Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BERMAIN DAN PERMAINAN AUD


PERMAINAN SLIME
Dosen pengampu : Hj. Shofiyanti Nur Zuama S.Psi. M.Si

Di susun oleh :
Kelompok 5
Muthmainnah A411 19 091
Hanif Maulida A411 19 068
Mawadah Rahmah A411 19 058
Rosinta Afrilla A411 19 088
Eti A411 19 106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah
ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas BERMAIN DAN PERMAINAN AUD tentang
PERMAINAN MODERN.
Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga unutk menambah wawasan tentang pengetahuan
permainan modern yang popular saat ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj. Shofiyanti
Nur Zuama selaku dosen mata kuliah Bermain dan Permainan AUD yang telah membimbing kami sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih
baik.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para
pembaca.

PALU, 27 februari 2020

penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulisan
1.4 Manfaat penulisan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Kajian pustaka
2.1.1 Sejarah permainan slime
2.1.2 Pengertian permainan slime
2.2 Penenlitian yang relevan
BAB III. Kasus dan Persiapan
3.1 kasus
3.2 persiapan
3.2.1 Rencana Persiapan
3.2.2 Alat dan Bahan
3.2.3 Cara/strategi
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Bahasan Kasus
4.2 Bahasan Pendapat Para Ahli
4.3 Bahasan Tim Kelompok
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


2 Permainan slime begitu digemari oleh anak-anak, biasanya mereka akan memainkannya bersama kawan-
kawan seusinya. Slime yang mudah dibentuk apa saja ini begitu dicintai dan sering dibawa oleh anak-
anak kemana saja sebagai teman mengisi waktu luang dikala bosan. Mereka akan membawa slime ketika
mengunjungi rumah teman, bepergian, atau bahkan ke sekolah.
Semakin populernya slime, bahkan bukan hanya anak-anak saja yang doyan bermain slime. Remaja pun
mulai menggandrungi mainan slime ini. Alasannya karena slime memang mainan yang
sedang booming dan kekinian saat ini sehingga banyak orang semakin penasaran untuk mencoba
memainkannya.

2.1 Rumusan Masalah


Sejauhmana penggunaan permainan slime dapat meningkatkan kemampuan motorik halus.

2.2 Tujuan Penulisan


Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh permainan slime terhadap kemampuan motorik pada
anak
2.3 Manfaat Penulisan
Sebagai karya ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan anak, serta sebagai salah satu referensi penggunaan permainan slime terhadap
kemampuan motorik halus pada anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.1 Kajian Pustaka

2.1.1 sejarah permainan slime


Kisah pengembangan slime untuk  dimainkan dimulai pada awal abad ke-20 ketika ilmu tentang
polimer sintetis sedang gencar diterapkan. Pada tahun 1920an, peraih Nobel Hermann Staudinger
meletakkan dasar bagi pemahaman modern kita tentang ilmu polimer. Dia menyarankan model
molekul baru untuk polimer; satu molekul rantai panjang dan tidak agregat atau senyawa siklik
seperti yang dipikirkan sebelumnya.
Pada tahun 1928, modelnya dikonfirmasi dan dibuat ulang oleh Meyer dan Mark. Kedua ilmuwan ini
mempelajari dimensi karet alam dengan teknik x-ray. Pada tahun 1930an, model Staudinger diterima
secara luas dan pengembangan polimer sintetis yang ekstensif dimulai dengan sungguh-sungguh.
Banyak pabrik telah menjual bahan bermain polimer seperti slime selama bertahun-tahun. Mainan ini
dikenal tidak hanya menghibur anak-anak dan orang dewasa, tapi juga membantu dalam
pengembangan ketangkasan dan kreativitas. Yang paling awal dari mainan ini adalah material
moldable atau mainan yang mudah dibentuk seperti pemodelan tanah liat.
Kebutuhan akan bahan bermain yang lebih baik dan bervariasi menyebabkan perkembangan slime di
tahun 1950an. Glow-in-the-dark pada slime  kemudian mulai diperkenalkan. Selama tahun 1980an,
berbagai mainan yang berjenis slime banyak dijual. Produk-produk ini biasanya terbuat dari bahan
polivinil alkohol, guar gum, atau bahkan susu yang telah difortifikasi.

