Anda di halaman 1dari 38

UJIAN TENGAH SEMESTER

BAHASA INDONESIA

“Merekonstruksi Teks Ulasan Pada CBR Mata Kuliah Pancasila”

DOSEN PENGAMPU

Dra. Inayah Hanum, M. Pd

NAMA : YAMINIATI LASE

NIM : 4182111041

KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA DIK B 2018

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
CRITICAL BOOK REPORT

PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : PULUNG SUMATRI,S.Pd..

Disusun Oleh :

Nama : Yaminiati lase

Nim : 4182111041

Kelas : Matematika DIK B 2018

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book report ini dengan baik untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Terimakasih kepada dosen pengampu yaitu bapak Pulung Sumantri,S.Pd., yang telah
memberikan tugas ini kepada saya sehingga saya dapat belajar mengetahui bagaimana cara
mengkritisi dan membandingkan buku-buku.

Isi dari Critical Book Report ini antara lain : Pendahuluan (latar belakang,rumusan
masalah,dan tujuan),Pembahasan (identitas buku,ringkasan isi buku, kelebihan dan kekurangan
buku), Penutup (kesimpulan dan saran).

Dalam penulisan Critical Book Report ini, saya menyadari bahwa banyak kesalahan dan
kekurangan laporan ini. Oleh sebab itu, saya mohon maaf karena masih banyak kesalahan yang
perlu diperbaiki dan perlu dibimbing lagi. Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita.

Medan, Oktober 2019

Yaminiati Lase

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah .................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1
D. Identitas Buku........................................................................................................2

BAB II RINGKASAN BUKU...........................................................................................3

A. Ringkasan Buku Utama........................................................................................3


B. Ringkasan Buku Pembanding..............................................................................9

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................14

A. Kelebihan Kedua Buku.........................................................................................14


B. Kekurangan Kedua Buku.....................................................................................14

BAB IV PENUTUP............................................................................................................15

A. Kesimpulan.............................................................................................................15
B. Saran.......................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical Book adalah hasil kritik/banding tentang suatu topik materi yang pada
umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. Penulisan buku critical book ini
pada dasarnya adalah membandingkan dua buku tentang evaluasi pemebelajaran dengan
penulis yang berbeda buku pertama ditulis oleh Drs.Usiono,M.A dan buku kedua ditulis
oleh Drs.Halking,M.Si.,dkk. setiap buku yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelayakan suatu buku dapat
diketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu dengan perbandingan dengan
buku lainnya. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan dengan kekurangannya
artinya buku ini sudah layak untuk dipakai dam dijadikan sumber referensi bagi khalayak
ramai.
Oleh karena itu saya membuat Critical book ini untuk melihat perbedaaan dan
persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisnya tentang suatu materi pembelajaran
dan juga untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Pancasila

B. Rumusan Masalah

1. Apa isi dari kedua buku yang akan diulas ?

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan kedua buku tersebut ?

C. Tujuan

Dengan terselesaikannya Critical Book Review ini, penulis bertujuan untuk menganalisis
buku dan memberi wawasan pengetahuan dan bahan kajian bacaan tentang apa-apa saja yang
terdapat pada Pendidikan Pancasila. Dan selain dari pada itu penulis juga bertujuan untuk
memenuhi tagihan akan tugas dalam Mata Kuliah Pendidikan pancasila.

1
D. Identitas Buku

a) Buku Utama

Judul : Pancasila Membangun Karakter Bangsa


Pengarang : Drs. Usioni.,M.A.
ISBN : 979-25-9559-7
Penerbit : Hijri Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Urutan Cetakan :2
Tebal Buku : i-vii + 212 halaman

b) Buku pembanding
Judul : Pendidikan Pancasila
Pengarang : Drs. Halking, M.Si.,dkk
ISBN :-
Penerbit : UPT MKWU Universitas Negeri Medan
Tahun Terbit :-
Urutan Cetakan :-
Dimensi Buku : 35 cm x 20 cm
Tebal Buku : ii + 256 halaman

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. Ringkasan Buku Utama

Bab 1 (Pancasila Dalam Konteks Sejarah Dan Perjuangan Bangsa Indonesia)

Sejarah indonesia sebelum proses perumusan pancasila sebagai dasar negara dimana
rangkaian sejarah yang cukup panjanh terdapat dua kerajaan kuno yang besar dan mehah yaitu
kerajaan sriwijaya dan majapahit. Perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan ditandai
dengan perlawanan rakyat terutama di Demak, Aceh, dan Ternate yang berjuang gigih melawan
portugis. Hal ini terjadi dikarenakan kedatangan bangsa Portugis pada abad ke XV mengganggu
ketenangan perdadangan di Indonesia. Ancaman terhadapa kemerdekaan Indonesia makin besar
setelah Portugis berhasil menguasai Bandar Malaka pada tahun 1511. Setelah kejadian tersebut
muncullah kebangkitan nasional dalam diri masyarakat Indonesia.

Latar belakang lahirnya pergerakan nasional ini dilandasi dengan pemerintah membuka
sekolah-sekolah dengan sistem pendidkan Barat yang menghasilkan golongan pandai sehingga
mereka menyadari bahwa nasib nusa dan bangsa ininjuga ditentukan oleh persatuan dan politik.
Melalui hal tersebut maka dibentuklah strategi organisasu pergerakan nasional dalam
menghadapi kolonialisme yang terdiri dari Budi Utomo, Sarikat Islam, Indische Partij, Sumpah
Pemuda 1928 dan Pemuda Indonesia. Tidak sampai disitu perjuangan bangsa Indonesia juga
kembali di uji pada masa penjajahan Jepang. Pada saat proses penjajahan Jepang ini juga terjadi
proses perumusan Pancasila dan UUD 1945 yang membentuk BPUPK yang kemudian dibentuk
PPKI yang menghasilkan teks proklamasi. Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi
tersebut mengandung makna yang sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa Indonesia
yang sebelumnya terjajah menjadi bangsa yang merdeka.

Pada awal kemerdekaan negara Republik Indonesia tidak menghadapu jalan yang mulus,
tetapi menghadapi tantangan-tantangan yang tidak dapat dihindarkan. Beberapa peristiwa

3
pemberontakan yang sempat mengguncang Indonesia yaitu pwristiwa APRA di Bandung,
gangguan keamanan Andi Azis di Makasar, peristiwa Republik Maluku Selatan dan Pemerintah
PRRI dan Permesta. Pada saat masa demokrasi liberal sebenarnya bertentangan dengan Pancasila
dan UUD 1945, namun liberalisme telah melangkah jauh ke dalam asas-asas demokrasi di
Indonesia, seperti pemberlakuan konstitusi RIS maupun UUD sementara 1950. Setelah masa
tersebut munculah orde lama yang menghasilkan Dekrit Presiden Juli 1959 dan pelaksanaan
demokrasi terpimpin. Lalu masa orde baru disusul dengan keluarnya Supersemar dan
penyerahan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto di Istana Merdeka.
Setelah penyerahan kekuasaan terjadinya pembangunan nasional jangka panjang, pemilu, proses
integrasi Timor Timur, pembangunan Timor Timur, masa reformasi dan agenda utama masa
reformasi.

