Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL

“PROSES PEMBENTUKAN BATU BARA”

Disusun oleh :
Nadia Raintama
20817024

Universitas Prisma Manado


Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Teknik Geologi
2018
DATAR ISI
BAB I PENDAHULUAAN
1.1 LATAR BELAKAN
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN BATUBARA
2.2 PROSES TERBENTUKNYA BATUBARA
2.3 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN
BATUBARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 JENIS PENELITIAN
3.2 FOKUS PENELITIAN
3.3 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
3.4 TEKNIK PENGAMBILAN DATA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi,komposisi,struktur,sifat-
sifat fisik,sejarah dan proses pembentuknya.Salah satu bahan yang
membentuk bumi adalah batuan,batuan terbagi menjadi tiga yaitu Batuan
Beku, Sedimen dan Metamorf.Awal mula semua batuan terbentuk dari
magma yaitu benda cair,panas dan pijar yang bersuhu diatas
1000°c,kemudian terbentuk menjadi Lava yaitu cairan magma yang sudah
muncul kepermukaan yang disebut lahar,Lahar adalah lava yang tercampur
dengan gas,material piroklasik,air dan tanah.Batuan sedimen adalah batuan
yang terbentuk akibat litifikasi hancuran batuan lain (dentritus) atau karena
hasil proses kimiawi maupun biokimiawi.
Dibagi menjadi 2 macam berdasarkan atas asalnya:
1. Batuan sedimen klastik (testur klastik): batuan sedimen yang
tersusun oleh hasil hancuran (fragmen) batuan lain yang sudah ada
terlebih dahulu (batuan asal) baik dari batuan beku, sedimen,
maupun metamorf. Umumnya telah mengalami transportasi atau
perpindahan.
2. Batuan sedimen nonklastik (testur nonklastik): batuan sedimen yang
tersusun oleh hasil reaksi tertentu, baik bersifat anorganis,
biokimiawi, atau biologis. Umumnya merupakan hasil litifikasi dari
koloid, maka akan merupakan massa batuan yang kristalin dan
berbutir seragam, dan belum mengalami transportasi atau
perpindahan.
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma di
bawah permukaan bumi dan hasil pembekuan lava di permukaan bumi.
Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur
terurai selama terkena panas,hujan serta aktivitas tumbuhan dan hewan.
Batuan beku dapat berbentuk dalam waktu yang sangat lama karena adanya
perubahan temperatur dan tekanan.
Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok
utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe
batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut
metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Batuan metamorf
membentuk bagian yang cukup besar dari kerak bumi dan diklasifikasikan
berdasarkan tekstur, selain juga oleh susunan mineral dan susunan kimianya
(fasies metamorfik).
1.2 Rumusan Masalah
1.Bagaimana proses pembentukan batu bara?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses bagaimana terbentuknya batu bara
2. Mengetahui faktor-faktor dan prinsip dalam pembentukan batu bara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Pengertian Batubara
  Beberapa ahli telah mencoba memberikan definisi batubara yaitu:
  a.  Menurut Spackman (1958) Batubara adalah suatu benda padat  
karbonan berkomposisi maseral tertentu.
  b. Menurut The lnternational Hand Book of Coal Petrography
(1963)Batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari
sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses
kompaksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang
bervariasi, dari dangkal sampai dalam.
c. Menurut Thiessen (1974) Batubara adalah suatu benda padat yang
kompleks, terdiri dari bermacam-macam unsur kimia atau merupakan  
benda padat organik yang sangat rumit.
   d. Menurut Achmad Prijono, dkk. (1992)  Batubara adalah bahan
bakar hydro-karbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam  
lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan
yang berlangsung sangat lama.
Dari beberapa sumber diatas, dapat dirangkum suatu definisi yaitu: 
Batubara adalah berupa sedimen organik bahan bakar hidrokarbon padat
yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami  pembusukan
secara biokimia, kimia dan fisika dalam kondisi bebas oksigen yang
berlangsung pada tekanan serta temperatur tertentu pada  kurun waktu yang
sangat lama.
  Sampai pada abad ke 20, para ahli kimia hanya mengetahui sedikit
tentang komposisi dan struktur molekul dari beragam jenis batubara, dan
hingga 1920, mereka masih meyakini bahwa komposisi batubara terutama
didominasi oleh karbon yang dicampur dengan hidrogen, dan dengan
beberapa impurities(zat pengotor). Dua metode analisis dan pemisahan
batubara yang mereka gunakan, diantaranya adalah destilasi destruktif dan
ekstraksi pelarut menunjukkan bahwa batubara hanya mengandung karbon,
dan konsentrasi hidrogen, oksigen, nitrogen, dan sulfur yang lebih sedikit.
Adanya kandungan senyawa anorganik seperti aluminium dan silikon
oksida akan menghasilkan abu pada hasil pembakaran batubara. Proses
destilasi akan menghasilkan tar, air, dan gas. Hidrogen merupakan
komponen utama dari gas yang dihasilkan, walaupun amonia,gas
karbon monoksida dan dioksida, benzen dan beberapa uap gas hidrokarbon
juga  terbentuk.

