Anda di halaman 1dari 6

Peningkatan kompetensi guru di bidang pepeliharaan kendaraan

ringan

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting dalam proses kehidupan
manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kemampuan,
mengembangkan potensi dirinya dan beradaptasi dengan lingkungannya demi
kepentingan hidupnya. Pendidikan diperoleh dari berbagai kegiatan belajar mengajar.
Proses terselenggaranya pendidikan di sekolah yang terdiri dari pendidik dan peserta
didik yang dilakukan pada jenjang pendidikan. Jenjang pedidikan terjadi di tingkat
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan
yang mengandung nilai-nilai budi pekerti yang ditanamkan pada karakter peserta
didik, namun pendidikan di Indonesia masih kurang dalam penerapan pendidikan
karakter. Menurut undangundang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
pada Bab II pasal 3 berbunyi: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

B. Tujuan Peningkatan kompetensi guru di bidang pepeliharaan kendaraan ringan

Meningkatkan Kompetensi Guru di bidang pepeliharaan kendaraan ringan merupakan


sebagai salah satu cara untuk memenuhi standar kompetensi guru di bidang pepeliharaan
kendaraan ringan sesuai dengan tuntutan profesi dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni. Meningkatkan Kompetensi Guru menjadi bagian penting yang harus
selalu dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk menjaga profesionalitas guru.
C. Sasaran

1. Profesi guru di bidang pepeliharaan kendaraan ringan merupakan bidang pekerjaan


khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalitas memiliki kesempatan
untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang
hayat.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pepeliharaan kendaraan ringan, teknologi
dan seni menuntut guru untuk harus belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang
berlaku saat ini. Dalam kondisi ini, seorang guru dituntut untuk bisa beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang baru.
3. Karakter peserta didik yang senantiasa berbeda dari generasi ke generasi menjadi
tantangan tersendiri bagi seorang guru. Metode pembelajaran yang digunakan pada
peserta didik generasi terdahulu akan sulit diterapkan pada peserta didik generasi
sekarang. Oleh karena itu, cara ataupun metode pembelajaran yang digunakan guru
harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik saat ini.

D. Kompetensi yg ditargetkan bagi peserta Peningkatan kompetensi guru di bidang


pepeliharaan kendaraan ringan

1. Pengetahuan (knowledge) yang merupakan kesadaran dalam bidang kognitif. Pada


seorang guru di bidang pemeliharaan kendaraan ringan mengetahui cara melakukan
identifikasi belajar dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik
sesuai dengan kebutuhannya.
2. Pemahamam (understanding) yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh
guru di bidang pemeliharaan kendaraan ringan
3. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh guru untuk melakukan tugasnya
di bidang pemeliharaan kendaraan ringan
4. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis
telah menyatu dalam diri seseorang.
5. Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang/tidak senang, suka/tidak suka) atau reaksi
terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.
6. Minat (interest) yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan
(Mulyasa, 2013: 63).

E. Jangka waktu pelatihan waktu 6 hari

Tujuan pelatihan antara lain:

1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi.

2. Meningkatkan produktifitas kerja.

3. Meningkatkan kualitas kerja.

4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia.

5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja.

6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal.

7. Menghindarkan keusangan (obsolencence).

8. Meningkatkan perkembangan pegawai.”

F. Tempat pelatihan :

Workshop

Universitas

Struktur kurikulum diklat


G. Pentahapan
a. Tahap pendahuluan
b. Tahap inti
c. Tahap workshop
H. Metode diklat ( ceramah , diskusi , praktek dll )

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru dalam melaksanakan tugas


profesinya, maka peningkatan kemampuan dan kompetensi guru dapat dilakukan dengan
mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan
(abilities), sikap (attitude), dan keterampilan (skill) harus dilakukan. Dari kegiatan ini
diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan perilaku guru yang secara nyata perubahan
perilaku tersebut berdampak pada peningkatan kinerja guru dalam proses belajar mengajar .

I. Persyaratan calon peserta

1. Memiliki keahlian praktis yang memadai pada semua bidang studi (mata pelajaran)
produktif;

2. Mampu menyelenggarakan pembelajaran (diklat) yang relevan dengan kompetensi yang


dibutuhkan oleh dunia kerja;

3. Mampu merancang pembelajaran (diklat) di sekolah dan di dunia usaha atau industri.

J. Narasumber / instruktur :
Kepala sekolah

Dosen

K. Sarana prasarana yg diperlukan


L. Pembiayaan

Ahli Monitoring, Evaluation, Research and Learning (MERL) INOVASI Kaltara, Priscillia
Clara Suatan, mengatakan Bulungan sangat efesien dan efektif dalam pembiayaan KKG.
Bulungan berhasil mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber keuangan yang ada di
sekolah. “Optimalisasi penggunaan BOS, BOSDA dan tunjangan sertifikasi untuk membiayai
pelatihan merupakan terobosan, ditengah menurunnya besaran APBD. Sumber-sumber
keuangan ini sebenarnya sudah ada di sekolah dan bisa dipakai untuk meningkatkan
kompetensi guru,” terangnya. Lebih lanjut Priscillia mengatakan, pembagian pembiayaan
KKG yang dilakukan Bulungan sangat produktif. Dukungan APBD sebesar Rp. 450 juta
digunakan untuk empat pos utama yaitu ToT untuk fasilitator, rapat koordinasi, refleksi
fasilitator pasca pelatihan dan pendampingan, dan monitoring/evaluasi oleh Disdikbud
Bulungan. Sedangkan pelatihan dan pendampingan di tingkat gugus, dibiayai bersama oleh
sekolah menggunakan BOS, BOSDA dan tunjangan sertifikasi guru. “Jika dilihat angka 450
juta rupiah dari APBD, sebenarnya itu cukup kecil untuk wilayah seluas Bulungan. Tapi
karena penggunaannya sangat produktif, anggaran sekecil itu bisa digunakan untuk
melakasanakan KKG secara terstruktur, sistematik, massif dan murah,” tambahnya.

M. Struktur kepanitiaan diklat

Sebelumnya Ketua Panitia Penyelenggara I Gede Suberata dalam laporannya menyampaikan


bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah selain untuk meningkatkan kompetensi
Guru PAUD, juga bertujuan tempat bertukar informasi antara sesama Guru PAUD dan dapat
menyamakan persepsi bahan ajar bagi anak didiknya.

N. Sarana prasarana yg diperlukan


Variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap kompetensi guru adalah sistem
pembinaan, sarana prasarana, pendidikan dan latihan. Sedangkan yang secara langsung
berpengaruh terhadap kinerja guru adalah sistem pembinaan dan sarana prasarana.
Pendidikan dan latihan tidak terbukti secara langsung berpengaruh terhadap kinerja guru
pendidikan jasmani sekolah dasar. Sistem pembinaan, sarana prasarana, pendidikan latihan
secara langsung dan tidak berpengaruh terhadap kinerja guru pendidikan jasmani melalui
kompetensi, namun secara langsung kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru
pendidikan jasmani sekolah dasar. Struktur kepanitiaan diklat (

O. ketua , wakil , sekertaris, bendahara, divisi diklat, dst. )

kepala sekolah

panitia

dosen

Anda mungkin juga menyukai