I
W1 = 95% x MTOW pesawat rencana/Jumlah roda
W2= 95% x MTOW setiap pesawat/Jumlah roda
R1 = keberangkatan ekivalen dalam pesawat rencana
R2 = keberangkatan ekivalen untuk dual tandem
II
• CBR tanah dasar pada absis paling atas
ikuti garis tegak lurus ke bawah
berpotongan dengan berat pesawat
rencana. Dari titik ini tarik garis
horizontal ke samping berpotongan
dengan keberangkatan ekivalen per
tahun (R1), dari sini turun ke bawah
memotong absis bawah
• Didapat tebal perkerasan total= 75 in
(Gambar 5.6)
•
III
CBR lapisan perkerasan bawah
R1
Berat kotor pesawat
Didapat (tebal lapisan perkerasan atas +
permukaan)= 17 in (Gambar 5.6)
• IV
• Lapisan perkerasan bawah (sub base
course) = tebal perkerasan total -
tebal lapisan perkerasan atas +
permukaan = 58 in
•
•V
• Tebal lapisan permukaan (surface
course) kritis = 5 in
• Tebal lapisan permukaan (surface
course) non kritis = 4 in
•
• VI
• Tebal lapisan perkerasan atas (base
course) = (tebal lapisan perkerasan
atas + permukaan) - Tebal lapisan
permukaan
•
• VIII
• Uji terhadap tebal minimum lapisan
perkerasan atas (gambar 5.12)
•
• Dari ordinat paling kiri (tebal
perkerasan atas) tarik garis horizontal,
berpotongan dengan CBR tanah dasar,
dari sini tarik ke bawah, terbaca tebal
lapisan perkerasan atas.
Gambar 5.12 Tebal lapis pondasi atas minimum
untuk perkerasan lentur
• Tebal lapisan perkerasan atas didapat dari
tebal lapisan perkerasan bawah dikurangi
tebal lapisan permukaan. Hasil perhitungan
lapisan perkerasan atas ini harus diuji
terhadap kurva tebal minimum lapisan
perkerasan atas (Gambar 5.12). Apabila harga
yang diperoleh ternyata lebih besar dari tebal
lapisan perkerasan atas, maka dipakai
ketebalan minimum yang diperoleh dari kurva.
Selisih lapisan perkerasan atas tidak
ditambahkan pada tebal total perkerasan,
tetapi diambil dari tebal lapisan perkerasan
bawah (tebal lapisan perkerasan bawah sama
dengan tebal lapisan perkerasan bawah
dikurangi selisish lapisan perkerasan atas).
• VII
• Tebal lapisan perkerasan yang didapat:
• Lapisan permukaan
• Lapisan perkerasan atas
• Lapisan perkerasan bawah
•X
• Tebal lapisan perkerasan yang didapat:
• Lapisan permukaan
• Lapisan perkerasan atas
• Lapisan perkerasan bawah
IX
Tebal lapisan perkerasan bawah alternative
t Y X
Z Y
X Y
Y = CBR 4 atau 5%
X = tanah dilapisi dengan sirtu = material lapisan pondasi (CBR 15%)
T = tebal lapisan pondasi =75 cm atau 100 cm dengan pasir kerikil alam,
sehingga material mencapai CBR 15%
•Gambar 5. 6 dengan CBR 15%, didapat tebal perkerasan total
•Gambar 5.12 didapat tebal lapisan perkerasan atas minimum
•Tebal lapisan perkerasan permukaan = 5 in
•Tebal lapisan perkerasan bawah = tebal lapisan perkerasan total – lapisan
permukaan = x
•Y = tebal lapisan perkerasan bawah
•t = 75 atau 100 cm
•X
•Didapat Z
t Y X
ZY
XY
•X
• Tebal ekivalen lapisan perkerasan
menjadi:
• Lapisan permukaan = 5 in
• Lapisan perkerasan atas = perhitungan
VIII ****
• Lapisan perkerasan bawah = z ***
• Lapisan perkerasan pondasi = 100 cm
• Tebal total 1
• Xi
• Untuk mendapatkan lapisan
perkerasan yang lebih baik, lapisan
tersebut perlu distabilisasi (tabel 5.4)
•
• Lapisan perkerasan atas = ****/tabel
1,2 =
• Lapisan perkerasan bawah = ***/tabel
2,12 =
• Tebal lapisan perkerasan sesudah distabilisasi
menjadi:
• Lapisan permukaan = 5 in= T
• Lapisan perkerasan atas = T
• Lapisan perkerasan bawah =T
• Lapisan perkerasan pondasi = 100 cm
• Tebal total 2
• Tebal total 2 < tebal perkerasan total 15% (tebal
total 1), maka tebal rencana memenuhi syarat
•
Menentukan tebal perkerasan lentur
Untuk merencanakan ketebalan-ketebalan dari perkerasan lentur
dengan metode FAA, langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Tetapkan pesawat rencana yang akan beroperasi, termasuk bentuk
roda pendaratan, berat lepas landas, keberangkatan tahunan ekivalen
per tahun, nilai CBR tanah dasar, nilai CBR lapisan perkerasan
bawah.
2. Gunakan kurva perencanaan perkerasan (Gambar 5.3-5.10) untuk
mendapatkan tebal perkerasan total, dengan melihat nilai CBR tanah
dasar.
3. Dengan menggunakan kurva yang sama (Gambar 5.3-5.10) dan nilai
CBR lapisan perkerasan bawah, akan didapatkan tebal lapisan
permukaan dan lapisan perkerasan atas. Tebal lapisan perkerasan
bawah diperoleh dari tebal perkerasan total dikurangi tebal lapisan
(permukaan ditambah dengan perkerasan atas).
4. Tebal lapisan permukaan untuk daerah kritis = 5 in (12,7 cm),
sedangkan untuk daerah non kritis 4 in (10,2 cm), ditunjukkan pada
catatan gambar 5.3-5.10.
1. Tebal lapisan perkerasan atas didapat dari tebal lapisan perkerasan
bawah dikurangi tebal lapisan permukaan. Hasil perhitungan lapisan
perkerasan atas ini harus diuji terhadap kurva tebal minimum lapisan
perkerasan atas (Gambar 5.12). Apabila harga yang diperoleh
ternyata lebih besar dari tebal lapisan perkerasan atas, maka dipakai
ketebalan minimum yang diperoleh dari kurva. Selisih lapisan
perkerasan atas tidak ditambahkan pada tebal total perkerasan, tetapi
diambil dari tebal lapisan perkerasan bawah (tebal lapisan
perkerasan bawah sama dengan tebal lapisan perkerasan bawah
dikurangi selisish lapisan perkerasan atas).
2. Menghitung tebal lapisan perkerasan bawah alternatif dengan
memakai rumus dari FAA.
3. Untuk mendapatkan lapisan perkerasan yang lebih baik terutama
untuk pesawat berbadan lebar dan pada konstruksi perkerasan lentur,
maka digunakan faktor ekivalen yang ditetapkan oleh FAA (tabel
5.4). Keuntungan lapisan yang distabilisasikan, terutama pada
perkerasan lentur, yaitu membagi tebal lapisan yang didapat dari
grafik dengan faktor ekivalen.
Tabel 5.4 Faktor ekivalen yang distabilisasi