Anda di halaman 1dari 6

‫ هللَا ُ أَ ْكبَرْ َكبِ ْيرًا‬.‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬.

‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬.‫هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬
‫ص َر َع ْب َدهُ َوأَ َع َّز‬
َ َ‫ق َو ْع َدهُ َون‬ َ ‫ص َد‬ َ ،ُ‫ اَل إِلهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َده‬،ً‫ص ْيال‬ ِ َ‫َو ْال َح ْم ُد هللِ َكثِ ْيرًا َو ُسب َْحانَ هللاِ بُ ْك َرةً َوأ‬
‫ هللَا ُ أَ ْكبَ ُر َوهللِ ْال َح ْم ُد‬،ُ‫ الَإِلهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ أَ ْكبَر‬،ُ‫زَاب َوحْ َده‬ َ ْ‫ ُج ْن َدهُ َوهَزَ َم اأْل َح‬.
‫ْض فَخَ صَّ بَعْضُ ال ُّشهُوْ ِر َواألَي َِّام َوالَليَالِي‬ ٍ ‫ْضهُ َعلَى بَع‬ َ ‫ق ال ّز َمانَ َوفَض ََّل بَع‬ َ َ‫الح ْم ُد هلِل ِ الَّ ِذيْ َخل‬
َ
‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن‬.‫َات‬
ُ ‫ضائِ َل يُ َعظَّ ُم فِ ْيهَا األَجْ ُر وال َح َسن‬ َ َ‫بِ َمزَايَا َوف‬
َ‫ك َو َرسُوْ لِك‬ َ ‫ص ّل و ّسلِّ ْم علَى َع ْب ِد‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬.‫َسيِّدَنا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّدا ِعى بِقَوْ لِ ِه َوفِ ْعلِ ِه إِلَى ال َّر َشا ِد‬
‫ فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هللاَ تَ َعالَى بِفِع ِْل‬،‫ أ َّما ب ْع ُد‬.‫ُم َح ّم ٍد ِو َعلَى آلِه وأصْ َحابِ ِه هُدَا ِة األَن َِام في أَ ْن َحا ِء البِالَ ِد‬
ِ ‫الطَّاعَا‬
‫ت‬
‫ك هُ َو اأْل َ ْبتَ ُر‬
َ َ‫ إِ َّن َشانِئ‬.ْ‫ك َوا ْن َحر‬ َ َ‫ ف‬.‫ إِنَّا أَ ْعطَ ْينَاكَ ْال َكوْ ثَ َر‬:‫ال هللاُ تَ َعال َى فِي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم‬
َ ِّ‫ص ِّل لِ َرب‬ َ َ‫فَقَ ْد ق‬
Allahu Akbar
Sepanjang malam gemuruh kalimat takbir, tahlil dan tahmid berkumandang bersahutan menggetarkan
hati, menyentuh kalbu jiwa-jiwa yang beriman, lalu pagi ini dengan penuh kebersamaan walau dalam
perbedaan ada yang datang berjalan kaki, memakai kendaraan, berjalan cepat atau memakai tongkat,
laki-laki dan perempuan, tua muda, yang sedih atau gembira semua datang untuk berjamaah bersama
dihamparan bumi Allah menghidupi sunnah sebagai bukti rasa cinta kepada Rasulullah SAW.
Sementara saudara-saudara kita yang menjadi tamu Allah ditanah suci dengan busana ihram yang sama
mereka sedang berjuang keras melaksanakan rangkaian ibadah haji, tanggal 8 Dzuhijjah mereka
berangkat dari makkah menuju Arafah, tanggal 9 Dzulhijah setelah tergelincirnya matahari mereka
melaksanakan wukuf dipandang Arafah. pada malamnya Mereka mabit di Muzdalifah dan
mengumpukan krikil untuk melontar jumrah di mina. Sungguh sebuah pemendangan yang sangat
menakjubkan yang akan mengingatkan kita pada saat berada di padang maksar.
Jama’ah shalat idul Adha yang dimuliakan Allah

Hari raya kurban atau biasa kita sebut Idul Adha yang kita peringati tiap tahun tak bisa terlepas dari
kisah Nabi Ibrahim sebagaimana terekam dalam Surat ash-Shaffat ayat 99-111. Meskipun, praktik
kurban sebenarnya sudah dilaksanakan putra Nabi Adam yakni Qabil dan Habil. Diceritakan bahwa
kurban yang diterima adalah kurban Habil bukan Qabil. Itu pun bukan daging atau darah yang Allah
terima namun ketulusan hati dan ketakwaan dari si pemberi kurban.

