot
kendaraan bermotor.
12) Karbon monoksida (CO), Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat
racun. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya
gas buangan kendaraan bermotor.
3. Kualitas Biologi
a. Bebas patogen yang berupa virus, bakteri, tungau debu, serangga penghasil
benang atau sejenisnya 
b. Bebas pathogen
c. Bebas serangga
Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan di udara
dapat dijadikan indikator biologi. Contoh indikator biologi untuk mengamati
tingkat polusi udara dalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan
simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak
terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas
berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu keberadaan kelompok lumut
kerak tertentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara
di wilayah. Lumut kerak Usnea sp. Dan Evernia sp. Tidak akan dapat bertahan
hidup karena konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi. (Lodge,1989)

Tabel 1. Rentang Indeks Pencemaran Udara

Katagori Rentang Penjelasan

Baik 0-50 Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan


efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak
berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, atau nilai
estetika.

Sedang 51-100 Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh


pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi
berpengaruh pada tumbuhan, bangunan, dan nilai
estetika

Tidak sehat 101-199 tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan


pada manusia atau kelompok hewan yang sensitif
atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan
ataupun nilai estetika

Sangat tdk sehat 200-299 Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan
kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang
terpapar

Berbahaya 300- lebih Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara


umum dapat merugikan kesehatan yang serius

Tabel 2. Parameter ISPU dan Waktu Pengukuran

No Parameter Waktu pengukuran

1 Partikulat 24 jam (pengukuran periode rata-rata)

2 Sulfur dioksida 24 jam (pengukuran periode rata-rata)

3 Karbon monoksida 8 jam (pengukuran periode rata-rata)

4 Ozon 1 jam (pengukuran periode rata-rata)


5 Nitrogen dioksida 1 jam (pengukuran periode rata-rata)

B. Teknik Sampling dan Preperasi


Teknk sampling kualitas udara dilihat dari lokasi pemantauannya terbagi dalam
2 katagori yaitu teknik sampling udara emisi dan teknik sampling udara ambien.
Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti cerobong
pabrik dan pada saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara
ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan udara/emisi
udara. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan sample kualitas
udara ambien saat ini tebagi dalam 2 kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara
secara aktif (konvensional) dan secara pasif.
1. Aktif sampling (secara konvensional)
Aktif sampling adalah pengambilan sampel udara dengan menggunakan
peralatan mekanik, misalnya pompa untuk mengalirkan udara kedalam media
sampling. Pada sampling aktif, terdapat 3 elemen utama, yaitu
a. Calibrator, digunakan untuk menunjukan berapa banyak udara yang telah di
dorong atau diisap, dengan kalibrator pompa dapat dikalibrasi sehingga volume
udara yang terisap dapat ditentukan secara akurat.
b. Sampling pump, pompa yang digunakan untuk mendorong atau mengisap
udara.
c. Sampling media, media yang digunakan untuk mengumpulkan kontaminan
udara.
Lokasi Sampling:
Dalam penentuan lokasi pengambilan contoh uji, yang perlu diperhatikan
adalah bahwa data yang diperoleh harus dapat mewakili daerah yang sedang
dipantau, yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Titik pemantauan kualitas udara ambien ditetapkan dengan
mempertimbangkan :
a. Faktor meteorologi (arah dan kecepatan angin),
b. Faktor geografi seperti topografi, dan tata guna lahan
Kriteria berikut ini dapat dipakai dalam penentuan suatu lokasi pemantauan
kualitas udara ambien:
a. Area dengan konsentrasi pencemar tinggi. Daerah yang didahulukan untuk
dipantau hendaknya daerah-daerah dengan konsentrasi pencemar yang tinggi.
Satu atau lebih stasiun pemantau mungkin dibutuhkan di sekitar daerah yang
emisinya besar.
b. . Area dengan kepadatan penduduk tinggi. Daerah-daerah dengan kepadatan