2.2       Proses Terbentuknya Batubara


       Batubara terbentuk dari tanaman yang telah tertimbun di dalam tanah  
dan terjaga pada tekanan yang tinggi dan pemanasan dalam jangka waktu
yang lama. Tanaman mengandung kandungan selulosa yang tinggi. Setelah
tanaman dan pepohonan tersebut tertimbun dalam jangka waktu tertentu di  
dalam tanah akan terjadi perubahan kimia yang merendahkan kadar oksigen
dan hidrogen dari molekul selulosa tersebut . Para pakar geologis meyakini
bahwa proses pengendapan batubara di dalam tanah    terbentuk sekitar
250-  300 juta tahun yang lalu, ketika sebagian besar bumi masih dilapisi
oleh hutan dan pepohonan yang lebat. Pohon dan tanaman tersebut akan
mengalami proses regenerasi dimana  bagian dari tanaman yang berguguran
akan tertimbun dalam lapisan tanah, dan proses ini akan mengakibatkan
penurunan kadar oksigen dan hidrogen secara bertahap pada    molekul.
  Selama degradasi dari tanaman yang telah mati, dekomposisi dari
protein, pati, dan selulosa lebih cepat daripada dari bahan kayu. Pada
berbagai tingkat, dan dengan berbagai kondisi iklim yang berbeda,
konstituen dari tanaman akan terdekomposisi dalam kondisi aerob
membentuk karbon dioksida, air, dan ammonia. Proses ini disebut
“humifikasi” dan akan membentuk gambut. Gambut ini kemudian tertutup
oleh lapisan sedimen, tanpa adanya udara, dan karenanya tahap kedua dari
proses pembentukan batubara terjadi dalam kondisi anaerob. Pada tahap
kedua, proses gabungan antara temperatur, tekanan, dan waktu akan
mengubah lapisan gambut menjadi brown coal ( lignit), dan kemudian sub-
bituminus, dan kemudian membentuk antrasit. Jenis-jenis batubara ini
umumnya disebut dengan batubara hitam ( black coals). Dalam kondisi yang
paling basah ( lembab) akan dihasilkan batubara dengan mutu yang paling
rendah, batubara coklat ( lignit). Pada temperatur dan tekanan yang lebih
tinggi dan dengan waktu yang cukup, akan membentuk batubara
subbituminus, dan bahkan membentuk antrasit.
Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara (Krevelen,  1993) yaitu :
 1.  Teori In-situ 
Pada Teori ini Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang
berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang
terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan
berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh,
langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut
tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi fosil
tumbuhan yang membentuk sedimen organik. Batubara yang dihasilkan dari
proses ini memiliki kualitas yang baik. Penyebaran batubara jenis ini
sifatnya merata dan luas, bisa dijumpai di wilayah Muara Enim, Sumatera
Selatan
            2.  Teori Drift 
  Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan
yang bukan di tempat dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang
terbentuk sesuai dengan teori drift biasanya terjadi di delta-delta,
mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting), banyak
lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung
tinggi). Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap
biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan). Kualitas
batubara yang dihasilkan dari proses ini tergolong kurang baik karena
tercampur  material pengotor pada saat proses pengangkutan. Penyebaran
batubara ini tidak begitu  luas, namun dapat dijumpai di beberapa tempat
seperti di lapangan batubara delta Mahakam Purba, Kalimantan Timur.
2.3       Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Batubara
                        Cara terbantuknya batubara melalui proses yang sangat
panjang dan lama, disamping dipengaruhi faktor alamiah yang tidak
mengenal batas waktu terutama ditinjau dari segi fisika, kimia ataupun
biologis. Faktor-faktor tersebut (Hutton dan Jones, 1995) antara lain
1.  Posisi Geoteknik
        Posisi geoteknik adalah letak suatu tempat yang merupakan cekungan
sedimentasi yang keberadaanya dipengaruhi oleh gaya tektonik lempeng.
Posisi geoteknik dapat mempengaruhi struktur cekungan batubara, iklim
lokal, topologi dan morfologi serta kecepatan penurunan gambut. Semakin
dekat cekungan sedimentasi batubara yang terbentuk atau terakumulasi,