2.1.2 pengertian permainan slime


Slime adalah permainan unik yang tersusun dari polimer cross-linked, bahan ini diklasifikasikan
sebagai cairan dan biasanya dibuat dengan menggabungkan larutan polivinil alkohol dengan ion
borat dalam wadah pencampur besar. Slime seringkali memiliki bau tak sedap, berwarna hijau,
dingin dan licin saat disentuh. Mainan ini biasa diaminkan oleh anak-anak maupun remaja.
Meskipun telah banyak variasi dari slime yang dijual, tentunya slime memiliki banyak karakteristik
umum yang membedakannya dari mainan yang lain. Secara umum, slime adalah cairan lengket yang
tersedia di bak kecil. Slime dapat dijual dengan sendirinya atau sebagai bagian dari seperangkat
mainan, seperti aksesori untuk beberapa tokoh aksi.
Salah satu aspek terpenting dari formulasi slime adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan
slime harus aman bagi anak kecil. Jelasnya, ini berarti bahwa bahan baku yang digunakan untuk
membuat slime harus tidak mengiritasi kulit atau mata dan tidak beracun jika tertelan. Selain itu,
slime dan mainan sejenisnya juga tidak boleh merusak barang  yang ada dirumah seperti pakaian,
pelapis, kain, atau karpet.

2.2 penelitian yang relevan


Media slime merupakan salah satu jenis clay buatan, seperti halnya plastisin dan playdough yang
bersifat lunak dan mudah dimainkan sehingga dapat merangsang kinestetik siswa terutama pada
bagian tangan dan jari, adapun pada penelitian ini tidak menggunakan plastisin dan playdough
adalah karena kedua clay tersebut sangat lengket pada tangan setelah digunakan dan cukup
berbahaya jika sengaja termakan. Dengan media slime ini, mereka yang memiliki control yang
kurang baik pada tangan dan jari jemarinya dapat dilatih dengan memainkan slime tersebut agar otot-
otot pada jari menjadi lebih luwes sehingga diharapkan
dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik halus. Kegiatan menggunakan media slime ini
berupa meremas, memilin, membuat bola, menarik, dan menusuk slime dengan jari. Ketika otot
jemari telah luwes, kegiatan motoric halus seperti menggenggam yang sebelumnya dengan kontrol
yang kurang baik menjadi lebih baik, serta yang sebelumnya kesulitan menggerakan alat tulis
menjadi lebih baik dalam menggerakan alat tulis. Latihan dengan media slime ini mampu
meminimalisir tekanan yang berlebih pada tangan dan jari serta mampu melatih jari tangan siswa
menjadi lebih luwes sehingga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan motorik halus.
Kumparan (17 Mei 2017) menjelaskan bahwa slime pertama kali dipelajari pada awal abad 20 saat
ilmu polimer sintetis ditetapkan dan kemudian banyak pabrik yang memproduksi polimer seperti
slime yang pada awalnya mainan ini hanya seperti tanah liat yang bisa dibentuk, seiring berjalannya
waktu wujud mainan terus berubah dan dimodifikasi. Bermain slime “Ada beberapa manfaat untuk
anak-anak salah satunya melatih motorik halus, mengurangi stres anak, dan melatih kreativitas
imajinasi mereka” (Ariani, A. S(dalam Kumparan, 17 Mei 2017))
BAB III
KASUS DAN PERSIAPAN
3.1 Kasus
Penggunaan permainan slime pada anak

3.2 Persiapan
3.2.1 Rencana persiapan
Sebelum membuat makalah kami menentukan dimana tempat, kapan,dan jam berapa untuk
melakukan penelitian dengan objek yang akan di amati, kemudian setelah pengamatan atau penelitian
sudah selesai, tiap-tiap dari anggota kelompok membagi-bagi tugasnya dalam pembuatan makalah
sebelum makalah di susun, dan yang paling utama adalah alat dan bahan yang akan di gunakan untuk
melakukan penelitian.

