Anda di halaman 1dari 10

Pemanasan global atau Global warming) – Pemanasan global / Global warming adalah

kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan Bumi.


Secara umum,penyebab pemanasan global dapat digolongkan kedalam dua
jenis,faktor alam dan faktor penghuninya.
Demikian halnya dengan pemanasan global. Matahari memancarkan radiasinya ke
bumi menembus lapisan atmosfer bumi.  Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali
ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca, yaitu
CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya
gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi
berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi
meningkat.  Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.

Faktor Alam
Planet bumi kita ini sudah berusia 4,6 miliar tahun.Seperti kata pepatah orang
Indonesia,”rumah” kita ini juga sudah banyak merasakan asam garam
“kehidupan”.Sudah banyak kejadian dahsyat yang terjadi di sini.Sudah banyak pula
spesies yang lahir dan punah di planet ini.

Perubahan yang terjadi itu adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah,sesuai
kaidah-kaidah hukum alam.Tak ada yang bisa disalahkan.Solusinya:berserah kepada
Tuhan,sang empunya alam.

Terus kalo suhu bumi meningkat kenapa?


Yang pastinya sih daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara akan memanas lebih
dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan
daratan akan mengecil.
Nah terus hubungannya dengan Kota tempat kita tinggal bagaimana? dan apa yang
kita bisa lakukan? 
Dari pembicaraan dengan teman, yang juga seorang petani dan petambak, dia bilang
sekarang (terutama 2-3 tahun ke belakang) sangat sulit untuk memprediksi cuaca.
Seperti yang kita tahu para petani memakai cuaca sebagai patokan penanaman
mereka, jadi kalo salah prediksi cuaca bisa-bisa tidak bisa panen atau panennya
jelek sehingga merugi.Dan satu lagi mungkin yang efeknya bisa terasa langsung ke
kita yaitu nyamuk. Kok nyamuk? Karena nyamuk baik untuk berkembang biak di
tempat yang hangat, jadi mungkin saja semakin panjangnya musim demam berdarah
di indonesia karena temperature yang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Nah terus apa sih yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi
positif dalam pengurangan pemanasan global. Sebenernya sih mudah-mudah aja tapi
tidak mudah untuk dilakukan.
Untuk kita yang dirumah kita bisa:
(1) Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda
standby menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya Anda terus
berkontribusi pada pemanasan global.
(2)Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi
(3)Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan
pakaian kering secara alami
(4)Matikan keran saat sedang menggosok gigi
(5) Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman
(6)Segera perbaiki keran yang bocor - keran bocor menumpahkan air bersih hingga
13 liter air per hari
(7)Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam
merupakan cara yang paling boros air.
(8)Selalu gunakan kertas di kedua sisinya
(9)Gunakan kembali amplop bekas
(10)Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau
pisau, garpu dan cangkir plastik
(11)Gunakan baterai isi ulang
(12)Pilih kalkulator bertenaga surya
EFEK RUMAH KACA DAN PEMANASAN GLOBAL
-
EFEK RUMAH KACA

