Jurnal Fraktur Radius Open
Jurnal Fraktur Radius Open
R 1
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
Disusun Oleh
AMALIA FAUZIAH
J 230 113 010
PENELITIAN
Amalia FAuziah.*
Sulastri, S.Kp., M.Kes. **
Agus Sudaryanto, S.Kep, Ns, M.Kes.***
Abstrak
Kata kunci : orif, debridement, open fraktur, radius ulna 1/3 distal sinistra
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 2
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
ABSTRACT
Public health problem throughout the world are road traffic accidents,
particularly in developing countries. Many traffic accidents claimed the lives of
2.4 million people each year according to the World Health of Organitation
(WHO). In cases of open fracture debridement action is taken to remove foreign
matter or dead tissue. Purpose of this paper is to determine nursing care with
debridement and ORIF surgery in cases of open fracture radius ulna 1/3 distal
sinistra. Data collection techniques using interviews, observation, physical
examination, the patient's status books and literature study. To diagnose problems
that arise in the pre surgery include acute pain resolved only partially by
immobilize the affected area and the deep breathing relaxation, anxiety problems
solved with the provision of surgical procedures. At the risk of intra-operation
nursing hypovolemic shock problem is resolved by controlling bleeding during
surgery. At the risk of postoperative infection problem does not occur because the
principle of maintaining sterile and have attached a bandage on the wound and
postoperative profilakisis by administering appropriate antibiotics and airway
clearance for the problem is resolved by suction and deliver oxygen according to
the client's needs.
Key words: ORIF and debridement, open fracture radius ulna 1/3 distal sinistra
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 3
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
kontaminasi yang hebat. Dibagi dalam 3 debridement dan ORIF dengan open
sub tipe: tipe IIIA yaitu jaringan lunak fraktur radius ulna 1/3 distal sinistra di
cukup menutup tulang yang patah, tipe Instalasi Bedah Sentral RSO Prof. Dr. R.
IIIB disertai dengan kerusakan dan Soeharso Surakarta mulai dari
kehilangan jaringan lunak, tulang tidak pengkajian sampai evaluasi. Dengan
dapat di cover soft tissue, tipe IIIC pendekatan studi kasus yaitu metode
disertai cidera arteri yang memerlukan ilmiah yang bersifat mengumpulkan data,
repair segera. menganalisis data dan menarik
Debridement merupakan suatu kesimpulan data.
tindakan eksisi yang bertujuan untuk Tempat dan Waktu
membuang jaringan nekrosis maupun Penulisan karya ilmiah ini
debris yang mengahalangi proses mengambil kasus di Instalasi Bedah
penyembuhan luka dan potensial terjadi Sentral RSO Prof. Dr. R. Soeharso
atau berkembangnya infeksi sehingga Surakarta pada tanggal 17 Juli 2012.
merupakan tindakan pemutus rantai
respon inflamasi sistemik dan maupun Teknik Pengumpulan Data
sepsis. Tindakan ini dilakukan sejak awal Agar data dapat terkumpul
mungkin, dan dapat dilakukan tindakan dengan baik dan terarah, dilakukan
ulangan sesuai kebutuhan (Smeltzer & pengumpulan data dengan metode
Bare (2002). antara lain: wawancara (interview),
Open Reduksi Internal Fiksasi pengamatan (observasi), pemeriksaan
(ORIF) adalah sebuah prosedur bedah fisik (pshysical assessment) dan studi
medis, yang tindakannya mengacu pada dokumentasi.
operasi terbuka untuk mengatur tulang, Wawancara adalah menanyakan
seperti yang diperlukan untuk beberapa atau membuat tanya-jawab yang
patah tulang, fiksasi internal mengacu berkaitan dengan masalah yang dihadapi
pada fiksasi sekrup dan piring untuk oleh klien, biasa juga disebut dengan
mengaktifkan atau memfasilitasi anamnesa. Wawancara berlangsung
penyembuhan (Smeltzer & Bare, 2002). untu menanyakan hal-hal yang
Menurut Muttaqin (2009) berhubungan dengan masalah yang
terdapat lima metode fiksasi internal yang dihadapi klien dan merupakan suatu
digunakan, antara lain: sekrup kompresi komunikasi yang direncanakan.