terhadap posisi kegiatan tektonik lempeng, maka kualitas batubara yang
dihasilkan akan semakin baik.
2.  Keadaan Topografi
        Daerah tempat tumbuhan berkembang biak merupakan daerah yang
relatif mempunyai ketersediaan air. Tempat tersebut mempunyai topografi
yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang ada di
sekelilingnya. Makin luas daerah dengan topografi rendah, maka makin
banyak pula tanaman yang tumbuh, sehingga makin banyak bahan pada
pembentukan batubara. Apabila keadaan topografi daerah dipengaruhi pleh
gaya tektonik, baik yang mengakibatkan penaikan ataupun penurunan
topografi, maka akan berpengaruh pula terhadap luas tanaman yang
merupakan bahan utama sebagai bahan pembentuk batubara. Hal ini 
merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penyebaran batubara
berbentuk seperti melensa.
3.  Iklim Daerah
                        Iklim sangatlah berperan penting dalam pertumbuhan tanaman.
Didaerah yang berilklim tropis, hampir semua tanaman dapat hidup yang
dikarenakan tingkat curah hujan dan ketersediaan matahari sepanjang waktu
yang memungkin tanaman tumbuh dengan cukup baik. Oleh karena itu,
didaerah yang beriklin tropis pada masa lampau sangatlah memungkinkan
didapatkan endapan batubara dalam jumlah banyak, sebaliknya pada daerah
yang beriklim subtropics mempunyai endapan batubara yang relative lebih
sedikit.
4.  Proses Penurunan Cekungan Sedimentasi
                        Cekungan sedimentasi yang ada di alam relative dinamis, artinya dasar
cekungan akan mengalami proses penurunan atau pengangkatan. Makin
sering dasar cekungan sedimentasi mengalami proses penurunan, maka
batubara yang terbentuk akan semakin tebal.
5.  Umur Geologi
                        Zaman Karbon (± 350 juta tahun yang lalu), merupakan awal
munculnya tumbuh-tumbuhan di dunia. Sejalan dengan proses tektonik yang
terjadi, daerah tempat tumbuhnya tanaman telah mengalami
proses coalification cukup lama, sehingga menghasilkan mutu batubara
yang sangat baik. Jenis batubara dengan jenis ini banyak dijumpai di
belahan bumi bagian Utara. Contohnya: Amerika Utara dan Eropa (pada
kedalam 3 mil yang membentang dari Scotlandia sampai Selesia (Polandia).
Batubara di Indonesia, didapatkan di cekungan sedimentasi yang berumur
Tersier (± 70 juta tahun yang lalu). Dalam kurung waktu tersebut, proses
coalification belum terjadi secara sempurna. Hal ini mengakibatkan kualitas
batubara di Indonesia belum berkualitas baik. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin tua lapisan batuan sedimen yang mengandung batubara,
maka semakin tinggi rank (peringkat) dari baubara tersebut.
6.  Jenis Tumbuh-Tumbuhan
        Present is the key to the past merupakan salah satu konsep geologi
yang mampu menjelaskan kaitan antara mutu batubara dengan tumbuhan
semula yang merupakan bahan utama pembentuk batubara. Batubara yang
terbentuk dari tumbuhan keras dan berumur tua akan lebih baik
debandingkan dengan batubara yang terbentuk dari taanaman berbentuk
semak dan hanya berumur semusim. Makin tinggi tingkataan tumbuhan dan
makin tua umur tumbuhan tersebut, apabila menalami proses coalification,
akan menghasilkan batubara dengan kualitas baik.
7.  Proses Dekomposisi
                         Proses dekomposisi tumbuhan merupakan bagian dari transformasi
biokimia pada bahan organik. Selama porses pembentukkan batubara, sisa
tumbuhan akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimia.
Setelah tumbuhan mati, proses degredasi biokimia lebih berperan. Proses
pembusukan (decay) kan terjadi sebagai akibat kinerja dari mikrobiologi
dalam bentuk bakteri anaerobic. Bakteri ini bekerja dalam keadaan tanpa
oksegen, menghancurkan bagaian yang lunak dari tumbuhan seperti
cellulose, protolasma, dan karbohidrat. Proses ini membuat kayu berubah
menjadi lignit, bitumina. Selama poses biokimia berlangsung, dalam
keadaan kurang oksigen mengakibatkan keluarnya air (H2O) dan sebagian
unsur karbon (C) yang akan hilang dalam bentuk karbon dioksida (CO2),
karbon monoksida (CO) dan metana (CH4). Akibat lepasnya unsur atau
senyawa ini maka jumlah unsur karbon (C) akan relatif bertambah.

