Anda di halaman 1dari 7

Markaz Inayah

Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid

Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid

By Lukmanul Hakim, Lc., MA. on April 13, 2017

Sesungguhnya akhir-akhir ini, terdapat fenomena menarik di negeri kita yang tercinta, yaitu fenomena
gerakan shalat shubuh berjamaah yang dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia yang diiringi dengan
acara tabligh akbar.

Tentunya kita berharap, bahwa fenomena ini tidak hanya berhenti pada shalat subuh saja, namun akan
sangat menggembirakan jika fenomena memakmurkan masjid ini nampak terlihat di seluruh waktu
shalat.

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Sebagai andil dan kepedulian kami terhadap geliat keislaman di bumi pertiwi, maka khutbah kali ini akan
membahas tentang keutamaan memakmurkan rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Di antara kemuliaan masjid, Allah menamakannya dengan “Baitullah”, yang maknanya adalah rumah
Allah, dan bentuk penyandaran rumah kepada Allah adalah bentuk “tasyriif” atau pemuliaan, Allah
berfirman:

َ ‫ت أَ ِذنَ هَّللا ُ أَ ْن تُرْ فَ َع َوي ُْذ َك َر فِيهَا ا ْس ُمهُ يُ َسبِّ ُح لَهُ فِيهَا بِ ْال ُغد ُِّو َواآْل‬
‫صا ِل‬ ٍ ‫فِي بُيُو‬

Artinya: “Di rumah-rumah (masjid) yang Allah izinkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-
Nya, dan (dianjurkan) di dalamnya (masjid) untuk bertasbih kepada-Nya setiap pagi dan petang.” (QS.
An-Nur : 36).

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Ayat di atas dapat menjadi motivator bagi kaum muslimin untuk memakmurkan dan mendatangi masjid
dalam rangka untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan di antara ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan di masjid adalah shalat secara
berjamaah di masjid, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

‫ْث يُنَادَى بِ ِه َّن‬ ِ ‫ت ْال َخ ْم‬


ُ ‫س َحي‬ ِ ‫صلَ َوا‬ ْ ِ‫ فَ ْليُ َحاف‬،‫َم ْن َس َّرهُ أَ ْن يَ ْلقَى هَّللا َ َغدًا ُم ْسلِ ًما‬
َّ ‫ظ َعلَى هَؤُاَل ِء ال‬

Artinya: “Barang siapa yang ingin bergembira untuk berjumpa dengan Allah dalam keadaan muslim pada
hari kiamat kelak, maka hendaknya ia melaksanakan shalat lima waktu di tempat azan dikumandangkan
(masjid).” (HR Ibnu Majah, No: 777, dan dishahihkan oleh syaikh Albani).

Shalat berjamaah merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam, bahkan Allah tetap
memerintahkan shalat berjamaah kendati dalam keadaan perang, sebagaimana yang tertuang dalam
firman Allah :

‫ك َو ْليَأْ ُخ ُذوا أَ ْسلِ َحتَهُ ْم‬


َ ‫صاَل ةَ فَ ْلتَقُ ْم طَائِفَةٌ ِم ْنهُ ْم َم َع‬
َّ ‫َوإِ َذا ُك ْنتَ فِي ِه ْم فَأَقَ ْمتَ لَهُ ُم ال‬

Artinya: “Dan jika engkau [wahai Nabi] bersama mereka [dalam perang], dan engkau hendak shalat
bersama mereka, maka hendaklah salah satu kelompok di antara mereka shalat bersamamu dan
hendaklah membawa senjata mereka.” [QS. An-Nisa’: 102].

Ayat di atas merupakan dalil bagi disyariatkannya shalat khouf, yaitu shalat berjamaah ketika keadaan
tidak aman dan genting, seperti terjadi perang dll. Jika dalam keadaan berperang dan genting kaum
muslimin dianjurkan untuk tetap melaksanakan shalat secara berjamaah, maka dalam keadaan aman
dan stabil, tentu lebih dianjurkan lagi, olehnya sebagian ulama berpendapat bahwa shalat berjamaah
hukumnya wajib.

