Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR AKUNTANSI

IAS I:
PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT

Oleh:

MADE GITA ANGGRAINI


1811070195

S1 AKUNTANSI – KELAS KARYAWAN


BEKASI
2020
IAS I PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENT

a. Pendahuluan

IAS 1 merupakan standar yang mengatur tentang penyajian laporan

keuangan. Laporan Keuangan (financial statements) adalah suatu bentuk penyajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas. IAS 1

mengatur persyaratan secara keseluruhan dari laporan keuangan termasuk

bagaimana laporan keuangan harus terstruktur, persyaratan minimum untuk isi dari

laporan keuangan dan konsep-konsep yang digunakan seperti going concern,

akuntansi berbasis akrual, dan perbedaan current/non-current. IAS 1 menyebutkan

bahwa tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi terkait

dengan posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial

performance), dan aliran kas (cash flow) dari suatu entitas yang bermanfaat bagi

pengguna dalam pengambilan keputusan (economic decision’s making).

IAS 1 diterbitkan pada 1 Januari 2014 termasuk IFRS dengan tanggal efektif

setelah 1 Januari 2014. Dengan adanya IAS 1 ini diharapkan dapat membantu

entitas dalam menyajikan informasi yang berkualitas tinggi dalam laporan

keuangan entitas. Laporan keuangan disusun atas dasarkelangsungan hidup usaha

(going concern). IAS 1 mencirikan isi minimum yang disajikan dalam laporan

keuangan, seperti mengharuskan kewajiban lancar terdaftar secara terpisah dan

rician tentang kapan harus diklasifikasikan sebaai kewaj-iban lancar atau tidak

lancar. IAS 1 mensyaratkan suatu entitas untuk menyajikan semua perubahan

pemilik-dalam-ekuitasdalam laporan perubahan ekuitas. Untuk perubahan non-


pemilik dalam ekuitas (yaitu pendapatan komprehensif) dapat disajikan dalam satu

laporan laba – rugi komprehensif atau dalam laporan laba – rugi terpisah. Selain itu,

entitas juga menyajikan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif, seperti

perubahan estimasi akuntansi dan kesalahan, atau ketikaentitas mereklasifikasi item

dalam laooran keuangan. Entitas juga mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi

dan pajak penghasilan yang terkait dengan setiap komponen other comprehensive

income, menyajikan dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik dan

jumlah yang terkait per saham dalam laporan perubahan ekuitas atau pada catatan

atas laporan keuangan.

b. Tujuan

Tujuan dari IAS 1 adalah untuk menetapkan dasar bagi penyajian laporan

keuangan yang dapat dipakai oleh pengguna umum agar dapat dibandingkan, baik

dengan laporan keuangan entitas periode sebelumnya maupun dengan laporan

keuangan entitas lain. IAS 1 menetapkan persyaratan keseluruhan untuk penyajian

laporan keuangan, pedoman untuk struktur dan persyaratan minimum untuk

kontenlaporan keuangan. Standar untuk mengenali, mengukur, dan mengungkapkan

transaksi tertentu dibahas dalam standar lain dan interpretasi. Tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi Sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya

yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:


1. Aset

2. Liabilitas

3. Ekuitas

4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

5. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasistasnya sebagai

pemilik

6. Arus kas. Informasi tersebut beserta informasi lainnya yang terdapat dalam

catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam

memprediksi arus kas masa depan dan khususnya dalam hal waktu dan

kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

c. Perangkat Laporan Keuangan yang Lengkap

1) Laporan posisi keuangan pada akhir periode

Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos

berikut:

a) Asset tetap

b) Properti investasi

c) Asset tak berwujud

d) Asset keuangan

e) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas

f) Persediaan

g) Piutatang dagang dan piutang lain

h) Kas dan setara kas

i) Total asset yang diklasifikasikan sebagai asset yang dimiliki untuk dijual
j) Asset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai

dimiliki untuk dijual

k) Utang dagang dan utang lain

l) Provisi

m) Liabilitas keuangan

n) Liabilitas dan asset untuk pajak kini

o) Penghasilan

p) Liabilitas dan asset pajak tangguhan

q) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan

sebagai dimiliki untuk dijual

r) Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas

s) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas

induk.

Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal dalam

laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman

posisi keuangan entitas. Ketika entitas menyajikan asset lancar dan tidak

lancar, dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi

yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka asset atau liabilitas pajak

tangguhan tidak diklasifikasikan sebagai asset lancar atau liabilitas jangka

pendek.

2) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lainnya menyajikan

informasi sebagai berikut:

a) Laba rugi
b) Total penghasilan komprehensif lain

c) Penghasilan komprehensif untuk periode berjalan, yaitu total laba rugi dan

penghasilan komprehensif lain.