‫َال هَّللا َ لُحُو ُمهَا َوال ِد َما ُؤهَا َولَ ِك ْن يَنَالُهُ التَّ ْق َوى ِم ْن ُك ْم‬
َ ‫لَ ْن يَن‬
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi
ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. (Al-Hajj: 37

Kendati sejarah kurban sudah berlangsung sejak generasi pertama umat manusia, namun syariat ibadah
kurban dimulai dari cerita perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak kesayangannya,
Ismail (‘alaihissalâm). Seorang anak yang ia idam-idamkan bertahun-tahun karena istrinya sekian lama
mandul. Dalam Surat ash-Shaffat dijelaskan bahwa semula Nabi Ibrahim berdoa:

َ‫َربِّ هَبْ لِي ِمنَ الصَّالِ ِحين‬


“Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.”

Allah lalu memberi kabar gembira dengan anugerah kelahiran seorang anak yang amat cerdas dan sabar
(ghulâm halîm). Hanya saja, ketika anak itu menginjak dewasa, Nabi Ibrahim diuji dengan sebuah mimpi.
Ia berkata, "Wahai anakku, dalam tidur aku bermimpi berupa wahyu dari Allah yang meminta aku untuk
menyembelihmu. Bagaimana pendapat kamu?" Anak yang saleh itu menjawab, "Wahai bapakku,
laksanakanlah perintah Tuhanmu. Insya Allah kamu akan dapati aku termasuk orang-orang yang sabar."

Tatkala sang bapak dan anak pasrah kepada ketentuan Allah, Ibrâhîm pun membawa anaknya ke suatu
tumpukan pasir. Lalu Ibrâhîm membaringkan Ismail dengan posisi pelipis di atas tanah dan siap
disembelih.

Jamaah shalat idul adha……

ٍ ‫ َوفَ َد ْينَاهُ بِ ِذب‬.ُ‫إِ َّن هَ َذا لَهُ َو ْالبَاَل ُء ْال ُمبِين‬


‫ َك َذلِكَ نَجْ ِزي‬.‫ َساَل ٌم َعلَى إِ ْب َرا ِهي َم‬.َ‫ َعلَ ْي ِه فِي اآْل َ ِخ ِرين‬b‫ َوتَ َر ْكنَا‬.‫ْح َع ِظ ٍيم‬
َ‫ إِنَّهُ ِم ْن ِعبَا ِدنَا ْال ُم ْؤ ِمنِين‬.َ‫ْال ُمحْ ِسنِين‬
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor
sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang
yang datang kemudian, (yaitu) ‘Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim’. Demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang
beriman.”

Allahu Akbar Allahu akbar Walillahil ham

Ibadah kurban tahunan yang umat Islam laksanakan adalah bentuk i’tibar atau pengambilan pelajaran
dari kisah tersebut. Setidaknya ada tiga pesan yang bisa kita tarik dari kisah tentang Nabi Ibrahim dan
Nabi Ismail serta ritual penyembelihan hewan kurban secara umum.

Pertama, tentang totalitas kepatuhan kepada Allah subhânau wata’âla. Nabi Ibrahim yang mendapat
julukan “khalilullah” (kekasih Allah) mendapat ujian berat pada saat rasa bahagianya meluap-luap
dengan kehadiran sang buah hati di dalam rumah tangganya. Lewat perintah menyembelih Ismail, Allah
seolah hendak mengingatkan Nabi Ibrahim bahwa anak hanyalah titipan. Anak—betapapun mahalnya
kita menilai—tak boleh melengahkan kita bahwa hanya Allahlah tujuan akhir dari rasa cinta dan
ketaatan.