8.  Sejarah Setelah Pengendapan


            Sejarah cekungan tempat terjadi pembentukan batubara salah satu
faktor diantaranya ditentukan pleh posisi cekungan sedimentasi tersebut
terhadap posisi geoteknik. Semakin dekat posisi cekungan sedimentasi
terhadap posisi geoteknik yang selalu dinamis, akan mempengaruhi
perkembangan batubara dan cekungan letak batubara berada. Selama waktu
itu pula, proses geokimia dan metamorfisme organic akan ikut berperan
dalam mengubah gambut (endapan sedimen organic yang mudah terbakar
dengan kandungan air lebih dari 75%)menjadi batubara. Apabila dinamika
geoteknik memungkinkan terjadinya pensesaran dan perlipata pada lapisan
batubara, dapat mempercepat batubara dengan rank tinggi.  Proses ini akan
dipercepat pula apabila daerah tersebut mengalami proses intrusi magmatis.
Panas yang dihasilkan dari proses intrusi magmatis akan mempercepat
proses coalification, sehingga kadar C akan lebih tinggi dari H2O.
9.  Struktur Geologi Cekungan
            Batubara terbentuk pada cekungan sedimentasi yang sangat luas,
sehingga mencapai ratusan hingga ribuan hektar. Dalam sejarah bumi,
batuan sedimen merupakan bagian kulit bumi, akan mengalami deformasi
akibat gaya tektonik. Cekungan akan mengalami deformasi lebih hebat
apabila cekungan tersebut berada dalam satu sistem geantiklin atau
geosinklin. Akibat gaya tektonik yang terjadi pada waktu-waktu tertentu,
batubara bersama dengan batuan sedimen yang merupakan perlapisan
diantaranya akan terlipat dan tersesarkan. Proses perlipatan dan pensesaran
tersebut akan berpengaruh pada proses metamorfosis batubara dan batubara
akan menjadi lebih keras dan lapisannya terpatah-patah. Makin banyak
perlipatan dan pensesaran yang terjadi di lapisan sedimen yang mengandung
batubara, secara teoritis akan meningkatkan kualitas dari batubara tersebut.
Oleh sebab itu, pencarian batubara bermutu baik diarahkan pada daerah
daerah geosinklin atau geantiklin karena daerah tersebut tektoniknya
intensif.
10.  Metamorfosa Orogenik
            Tingkat kedua dalam proses pembentukan batubara adalah penimbunan
atau penguburan oleh sedimen baru. Apabila telah terjadi proses
penimbunan, proses degradasi biokimia tidak berperan lagi., tetapi mulai
digantikan dan didominasi oleh proses dinamokimia. Proses ini
menyebabkan terjadinya perubahan gambut menjadi batubara dalam
berbagai mutu. Selama proses ini terjadi pengurangan air lembab, oksigen
dan senyawa kimia lainnya antara lain CO, CO2, CH4 serta gas lainnya.
Dilain pihak terjadi pertambahan presentasi karbon (C), Belerang (S) dan
kandungan abu. Peningkatan mutu batubara sangat ditentukan oleh facktor
tekanan dan waktu. Tekanan dapat diakibatkan oleh lapisan sedimen
penutup yang tebal atau karena adanya tektonik. Makin lama selang waktu