Bab 2 (Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan)

Kondisi objektif Indonesia sebelum kemerdekaan dibagi menjadi kelompok Stratifikasi


sosial yang meliputi feodalisme, emansipasi, elite birokrasi, priyayi birokrasi, priyayi
profesional, elite agamadan golongan Belanda. Pergerakan nasional dan wacana tentang dasar
negara diwujudkan dalan Budi Oetomo dan Sarekat Islam. Hal didasari karena pandangan
Radjiman oleh rasa kekhawatiran masuknya budaga Barat yang akan melukai budaya pribumi.
Oleh karena itu juga muncul Sumpah Pemuda.

Untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari perpecahan dan peperangan antar bangsa
sendiri atau tidaknya untuk mengurangi perpecahan-perpecahan itu, perlu dilakukan persatuan
bangsa Indonesia secara bulat sehingga dideklarasikan pertama kali pada 28 Oktobe1928 melalui
"Sumpah Pemuda". Tanah air Indonesia adalah seluruh wilayah jajahan Belanda sesuai dengan
fakta-fakta ketika sumpah pemuda itu dikumandangkab. Sebagaimana disebut oleh Ernest
Renan, bahwa teebentuknya satu bangsa memerlukan beberapa hal yaitu keinginan secara
sungguh-sungguh untuk bersatu dan selalu bersama-sama, keinginan untuk mempertahankan
kehidupan mereka, dan adanya rasa memiliki wilayah yang sama. Dalam kasus Indonesia,
semangat satu bangsa itu ditandai oleh suatu hubungan antara manusja dengan tanah airnya,
antara kehidupan manusia dengan bumi tempat beepijak atau hubungan satu kelompok-
kelompok penduduk dengan tanah airnya.

4
Bab 3 (Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara RI)

Perjuangan-perjuangan politik dan diplomasi yang dikemas masing-masing oleh kaum elite
nasional "netral agama" di satu pihak dan para tokoh Islam di pihak yang lain kali ini harus
dipadukan. Kedua kelompok ini kemudian saling berhadapan dengan ketegangan yang memang
tidak dapat dihindari. Fokus yang paling krusial afalah tentang dasar fundamental falsafah negara
Indonesia yang telah merdeka. Contohnya pada sidang ketiga, antara golongan yang mengajujan
gagasan negara Islam dengan golongan yang memilih negara Indonesia yang bebas dari
pengaruh agama.

Pada saat pidato Soekarno yang dikenal sebagai sejarah lahirnya pancasila tidak mendapat
respon secara positif dari kalangan tokoh-tokoh Islam. Hal ini menimbilkan kesulitan dalam
mempertemukan kesepakatan tentang dasar negara Islam atau Pancasila. Situasi inilah yang
memunculkan gagsan pidato Pancasila yang disampaikan oleh Soekarno sekaligus membuat
rancangan undang-undang dan persiapan proklamasi kemerdekaan. Untuk mencapai kesamaan
konstitusi dan peraturan-peraturan pemerintahan pada tiap-tiap negara adalah sesuatu yang
mustahil. Hal ini setidaknya disebabkan oleh beberapa faktor yaitu letak geografis masing-
masing negara yang memiliki budaya, adat, dan bentuk pemerintahan yang beebeda, lalu
kebutuhan masing-masinh negara bervariasi sesuai dengan peebedaan lokasi dan lingkungan,
kemudian yang terakhir adalah kondisi dan kepentingan tiap-tiap negara memerlukan penafsiran
berdasarkan penalaran bebas, untuk dapat menghasilkan konstitusi yang oaling sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai oleh kepentingan bangsa dan negara.

Piagam Jakarta yang merupakan hasil kerja keras Panitia Sembilan itu hanya berumur tidak
lebih dua bulan karena sila pertama pancasila tidak mengikat semua rakyat Indonesia yang sama
dengan mendiskriminasi pada golongan agama minoritas. Sehingga dibentuklah sidang yang
menjadi hasil akhirnya ialah bahwa rumusan undnag-undang yang dihasilkan diakui belum
menjadi suatu kesepakatan yang fundamental dan resmi, sehubungab situasi yang serba darurat.
Periode konstituante merupakan pembahasan lanjutan tentang Dasar Negara Indonesia.
Konstituante ini pula yang diharapkan fapat mengakhiri kekaburan pengertian dasar negara yang
telah dilalui dalam waktu panjang. Namun, pada tanggal 5 Juli 1959,Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit yang antara lain menyatakan bahwa konstituante dibubarkan dan bahwa
UUDS 1950 tidak berlaku lagi, serta beelakunya kembali UUD 1945.

5
Bab 4 Pancasila Dalam Sistem Ideologi Polutik Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara merupakan bagian lama dari kedudukan Pancasila dalam
sistem kenegaraan Indonesia. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila sejak tahun 1945, sesuai
dengan kesepkatan bangsa Indonesia. Lalu Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
merupakan bagian terpenting dari fungsi dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan beebangsa
dan bernegara. Ada berbagai faktor yang dapat emnyebabkan dan mengembangkan persepsi dan
tingkah laku yang tidak benar dan kurang sehat tentang suatu ideologi. Salah satunya afalah
bilamana seseorang atau segolongan yang karena kekuatan dan kekuasaannya memaksakan
persepsi dan sikapnya sebagai persepsi dan sikap yang paling benar.

Dengan demikian, persepsi, sikap dan tingkah laku yang keliru terhadap ideologi dapat
meresusir ideologi menjadi alat kekuasaan otoriter dan totaliter yang menakutkan,
mengembangkan suasana persaingan yang tajam dan penuh kecurigaan yang anarkis. Pancasila
dan persatuan nasional menjadi sebuah cita-cita bangsa yang terus diperjuangkan. Perjuangan
untuk mewujudkan cita-cita itu memang menjadi persoalan bangsa yang amat serius bagi
pembangunan bangsa untuk menjadi bangsa yang maju dan besar. Nasionalisme aalah syarat
mutlak bagi perrumbuhan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Dengan demikian, persatuan
nasional atau nasionalismw merupakan perasaan dan cita-cita bangsa Indonesia yang telah
berurat dan berakar secara turun temurun sejak dahulu kala.

Bab 5 (Pancasila dan sistem filsafat)

 Pendapat Muh Yamin

Dalam bukunya naskah persiapan undang-undang Dasar 1945 Muh Yamin menyebutkan
ajaran Pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat hakikat filsafat friedrich
Hegel 1770 sampai 1831 ialah sintesis pikiran lahir dari antitesis pikiran. Dari pertentangan
pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis dan ini adalah tepat begitu pula dengan
ajaran Pancasila 1 sintesis negara yang lahir dari suatu antitesis. Dan kemerdekaan itu kita susun
menurut ajaran Filsafat Pancasila yang disebutkan dengan terang dalam Mukadimah konstitusi
1945 itu yang berbunyi maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu
piagam negara yang berbentuk republik kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila di sini di

6
Sebutkan sila yang kelima untuk mewujudkan kebahagiaan kesejahteraan perdamaian dunia dan
kemerdekaan.

 Pancasila Sebagai Sebuah System

Pancasila adalah sebuah sistem karena sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Esensi seluruh sila silanya juga merupakan suatu kesatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sejak dahulu.