antar fragmen, plat dan sekrup paling Observasi adalah mengamati
sesuai untuk lengan bawah, paku perilaku dan keadaan klien untuk
intermedula untuk tulang panjang yang memperoleh data tentang masalah
lebih besar, paku pengikat sambungan kesehatan dan keperawatan klien.
dan sekrup ideal untuk femur dan tibia, Observasi dilakukan dengan
sekrup kompresi dinamis dan plat ideal menggunakan penglihatan dan alat indra
untuk ujung proksimal dan distal femur. lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi
adalah mengumpulkan data tentang
METODE PENELITIAN masalah yang dihadapi klien melalui
Jenis dan Rancangan Penelitian kepekaan alat panca indra.
Karya tulis ilmiah ini penulis Pemeriksaan fisik adalah
susun dengan menggunakan metode melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
rancangan penelitian deskriptif yang menentukan masalah kesehatan klien.
bertujuan untuk menerangkan atau Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
menggambarkan masalah penelitian dengan berbagai cara, diantaranya
yang terjadi berdasarkan karakteristik adalah, inspeksi, adalah pemeriksaan
tempat, waktu, umur, jenis kelamin, dan yang dilakukan dengan cara melihat
lain-lain. Deskripsi tersebut dapat terjadi bagian tubuh yang diperiksa melalui
pada lingkup individu atau lingkup pengamatan Palpasi, adalah
kelompok (Hidayat, 2008). Penulis pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui
menggambarkan suatu proses perabaan terhadap bagian-bagian tubuh
keperawatan An.W dengan tindakan yang mengalami kelainan. Misalnya
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 5
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
screw, wayer, selang drain, benang berikan knabel tang untuk meratakan
heacting, gunting benang) pada meja permukaan fraktur atau untuk bersihkan
mayo steril. kotoran yang menempel pada tulang,
Asisten bedah memasang memberikan rasparator pada operator
tourniquet pada pangkal tangan kiri klien untuk memisahkan periosteum yang
jam 16.20 WIB. Lalu mencuci daerah akan di tempati implan.
lapangan operasi dengan cairan saflon Prosedur pemasangan ORIF:
dengan kasa kemudian dikeringkan Setelah reposisi, berikan implan broad
dengan kassa. Untuk mempersempit plate cortex dengan 6 hole, memberikan
area pandang dan terfokus pada tangan bone holder/tripot ke operator untuk
kiri klien dengan duk besar 2 lapis, dan memegang implan dan tulang supaya
diantara sisi dilakukan pengekleman posisi tulang yang sudah direposisi stabil,
dengan klem untuk keamanan. Setelah memberikan bor tulang (bone drill) dan
itu, asisten instrumen melakukan drill sleave, memberikan spuit isi NaCL
desinfeksi bagian yang akan dilakukan pada asisten saat berlangsungnya
pembedahan dengan bethadine secara pengeboran untuk membasahi tulang
merata keseluruh bagian dan memasang yang di bor, memberikan deep
ground penetral pada anggota badan gauge/penduga pada operator atau
penderita pada bagian yang tidak mudah asisten untuk menentukan panjang screw
lepas, lalu memasang slang suction dan yang akan dipasang, memberikan tapper
lina pen diatermi (senur diatermi) dengan pada operator untuk membuat snei/ ulir
duk klem. Setelah persiapan selesai, pada tulang, memberikan screw ukuran
asisten bedah dan praktikan bersiap 16 (5 buah) dan 18 (4 buah) untuk tulang
menggunakan jubah steril dan radius, ukuran screw 18 (5 buah) untuk
handscoon steril lalu menjadi asisten tulang ulna segmental dan screw driver,
operator untuk memulai pembedahan. memberikan stildepper pada operator
Tindakan debridement terlebih untuk membersihkan luka operasi sambil
dahulu pada pukul 16.25 wib, sebelum terus menerus dispoel dengan cairan
dilakukan pembedahan area open fraktur NaCL minimal 3 liter, memberikan slang
dibersihkan dengan cairan perhidrol, drain untuk dipasang yang sebelumnya
betadine dan NaCL yang di campurkan, diberikan dulu chrom klem ‘runcing’ untuk
lalu di gosok menggunakan kassa yang membuat lubang dengan mes.
