Pengaruh fermentasi artichoke oleh ketegangan probiotik

Lactobacillus paracasei LMG P-22043 dan proses pencernaan pada

polifenol dan aktivitas antioksidan
Antonella Garbetta1, Isabella D'Antuono1, Angelo Sisto, Fiorenza Minervini, Angela Cardinali⁎, Paola Lavermicocca

Abstrak
Penelitian ini menunjukkan pengaruh proses fermentasi dimulai dengan probiotik
Lactobacillus paracasei LMG P-22043 (PF) pada nasib mempromosikan kesehatan polifenol
dalam artichoke dibandingkan dengan artichoke fermentasi tidak dimulai (NSF). Proses
fermentasi tidak berpengaruh secara signifikan komposisi polifenol. Namun, variasi rendah
terutama terkait dengan proses isomerisasi asam dicaffeoylquinic, mungkin karena nilai-nilai
pH yang berbeda dari dua sampel, yang diamati. Selanjutnya, total bioaccessibility polifenol
dari PF artichoke lebih rendah (34%) dibandingkan dari NSF artichoke (64%) di usus kecil.
Selain itu, baik polifenol isomerisasi dan bioaccessibility mempengaruhi aktivitas antioksidan
yang signifikan menurunkan untuk PF artichoke daripada yang NSF.

1. Perkenalan
Hal ini juga menunjukkan bahwa mikroorganisme yang mendiami gastrointestinal
(GI) saluran, memiliki dampak yang mendalam pada fisiologi normal dan kesehatan. Ketika
dysbiosis terjadi, pendekatan yang cocok untuk modulasi (memulihkan) diubah usus
mikrobiota diwakili oleh asupan probiotik. strain probiotik dapat berinteraksi dengan sel-sel
epitel dari tuan rumah dengan menggunakan sinyal kimia atau kekebalan tubuh mirip dengan
mikrobiota komensal menghuni usus (Power, O'Toole, Stanton, Ross, & Fitzgerald, 2014;
Marco & Tachon, 2013) . strain probiotik transiently menjajah usus manusia, oleh karena itu
menjadi efektif, mereka harus diberikan setiap hari dalam jumlah yang cukup (tidak kurang
dari satu miliar sel hidup) (Hill et al., 2014). Kebanyakan probiotik yang tersedia di pasar
adalah suplemen diet atau makanan berbasis susu tetapi minat konsumen dan perusahaan
untuk probiotik non-dairy telah ditentukan peningkatan luar biasa dalam penelitian untuk
matriks operator lainnya (Min, Bunt, Mason, Bennett, & Hussain, 2017;. Martins et al, 2013;
Ouwehand & Röytiö 2014). Selain itu, semakin menunjukkan bahwa matriks pembawa dan
komponen makanan memiliki dampak yang signifikan pada kualitas produk probiotik (Flach,
van der Waal, van den Nieuwboer, Claassen, & Larsen, 2017). Sebenarnya, bahkan jika hidup
adalah kemampuan terkait ketegangan-, kinerja strain probiotik dipengaruhi oleh makanan
carrier, yang dapat melindungi populasi probiotik selama perjalanan GI dan dapat
mendukung penjajahan mereka. Di antara matriks makanan, sayuran dapat mewakili media
yang ideal untuk pengembangan probiotik karena kekayaan intrinsik mereka dalam
komponen fungsional (Shahidi, 2009). Memang, fortifikasi dengan L. paracasei galur
probiotik telah ditunjukkan untuk beberapa jenis sayuran dan diverifikasi secara ekstensif
menggunakan tabel zaitun, artichoke dan kubis (Lavermicocca et al, 2005;.. Sarvan et al,
2013;. Valerio et al, 2006). Sebuah studi baru pada interaksi yang mungkin antara bakteri
probiotik dan komponen dari matriks sayuran menyoroti bahwa komponen bioaktif dari
makanan dapat mengatur fitur probiotik (Sisto et al., 2016). Aktivitas imunomodulator dari
strain L. paracasei LMG P-22043, dinilai pada sel dendritik, telah dipelajari untuk
memastikan produksi senyawa bioaktif dalam budaya dan modulasi mungkin diberikan oleh
komponen polifenol dari matriks. Filtrat kultur strain LMG P-22043 yang diperoleh sangat
menarik dan sifat regangan spesifik anti-inflamasi ketika ekstrak artichoke fenolik
ditambahkan ke dalam media kultur sebelum pertumbuhan bakteri, karena meningkatkan
produksi sitokin anti-inflamasi IL-10 sementara penurunan IL-12 produksi oleh sel dentritic.
Sementara hasil ini menyoroti pengaruh komponen bioaktif dari artichoke pada kinerja
fungsional dari ketegangan, aktivitas yang mungkin dari probiotik pada nasib nutraceuticals
(komponen polifenol) karakteristik matriks sayuran ini, belum diketahui. karena
meningkatkan produksi anti-inflamasi sitokin IL-10 sekaligus mengurangi IL-12 produksi
oleh sel dentritic. Sementara hasil ini menyoroti pengaruh komponen bioaktif dari artichoke
pada kinerja fungsional dari ketegangan, aktivitas yang mungkin dari probiotik pada nasib
nutraceuticals (komponen polifenol) karakteristik matriks sayuran ini, belum diketahui.
karena meningkatkan produksi anti-inflamasi sitokin IL-10 sekaligus mengurangi IL-12
produksi oleh sel dentritic. Sementara hasil ini menyoroti pengaruh komponen bioaktif dari
artichoke pada kinerja fungsional dari ketegangan, aktivitas yang mungkin dari probiotik
pada nasib nutraceuticals (komponen polifenol) karakteristik matriks sayuran ini, belum
diketahui.
Globe artichoke terkenal karena nilai gizi dan sifat terapeutik, terutama terkait dengan
tingkat tinggi senyawa fenolik. Secara khusus, asam klorogenat, 1,5-O-, asam 3,5-O-
dicaffeoylquinic, dan flavonoid (apigenin dan luteolin), adalah polifenol utama yang
diidentifikasi dalam kepala artichoke (Lattanzio, Kroon, Linsalata, & Cardinali, 2009) .
Beberapa penelitian telah menyoroti mempromosikan kesehatan properti dari komponen
polifenol artichoke, seperti penghambatan kepadatan rendah lypoprotein,, kegiatan (LDL)
oksidasi hipoglikemik hati-melindungi dan koleretik (D'Antuono, Garbetta, Linsalata,
Minervini, & Cardinali, 2015; Coinu et al, 2007;. Nazni, Poongodi Vijayakumar,
Alagianambi, & Amirthaveni, 2006; Saenz Rodriguez, García Gimenez, & de la Puerta
Vázquez, 2002). Bahkan,
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengikuti nasib mempromosikan kesehatan
polifenol dalam artichoke selama proses fermentasi dimulai dengan L. paracasei LMG P-
22043 (probiotik fermentasi, PF) dibandingkan dengan tidak mulai difermentasi (NSF)
artichoke. Selain itu, pencernaan GI simulasi dari PF dan NSF dilakukan untuk menilai
pengaruh fermentasi probiotik dan proses pencernaan pada pola polifenol. Fermentasi dan
sampel dicerna kemudian dievaluasi untuk aktivitas antioksidan mereka untuk
mengungkapkan modulasi kemungkinan aktivitas biologis ini berasal dari proses fermentasi
dipiloti.