 Kesatuan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Filsafat

Pancasila merupakan kesatuan di mana sila Ketuhanan Yang Maha Esa mempunyai ruang
lingkup seluruh Indonesia. Hendaknya negara Indonesia dan negara dimana warga negaranya
dapat menjalankan ibadah agamanya secara leluasa.

Bab 6 Pancasila Sebagai Etika

 Pengertian Nilai Moral Dan Norma

Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai luhur dan mendalam
yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara nilai-nilai Pancasila secara bertahap harus
benar-benar diwujudkan dalam perilaku kehidupan negara dan masyarakat. di dalam tatanan nilai
kehidupan bernegara ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.

 Nilai Dalam Kehidupan Berbangsa

Sumber nilai-nilai kehidupan bangsa indonesia adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa. sila
ini juga merupakan norma dasar yang mengatur hubungan antara manusia sebagai individu dan
anggota kelompok dan sesamanya negara pemerintah serta bangsa lain di dunia. nilai-nilai yang
terkandung dalam kehidupan berbangsa adalah nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai
pragmatis, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai estetis, nilai social, nilai religious atau
keagamaan.

 Pancasila sebagai sumber perubahan hukum

7
Dalam negara terdapat suatu dasar fundamental atau pokok kaidah yang merupakan sumber
hukum positif yaitu Pancasila. Pancasila merupakan cita-cita hukum kerangka berpikir sumber
nilai sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia. Pengertian inilah
Pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum terutama kaitannya dengan berbagai macam
upaya perubahan atau pembaharuan hukum.

Bab 7 Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

Paradigma ialah cara pandang nilai-nilai metode-metode prinsip dasar atau cara
memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu karena itu
Pancasila harus dijadikan paradigma dalam melaksanakan pembangunan nasional yaitu sebagai
landasan, acuan, metode, nilai, dan sekaligus tujuan yang ingin dicapai.

 Makna Dan Hakikat Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan


dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas
menunjukkan tujuan nasional yang termasuk dalam Pembukaan UUD 1945.

 Tujuan Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
merdeka berdaulat bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana yang aman tentram kerja
serta dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang bersahabat tertib dan damai.

 Asas Pembangunan Nasional

a) Asas manfaat adalah segala usaha dan kegiatan pembangunan harus dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan bagi pengembangan pribadi
warga Negara

b) Asas usaha bersama dan kekeluargaan adalah usaha mencari cita-cita dan aspirasi bangsa
Indonesia harus merupakan usaha bersama seluruh rakyat Indonesia secara gotong
royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan

8
c) Asas demokrasi adalah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang bidang
politik sosial ekonomi dan penyelesaian masalah nasional berusaha semaksimal mungkin
menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

Bab 8 Pancasila Demokrasi Dan Sistem Penyelenggaraan Negara

Tanggal 13 Januari 1946 penyelenggaraan pemerintah RI dilakukan dengan dibentuknya


kabinet untuk yang pertama kali dengan mengangkat Sutan Syahrir sebagai perdana menteri.
pada pertengahan 1948 kabinet dipimpin oleh Muhammad Hatta yang menjabat wakil presiden
Perdana Menteri 1948 sampai 1949. Masyumi Sesungguhnya telah berdiri melalui kongres umat
Islam di Yogyakarta pada tanggal 7 sampai 8 Agustus 1945. tujuan partai islam adalah
menegakkan kedaulatan negara Republik Indonesia dan Agama Islam. Partai Nasional Indonesia
atau PNI sesuai juga telah berdiri sejak tahun 1927 oleh Soekarno tetapi akibat tekanan dari
kondisi Belanda partai ini bubar pada tahun 1930. Partai Nasional Indonesia muncul kembali
pada tanggal 29 Januari 1946. Terangkan Partai Komunis Indonesia secara terbuka berdiri pada
tanggal 7 November 1945.

 Demokrasi terpimpin dan konsepsi nasional agama dan komunis atau nasakom

Mulai pertengahan 1959 Soekarno telah mulai merancangkan 1 model demokrasi yaitu
demokrasi terpimpin bagi Soekarno demokrasi liberal sudah tidak relevan dengan perkembangan
politik yang ada ia tidak lagi mendorong mendaki tujuan revolusi mencapai masyarakat adil dan
makmur. bagi Soekarno demokrasi liberal bahkan telah meracuni kesadaran sosial melahirkan
individualisme yang merusak persatuan dan merupakan musuh terbesar jiwa keadilan sosial.
salah satu definisi Soekarno menjelaskan bahwa demokrasi terpimpin adalah demokrasi
kekeluargaan tanpa Anarki liberalisme tampak otokrasi nya diktator.

Bab 9 Peristiwa Dan Istilah Politik Dalam Sejarah Politik Indonesia

 Dekrit Presiden 5 Juli 1959

9
Dekrit Presiden adalah pernyataan politik yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 5 Juli 1959 sebagai langkah mengatasi polemik di lembaga konstituante saat menentukan
dasar negara RI tahun 1945 hingga 1959. pemberlakuan Dekrit Presiden ini sekaligus
melakukan dua langkah politik yaitu pembubaran konstituante dan mengembalikan dasar negara
RI ke UUD 1945.

 Nasakom

Sebagai seorang negarawan dan intelektual Soekarno memang dikenal menyukai dan kaya
akan istilah-istilah. nasakom atau nasionalis agama dan komunis adalah istilah yang diberikan
oleh Presiden Soekarno terhadap penggabung orang Indonesia yang terdiri dari kaum nasionalis
agamis atau Islam dan kaum komunis PKI.

 Supersemar

Supersemar adalah singkatan dari surat perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno
kepada Mayor Jenderal Soeharto sebagai bagian dari tindak lanjut upaya menyelesaikan atau
mencari langkah-langkah mengatasi kemelut politik pasca Gerakan 30 September.

 Petisi 50

Pada 1980 terdapat peristiwa yang penting yang terjadi dalam sejarah pemerintahan orde
baru yakni pernyataan keprihatinan 50 warga negara Indonesia yang kemudian dikenal sebagai
petisi 50. pernyataan keprihatinan yang berlangsung pada 1980 ini merupakan reaksi dan
tanggapan atas pidato Presiden Soeharto.

B. Ringkasan Buku Pembanding

Bab 1 (Pendahuluan)

A. Latar Belakang

Gerakan untuk merevitalisasi pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan . Forum – forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik oleh
masyarakat umum maupun kalangan akademis. Tidak terkecuali lembaga Negara yaitu MPR

10
merencanakan empat pilar berbangsa yang salah satunya adalah pancasila.Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, secara eksplisit juga
menyebutkan bahwa terkait dengan kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib
menyelenggarakan mata kuliah pancasila, kewargaannegaraan, keagamaan, dan Bahasa
Indonesia.

