Anda di halaman 1dari 28

PERKERASAN BANDAR UDARA

Perkerasan Bandar Udara


Perencanaan Perkerasan dengan Metode FAA
Perkerasan Pelapisan Ulang
Perkerasan adalah struktur yang terdiri
dari beberapa lapisan dengan kekerasan
dan daya dukung yang berlainan.

Tebalnya suatu lapisan perkerasan


tergantung dari beban maksimum yang
akan bekerja, daya dukung tanah dasar,
kualitas/kekuatan bahan yang
digunakan.
FUNGSI PERKERASAN

• sebagai tumpuan rata-rata pesawat,


permukaan yang rata menghasilkan
jalan pesawat yang comfort, dari
fungsinya maka harus dijamin bahwa
tiap-tiap lapisan dari atas ke bawah
cukup kekerasan dan ketebalannya
sehingga tidak mengalami distress
(perubahan karena tidak mampu
menahan beban)
perkerasan lentur (flexibel).

• Perkerasan yang dibuat dari


campuran aspal dengan
aggregat, yang digelar di atas
suatu permukaan material
granular mutu tinggi disebut
Perkerasan kaku (rigid)

• terdiri dari pelat beton, setebal 8-24


inci, yang diletakkan di atas lapis
pondasi bawah dari batu pecah, atau
yang diperbaiki yang diletakkan di atas
tanah dasar yang dipadatkan.
Perencanaan Perkerasan

• Ada beberapa metode


perencanaan perkerasan bandar
udara, yaitu CBR, FAA, LCN,
Asphalt Institute, Shell., yang
dibahas pada bab ini hanya
metode FAA.
Pemilihan perencanaan perkerasan oleh
FAA dibagi atas dua prosedur yaitu:

• Perencanaan perkerasan untuk


bandar udara yang melayani
pesawat-pesawat terbang dengan
berat kotor 30.000 lb (13.620 kg)
atau lebih.
• Perencanaan perkerasan untuk
bandar udara yang melayani
pesawat-pesawat terbang dengan
berat kotor lebih kecil dari 13.620
kg.
Pesawat Rencana : B-747-200B
Konfigurasi roda: Double tricycle
Tipe roda pendaratan utama: Double dual tandem
Berat lepas landas struktur maksimum: 362.875 kg (800.000 lb)
CBR tanah dasar = 3%

I
W1 = 95% x MTOW pesawat rencana/Jumlah roda
W2= 95% x MTOW setiap pesawat/Jumlah roda
R1 = keberangkatan ekivalen dalam pesawat rencana
R2 = keberangkatan ekivalen untuk dual tandem
II
• CBR tanah dasar pada absis paling atas
ikuti garis tegak lurus ke bawah
berpotongan dengan berat pesawat
rencana. Dari titik ini tarik garis
horizontal ke samping berpotongan
dengan keberangkatan ekivalen per
tahun (R1), dari sini turun ke bawah
memotong absis bawah
• Didapat tebal perkerasan total= 75 in
(Gambar 5.6)

III
CBR lapisan perkerasan bawah
R1
Berat kotor pesawat
Didapat (tebal lapisan perkerasan atas +
permukaan)= 17 in (Gambar 5.6)
• IV
• Lapisan perkerasan bawah (sub base
course) = tebal perkerasan total -
tebal lapisan perkerasan atas +
permukaan = 58 in

•V
• Tebal lapisan permukaan (surface
course) kritis = 5 in
• Tebal lapisan permukaan (surface
course) non kritis = 4 in

• VI
• Tebal lapisan perkerasan atas (base
course) = (tebal lapisan perkerasan
atas + permukaan) - Tebal lapisan
permukaan

• VIII
• Uji terhadap tebal minimum lapisan
perkerasan atas (gambar 5.12)

• Dari ordinat paling kiri (tebal
perkerasan atas) tarik garis horizontal,
berpotongan dengan CBR tanah dasar,
dari sini tarik ke bawah, terbaca tebal
lapisan perkerasan atas.
Gambar 5.12 Tebal lapis pondasi atas minimum
untuk perkerasan lentur
• Tebal lapisan perkerasan atas didapat dari
tebal lapisan perkerasan bawah dikurangi
tebal lapisan permukaan. Hasil perhitungan
lapisan perkerasan atas ini harus diuji
terhadap kurva tebal minimum lapisan
perkerasan atas (Gambar 5.12). Apabila harga
yang diperoleh ternyata lebih besar dari tebal
lapisan perkerasan atas, maka dipakai
ketebalan minimum yang diperoleh dari kurva.
Selisih lapisan perkerasan atas tidak
ditambahkan pada tebal total perkerasan,
tetapi diambil dari tebal lapisan perkerasan
bawah (tebal lapisan perkerasan bawah sama
dengan tebal lapisan perkerasan bawah
dikurangi selisish lapisan perkerasan atas).
• VII
• Tebal lapisan perkerasan yang didapat:
• Lapisan permukaan
• Lapisan perkerasan atas
• Lapisan perkerasan bawah
•X
• Tebal lapisan perkerasan yang didapat:
• Lapisan permukaan
• Lapisan perkerasan atas
• Lapisan perkerasan bawah
IX
Tebal lapisan perkerasan bawah alternative
t Y  X 
Z  Y 
X Y