Jika entitas menyajikan laporan laba rugi terpisah, maka entitas tidak

menyajikan bagian laba rugi dalam laporan yang menyajikan penghasilan

komprehensif. Entitas menyajikan pos-pos berikut, sebagai tambahan atas

bagian laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, sebagai alokasi dari laba

rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode berjalan:

a) Laba rugi untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:

 Kepentingan non-pengendali

 Pemilik entitas induk

b) Penghasilan komprehensif untuk periode yang dapat diatribusikan kepada:

 Kepentingan non-pengendali

 Pemeilik entitas induk

3) Laporan perubahan ekuitas selama periode

Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagaimana disyaratkan

IFRS. Laporan perubahan ekuitas memuat informasi sebagai berikut:

a) Total penghasilan komprehensif selama periode berjalan, yang

menunjukkan secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada

pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali.

b) Untuk setiap komponen ekuitas, dampak penerapan retrospektif

c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada

awal dan akhir periode secara terpisah mengungkapkan masing-masing

perubahan yang timbul dari:


 Laba rugi

 Penghasilan komprehensif lain

 Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik yang

menunjukkan secara terpisah kontribusi dari dan distribusi kepada

pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak

menyebabkan hilangnya pengendalian.

d) Entitas menyajikan baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan atas

laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebgai distribusi kepada

pemilik selama periode, dan jumlah dividen per saham terkait.

4) Laporan arus kas selama periode

Informasi arus kas entitas berguna sebgai daar untuk menilai kemampuan

entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas

entitas untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas menggambarkan

perubahan historis dalam kas dan setara kas diklasifikkasikan atas aktvitas

operasi, investasi, dan pendanaan selama satu periode. Laporan arus kas

melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menutur

aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Penyajian ketika aktivitas tersebut

dengan cara paling sesuai dengan bisnisnya. Suatu transaksi tunggal dapat

diidentifikasikan ke dalam lebih dari satu aktivitas missal pelunasan pinjaman

dan bunganya sebagai pendanaan dan operasi.

Metode yang dapat digunakan dalam menyusun laporan arus kas adalah:

a) Metode langsung, kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas

bruto diungkapkan
b) Metode tidak langsung, laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non

kas, pengangguhan atau akrual dan unsur penghasilan atau beban yang

terkait aktivitas investasi dan pendanaan.

5) Catatan atas laporan keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi tentang dasar

penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi spesifik yang digunakan

sesuai dengan IAS 1. CALK mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh

SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan dan

memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan

keuangan tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.

Entitas menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas

membuat referansi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuuangan,

laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan perubahan

ekuitas, dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan

atas laporan keuangan.

d. Ketentuan Umum

1) Penyajian secara wajar

Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja

keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan

penyajian secara jujur dampak dari suatu transaksi, peristiwa, dan kondisi lain

sesuai dengan didefinisi dan kriteria pengakuan asset, liabilitas, pendapatan, dan

beban. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk:

 Memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan IAS 8


 Menyajikan informasi termasuk kebijakan akuntansi sedemikian rupa

sehingga memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan,

dan mudah dipahami.

 Memberikan pengungkapan tambahan jika aturan khusus IFRS tidak cukup

membuat pengguna untuk memahami dampak dari transaksi tertentu,

peristiwa lain, dan kondisi pada posisi keuangan entitas dan kinerja

keuangan.

Suatu entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak

tepat baik dengan pengungkapan akuntansi kebijakan yang digunakan atau

dalam catatan atau materi penjelasan.

2) Disusun atas dasar kelangsungan usaha

Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian

tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas

menyusun laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, kecuali

manajemen memiliki intensi untuk melikuidasi entitas atau menghentikan

perdagangan atau tidak memiliki alternative lain yang realistis selain

melakukannya. Jika manajemen menyadari mengenai adanya ketidakpastian

yang material sehubungan dengan peristiwa atau kondisi yang dapat

menimbulkan keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas untuk

mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas mengungkapkan

ketidakpastian tersebut. Dalam menilai apakah dasar asumsi kelangsungan

usaha adalah tepat, manajemen memperhitungkan seluruh informasi yang

tersedia mengenai masa depan paling sedikit dua belas bulan dari akhir periode

pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus.


3) Disusun dengan menggunakan dasar akrual

Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan

arus kas. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, entitas mengakui pos-

pos sebagai asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan beban ketika pos-pos

tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur-unsur tersebut

dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajia laporan keuangan.