B. Landasan dan dasar- dasar pendidikan Pancasila


a) Dasar Filosofis

Pancasila disebut mengandung filsafat, merupakan jiwa bangsa atau jati diri bangsa , dan
menjadi cara hidup bangsa sesungguhnya. Dengan demikian nilai- nilai dalam Pancasila
merupakan karakter bangsa, yang menjadikan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa- bangsa
lain. Pendidikan Pancasila perlu karena dengan cara itulah karakter bangsa dapat dilestarikan
,terpelihara dari ancaman gelombang globalisasi yang semakin besar.

b) Dasar Sosiologi

Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa yang
tersebar di lebih dari 17.000 pulau , secara sosiologi setelah mempraktikkan Pancasila karena
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan kenyataan-kenyataan yang ada dalam
masyarakat Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara dan pandangan hidup bangsa .namun
,gejala yang terjadi pada berbagai kelompok masyarakat, kalangan generasi muda, bahkan
politisi dan aparatur Negara saatini

Bab 2 (Substansi Materi Kajian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)

A. Pengertian Dan Pentingnya Pendidikan Pancasila


1. Pengertian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya
masing-masing. Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan
pribadi yang bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Pentingnya Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

11
Seiring perkembangan zaman di era globalisasi saat ini turut mengiringi adanya trend yang
semakin dinamis dan selalu diwarnai oleh ketidakteraturan dan ketidak pastian. Kondisi ini
memunculkan kecenderungan permasalahan baru yang semakin beragam dan multi dimensional.
3. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila

a. Sumber Historis Pendidikan Pancasila


Sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih
bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang Filsuf Yunani yang
bernama Cicero (106-43 SM) yang mengungkapkan “Historia Vitae Magistra” yang bermakna
“sejarah memberikan kearifan”
b. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada
suatu waktu dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu, melalui pendekatan sosiologis ini anda
diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial,
dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-
nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila.

B. Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding fathers).
2. Nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat.
3. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar filsafat kenegaraaan

Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:

1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideology bangsa, tetapi terbukti
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali dari
nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi Indonesia.
C. Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Negara

12
Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaran pada negara Republik
Indonesia harus berlandaskan dan/ atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut
bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai
kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai segala urusan
penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016:130).

D. Pengertian Dan Pentingnya Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Unsur ideology ada tiga, yaitu (a) keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideology menunjuk
adanya gagasan-gagasan vital yang telah diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan
rahasia strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, (b) mitos, dalam arti bahwa setiap
konsep ideology selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimik, dan setermistik pasti akan
tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula. (c) loyalitas,dalam arti bahwa
setiap ideology selalu menuntut keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek
pendukungnya (Tukiran Taniredja, 2016:130).
E. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PANCASILA SISTEM FILSAFAT
Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan
masalh dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan padangan hidup bangsa
(weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis, tetapi pancasila
sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis memerlukan perenungan
lebih mendalam. Filsafat pancasila merupakan istilah yang mengemukakan dalam dunia
akademis. Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu
Pancasila sebagai genetivus objectvus dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus. Kedua
pendekatan tersebut saling melengkapi karna yang pertama meletakkan pancasila sebagai aliran
atau obek nyang dikaji oleh aliran – aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan
Pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran lainnya.

Bab 3 (Pendekatan Pembelajaran Saintek Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)

A. Mengamati

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah : membaca, mendengar,
menyimak, melihat. Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

13
(meaningfull learning). Dikembangkan adalah : melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.

Prosedur kegiatan mengamati dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan objek apa yang akan di observasi.


2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
3. Menentukan secara jelas data apa yang perlu diobservasi baik primer maupun sekunder.
4. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, sperti kamera, tape
recorder, video perekam dan menggunakan catatan berupa daftar (checklist), skala rentang
catatan anekdot, catatan berkala, dan alat mekanikal.
B. Menanya

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang
apa yang diamati ( dimulai dari pertanyaan factual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik).

Ciri – ciri kalimat efektif

a) Kriteria pertanyaan yang baik”


1. Singkat dan jelas
2. Mengispirasi jawaban
3. Memiliki fokus
4. Bersifat probing atau divergen
5. Bersifat validatif atau penguatan
6. Memberi kesempatan peserta didik untuk berfikir ulang.
7. Meransang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif.
8. Merangsang proses interaksi.
b) Tingkatan Pertanyaan

I. Kognitif yang lebih rendah

14
1) Pengetahuan (knowledge) tentang apa, siapa, kapan, dimana dll.
2) Pemahaman (comprehension) berisi tentang istilah terangkanlah, bedakanlah,
terjemahkanlah, beri simpulan, trus bandingka lalu diubah dll.
3) Penerapan (application) demonstrasikannlah lalu cari hubungan dengan memberikan
contoh.
II. Kognitif yang lebih tinggi
1) Analisis ( analysis), analisislah, kemukakan, beri bukti dan identifikasikan dengan
mengapa, jelaskan sebab akibat dan beri alasan yang tepat.
2) Sintesis ( synthesis ) ramalkan kemudian rancanglah lalu ciptakan suatu karya tersebut.
3) Evaluasi ( evaluation ) berilah pendapat alternative mana yang lebih baik, berilah alasan
dan bandingkan.

BAB 4 (Bermain Peran Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik
Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)

Berikut ini disampaikan skenario sidang BPUPKI sidang 1 sampai dengan sidang ketiga dan
PPKI sidang 1 sampai dengan sidang ketiga. Mahasiswa dipersilakan untuk membeli skenario
sidang BPUPKI atau sidang PPKI kemudian memilih sidang ke berapa atau gabungan berapa
sidang. Referensi utama yang digunakan adalah Risa sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
atau PPKI 8 Mei 1945 - 22 Agustus 1945 oleh tim penyunting Saafroedin Bahar yang diterbitkan
oleh Sekretaris Negara Republik Indonesia Jakarta 1995 dan lahirnya undang-undang Dasar
1945 memuat salinan dokumen autentik badan penyelidik usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia edisi revisi oleh RM.A.B Kusuma diterbitkan Badan Penerbit Fakultas Hukum
Indonesia Tahun 2009.

Bab 5 (Penugasan Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila)

Isi bagian bab 5 ini akan dijelaskan dalam mata kuliah pendidikan pancasila. Penjelasan secara
inti diuraikan berikut ini:

1. Tugas rutin (dikerjakan secara individu atau berpasangan)

15
2. Critical Book Review ( dikerjakan secara individu atau berpasangan berdasarkan judul buku
yang dilaporkan yang elah disiapkan oleh dosen pengampu sesuai dengan yang tertera
didalam buku pedoman pembelajaran mata kuliah pendidikan pancasila).
3. Critical Journal Review (dikerjakan secara individu atau berpasangan berdasarkan topok
yang ditentukan).
4. Rekayasa Ide (dikerjakan secara individu atau berpasangan berdasarkan topok yang
ditentukan).
5. Riset Mini ( dikerjakan secara berkelompok, satu atau tiga kelompok dalam satu kelas,
berdasarkan topic yang di tentukan kemudian oleh dosen pengampu).
6. Projek Work ( dikerjakan secara berkelompok / 2 kelompok dalam setiap kelas).

16
BAB III
PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU
a) Buku utama
 Dari segi isi buku ini tergolong baik karna penyajian materinya lebih lengkap
dibandingkan dengan buku pembanding
 Isi materi tiap bab saling berkaitan mulai dari sejarah pancasila sampai dengan
pengaplikasian Pancasila dalam ketatanegaraan
 Dalam buku ini terdapat lampiran amandemen UUD1945.
b) Buku pembanding

 Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dipahami.

 Dalam buku menjelaskan pentingnya pancasila sebagai dasar ilmu


pengembangan.

 Terdapat biografi penulis pada sampul buku bagian belakang.