3.2.2 Alat dan Bahan


Permainan slime, kamera/ hp

3.2.3 strategi penelitian


Melakukan pembelajaran melalui pendekatan dengan cara bermain, yaitu mengajak anak bermain
dengan menggunakan media yang telah kami sediakan atau kami buat yaitu media permainan slime.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 kasus pada anak
Dari hasil penelitian, bahwa anak yang kami amati ternyata sudah memainkan slime dengan
sendirinya, meskipun masih di arahkan bagaimana bermain slime itu, jadi bisa di katakan anak tersebut
kemampuan berpikirnya masih kurang akan tetapi motorik halus yang ia miliki itu lumayan bagus. Serta
terampil dalam membuat bentuk dari slime tersebut.

4.2 Pendapat para ahli terhadap kasus


Permainan slime begitu digemari oleh anak-anak, biasanya mereka akan memainkannya bersama kawan-
kawan seusinya. Slime yang mudah dibentuk apa saja ini begitu dicintai dan sering dibawa oleh anak-anak
kemana saja sebagai teman mengisi waktu luang dikala bosan. Mereka akan membawa slime ketika
mengunjungi rumah teman, bepergian, atau bahkan ke sekolah. Slime memiliki bau yang sedikit tidak enak
dan terasa dingin dan licin saat disentuh. Slime juga mempunyai warna bervariasi tapi yang paling umum
digunakan adalah hijau, biru, dan merah. Beberapa produsen menambahkan wewangian untuk memperbaiki
bau yang ada pada slime.

4.3 Pembahasan kelompok


Menurut pemahaman kami, permainan slime Slime adalah permainan unik yang tersusun dari polimer
cross-linked, bahan ini diklasifikasikan sebagai cairan dan biasanya dibuat dengan menggabungkan larutan
polivinil alkohol dengan ion borat dalam wadah pencampur besar. Slime seringkali memiliki bau tak sedap,
berwarna hijau, dingin dan licin saat disentuh. Mainan ini biasa diaminkan oleh anak-anak maupun remaja.
Slime bisa meningkatkan kreativitas anak.
DAFTAR PUSTAKA
R. Moeslichatoen, 2004, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Hidayani, Rini. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
Jamasaris, Martini, 2006, Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak, Jakarta:
Grasindo
Desmita., 2010, Psikilogi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arsyad, A, Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2002
Hurlock Elizabeth, Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo
LAMPIRAN
1. Identitas Anak

Nama:
Umur:
Nama Ayah:
Nama ibu:

2. Identitas Tim Kelompok

Nama : Muthmainnah
Tempat tanggal lahir : Ungkaya 27 februari 2001
Asal Sekolah : SMAN 1 WITA PONDA
Alamat : Jln. Uwe Goda

Nama : Hanif Maulida


Tempat tanggal lahir : Jawa tengah 24 mei 2001
Asal Sekolah : MAN 2 POSO
Alamat : Jln. Uwe Goyo

Nama : Rosinta Afrilla


Tempat tanggal lahir :Ampibabo 8 juni 2000
Asal Sekolah : SMAN 1 AMPIBABO
Alamat : Jln. Puebongo

Nama : Eti
Tempat tanggal lahir : Palu 9 juli 1999
Asal Sekolah : SMKN 2 PALU
Alamat : Jln. Kancil
3. Dokumentasi Anak
4. Dokumentasi Tim Kelompok
5. Daftar peran dan Tugas kelompok

NO NAMA/ NIM Peran Tugas


1. Muthmainnah A41119091 ketua Membuat sampul, daftar isi, Bab
II, Bab III, menyusun daftar
pustaka, dan membuat lampiran.

2. Hanif Maulida A41119066 Anggota Membuat Bab I

3. Mawadah Rahmah A41119058 Anggota Membuat Kata Pengantar


4. Rosinta Afrila A41119088 Anggota Membuat Bab IV

5. ETI A41119106 Anggota Membuat Bab V

Anda mungkin juga menyukai