Nabi Ibrahim lolos dari ujian ini. Ia membuktikan bahwa dirinya sanggup mengalahkan egonya untuk
tujuan mempertahankan nilai-nilai Ilahi. Dengan penuh ketulusan, Nabi Ibrahim menapaki jalan
pendekatan diri kepada Allah sebagaimana makna qurban, yakni pendekatan diri.

Sementara Nabi Ismail, meski usianya masih belia, mampu membuktikan diri sebagai anak berbakti dan
patuh kepada perintah Tuhannya. Yang menarik, ayahnya menyampaikan perintah tersebut dengan
memohon pendapatnya terlebih dahulu, dengan tutur kata yang halus, tanpa unsur paksaan. Atas dasar
kesalehan dan kesabaran yang ia miliki, ia pun memenuhi panggilan Tuhannya.

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh,

Pelajaran kedua adalah tentang kemuliaan manusia. Dalam kisah itu di satu sisi kita diingatkan untuk
jangan menganggap mahal sesuatu bila itu untuk mempertahankan nilai-nilai ketuhanan, namun di sisi
lain kita juga diimbau untuk tidak meremehkan nyawa dan darah manusia. Penggantian Nabi Ismail
dengan domba besar adalah pesan nyata bahwa pengorbanan dalam bentuk tubuh manusia—
sebagaimana yang berlangsung dalam tradisi sejumlah kelompok pada zaman dulu—adalah hal yang
diharamkan.

Manusia dengan manusia lain sesungguhnya adalah saudara. Mereka dilahirkan dari satu bapak, yakni
Nabi Adam ‘alaihissalâm. Seluruh manusia ibarat satu tubuh yang diciptakan Allah dalam kemuliaan.
Karena itu membunuh atau menyakiti satu manusia ibarat membunuh manusia atau menyakiti manusia
secara keseluruhan. Larangan mengorbankan manusia sebetulnya penegasan kembali tentang luhurnya
kemanusiaan di mata Islam dan karenanya mesti dijamin hak-haknya.
Pelajaran yang ketiga yang bisa kita ambil adalah tentang hakikat pengorbanan. Sedekah daging hewan
kurban hanyalah simbol dari makna korban yang sejatinya sangat luas, meliputi pengorbanan dalam
wujud harta benda, tenaga, pikiran, waktu, dan lain sebagainya.

Pengorbanan merupakan manifestasi dari kesadaran kita sebagai makhluk sosial. Bayangkan, bila
masing-masing manusia sekadar memenuhi ego dan kebutuhan sendiri tanpa peduli dengan kebutuhan
orang lain, alangkah kacaunya kehidupan ini. Orang mesti mengorbankan sedikit waktunya, misalnya,
untuk mengantre dalam sebuah loket pejualan tiket, bersedia menghentikan sejenak kendaraannya saat
lampu merah lalu lintas menyala, dan lain-lain. Sebab, keserakahan hanya layak dimiliki para binatang.
Di sinilah perlunya kita “menyembelih” ego kebinatangan kita, untuk menggapai kedekatan (qurb)
kepada Allah, karena esensi kurban adalah solidaritas sesama dan ketulusan murni untuk mengharap
keridhaan Allah. Wallahu a’lam. 

ُ‫ر ْال َح ِكي ِْم َوتَقَب ََّل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم تِالَ َوتَهُ َوإِنَّه‬bِ ‫م بِ َمافِ ْي ِه ِم ْن آيَ ِة َو ِذ ْك‬bْ ‫ َونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك‬،‫ك هللا لِي َولَ ُك ْم فِى ْالقُرْ آ ِن ْال َع ِظي ِْم‬
َ ‫بَا َر‬
ِ ‫ر هللاَ ال َع ِظ ْي َم إِنَّهُ ه َُو ال َغفُوْ ُر الر‬bُ ِ‫ هَ َذا فَأ ْستَ ْغف‬b‫ل قَوْ لِي‬bُ ْ‫ َوأَقُو‬،‫هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِ ْي ُم‬
‫َّحيْم‬

Khutbah 2

‫هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر هللَا ُ أَ ْكبَ ُر‬.