B. KELEMAHAN BUKU

a) Buku utama

 Tidak terdapat rangkuman setiap babnya

 Tidak terdapat soal latihan guna untuk mengukur sejauh mana pemahaman
pembaca tentang materi tersebut.

b) Buku pembanding

 Pembahasan tentang pancasila tidak terlalu luas.

 Buku ini lebih mengarah pada system pengerjaan tugas pada mata kuliah
pendidikan pancasila

17
 Tidak terdapat soal-soal latihan untuk menggukur kemampuan pembaca
dalam materi tersebut

 Tidak terdapat tahun penerbitan buku

 Tidak ada no isbn buku

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan


mempunyai sifat yang universal, yaitu Pancasila. Dalam perjalanan sejarah Indonesia,
telah disepakati bahwa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Sehubungan dengan
hal ini, maka bangsa Indonesia harus memahami nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila, sebagai upaya membentuk karakter bangsa dan tidak menyimpang dari nilai-
nilai pancasila. Sebagai upaya membentuk karakter bangsa, tentu tidak terlepas dari
pendidikan karena pendidikan merupakan usaha mengembangkan potensi dan kreativitas
dirinya, yaitu nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia. Seperti yang diatur pada UU
no 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional : Bab 1 ayat (2) ‘’Pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik IndonesiaTahun 1945, yang berakar pada nilai-nilai agam,
kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahaan zaman’’.
Pancasila memiliki peranan yang sangat penting untuk membentuk karakter bangsa
Indonesia. Memlaui belajar Pancasila secara benar, maka bangsa Indonesia akan tegar

18
dala mwnghadapi tantangan sekaligus menggapai peluang. Upaya untuk
mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila mengalami hambatan, terlebih setelah
munculnya gerakan reformasi 1998. Tidak ada keraguan lagi bahwa Pancasila adalah
dasar negara sekaligus pandangan hidup bangsa Indonesia.

B. Saran
Saran saya pada buku Drs.Usiono,M.A perlu membuat rangkuman serta soal
latihan untuk membantu dan menguji kempapuan pembaca. Saran pada buku Drs.
Halking, M.Si.,dkk perlu lebih banyak menambahkan pembahasan mengenai pendidikan
pancasila karena di dalam buku Drs. Halking, M.Si.,dkk pembahasannya terfokus kepada
penugasan-penugasan tugas kuliah pendidikan pancasila daripada materi pembahasannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Usiono.2009.Pancasila Membangun Karakter Bangsa.Hijri Pustaka Utama: Jakarta


Halking. Pendidikan Pancasila.UPT MKWU Universitas Negeri Medan

20
MEREKONSTRUKSI TEKS ULASAN

A. Identitas

BUKU I

Judul : Pancasila Membangun Karakter Bangsa


Pengarang : Drs. Usioni.,M.A.
ISBN : 979-25-9559-7
Penerbit : Hijri Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2009
Urutan Cetakan :2
Tebal Buku : i-vii + 212 halaman
BUKU II

Judul : Pendidikan Pancasila


Pengarang : Drs. Halking, M.Si.,dkk
ISBN :-
Penerbit : UPT MKWU Universitas Negeri Medan
Tahun Terbit :-
Urutan Cetakan :-
Dimensi Buku : 35 cm x 20 cm
Tebal Buku : ii + 256 halaman

B. Orientasi

Buku utama yang saya kritik adalah salah satu karya Drs. Usioni.,M.A. yang berjudul
Pancasila Membangun Karakter Bangsa. Drs. Usioni.,M.A. salah satu dosen Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara (UINSU). Buku ini mencakup materi pancasila mulai dari Pancasila
Dalam Konteks Sejarah Dan Perjuangan Bangsa Indonesia, Pancasila Dalam Konteks
Ketatanegaraan, Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara RI, Pancasila Dalam Sistem
Ideologi Politik Indonesia, Pancasila dan sistem filsafat, Pancasila Sebagai Etika, Pancasila

21
Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional, Pancasila Demokrasi Dan Sistem Penyelenggaraan
Negara, Peristiwa Dan Istilah Politik Dalam Sejarah Politik Indonesia.

Buku pembanding yang saya kritik adalah salah satu karya Drs. Halking, M.Si.,dkk. Penulis
adalah salah satu dosen UNIMED yang Lahir pada tanggal 06 April 1963 dan merupakan salah
satu dosen unimed pada fakultas Ilmu Sosial pada prodi Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan. buku ini Mencakup tentang Pendahuluan, Substansi Materi Kajian Mata
Kuliah Pendidikan Pancasila, Pendekatan Pembelajaran Saintek Dalam Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila, Bermain Peran Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik
Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, Penugasan Dalam Mata Kuliah
Pendidikan Pancasila.

Kedua buku ini membahas tentang pancasila. buku ini juga diperuntukkan kepada siswa
ataupun mahasiswa. Buku ini juga mmebahas tentang bagaimana pancasila membangun karakter
bangsa. Jadi kedua buku ini dapat dijadikan sebagai referensi.

C. Tafsiran
a. BUKU I

BAB I : Pancasila Dalam Konteks Sejarah Dan Perjuangan Bangsa Indonesia

Latar belakang lahirnya pergerakan nasional ini dilandasi dengan pemerintah membuka
sekolah-sekolah dengan sistem pendidkan Barat yang menghasilkan golongan pandai sehingga
mereka menyadari bahwa nasib nusa dan bangsa ininjuga ditentukan oleh persatuan dan politik.
Melalui hal tersebut maka dibentuklah strategi organisasu pergerakan nasional dalam
menghadapi kolonialisme yang terdiri dari Budi Utomo, Sarikat Islam, Indische Partij, Sumpah
Pemuda 1928 dan Pemuda Indonesia. Tidak sampai disitu perjuangan bangsa Indonesia juga
kembali di uji pada masa penjajahan Jepang. Pada saat proses penjajahan Jepang ini juga terjadi
proses perumusan Pancasila dan UUD 1945 yang membentuk BPUPK yang kemudian dibentuk
PPKI yang menghasilkan teks proklamasi. Walaupun isinya sangat singkat, teks proklamasi
tersebut mengandung makna yang sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa Indonesia
yang sebelumnya terjajah menjadi bangsa yang merdeka.

22
Pada awal kemerdekaan negara Republik Indonesia tidak menghadapu jalan yang mulus,
tetapi menghadapi tantangan-tantangan yang tidak dapat dihindarkan. Beberapa peristiwa
pemberontakan yang sempat mengguncang Indonesia yaitu pwristiwa APRA di Bandung,
gangguan keamanan Andi Azis di Makasar, peristiwa Republik Maluku Selatan dan Pemerintah
PRRI dan Permesta. Pada saat masa demokrasi liberal sebenarnya bertentangan dengan Pancasila
dan UUD 1945, namun liberalisme telah melangkah jauh ke dalam asas-asas demokrasi di
Indonesia, seperti pemberlakuan konstitusi RIS maupun UUD sementara 1950. Setelah masa
tersebut munculah orde lama yang menghasilkan Dekrit Presiden Juli 1959 dan pelaksanaan
demokrasi terpimpin. Lalu masa orde baru disusul dengan keluarnya Supersemar dan
penyerahan kekuasaan dari Presiden Soekarno kepada Jenderal Soeharto di Istana Merdeka.
Setelah penyerahan kekuasaan terjadinya pembangunan nasional jangka panjang, pemilu, proses
integrasi Timor Timur, pembangunan Timor Timur, masa reformasi dan agenda utama masa
reformasi.