di basahi NaCL yang steril sampai bersih. Prosedur heacting: Memberikan
Kemudian dilakukan insisi pada 2 sisi, benang nonabsorbbable no 2/0 dan
sisi dalam (radius) sepanjang ± 5 cm, heacting set untuk fixasi slang drain,
pada sisi luar (ulna) sepanjang ±10 cm. memberikan benang heacting atraumatik
Memberikan mes ke operator untuk absorbbable no 1 untuk jahit fascia,
membuka fascia, melakukan suction bila memberikan gunting benang absorbbable
ada perdarahan, memberikan no 2/0 atau 3/0 atau no 0 pada operator
langenback pada asisten untuk untuk jahit fat, memberikan benang
menyingkirkan fat, memberikan gunting absorbbable atraumatic no 3/0 untuk
prepair dan pincet chirurgie untuk jahitan subcutikuler, pelaksanaan
membuka fascia, memberikan klow hag heacting dalam kondisi steril, dan tidak
pada asisten untuk menyingkirkan muncul tanda-tanda infeksi (tumor, dolor,
muskulus, memberikan pinset anatomis calor, rubor, fungsiolesa) memberikan
dan gunting metzenbaum pada operator kasa basah NaCL untuk membersikan
untuk membuka otot/muskulus, luka dan sekitarnya dari darah, menutup
memberikan elevator pada operator luka dengan kasa bersih, plaster dan di
untuk di pasang pada daerah fraktur set, balut dengan elastik verban ukuran 3 inc,
spoel dengan spuit 10 cc berisi cairan slang drain di sambung dengan botol
NaCL/ aquades pada daerah fraktur set, penampung/ redon drain, melepas
memberikan reduction pada operator tourniquet, mengembalikan posisi pasien
untuk di pasang pada radius mupun ulna, ke posisi semula alat dan instrumen di
memberikan scerpelepple/curret pada
operator untuk curret fraktur set dan
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 9
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
16-22 x/menit, N: 60-100 x/menit, S: 36- kering. Jam 17.40 WIB, memantau TTV;
37,5 0C, dan SpO2 95%-100%. TD: 126/95mmHg, RR: 22 x/menit, N:
Tujuan diagnosa keperawatan 111x/menit. Jam 17.45 WIB, memberikan
ke-2 diharapkan adalah setelah dilakukan cairan infus RL 20 tpm secara adekuat
tindakan keperawatan selama 1x1 jam dengan respon Infus RL 20 tpm
klien paham dan mampu mengontrol terpasang pada tangan kanan klien. Jam
bahaya infeksi, tidak terjadi infeksi 17.55 WIB, memotivasi klien untuk
dengan kriteria hasil klien bebas dari istirahat adekuat selama masa pemulihan
tanda dan gejala infeksi, menunjukkan dan mengurangi gerak dengan respon
kemampuan untuk mencegah timbulnya klien menganggukkan kepala, ekspresi
infeksi. Rencana tindakan keperawatan, klien tenang dan rileks dengan posisi
bersihkan tempat tidur klien, pertahankan supine. Aldrete score dengan hasil skore
teknik aseptik, batasi pengunjung bila 7 untuk penilaian aktifitas motorik dapat
perlu, instruksikan pada pengunjung menggerakkan 2 anggota gerak,
untuk mencuci tangan saat berkunjung pernafasan dangkal & agak sesak ,
dan setelah berkunjung meninggalkan tekanan darah dalam batas normal,
pasien, cuci tangan setiap sebelum dan kesadaran bereaksi atas panggilan,
sesudah tindakan keperawatan, berikan warna kulit tidak mengalami kebiruan.