4) Materialitas dan penggabungan

Entitas menyajikan secara terpisah setiap kelompok pos serupa yang

material. Entitas menyajikan secara terpisah pos yang memiliki sifat atau fungsi

tidak serupa kecuali pos tersebut tidak material. Laporan keuangan merupakan

hasil daru pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang digabungkan

ke dalam kelas-kelas sesuai sifat dan fungsinya. Tahap akhir dari proses

penggabungan dan pengklasifikasikan adalah penyajian data yang telah

diringkas dan diklasifikasikan yang membentuk pos-pos dalam laporan

keuangan. Entitas tidak perlu menyediakan pengungkapan yang spesifik yang

disyaratkan oleh suatu standar jika informasi tersebut tidak material.

5) Tidak memperkenankan saling hapus antara asset dan liabilitas

Entitas tidak melakukan saling hapus atas asset dan liabilitas atau

pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu standar.

Entitas melaporkan secara terpisah asset dan liabilitas serta pendapatan dan

beban. Saling hapus dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain

atau laporan posisi keuangan mengurangi kemampuan pengguna laporan

keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa, atau kejadian lain yang
telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika

saling hapus mencermintan substansi atau peristiwa. Pengukuran asset secara

neto setelah dikurangai penyisihan penilaian bukan termasuk kategori saling

hapus.

6) Disajikan minimal secara tahunan

Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap setidaknya secara tahunan.

Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan

disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode

satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan

keuangan, entitas mengungkapkan:

a) Alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih Panjang atau lebih

pendek; dan

b) Fakta bahwa jumlah yang disajikan dilaporan keuangan tidak dapat

dibandingkan secara keseluruhan.

7) Informasi komparatif dengan periode laporan keuangan sebelumnya

Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode

sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan

periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain. Informasi komparatif

yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya

diungkapkan jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.

Entitas mengungkapkan informasi komparatif tentang laporan keuangan

minimal dua laporan posisi keuangan, dua sari setiap laporan keuangan lainnya

dan catatan terkait. Pengguna laporan keuangan dapat memperoleh manfaat atas

pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan


sebelumnya dan dari pengungkapan informasi tentang Langkah-langkah yang

telah dilakukan selama periode untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.

8) Disajikan secara konsisten pada setiap periode

Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode

dilakukan secara konsisten kecuali:

a) Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau

kajian ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian

atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dan

penerapan kebijakan akuntansi dalam IAS 8

b) Perubahan tersebut disyaratkan oleh suatu standar akuntansi keuangan.

e. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif mencakup pendapatan komprehensif lain yang

berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi

yaitu:

1) Perubahan dalam surplus revaluasi

2) Keuntungan/kerugian actuarial dalam manfaat pasti

3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari

entitas asing

4) Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan tersedia

untuk dijual

5) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument nilai dalam rangka

lindung nilai arus kas.


Perusahaan mempunyai pilihan untuk menyajikan pos pendapatan dan beban

dalam bentuk:

1) Dua laporan yang terpisah antara laporan laba rugi yang menunjukkan

komponen laba rugi terpisah dan laporan pendapatan komprehensif yang dimulai

dengan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain.

2) Satu laporan laba rugi komprehensif (gabungan dua laporan terpisah diatas).

Dalam laporan laba rugi komprehensif, perusahaan mengungkapkan pos-pos

berikut sebagai alokasi laba rugi dalam periode:

1) Laba rugi periode berjalan dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas

induk.

2) Laba rugi komprehensif dari kepentingan non-pengendali dan pemilik entitas

induk.

Kepentingan non pengendali disajikan bagian dari ekuitas. Pajak penghasilan

terkait dengan masing-masing komponen pendapatan komprehensif lain harus

diungkapkan dalam laporan pendapatan komprehensif atau catatan atas laporan

keuangan.

f. Pengungkapan Kebijakan Akuntansi

Keanekaragaman kebijakan akuntansi dan pengungkapan tugas interpretasi

laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan

beberapa bidang atau wilayah akuntansi yang berbeda. Contoh berikut adlah bidang

yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan

pengungkapan atas perlakuan akuntansinya sebagai berikut:

1) Kebijakan konsolidasi
2) Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan dan kerugian

pertukaran

3) Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai

penggantian peristiwa setelah tanggal neraca, sewa guna usaha, sewa beli atau

transaksi cicilan dan bunga pajak.

Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hunungan angka-angka dengan

periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material,

perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kumulatif harus

dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh

material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara

material terhadap tahun-tahun yang akan dating. Pengungkapan kebijakan

akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan bagian integral laporan

keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya diungkapkan pada

suatu tempat tertentu dalam laporan keuangan. Perubahan kebijakan akuntansi

berpengaruh material periode sekarang atau dapat berpengaruh material periode

yang akan dating harus diungkapkan bersama alasannya, dan harus diungkapkan

secara kuantutatif.
Contoh Laporan Keuangan Samsung 2019

Anda mungkin juga menyukai