BAB II : Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan, Konsensus Nasional Tentang


Dasar Negara RI

Kondisi objektif Indonesia sebelum kemerdekaan dibagi menjadi kelompok Stratifikasi


sosial yang meliputi feodalisme, emansipasi, elite birokrasi, priyayi birokrasi, priyayi
profesional, elite agamadan golongan Belanda. Pergerakan nasional dan wacana tentang dasar
negara diwujudkan dalan Budi Oetomo dan Sarekat Islam. Hal didasari karena pandangan
Radjiman oleh rasa kekhawatiran masuknya budaga Barat yang akan melukai budaya pribumi.
Oleh karena itu juga muncul Sumpah Pemuda.

Untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari perpecahan dan peperangan antar bangsa
sendiri atau tidaknya untuk mengurangi perpecahan-perpecahan itu, perlu dilakukan persatuan
bangsa Indonesia secara bulat sehingga dideklarasikan pertama kali pada 28 Oktobe1928 melalui
"Sumpah Pemuda". Tanah air Indonesia adalah seluruh wilayah jajahan Belanda sesuai dengan
fakta-fakta ketika sumpah pemuda itu dikumandangkab. Sebagaimana disebut oleh Ernest
Renan, bahwa teebentuknya satu bangsa memerlukan beberapa hal yaitu keinginan secara
sungguh-sungguh untuk bersatu dan selalu bersama-sama, keinginan untuk mempertahankan

23
kehidupan mereka, dan adanya rasa memiliki wilayah yang sama. Dalam kasus Indonesia,
semangat satu bangsa itu ditandai oleh suatu hubungan antara manusja dengan tanah airnya,
antara kehidupan manusia dengan bumi tempat beepijak atau hubungan satu kelompok-
kelompok penduduk dengan tanah airnya.

BAB III : Konsensus Nasional Tentang Dasar Negara RI

Perjuangan-perjuangan politik dan diplomasi yang dikemas masing-masing oleh kaum elite
nasional "netral agama" di satu pihak dan para tokoh Islam di pihak yang lain kali ini harus
dipadukan. Kedua kelompok ini kemudian saling berhadapan dengan ketegangan yang memang
tidak dapat dihindari. Fokus yang paling krusial afalah tentang dasar fundamental falsafah negara
Indonesia yang telah merdeka. Contohnya pada sidang ketiga, antara golongan yang mengajujan
gagasan negara Islam dengan golongan yang memilih negara Indonesia yang bebas dari
pengaruh agama.

BAB IV : Pancasila Dalam Sistem Ideologi Politik Indonesia,

Pancasila sebagai dasar negara merupakan bagian lama dari kedudukan Pancasila dalam
sistem kenegaraan Indonesia. Dasar negara Indonesia adalah Pancasila sejak tahun 1945, sesuai
dengan kesepkatan bangsa Indonesia. Lalu Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia
merupakan bagian terpenting dari fungsi dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan beebangsa
dan bernegara. Ada berbagai faktor yang dapat emnyebabkan dan mengembangkan persepsi dan
tingkah laku yang tidak benar dan kurang sehat tentang suatu ideologi. Salah satunya afalah
bilamana seseorang atau segolongan yang karena kekuatan dan kekuasaannya memaksakan
persepsi dan sikapnya sebagai persepsi dan sikap yang paling benar.

Dengan demikian, persepsi, sikap dan tingkah laku yang keliru terhadap ideologi dapat
meresusir ideologi menjadi alat kekuasaan otoriter dan totaliter yang menakutkan,
mengembangkan suasana persaingan yang tajam dan penuh kecurigaan yang anarkis. Pancasila
dan persatuan nasional menjadi sebuah cita-cita bangsa yang terus diperjuangkan. Perjuangan
untuk mewujudkan cita-cita itu memang menjadi persoalan bangsa yang amat serius bagi
pembangunan bangsa untuk menjadi bangsa yang maju dan besar. Nasionalisme aalah syarat
mutlak bagi perrumbuhan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Dengan demikian, persatuan
nasional atau nasionalismw merupakan perasaan dan cita

24
BAB V : Pancasila Dan Sistem Filsafat

 Pendapat Muh Yamin

Dalam bukunya naskah persiapan undang-undang Dasar 1945 Muh Yamin menyebutkan
ajaran Pancasila tersusun secara harmonis dalam suatu sistem filsafat hakikat filsafat friedrich
Hegel 1770 sampai 1831 ialah sintesis pikiran lahir dari antitesis pikiran. Dari pertentangan
pikiran lahirlah perpaduan pendapat yang harmonis dan ini adalah tepat begitu pula dengan
ajaran Pancasila 1 sintesis negara yang lahir dari suatu antitesis. Dan kemerdekaan itu kita susun
menurut ajaran Filsafat Pancasila yang disebutkan dengan terang dalam Mukadimah konstitusi
1945 itu yang berbunyi maka dengan ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu
piagam negara yang berbentuk republik kesatuan berdasarkan ajaran Pancasila di sini di
Sebutkan sila yang kelima untuk mewujudkan kebahagiaan kesejahteraan perdamaian dunia dan
kemerdekaan.

 Pancasila Sebagai Sebuah System

Pancasila adalah sebuah sistem karena sila-sila Pancasila merupakan suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisah-pisahkan. Esensi seluruh sila silanya juga merupakan suatu kesatuan.
Pancasila berasal dari kepribadian bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh
bangsa Indonesia sejak dahulu.

 Kesatuan Nilai-Nilai Pancasila Sebagai Filsafat

Pancasila merupakan kesatuan di mana sila Ketuhanan Yang Maha Esa mempunyai ruang
lingkup seluruh Indonesia. Hendaknya negara Indonesia dan negara dimana warga negaranya
dapat menjalankan ibadah agamanya secara leluasa.

BAB VI : Pancasila Sebagai Etika

 Pengertian Nilai Moral Dan Norma

Pancasila yang ditetapkan oleh para pendiri negara memuat nilai-nilai luhur dan mendalam
yang menjadi pandangan hidup dan dasar negara nilai-nilai Pancasila secara bertahap harus

25
benar-benar diwujudkan dalam perilaku kehidupan negara dan masyarakat. di dalam tatanan nilai
kehidupan bernegara ada yang disebut sebagai nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praksis.

 Nilai Dalam Kehidupan Berbangsa

Sumber nilai-nilai kehidupan bangsa indonesia adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa. sila
ini juga merupakan norma dasar yang mengatur hubungan antara manusia sebagai individu dan
anggota kelompok dan sesamanya negara pemerintah serta bangsa lain di dunia. nilai-nilai yang
terkandung dalam kehidupan berbangsa adalah nilai ideal, nilai material, nilai spiritual, nilai
pragmatis, nilai positif, nilai logis, nilai estetis, nilai estetis, nilai social, nilai religious atau
keagamaan.