Hal ini dikuatkan juga dengan terbitnya ancaman dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sebagaimana tertuang dalam sabdanya:
َ ‫ال فَأ ُ َح ِّر‬
‫ق َعلَ ْي ِه ْم‬ ٍ ‫اس ثُ َّم أُخَالِفَ إِلَى ِر َج‬
َ َّ‫صاَل ِة فَيُ َؤ َّذنَ لَهَا ثُ َّم آ ُم َر َر ُجاًل فَيَ ُؤ َّم الن‬
َّ ‫ب ثُ َّم آ ُم َر بِال‬ ٍ َ‫ت أَ ْن آ ُم َر بِ َحط‬
َ َ‫ب فَيُحْ ط‬ ُ ‫َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه لَقَ ْد هَ َم ْم‬
‫بُيُوتَهُ ْم‬

Artinya: “Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku telah bertekad menyuruh orang untuk
mengumpulkan kayu bakar lalu dibakar, kemudian aku memerintahkan untuk shalat dengan
mengumandangkan azan untuknya, kemudian aku menyuruh seseorang untuk menjadi imam, kemudian
aku berkeliling untuk memeriksa laki-laki (yang tidak ikut shalat berjamaah), lalu aku bakar rumah
mereka.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Kaum muslimin yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sesungguhnya memakmurkan masjid adalah ibadah yang sangat agung di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala, buktinya adalah banyaknya keutamaan dan pahala yang disiapkan bagi orang yang
memakmurkan rumah Allah dengan melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya, di antaranya adalah:

Pertama: Memakmurkan masjid merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman seorang hamba, Allah
berfirman:

َ ِ‫ش إِاَّل هَّللا َ فَ َع َسى أُولَئ‬


َ‫ك أَ ْن يَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْهتَ ِدين‬ َّ ‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َسا ِج َد هَّللا ِ َم ْن آ َمنَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َوأَقَا َم ال‬
َ ‫صاَل ةَ َوآتَى ال َّزكَاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬

Artinya: “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir dan mendirikan shalat, menunaikan zakat serta tidak takut kecuali kepada
Allah, maka semoga mereka termasuk orang-orang yang diberi hidayah.” [QS. At-Taubah: 18].

Ya, memakmurkan masjid dengan rutin melaksanakan shalat berjamaah di dalamnya adalah amalan
yang berat, namun yang menentukan mudahnya kita dalam melaksanakan ibadah ini bukan karena
faktor tegapnya badan dan kuatnya otot, namun faktor yang terbesar adalah kualitas iman yang
menyala di dalam dada, olehnya banyak kita dapati seorang yang tegap badannya, sehat wal afiyat, dan
usianya masih muda, namun dia tidak mampu melangkahkan kakinya ke masjid walau selangkah,
padahal dia seorang muslim, namun sebaliknya, betapa banyak kita dapati orang tua yang ringkih,
berjalan dengan menyeret kakinya, dan diiringi dengan batuk yang khas, namun ia sangat rajin
mengunjungi dan memakmurkan rumah Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫إِ َذا َرأَ ْيتُ ُم ال َّر ُج َل يَ ْعتَا ُد ْال َم ْس ِج َد فَا ْشهَدُوا لَهُ بِا ِإلي َما ِن‬

Artinya: “Jika kalian melihat seseorang rutin ke masjid (di antaranya melaksanakan shalat berjamaah),
maka saksikanlah bahwa dia adalah orang yang beriman.” [HR. Tirmidzi, dan dilemahkan oleh Syaikh
Albani, namun maknanya benar, sesuai dengan ayat di atas].

Kedua: Allah akan melipatgandakan pahalanya.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ً‫صالَ ِة ْالفَ ِّذ بِ َسب ٍْع َو ِع ْش ِرينَ د ََر َجة‬ َ ‫صالَةُ ْال َج َما َع ِة أَ ْف‬
َ ‫ض ُل ِم ْن‬ َ

Artinya: “Shalat berjamaah lebih utama dari shalat sendiri sebanyak dua puluh tujuh derajat.” [HR.
Bukhari dan Muslim].

Tentunya ini merupakan hal yang luar biasa, amalannya sama, jumlah rakaatnya juga sama, yang
berbeda hanya langkah kaki untuk menuju ke masjid dengan jarak yang relatif dekat, namun perbedaan
yang mencolok adalah pada perbedaan pahala yang signifikan, yaitu 27 derajat.