terapi antibiotik, monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal, monitor Evaluasi keperawatan
kerentanan terhadap infeksi, inspeksi Evaluasi dilakukan pada hari itu
kulit dan membran mukosa terhadap juga jam 17.55 WIB dengan
kemerahan, panas, drainase, inspeksi menyimpulkan respon subyektif dan
kondisi luka/insisi bedah, TTV dalam obyektif. Dari hasil implementasi
batas normal: TD:110-120/70-80 mmHg, diperoleh kesimpulan dengan data
RR:16-22 x/menit, N: 60-100 x/menit, S: obyektif: Klien belum sadarkan diri,
36-37,5 0C, dan SpO2 95%-100%. terpasang ETT O2 5-6 lpm, hasil suction
Rencana tindakan keperawatan, kaji kulit terdapat sputum (warna: kuning, sedikit
dan identifikasi tahap perkembangan kental), heacting rapat, tidak keluar darah
luka, kaji lokasi, ukuran, warna, bau, atau cairan yang merembes dari luka
serta jumlah dan tipe cairan luka, pantau insisi, balutan kering, TTV: TD:
peningkatan suhu tubuh, berikan 126/95mmHg, RR: 22 x/menit, N: 111
perawatan luka dengan teknik aseptik, x/menit, Infus RL 20 tpm terpasang pada
balut luka dengan kasa kering, dan steril, tangan kanan klien, ekspresi klien tenang
motivasi klien untuk memenuhi diit TKTP dan rileks dengan posisi supine.
(tinggi kalori tinggi protein), berikan Untuk perawat, berdasarkan
cairan infus RL 20 tpm secara adekuat, hasil evaluasi yang diperoleh,
dan motivasi klien untuk banyak istirahat implementasi yang telah dilakukan
selama masa pemulihan dan mengurangi memberikan pengaruh terhadap bersihan
gerak. jalan nafas dengan melakukan suction &
memberikan terapi oksigen 5-6 lpm
Implementasi Keperawatan sesuai kebutuhan klien. Masalah teratasi,
Implementasi keperawatan dan intervensi dipertahankan. Untuk
dilakukan mulai jam 17.15 WIB yaitu implementasi yang telah dilakukan sudah
memberikan O2 5-6lpm, melakukan memberikan pengaruh terhadap resiko
suction lewat ETT, kemudian melakukan infeksi dengan melakukan tehnik aseptik
ekstubasi atau melepas ETT, melakukan selama perawatan. Masalah teratasi
suction kembali, memasang O2 2lpm sebagian, dan intervensi dilanjutkan
dengan nasal canul, setalah itu mengkaji dengan memberikan intervensi: ukur TTV
kulit (lokasi, ukuran, warna, bau, serta per 15 menit, berikan cairan infus secara
jumlah dan tipe cairan luka) dan adekuat dan lakukan perawatan luka
identifikasi tahap pekembangan luka setiap hari dengan teknik aseptik.
dengan respon pada bekas insisi bedah Kondisi klien dikaji dengan hasil:
tidak keluar darah atau cairan yang aktifitas motorik dapat menggerakkan 2
merembes, heacting rapat dan balutan anggota gerak, pernafasan bebas dari
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 11
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
Untuk mewujudkan trias anestesi berupa
hipnotika, anestesia/analgesia, dan
relaksasi dapat
sekret, tekanan darah dalam batas
normal, kesadaran bereaksi atas
panggilan, warna kulit tidak
mengalami kebiruan pada pukul 17.55
WIB. Yang termasuk indikasi untuk
bisa dilakukan pindah ruangan
perawatan dengan membuat penilaian
Aldrete Score (Score Pasca General
Anestesi)
PEMBAHASAN
Kasus pada karya tulis yang
berjudul Asuhan Keperawatan Pada
An.W Dengan Open Fraktur Radius
Una 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof.