 Pancasila sebagai sumber perubahan hukum

Dalam negara terdapat suatu dasar fundamental atau pokok kaidah yang merupakan sumber
hukum positif yaitu Pancasila. Pancasila merupakan cita-cita hukum kerangka berpikir sumber
nilai sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di Indonesia. Pengertian inilah
Pancasila berfungsi sebagai paradigma hukum terutama kaitannya dengan berbagai macam
upaya perubahan atau pembaharuan hukum.

BAB VII : Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

Paradigma ialah cara pandang nilai-nilai metode-metode prinsip dasar atau cara
memecahkan suatu masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu karena itu
Pancasila harus dijadikan paradigma dalam melaksanakan pembangunan nasional yaitu sebagai
landasan, acuan, metode, nilai, dan sekaligus tujuan yang ingin dicapai.

 Makna Dan Hakikat Pembangunan Nasional

Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan


dan meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas
menunjukkan tujuan nasional yang termasuk dalam Pembukaan UUD 1945.

 Tujuan Pembangunan Nasional

26
Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
merdeka berdaulat bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana yang aman tentram kerja
serta dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang bersahabat tertib dan damai.

 Asas Pembangunan Nasional

d) Asas manfaat adalah segala usaha dan kegiatan pembangunan harus dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan bagi pengembangan pribadi
warga Negara

e) Asas usaha bersama dan kekeluargaan adalah usaha mencari cita-cita dan aspirasi bangsa
Indonesia harus merupakan usaha bersama seluruh rakyat Indonesia secara gotong
royong dan dijiwai oleh semangat kekeluargaan

f) Asas demokrasi adalah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi bidang bidang
politik sosial ekonomi dan penyelesaian masalah nasional berusaha semaksimal mungkin
menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

BAB VIII : Pancasila Demokrasi Dan Sistem Penyelenggaraan Negara

Tanggal 13 Januari 1946 penyelenggaraan pemerintah RI dilakukan dengan dibentuknya


kabinet untuk yang pertama kali dengan mengangkat Sutan Syahrir sebagai perdana menteri.
pada pertengahan 1948 kabinet dipimpin oleh Muhammad Hatta yang menjabat wakil presiden
Perdana Menteri 1948 sampai 1949. Masyumi Sesungguhnya telah berdiri melalui kongres umat
Islam di Yogyakarta pada tanggal 7 sampai 8 Agustus 1945. tujuan partai islam adalah
menegakkan kedaulatan negara Republik Indonesia dan Agama Islam. Partai Nasional Indonesia
atau PNI sesuai juga telah berdiri sejak tahun 1927 oleh Soekarno tetapi akibat tekanan dari
kondisi Belanda partai ini bubar pada tahun 1930. Partai Nasional Indonesia muncul kembali
pada tanggal 29 Januari 1946. Terangkan Partai Komunis Indonesia secara terbuka berdiri pada
tanggal 7 November 1945.

 Demokrasi terpimpin dan konsepsi nasional agama dan komunis atau nasakom

27
Mulai pertengahan 1959 Soekarno telah mulai merancangkan 1 model demokrasi yaitu
demokrasi terpimpin bagi Soekarno demokrasi liberal sudah tidak relevan dengan perkembangan
politik yang ada ia tidak lagi mendorong mendaki tujuan revolusi mencapai masyarakat adil dan
makmur. bagi Soekarno demokrasi liberal bahkan telah meracuni kesadaran sosial melahirkan
individualisme yang merusak persatuan dan merupakan musuh terbesar jiwa keadilan sosial.
salah satu definisi Soekarno menjelaskan bahwa demokrasi terpimpin adalah demokrasi
kekeluargaan tanpa Anarki liberalisme tampak otokrasi nya diktator.

BAB IX : Peristiwa Dan Istilah Politik Dalam Sejarah Politik Indonesia

 Dekrit Presiden 5 Juli 1959

Dekrit Presiden adalah pernyataan politik yang dilakukan oleh Presiden Soekarno pada
tanggal 5 Juli 1959 sebagai langkah mengatasi polemik di lembaga konstituante saat menentukan
dasar negara RI tahun 1945 hingga 1959. pemberlakuan Dekrit Presiden ini sekaligus
melakukan dua langkah politik yaitu pembubaran konstituante dan mengembalikan dasar negara
RI ke UUD 1945.

 Nasakom

Sebagai seorang negarawan dan intelektual Soekarno memang dikenal menyukai dan kaya
akan istilah-istilah. nasakom atau nasionalis agama dan komunis adalah istilah yang diberikan
oleh Presiden Soekarno terhadap penggabung orang Indonesia yang terdiri dari kaum nasionalis
agamis atau Islam dan kaum komunis PKI.

 Supersemar

Supersemar adalah singkatan dari surat perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno
kepada Mayor Jenderal Soeharto sebagai bagian dari tindak lanjut upaya menyelesaikan atau
mencari langkah-langkah mengatasi kemelut politik pasca Gerakan 30 September.

 Petisi 50

Pada 1980 terdapat peristiwa yang penting yang terjadi dalam sejarah pemerintahan orde
baru yakni pernyataan keprihatinan 50 warga negara Indonesia yang kemudian dikenal sebagai

28
petisi 50. pernyataan keprihatinan yang berlangsung pada 1980 ini merupakan reaksi dan
tanggapan atas pidato Presiden Soeharto.

b. BUKU II

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang

Gerakan untuk merevitalisasi pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan . Forum – forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik oleh
masyarakat umum maupun kalangan akademis. Tidak terkecuali lembaga Negara yaitu MPR
merencanakan empat pilar berbangsa yang salah satunya adalah pancasila.Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, secara eksplisit juga
menyebutkan bahwa terkait dengan kurikulum nasional setiap perguruan tinggi wajib
menyelenggarakan mata kuliah pancasila, kewargaannegaraan, keagamaan, dan Bahasa
Indonesia.

B. Landasan dan dasar- dasar pendidikan Pancasila


a) Dasar Filosofis

Pancasila disebut mengandung filsafat, merupakan jiwa bangsa atau jati diri bangsa , dan
menjadi cara hidup bangsa sesungguhnya. Dengan demikian nilai- nilai dalam Pancasila
merupakan karakter bangsa, yang menjadikan bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa- bangsa
lain. Pendidikan Pancasila perlu karena dengan cara itulah karakter bangsa dapat dilestarikan
,terpelihara dari ancaman gelombang globalisasi yang semakin besar.

b) Dasar Sosiologi

Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa yang
tersebar di lebih dari 17.000 pulau , secara sosiologi setelah mempraktikkan Pancasila karena
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya merupakan kenyataan-kenyataan yang ada dalam
masyarakat Indonesia. Pancasila adalah dasar Negara dan pandangan hidup bangsa .namun
,gejala yang terjadi pada berbagai kelompok masyarakat, kalangan generasi muda, bahkan
politisi dan aparatur Negara saat ini

29
BAB II : Substansi Materi Kajian Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki pengetahuan, kepribadian, dan keahlian, sesuai dengan program studinya
masing-masing. Pendidikan tentang pancasila merupakan salah satu cara untuk menanamkan
pribadi yang bermoral dan berwawasan luas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal berikut:
1. Betapapun lemahnya pemerintahan suatu rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideology bangsa, tetapi terbukti
Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
3. Pancasila merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber dan digali
dari nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan berkembang di bumi
Indonesia.