Y = CBR 4 atau 5%
X = tanah dilapisi dengan sirtu = material lapisan pondasi (CBR 15%)
T = tebal lapisan pondasi =75 cm atau 100 cm dengan pasir kerikil alam,
sehingga material mencapai CBR 15%
•Gambar 5. 6 dengan CBR 15%, didapat tebal perkerasan total
•Gambar 5.12 didapat tebal lapisan perkerasan atas minimum
•Tebal lapisan perkerasan permukaan = 5 in
•Tebal lapisan perkerasan bawah = tebal lapisan perkerasan total – lapisan
permukaan = x
•Y = tebal lapisan perkerasan bawah
•t = 75 atau 100 cm
•X
•Didapat Z
t Y  X 
ZY
XY
•X
• Tebal ekivalen lapisan perkerasan
menjadi:
• Lapisan permukaan = 5 in
• Lapisan perkerasan atas = perhitungan
VIII ****
• Lapisan perkerasan bawah = z ***
• Lapisan perkerasan pondasi = 100 cm
• Tebal total 1
• Xi
• Untuk mendapatkan lapisan
perkerasan yang lebih baik, lapisan
tersebut perlu distabilisasi (tabel 5.4)

• Lapisan perkerasan atas = ****/tabel
1,2 =
• Lapisan perkerasan bawah = ***/tabel
2,12 =
• Tebal lapisan perkerasan sesudah distabilisasi
menjadi:
• Lapisan permukaan = 5 in= T
• Lapisan perkerasan atas = T
• Lapisan perkerasan bawah =T
• Lapisan perkerasan pondasi = 100 cm
• Tebal total 2
• Tebal total 2 < tebal perkerasan total 15% (tebal
total 1), maka tebal rencana memenuhi syarat

Menentukan tebal perkerasan lentur
Untuk merencanakan ketebalan-ketebalan dari perkerasan lentur
dengan metode FAA, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Tetapkan pesawat rencana yang akan beroperasi, termasuk bentuk
roda pendaratan, berat lepas landas, keberangkatan tahunan ekivalen
per tahun, nilai CBR tanah dasar, nilai CBR lapisan perkerasan
bawah.
2. Gunakan kurva perencanaan perkerasan (Gambar 5.3-5.10) untuk
mendapatkan tebal perkerasan total, dengan melihat nilai CBR tanah
dasar.
3. Dengan menggunakan kurva yang sama (Gambar 5.3-5.10) dan nilai
CBR lapisan perkerasan bawah, akan didapatkan tebal lapisan
permukaan dan lapisan perkerasan atas. Tebal lapisan perkerasan
bawah diperoleh dari tebal perkerasan total dikurangi tebal lapisan
(permukaan ditambah dengan perkerasan atas).
4. Tebal lapisan permukaan untuk daerah kritis = 5 in (12,7 cm),
sedangkan untuk daerah non kritis 4 in (10,2 cm), ditunjukkan pada
catatan gambar 5.3-5.10.
1. Tebal lapisan perkerasan atas didapat dari tebal lapisan perkerasan
bawah dikurangi tebal lapisan permukaan. Hasil perhitungan lapisan
perkerasan atas ini harus diuji terhadap kurva tebal minimum lapisan
perkerasan atas (Gambar 5.12). Apabila harga yang diperoleh
ternyata lebih besar dari tebal lapisan perkerasan atas, maka dipakai
ketebalan minimum yang diperoleh dari kurva. Selisih lapisan
perkerasan atas tidak ditambahkan pada tebal total perkerasan, tetapi
diambil dari tebal lapisan perkerasan bawah (tebal lapisan
perkerasan bawah sama dengan tebal lapisan perkerasan bawah
dikurangi selisish lapisan perkerasan atas).
2. Menghitung tebal lapisan perkerasan bawah alternatif dengan
memakai rumus dari FAA.
3. Untuk mendapatkan lapisan perkerasan yang lebih baik terutama
untuk pesawat berbadan lebar dan pada konstruksi perkerasan lentur,
maka digunakan faktor ekivalen yang ditetapkan oleh FAA (tabel
5.4). Keuntungan lapisan yang distabilisasikan, terutama pada
perkerasan lentur, yaitu membagi tebal lapisan yang didapat dari
grafik dengan faktor ekivalen.
Tabel 5.4 Faktor ekivalen yang distabilisasi

Rentang nilai faktor ekivalen


Bahan
Pondasi bawah Pondasi atas

Lapisan permukaan berbitumen 1,7-2,3 1,2-1,6


Lapis pondasi atas berbitumen 1,7-2,3 1,2-1,6
Lapis pondasi atas dari bitumen yang digelar dalam keadaan
dingin 1,5-1,7 1,0-1,2
Lapis pondasi atas yang dicampur di tempat 1,5-1,7 1,0-1,2
Lapis pondasi atas dengan bahan pengikat dari semen 1,6-2,3 1,2-1,6
Lapis pondasi atas dari campuran tanah dan semen 1,5-2,0 Tidak berlaku
Lapis pondasi atas dari batu pecah 1,4-2,0 1,0
Lapis pondasi bawah 1,0 Tidak berlaku
Tabel 5.3 Faktor konversi

Poros roda Poros roda


pendaratan pendaratan
Faktor pengali
pesawat pesawat
sebenarnya rencana

Roda tunggal Roda ganda 0,8


Tandem ganda 0,5
Roda ganda Roda tunggal 1,3
Tandem ganda 0,6
Tandem ganda Roda tunggal 2,0
Roda ganda 1,7
Tandem Roda ganda 1,7
berganda dua Tandem ganda 1,0

Anda mungkin juga menyukai