DR. R Soeharso Surakarta dilakukan
tindakan debridement dan ORIF
dengan General Anestesi. Anestesi
umum (general anestesia) adalah
suatu keadaan tidak sadar yang
bersifat sementara yang diikuti oleh
hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh
akibat pemberian obat anestesia.
respon terhadap tindakan
pembedahan adalah cemas.
Sebanyak 90% klien pre operasi
diberikan obat anestesi tunggal mengalami kecemasan (Carpenito,
maupun kombinasi (Yao & 2006 ). Penulis memberikan
Artusio , 2002). penjelasan mengenai prosedur
Teori mengenai operasi secara singkat & jelas dengan
masalah keperawatan yang tidak menakut-nakuti dengan harapan
timbul pada klien dengan Open dapat mengurangi kecemasan klien,
fraktur dengan tindakan sesuai dengan penelitian Pamungkas
debridement dan ORIF baik pre ( 2008 ). Penjelasan ini
operasi, intra operasi serta post mengorientasikan mereka
operasi tidak jauh berbeda
dengan masalah keperawatan
yang terjadi di lapangan.
Propofol merupakan obat
hipnotik intravena di
isopropilfenol yang
menimbulkan induksi anestesi
cepat dengan aktivitas eksitasi
minimal. Berdasarkan teori,
klien post debridement dan
ORIF akan mengalami mual
dan muntah, pada kasus klien
An.W tidak mengalami mual
dan muntah, namun apabila
An.W mengeluh mual & muntah
akan diberikan injeksi
ondansentron 4 mg. Pemberian
antiemetik yang tepat waktu
akan menghindari dari masalah
mual berhubungan dengan
peningkatan asam lambung
akibat efek pemberian anestesi
(Omoigui, 2007).
Setelah penulis
mendapatkan data, dirumuskan
beberapa diagnosa
keperawatan yang muncul pada
An.W, diagnosa yang muncul
antara lain Ansietas (cemas)
berhubungan dengan prosedur
pembedahan, Nyeri akut
berhubungan dengan fraktur tulang,
41
kerusakan jaringan lunak, Resiko
defisit volume cairan berhubungan
dengan perdarahan intra operasi,
Bersihan jalan nafas berhubungan
dengan perdarahan
intra operasi, Resiko infeksi
berhubungan dengan
penurunan pertahanan tubuh
sekunder. Penulis menegakkan
data berdasarkan (NANDA,
2007), dengan penjelasan
sebagai berikut:
Ansietas (cemas)
berhubungan dengan prosedur
pembedahan, untuk kasus ini
penulis menegakkan diagnosa
tersebut, secara psikologi
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 12
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
kembali, memilah rangkaian kejadian & dan ini biasanya terjadi oleh karena
membantu mereka membedakan rangsangan jalan nafas atas pada
kejadian yang sebenarnya dari mimpi penderita stupor atau koma yang
atau halusinasi, sehingga kecemasan dangkal. Sumbatan jalan nafas dapat
sangat dapat diredakan dengan juga terjadi pada jalan nafas bagian
penjelasan yang yang sederhana bawah, dan ini terjadi sebagai akibat
menurut Morton (2012). Peran perawat bronkospasme, sembab mukosa, sekresi
dalam menciptakan lingkungan yang bronkus, masuknya isi lambung atau
memungkinkan terjadinya penyembuhan benda asing kedalam paru (Rieja, 2010).