dari mulai bergradasi sampai terbentuk batubara, maka makin baik mutu
dari batubara yang diperoleh. Faktor tersebut dapat mempercepat proses
metamorfosa organik. Proses ini akan mengubah gambut menjadi batubara
sesuai dengan perubahan kimia, fisika dan tampak pula pada sifat optiknya
(Sukandarrumidi, 2006). 
BAB III
METUDOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Kualitatif
Dalam penelitian ini mengunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor 1975 yang dikutip oleh Meleong (2007:4) Mengemukakan bahwa
metodologi kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan deskriptif dan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.
3.2 Fokus Penelitian
Penelitian ini berfokuskan pada faktor-faktor pembentukan batubara.
Batubara merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan organik,utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan. Unsur-unsurutamanya terdiri
darikarbon,hidrogendanoksigen.  Batubara mempunyai rumus kimia (c), dan
berfungsi sebagai bahan bakar dan juga untukmembuat coke untuk
pembuatan baja.
Penelitian ini juga berfokus pad apertambanan yan ada di kalimantan timur
aitu PT.Anugerah Bara KALTIM .
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan terhitung mulai tanggal 3 Juli 2023 sampai
dengan 14 Agustus 2023 di PT Anugerah Bara Kaltim yang beralamatkan di
Jl. Raya Bakungan, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur, Indonesia. Pelaksanaan Kerja Praktek tersebut kemudian
akan dilanjutkan dengan laporan Kerja Praktek dan penilaian serta ujian
Kerja Praktek.
Dalam hal ini kami mengusulkan diri untuk ditempatkan pada Departemen
Coal Handling Facility (CHF). Alasan pemilihan departemen ini ingin
mengetahui secara langsung pekerjaan di departemen CHF. Namun
demikian kami dapat menerima penempatan di departemen lain sejauh
sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan kompetensi kami.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian yang akan dilaksanakan ini menggunakan teknik
wawancara dan obserfasi. Mulai dari mewawancarai pemilik perusahaan
serta bawahan dan para pekerja yang ada di perusahaan itu kemudian
melakukan obserfasi di lingkungan pertambangan yaitu di PT.Anugerah
Bara KALTIM.
DAFTAR PUSTAKA
http://bobbyinternisti.blogspot.co.id/2014/03/mengenal-batubara.html
https://bukubiruku.com/metode-penelitian-kualitatif/
https://www.google.com/search?client=firefox-
b&ei=RiEDW8nALMfZvASAk6mIBg&q=laporan+deskripsi+kandungan+
batu+bara+di+kalimantan&oq=laporan+deskripsi+kandungan+batu+bara+d
i&gs_l=psy-ab.1.0.35i39k1.3360.5386.0.8084.3.3.0.0.0.0.518.962.4-
1j1.2.0....0...1.1.64.psy-ab..1.2.960....0.r1MKaO-HMXc
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-
bara/item236?

Anda mungkin juga menyukai