Secara alamiah cahaya matahari (radiasi gelombang pendek) yang menyentuh


permukaan bumi akan berubah menjadi panas dan menghangatkan bumi.
-
Sebagian dari panas ini akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa
luar sebagai radiasi infra merah gelombang panjang.
-
Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap  oleh gas-gas di
atmosfer yang menyelimuti bumi(disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-
dioksida/CO2 dan metana ) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer
bumi.
-
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK) karena peristiwanya sama
dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya,
tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah
kaca tersebut.
Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat danlayak ditempati manusia,
karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat
Celcius lebih dingin.
-
Semua kehidupan di Bumi tergantung pada efek rumah kaca ini, karena tanpanya,
planet ini akan sangat dingin sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi.
-
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan berlanju t,
akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan semakin berlanjut !
-
-
PEMANASAN GLOBAL (GLOBAL WARMING)
-
Gas Rumah Kaca (GRK) yang berada di atmosfer dihasilkan dari akibat berbagai
kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar
fosil (minyak, gas, dan batu batubara) untuk keperluan sepertipembangkitan tenaga
listrik, kendaraan bermotor, pabrik2,memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan
dari pembakaran hutan dan kegiatan pertanian. Kegiatan-kegiatan ini
menghasilkan karbondioksida, metana, dan nitroksida, yangmenyebabkan
meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
-
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara
global akibat kegiatan manusia menyebabkan panas sinar matahari yang dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam
bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi (buangan) Gas
Rumah Kaca di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
-
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL
-
Pemanasan global yaitu meningkatnya  temperatur rata-
rata atmosfer, laut dan daratan Bumi yang disebabkan oleh aktifitas
manusia terutama aktifitas pembakaran bahan bakar fosil  (batu
bara, minyak bumi, dan gas alam), yang melepas karbondioksida (CO2) dan
gas-gas lainnya yang dikenal sebagai  gas rumah kaca ke atmosfer.
Atmosfer semakin penuh dengan gas-gas rumah kaca ini dan ia semakin
menjadi insulator yang menahan lebih banyak pantulan panas Matahari dari
Bumi. Dampak pemanasan gelobal akan mempengaruhi :
-
1) Cuaca
-
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi Utara ( Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-
daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan
mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-
daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya
lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa
area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk
meningkat.
-
2) Tinggi muka laut
-
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut.
Pemanasan juga akanmencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland,
yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah
meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC
memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.
-
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda , 17,5
persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan
bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan
menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya,
sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari
daerah pantai.
-
3) Pertanian
-
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak
sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada , sebagai contoh,
mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan
lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak,  lahan pertanian tropis semi
kering di beberapa bagian Afrika   mungkin tidak dapat tumbuh . Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang
jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang
berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-
bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan
serangga dan penyakit yang lebih hebat .
-
4) Hewan dan tumbuhan
-
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.
-
5) Kesehatan manusia
-
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwalebih banyak orang yang
terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang biasa
ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan
pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke
daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen penduduk
dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit olehnyamuk
pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika
temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar
seperti malaria, demam dengue (demam berdarah), demam kuning, dan encephalitis .
Para ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergidan penyakit
pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak
polutan, spora mold danserbuk sari.
-
BAGAIMANA MENGURANGI GAS RUMAH KACA ?
-
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah
kaca.
-
Pertama: Mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas
tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebutcarbon
sequestration (menghilangkan karbon).
-
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya . Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
-
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan . Injeksi juga bisa dilakukan
untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan
batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran
lepas pantai Norowegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan
bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak
dapat kembali ke permukaan.
-
Kedua: Mengurangi produksi gas rumah kaca.
-
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar
fosil (BBM, batubara). Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak
revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara  menjadi sumber energi
dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19.
Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas
melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi
bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbarui
dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir,
walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya,
bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
Sebenarnya, seberapa sadar kita terhadap masalah ancaman pemanasan global?
Seberapa parahkah ancaman pemanasan ini sebenarnya? Masalah ini barangkali
sudah dibahas dalam berbagai penelitian. Namun, sayangnya, sosialisasi tentang
dampak perubahan iklim yang bisa menaikkan suhu bumi, belum mampu
menyadarkan kita semua. Padahal, ancamannya jelas di depan mata. Banjir di
Jakarta, salah satunya adalah karena garis batas permukaan air laut selalu naik.
Tentu, bertahun-tahun mendatang, jika hal ini dibiarkan, Jakarta bisa benar-benar
tenggelam.

Hal ini jugalah yang ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) Ban Ki-moon. Ia menanggapi temuan laporan terbaru soal iklim yang
dirilis Panel Antarpemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC) di Valencia, Spanyol.
Apalagi, ia mengatakan bahwa dirinya menyaksikan sendiri dampak nyata perubahan
iklim saat berkunjung ke Antartika dan Amazon. "Bukti yang saya lihat benar-benar
sangat menakutkan, seperti dalam fiksi ilmiah, namun nyata," tegas Ban Ki-moon.

Karena pemandangan itulah, ia mengajak semua negara, untuk mulai menyadari


bahwa dampak perubahan iklim mempengaruhi kita semua dan akibatnya menjadi
sangat serius dan begitu luas. "Hanya aksi global yang segera saja yang bisa
mengatasinya," sebutnya.
IPCC beberapa waktu lalu memang telah mempublikasikan laporan hasil perpaduan
dari ratusan karya para pakar yang meneliti ribuan bukti. Jadi, bisa dikatakan,
bahwa apa yang diungkap IPCC itu memang sangat valid. Dan, hasilnya sungguh
mengerikan. Yakni, iklim selalu bertambah panas, bahkan hingga 90 persen, dan
semua itu disebabkan oleh manusia.

Maka, jika kesadaran dunia akan hal ini belum maksimal, ancaman tersebut akan
semakin serius. Akan makin banyak bencana kekeringan di satu sisi, dan bencana
banjir di sisi lain. Yang mengerikan, sepertiga spesies dunia diperkirakan akan
punah. Perubahan ini, sayangnya - jika sudah terjadi - tidak bisa diperbaiki. Tentu,
kita tidak ingin semua ini menjadi penyesalan yang datang terlambat bukan? Jadi,
marilah mulai kita perbaiki kepedulian akan iklim dan alam sekitar hari ini juga.
Setujukah Anda?

Efek rumah kaca


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Untuk grup musik bernama sama, lihat  Efek Rumah Kaca (grup musik).
Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824,
merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit
alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas
pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk masing-masing benda langit tadi akan
dibahas di masing-masing artikel.
Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca
alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global). Yang belakang
diterima oleh semua; yang pertama diterima kebanyakan oleh ilmuwan, meskipun
ada beberapa perbedaan pendapat.
Daftar isi
  [sembunyikan] 

1 Penyeba
b
2 Akibat
3 Lihat
pula
4 Referen
si

[sunting]Penyebab

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)


dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaranbahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik
lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
 25% diserap awan
 45% diserap permukaan bumi
 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan
bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek
rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh
berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta beberapa senyawa
organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut
memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
[sunting]Akibat

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya


perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya
suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut
yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata
bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang
akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun
2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin
banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer.
Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat

Anda mungkin juga menyukai