dengan menekankan caring terhadap Pada pasien dengan general anestesi
seseorang secara menyeluruh. Peneliti perlu dilakukan intubasi atau
menetapkan bahwa edukasi pre operasi pemasangan ETT untuk membantu
yang mencakup informasi tentang masuknya oksigen.Intubasi endotrakheal
kesembuhan atau informasi tentang adalah tindakan untuk memasukan pipa
periode intra operasi dan post operasi endostracheal kedalam trachea.
dapat membantu menurunkan ansietas Tujuannya adalah pembebasan jalan
pada klien (Bailey, 2010). nafas, pemberian nafas buatan dengan
Masalah nyeri akut dan ansietas bag and mask, pemberian nafas buatan
atau kecemasan dapat di atasi peneliti secara mekanik (respirator)
dengan cara mengajarkan teknik memungkinkan pengisapan secret
relaksasi nafas dalam pada secara adekuat, mencegah aspirasi
implementasi. Pengkombinasian antara asam lambung dan pemberian oksigen
teknik non-farmakologi dan teknik dosis tinggi. Komplikasi ringan akibat
farmakologi adalah cara yang paling pemasangan ETT antara lain,
efektif untuk menghilangkan nyeri tenggorokan serak, kerusakan pharyng,
terutama untuk nyeri yang sangat hebat. muntah, aspirasi, gigi copot/rusak.
Salah satu manajemen non-farmakologi Komplikasi serius, Laryngeal edema,
adalah teknik relaksasi, dimana teknik obstruksi jalan nafas, rupture trachea,
relaksasi ini bermanfaat mengurangi perdarahan hidung, laserasi akan terjadi
ketegangan otot yang akan mengurangi dysponia dan dyspagia, bradikardi,
intensitas nyeri (Smeltzer, 2002). aritmia, sampai cardiac arrest (Marc,
Resiko defisit volume cairan 2011).
berhubungan dengan perdarahan Bersihan jalan nafas tidak efektif
tindakan operatif, ditegakkan oleh penulis adalah ketidakmampuan untuk
karena dalam intra operasi perlu membersihkan sekresi atau obstruksi
pemantauan ketat terhadap cairan yang saluran pernapasan guna
masuk dan keluar akibat insisi mempertahankan jalan napas yang
pembedahan dan juga disini juga selalu bersih atau ketidakmampuan
pemantauan tekanan intra cranial yang membersihkan sekresi/ obstruksi dari
berpengaruh terhadap massa otak ketika saluran pernafasan untuk menjaga
pembedahan dilakukan. Untuk rencana bersihan jalan napas (Nanda, 2007).
dan yang telah dilakukan dalam Bersihan jalan nafas tidak efektif
menanggulangi masalah tersebut penulis berhubungan dengan: infeksi, sekresi
bersama perawat selalu memantau tertahan, penumpukan sekret, adanya
keadaan hemodinamika pasien, benda asing di jalan nafas, adanya jalan
pengaturan dalam pemberian infuse nafas buatan, sekresi bronkus, adanya
menggunakan aserring bahwa terbukti eksudat di alveolus.
asering bisa mengurangi perdarahan di Timbulnya infeksi pasca bedah
cranial. Pada kasus bedah, asetat dapat merupakan penyebab utama peningkatan
mempertahankan suhu tubuh sentral mortalitas dan morbiditas pasien rawat
pada anestesi dengan isofluran inap di rumah sakit sehingga terputusnya
mempunyai efek vasodilator (Darmawan, kendali infeksi dapat mengakibatkan
2008). komplikasi septik yang mungkin dapat
Pada pasien yang mendapat meningkatkan risiko terhadap kesehatan
anestesi, dapat terjadi laringospasme pasien dibandingkan
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 13
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)
berpengaruh terhadap massa otak ketika Biro Penerangan Polri. 2011. Kecelakaan
pembedahan dilakukan (Darmawan, Lalu Lintas. Diakses tanggal
2008). 5/12/2011 http://angka
Berdasarkan kesimpulan diatas, kecelakaan lalu lintas.com
diharapkan sebagai perawat sebagai Carpenito. 2006. Rencana Asuhan
pemberi asuhan keperawatan perlu Keperwatan. Edisi 6 .EGC:
meningkatkan mutu asuhan keperawatan Jakarta
yang akan diberikan dengan Darmawan, I. 2008. Stewart Appoarch
memperhatikan aspek biologis, Secara Ringkas. Medical Director
psikologis, sosial dan spiritual guna CN Division Otsuka Indonesia.
