STRUKTUR GEOLOGI
Struktur geologi yang berada di cekungan Buton umumnya merupakan struktur antiklin dan
sinklin serta beberapa struktur sesar yang terdiri atas sesar naik dan sesar normal, serta sesar mendatar.
Struktur antiklin-sinklin berarah Baratdaya-Timurlaut hingga Utara-Selatan. Struktur ini hampir
mempengaruhi seluruh formasi dimana terlihat bahwa seluruh formasi yang ada mengalami pelipatan
dengan sudut kemiringan lapisan batuan di bagian timur relatif lebih terjal dibanding dengan di bagian
barat.
Sesar mendatar umumnya dijumpai di bagian selatan dan memotong Formasi Winto, Formasi
Tondo, dan Formasi Sampolakosa. Arah sesar mendatar umumnya tegak lurus terhadap sumbu lipatan
yaitu Baratlaut-Tenggara. Sedangkan sesar normal merupakan struktur yang terbentuk paling akhir
sebagai struktur patahan sekunder.
KLASIFIKASI CEKUNGAN
Berdasarkan posisi subduksi plateform Tukang Besi terhadap Buton, Cekungan Buton termasuk ke dalam
Fore Arc Basin.
CEKUNGAN BONE
Cekungan Bone terletak di antara lengan selatan dan tenggara Sulawesi, diartikan sebagai cekungan
komposit, dengan asalnya sebagai kompleks subduksi dan penjahitan antara mikrokontinen turunan
Sundaland dan Gondwana, yang kemudian berevolusi sebagai cekungan intramontane yang terendam.
Evolusi tektonik dan stratigrafi di Cekungan Bone masih kurang dipahami karena data yang terbatas.
Sebuah model baru berdasarkan pada geologi permukaan, data seismik dan sumur tunggal disajikan untuk
evolusi tektonik dan stratigrafi di Cekungan Tulang. Selama Tersier Awal atau yang lebih tua, kompleks
subduksi ke arah barat mungkin dikembangkan di sebelah timur Sulawesi bagian barat dan Cekungan
Bone berada dalam pengaturan busur depan. Peristiwa tabrakan terjadi antara mikrokontinensia
Australianderived dan kompleks akresi awal Tersier selama Miosen Tengah yang mengakibatkan
penghancuran ke arah timur dari kompleks akresionaris selama Miosen Tengah yang mengakibatkan
penghancuran ke arah timur dari kompleks akresionaris ke dalam mikrokontinensia. Mikro kontinen
benua bergerak kemudian bertabrakan dan sebagian ditundukkan di bawah Sulawesi barat selama Miosen
Akhir. Kompresi dari tabrakan menyebarkan sistem back-dorong utama ke barat ke zona subduksi
menghasilkan sabuk lipat seperti yang ditunjukkan oleh sabuk lipat Ka1osi dan Majne yang berada di
sebelah barat. Kedua lempeng bertabrakan kemudian dikunci selama Pliosen dan konvergensi lempeng
yang terus-menerus ditaksir oleh gerakan serang di sepanjang Waianae, Palukoro, dan patahan lainnya. Di
bagian selatan Cekungan Bone, pergerakan barat microcontinents tidak mencapai tahap tabrakan dengan
Sulawesi bagian barat. Alih-alih, Sulawesi Tenggara diputar ke arah timur sehingga terjadi pemotongan
sesar ekstensional utama di tengah Cekungan Bone (Sudarmono, 1999).
Cekungan Malawa merupakan Paleogen Rift basin, endapan batubara di daerah itu sebagai
endapan Syn-Rift termasuk Formasi Malawa (Toraja Fm) yang berumur Eosen. Selanjutnya
ditutupi endapan batugamping Tonasa (Makale Fm) berumur Oligosen yang merupakan endapan
transgresi.
Cekungan Banggai
(Sula-Sulawesi Timur, disebut juga Tomori Block), merupakan cekungan Forelad basin yang
dibawahi oleh Rift-drift Mesozoikum dan Banggai-Sula (Platform), yang relatif stabil dan suatu
kompleks tumbukan (Foreland thrust / Collision Complex) disebelah baratnya.Urutan
stratigrafinya khas Benua Australia, mengingat Banggai-Sula merupakan micro continent bagian
dari Benua Australia. Cekungan Banggai merupakan belahan dari Cekungan Salawati yang telah
terseret oleh Sesar Sorong yang memisahkannya.
Sumber
https://id.scribd.com/121365561/Geologi-Buton
http://id.scribd.com/doc/311122687/cekungan -gorontalo