َّ ‫ك لَهُ َوأَ ْشهَ ُد‬


‫أن‬ َ ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ اِلَهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي‬.‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى إِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما‬ َ ‫ اللهُ َّم‬.‫إلى ِرضْ َوانِ ِه‬ َ ‫اعى‬ ِ ‫َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ال َّد‬
‫ِكث ْيرًا‬

‫ بِ َمآل‬b‫أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى‬
‫ اللهُ َّم‬.‫ تَ ْسلِ ْي ًما‬b‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا‬
َ ‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا‬ َ ُ‫ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي‬
َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِكَ َو ُر ُسلِكَ َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْين‬ َ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ َ
َ ‫َّاش ِد ْينَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة الص‬
َ‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْين‬ ِ ‫ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر‬
َ ْ‫َوار‬
َ‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا اَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْين‬
َ ْ‫لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوار‬

َ‫ت اللهُ َّم أَ ِع َّز ْا ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْين‬bِ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا‬
ِ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما‬
ِ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا‬
ْ‫اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمر‬ ْ ‫َص َر ال ِّد ْينَ َو‬ َ ‫ْن َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن‬bَ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي‬ َ ْ‫َوأَ ِذ َّل ال ِّشر‬
‫ اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما‬.‫ك إِلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن‬ َ ِ‫أَ ْعدَا َءال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َمات‬
َ‫َان ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْين‬ ِ ‫ر ْالب ُْلد‬bِ ِ‫صةً َو َسائ‬ َّ ‫ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِْسيَّا خآ‬
Yaa Allah yaa Rahmaan yaa Rahiim..hari ini kami berkumpul di sini, di hari yang penuh berkah
ini, memohon padaMu untuk menyatukan hati-hati kami, berkumpul atas cinta padaMu,
berjanji setia menolong agamaMu, kuatkanlah persaudaraan kami, tunjukilah jalan hidup kami,
kekalkanlah persaudaraan kami, penuhilah hati kami dengan iman padaMu, dan kekuatan
tawakkal padaMU, Hidupkan kami dan keturunan kami dalam makrifat padaMu, matikan kami
dalam syahid di jalanMu, sesungguhNya Engkau adalah Maha penolong.
Yaa Ghafur yaa Razzak..terimalah ibadah haji saudara-saudara kami yang berhaji tahun ini,
jadikanlah haji mereka haji yang mabrur, ampuni dosa-dosa mereka dan selamatkan mereka
sampai kembali ke kampung halaman bertemu dengan keluarga-keluarga mereka dalam
keberkahan, anugerahkan kami yang belum berhaji agar dapat melaksanakan ibadah haji ke
baitullah.. 
Yaa Tawwab yaa Fattaah...terimalah semua pengabdian dan pengorbanan kami,
sempurnakanlah yang kurang dari kami, Engkaulah Yang Maha Sempurna. Jadikan keluarga-
keluarga kami, keluarga yang komitmen dengan kebaikan, setia dengan keta'atan, keluarga-
keluarga yang menegakkan shalat, keluarga-keluarga yang rajin berinfaq, semangat beribadah
dan senantiasa berusaha menjalankan kewajiban..
‫ اللهم تب علينا فإنك أنت التواب الرحيم‬..‫اللهم ارزقنا فإنك خير الرازقين‬..‫اللهم انصرنا فإنك خير الناصرين‬
Ya Allah, berilah kami pertolongan karena Engkaulah sebaik-baik yang memberi
pertolongan..Berilah kami rizki karena Engkaulah sebaik-baik pemberi rizki...ya Allah, terimalah
taubat kami karena sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang..

َ ‫ َربَّنَا ظَلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسن‬.‫ار‬


. ‫َاواِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن‬ َ ‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْاآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب الن‬
َ‫ِمنَ ْالخَا ِس ِر ْين‬
‫ِعبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُرنَا‪ b‬بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َسا ِن َوإِيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ ب َى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِ‪b‬ر َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫َلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَرْ‬
‫تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْ‪b‬م َوا ْش ُكرُوْ هُ ع َ‬

Anda mungkin juga menyukai