meminimalkan masalah keperawatan Diakses pada tanggal 10
yang akan timbul pada klien. November 2012
SARAN Doenges, M E dkk. 2010. Rencana
Berdasarkan hasil pembahasan Asuhan Keperawatan : pedoman
dan kesimpulan, maka penulis untuk perencanaan dan
memberikan saran – saran, yaitu: pendokumentasian perawatan
1. Bagi mahasiswa pasien. Jakarta : EGC.
Agar dapat terus meningkatkan Dorland, W. A Newman. 2010.
wawasan tentang asuhan KamusKedokteran Edisi 31.
keperawatan open fraktur dengan Jakarta: EGC
tindakan debridement dan ORIF. Grace, P. A. 2007. Ilmu Bedah. Edisi 3.
2. Bagi perawat Jakarta: Erlangga
Semoga akan terus meningkatkan Hardiyanto, I. Tri. 2002. Pengaruh
kualitas dalam memberikan asuhan Anestesi Spinal Terhadap
keperawatan pada klien dengan Hemodinamik Pada Penderita
tindakan debridement dan ORIF pada Dengan Sectio Caesaria.
kasus open fraktur sehingga Fakultas Kedokteran INDIP:
meminimalkan masalah keperawatan. Semarang
Hidayat, A A. 2008. Pengantar
3. Bagi penulis Dokumentasi Proses
Untuk lebih menggali permasalahan Keperawatan. Jakarta: EGC
pada kasus klien & meningkatkan Marc, Wrobel. 2011. Pokok-pokok
teori-teori serta penemuan yang Anestesi. Jakarta: EGC
mendukung kasus open fraktur. Morgan, G. Edward. 2005. Clinical
Anesthesiology, 4th Edition. Mc
DAFTAR PUSTAKA Graw-Hill Companies, Inc. United
Ayudianningsih. 2009. Pengaruh Teknik State. Diakses tanggal 6
Relaksasi Nafas Dalam November 2012
Terhadap Penurunan Tingkat http://www.
Nyeri Pada Pasien Pasca jurnal%20koloid/cairan-
Operasi Fraktur Femur Di intravena-cairan-
Rumah Sakit Karima Utama intravena.html
Surakarta. Surakarta : UMS Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan
Bailey, Laila. 2010. Strategies for keperawatan perioperatif:
Decreasing Patient Anxiety in Konsep, proses, dan aplikasi.
the Perioperative Setting. Jakarta : salemba medika
Assosiation of Operating Room Muttaqin, Arif. 2012. Buku saku
Nurse Journal gangguan muskuluskeletal
http://search.proquest.com/docvi aplikasi pada praktik klinik
ew/215290670/fulltextPDF/139F keperawatan. Jakarta : salemba
C18B39C6A0CC6BD/2?account medika
id=34598. Diakses tanggal 25 Morton. Patricia G, Fontaine. Dorrie.
Oktober 2012. 2012. Keperawatan kritis.
Pendekatan asuhan holistic.
Volume 1. Jakarta : EGC
Asuhan Keperawatan Pada An. W Dengan Open Fraktur Radius Ulna 1/3 Distal Sinistra Di RSO Prof. DR. R 15
Soeharso Surakarta (Amalia Fauziah)