penduduk yang tinggi, terutama ketika terjadi pencemaran yang berat.
c. Di daerah sekitar lokasi penelitian yang diperuntukkan untuk kawasan studi
maka stasiun pengambil contoh uji perlu ditempatkan di sekeliling
daerah/kawasan.
d. Di daerah proyeksi. Untuk menentukan efek akibat perkembangan mendatang
dilingkungannya, stasiun perlu juga ditempatkan di daerah-daerah yang
diproyeksikan.
e. Mewakili seluruh wilayah studi. Informasi kualitas udara di seluruh wilayah
studi harus diperoleh agar kualitas udara diseluruh wilayah dapat dipantau
(dievaluasi).
Beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pemilihan titik pengambilan
contoh uji adalah:
a. Hindari tempat yang dapat merubah konsentrasi akibat adanya absorpsi, atau
adsorpsi (seperti dekat dengan gedung-gedung atau pohon-pohonan).
b. Hindari tempat dimana pengganggu kimia terhadap bahan pencemar yang
akan diukur dapat terjadi: emisi dari kendaraan bermotor yang dapat
mengotori pada saat mengukur ozon, amoniak dari pabrik refrigerant yang
dapat mengotori pada saat mengukur gas-gas asam.
c. Hindari tempat dimana pengganggu fisika dapat menghasilkan suatu hasil
yang mengganggu pada saat mengukur debu (partikulat matter) tidak boleh
dekat dengan incinerator baik domestik maupun komersial, gangguan listrik
terhadap peralatan pengambil contoh uji dari jaringan listrik tegangan tinggi
d. Letakkan peralatan di daerah dengan gedung/bangunan yang rendah dan
saling berjauhan.
e. Apabila pemantauan bersifat kontinyu, maka pemilihan lokasi harus
mempertimbangkan perubahan kondisi peruntukan pada masa datang.
2. Passive Sampling
Pasif sampling adalah pengambilan sampel udara tanpa menggunakan
peralatan pompa, namun melalui proses perpindahan aliran udara secara fisik,
yaitu difusi secara alami ke lapisan udara statik, atau media sampling ataupun
secara proses permeasi melalui membran.
a. Partikulat atau debu adalah suatu bemda padat yang tersuspensi di udara
dengan ukuran dari 0,3µm sampai 100 µm. Bedasrkan besarnya debu dapat
dibedakanmenjadi 2 bagian yaitu besar yaitu debu dengan ukuran >10 µm
disebut dengan dust fall/ debu jatuh, dan yang ukurannya <10 µm disebut
dengan Suspended Partikulate Matter (SPM). Debu yang ukurannya kurang
dari 10 µm bersifat melayang-layang di udara.
b. Pengukuran yang digunakan untuk mengukur debu SPM, ada 3 jenis antara
lain: HVS (High Volume Sampler), MVS (Middle Volume Sampler) dan LVS
(Low Volume Sampler)
3. Macam-macam Sampling Udara dan Tujuan Pengukuran
Di tinjau dari tujuan dan lokasinya, sampling atau pengambilan contoh udara
dapat dibedakan menjadi sampling ambien dan sampling emisi sumber.
a. Udara ambien adalah udara sekitar kita di lapisan troposfer yang apa adanya
yang sehari-hari kita hirup. Dalam keadaan normal, udara ambien ini akan
terdiri dari gas nitrogen (78%), oksigen (20%), argon (0,93%) dan gas karbon
dioksida (0,03%).
Sampling ambien bertujuan untuk :
1) Memenuhi dan mematuhi baku mutu udara embien
2) Menyediakan data untuk evaluasi kualitas udara di industri
3) Observasi terhadap kecendrungan adanya pencemaran
4) Menentukan prosedur pencegahan dan penanganan pencemaran
5) Memantau sumber pencemar spesifik dari proses industri.
b. Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi
seperti knalpot kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik.
Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari
udara ambien atau tidak mencemari udara ambien.

Sampling emisi sumber bertujuan untuk :

1) Mengetahui besaran emisi pencemar untuk dibandingkan dengan baku


emisi

2) Mengetahui tingkat emisi dari laju produksi / operasi industri


3) Melakukan pemantauan kinerja alat pencegahan pencemaran.
(Moestikahadi,1999)

C. Teknik Analisi Uadra


Pengukuran kualitas udara ambien bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat
pencemar yang ada di udara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengukuran secara kontinyu dengan peralatan automotik
2. Pengukuran secara konvensional/manual
Konsentrasi zat pencemar di udara ambien dipengaruhi oleh:
1. Sumber emisi (alamiah dan anthropogenik)
2. Faktor meteorologi (temperatur, tekanan, dan lainnya0
3. Faktor topografik
Berdasrakan proses pembentukannya, zat pencemar udara ambien dibedakan
menjadi:
1. Zat pencemar sekunder
2. Zat pencemar primer (Irsyad,2011)

Anda mungkin juga menyukai