Ketiga: Shalat berjamaah menghapus dosa-dosa kecil dan mengangkat derajat di sisi Allah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫غ ْال ُوضُو ِء َعلَى‬


ُ ‫ َوإِ ْسبَا‬،‫صالَ ِة‬ َّ ‫ َوا ْنتِظَا ُر ال‬j،‫ َويَ ْمحُو بِ ِه ْالخَ طَايَا؟ ك َْث َرةُ ْال ُخطَى إِلَى ْال َم َسا ِج ِد‬،‫ت‬
َّ ‫صالَ ِة بَ ْع َد ال‬ ِ ‫أَالَ أَدُلُّ ُك ْم َعلَى َما يَرْ فَ ُع هللاُ بِ ِه ال َّد َر َجا‬
ِ ‫ْال َمك‬
‫َار ِه‬

Artinya: “Maukah kalian aku tunjukkan pada amalan yang dengannya Allah mengangkat derajat dan
menghapuskan dosa-dosa? Banyak melangkahkan kaki ke masjid, menunggu shalat setelah
melaksanakan shalat, dan menyempurnakan wudhu pada waktu-waktu yang sulit.” [HR. Ahmad, shahih].
Siapakah dari kita yang tidak ingin diampuni dosanya, dan siapakah di antara kita yang tidak ingin
diangkat derajatnya oleh Allah? Dua keutamaan ini dapat kita wujudkan dengan melangkahkan kaki
menuju rumah-rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Keempat: Orang yang mencintai masjid dan memakmurkannya berhak mendapatkan naungan dari Allah
pada hari kiamat kelak.

Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫ق بِ ْال َم ْس ِج ِد‬
ٌ َّ‫ َو َر ُج ٌل قَ ْلبُهُ ُم َعل‬:‫َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ْم هَّللا ُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّهُ … َو ِم ْنهُ ْم‬

Artinya: “Ada tujuh golongan yang berhak mendapatkan naungan dari Allah pada hari kiamat…di
antaranya adalah: Seorang yang hatinya tertaut dengan masjid.” [HR Bukhari dan Muslim].

Tertautnya hati dengan masjid berkonsekuensi pada amalan yang menunjukkan kecintaannya kepada
masjid, seperti menghadiri shalat berjamaah, memakmurkan masjid dengan menghadiri majelis taklim
dan lain sebagainya.

Kelima: Doa malaikat bagi orang yang berdiam diri di tempat ia shalat selama tidak batal wudhunya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ث اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لَهُ اللَّهُ َّم ارْ َح ْمه‬ َ ‫صلِّي َعلَى أَ َح ِد ُك ْم َما دَا َم فِي ُم‬
ْ ‫صاَّل هُ َما لَ ْم يُحْ ِد‬ َ ُ‫ْال َماَل ئِ َكةُ ت‬

Artinya: “Para Malaikat senantiasa mendoakan salah seorang di antara kalian selama duduk di tempat ia
shalat (masjid) selama belum batal wudhunya, (doanya adalah) Ya Allah, ampunilah dosanya, Ya Allah
sayangilah ia.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Amalan yang relatif ringan, namun memiliki keutamaan yang luar biasa di sisi Allah, yaitu doa makhluk
Allah yang mulia, yaitu para malaikat-Nya.

Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah.

Inilah sebagian keutamaan dari memakmurkan rumah-rumah Allah dengan melaksanakan shalat
berjamaah di dalamnya, dan masih banyak lagi keutamaan yang lain yang tidak dapat kita jelaskan di
dalam majlis yang pendek ini.

Semoga keutamaan-keutamaan ini memotivasi kita untuk semakin cinta masjid dan semakin senang
memakmurkan masjid, bukan cuma dengan shalat shubuh, namun semua waktu shalat []

____________________________________

Teks khutbah dapat didownload di sini

jum'atmasjidmencintainabishalat

Mimbar Jum'at

Share

Related Posts

Kemilau Takwa dan Amal Saleh

Amalan-amalan Penghapus Dosa (2)

Iman Kepada Hari Kiamat dan Tanda-tandanya

Amalan-amalan Penghapus Dosa

Kemenangan yang Hakiki di Dalam Islam

Khutbah Jumat: Hikmah puasa Syawwal

Jangan Remehkan Amalan Kebaikan


Comments (0)Add Comment

Home

View Desktop Version

Anda mungkin juga menyukai