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaran pada negara Republik
Indonesia harus berlandaskan dan/ atau harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut
bermakna, antara lain bahwa, Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau spirit yang menjiwai
kegiatan membentuk negara seperti kegiatan mengamandemen UUD dan menjiwai segala urusan
penyelenggaraan negara (Taniredja, dkk, 2016:130).

Unsur ideology ada tiga, yaitu (a) keyakinan, dalam arti bahwa setiap ideology menunjuk
adanya gagasan-gagasan vital yang telah diyakini kebenarannya untuk dijadikan dasar dan
rahasia strategi bagi tercapainya tujuan yang telah ditentukan, (b) mitos, dalam arti bahwa setiap
konsep ideology selalu memitoskan suatu ajaran yang secara optimik, dan setermistik pasti akan
tercapainya tujuan melalui cara-cara yang telah ditentukan pula. (c) loyalitas,dalam arti bahwa
setiap ideology selalu menuntut keterlibatan optimal atas dasar loyalitas dari para subjek
pendukungnya (Tukiran Taniredja, 2016:130).

Pancasila sebagai sistem filsafat sudah dikenal sejak para pendiri negara membicarakan
masalh dasar filosofis negara (Philosofische Grondslag) dan padangan hidup bangsa
(weltanschauung). Meskipun kedua istilah tersebut mengandung muatan filsofis, tetapi pancasila

30
sebagai sistem filsafat yang mengandung pengertian lebih akademis memerlukan perenungan
lebih mendalam. Filsafat pancasila merupakan istilah yang mengemukakan dalam dunia
akademis. Ada dua pendekatan yang berkembang dalam pengertian filsafat Pancasila, yaitu
Pancasila sebagai genetivus objectvus dan Pancasila sebagai genetivus subjectivus. Kedua
pendekatan tersebut saling melengkapi karna yang pertama meletakkan pancasila sebagai aliran
atau obek nyang dikaji oleh aliran – aliran filsafat lainnya, sedangkan yang kedua meletakkan
Pancasila sebagai subjek yang mengkaji aliran-aliran lainnya

BAB III : Pendekatan Pembelajaran Saintek Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah : membaca, mendengar,
menyimak, melihat. Kegiatan mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Dikembangkan adalah : melatih kesungguhan, ketelitian, mencari
informasi.

Prosedur kegiatan mengamati dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Menentukan objek apa yang akan di observasi.


2. Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.
3. Menentukan secara jelas data apa yang perlu diobservasi baik primer maupun sekunder.
4. Menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi.
5. Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data
agar berjalan mudah dan lancar.
6. Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, sperti kamera, tape
recorder, video perekam dan menggunakan catatan berupa daftar (checklist), skala
rentang catatan anekdot, catatan berkala, dan alat mekanikal.

BAB IV : Bermain Peran Sebagai Salah Satu Model Pembelajaran Dalam Pendekatan
Saintifik Dalam Pembelajaran Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Berikut ini disampaikan skenario sidang BPUPKI sidang 1 sampai dengan sidang ketiga dan
PPKI sidang 1 sampai dengan sidang ketiga. Mahasiswa dipersilakan untuk membeli skenario
sidang BPUPKI atau sidang PPKI kemudian memilih sidang ke berapa atau gabungan berapa

31
sidang. Referensi utama yang digunakan adalah Risa sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
atau PPKI 8 Mei 1945 - 22 Agustus 1945 oleh tim penyunting Saafroedin Bahar yang diterbitkan
oleh Sekretaris Negara Republik Indonesia Jakarta 1995 dan lahirnya undang-undang Dasar
1945 memuat salinan dokumen autentik badan penyelidik usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia edisi revisi oleh RM.A.B Kusuma diterbitkan Badan Penerbit Fakultas Hukum
Indonesia Tahun 2009.

BAB V : Penugasan Dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Isi bagian bab 5 ini akan dijelaskan dalam mata kuliah pendidikan pancasila. Penjelasan secara
inti diuraikan berikut ini:

1. Tugas rutin (dikerjakan secara individu atau berpasangan)


2. Critical Book Review ( dikerjakan secara individu atau berpasangan berdasarkan judul buku
yang dilaporkan yang elah disiapkan oleh dosen pengampu sesuai dengan yang tertera
didalam buku pedoman pembelajaran mata kuliah pendidikan pancasila).
3. Critical Journal Review (dikerjakan secara individu atau berpasangan berdasarkan topok
yang ditentukan).
4. Rekayasa Ide (dikerjakan secara individu atau berpasangan berdasarkan topok yang
ditentukan).
5. Riset Mini ( dikerjakan secara berkelompok, satu atau tiga kelompok dalam satu kelas,
berdasarkan topic yang di tentukan kemudian oleh dosen pengampu).
6. Projek Work ( dikerjakan secara berkelompok / 2 kelompok dalam setiap kelas).

4. Evaluasi
1. Keunggulan Buku
a. BUKU I
 Dari segi isi buku ini tergolong baik karna penyajian materinya lebih lengkap
dibandingkan dengan buku pembanding
 Isi materi tiap bab saling berkaitan mulai dari sejarah pancasila sampai dengan
pengaplikasian Pancasila dalam ketatanegaraan

32
 Dalam buku ini terdapat lampiran amandemen UUD1945.
b. BUKU II

 Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dipahami.

 Dalam buku menjelaskan pentingnya pancasila sebagai dasar ilmu pengembangan.

 Terdapat biografi penulis pada sampul buku bagian belakang.

2. Kelemahan Buku
a. BUKU I

 Tidak terdapat rangkuman setiap babnya

 Tidak terdapat soal latihan guna untuk mengukur sejauh mana pemahaman
pembaca tentang materi tersebut.

b. BUKU II

 Pembahasan tentang pancasila tidak terlalu luas.

 Buku ini lebih mengarah pada system pengerjaan tugas pada mata kuliah
pendidikan pancasila

 Tidak terdapat soal-soal latihan untuk menggukur kemampuan pembaca dalam


materi tersebut

 Tidak terdapat tahun penerbitan buku

 Tidak ada no isbn buku

5. Rangkuman

33
Dari keseluruhan ulasan buku yang telah dibuat buku terkait Pancasila ini menarik untuk
dibaca karna masing-masing buku memiliki keunggulan dan kelemahan. Pada buku utama
penyajian materi lebih lengkap dibandingkan buku pembanding (buku 2), Isi materi tiap bab
pada buku utama atau buku 1 memiliki keterkaitan mulai dari sejarah pancasila sampai
pengaplikasian pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada buku pembanding atau
buku 2 menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah dimengerti dan dapat melengkapi buku
utama seperti ada subbab pada buku ini yg tidak terdapat pada buku pembanding seperti subbab
Pancasila sebagai dasar Ilmu Pengembangan, sehingga kedua buku ini saling melengkapi.

Saran saya pada buku Drs.Usiono,M.A perlu membuat rangkuman serta soal latihan untuk
membantu dan menguji kemampuan pembaca. Saran pada buku Drs. Halking, M.Si.,dkk perlu
lebih banyak menambahkan pembahasan mengenai pendidikan pancasila karena di dalam buku
Drs. Halking, M.Si.,dkk pembahasannya terfokus kepada penugasan-penugasan tugas kuliah
pendidikan pancasila daripada materi pembahasannya.

34

Anda mungkin juga menyukai