Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolisme (bahasa Yunani: metabolismos yaitu perubahan) adalah semua reaksi


kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat seluler. Secara umum,
metabolisme memiliki dua arah lintasan reaksi kimia organik, katabolisme, yaitu reaksi yang
mengurai molekul senyawa organik untuk mendapatkan energi, sedangkan anabolisme, yaitu
reaksi yang merangkai senyawa organik dari molekul-molekul tertentu, untuk diserap oleh sel
tubuh.

Kedua arah lintasan metabolisme diperlukan setiap organisme untuk dapat bertahan
hidup. Arah lintasan metabolisme ditentukan oleh suatu senyawa yang disebut sebagai
hormon, dan dipercepat (dikatalisis) oleh enzim. Pada senyawa organik, penentu arah reaksi
kimia disebut promoter dan penentu percepatan reaksi kimia disebut katalis.

Kelainan Metabolisme adalah keadaan tubuh yang tidak mampu menjalankan proses
metabolisme karena sesuatu dan lain hal. Yang paling berpengaruh bisa atau ketidak bisaan
tubuh ialah disebabkan oleh kelainan tidak memiliki suatu enzim yang diperlukan untuk
membantu metabolisme. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik
yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme, yang paling sering terjadi adalah kelainan metabolisme karbohidrat,
karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang mempunyai jenis-jenis beragam diantaranya
glukosa, sukrosa dan fruktosa. Beberapa jenis KH tersebut dalam tubuh harus dimetabolisme
(dipecah) sebelum digunakan tubuh. Pemecahan karbohidrat memerlukan sebuah enzim.
Kelainan Metabolisme karbohidrat biasanya karena ketidakmampuan tubuh memiliki enzin
pemecah. Beberapa jenis karbohidrat tersebut sehingga KH yang akan terpecah dalam tubuh
tidak dapat ter-Metabolisme.

Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom H, 1 atom O. Karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik.
sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum atau
selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat menghasilkan
karbohidrat sehingga tergantung kepada tumbuhan. Karbohidrat merupakan sumber energi
dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme. Banyak sekali makanan yang kita
makan sehari hari adalah suber karbohidrat seperti : nasi atau beras, singkong, umbi-umbian,
gandum, sagu, jagung, kentang, dan beberapa buah-buahan lainnya.

Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai cadangan makanan,
pemberi rasa manis pada makanan, membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur
peristaltik usus, penghemat protein karena bila karbohidrat makanan terpenuhi, protein
terutama akan digunakan sebagai zat pembangun. Karbohidrat juga berfungsi sebagai
pengatur metabolisme lemak karena karbohidrat mampu mencegah oksidasi lemak yang tidak
sempurna.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa yang dimaksud dengan metabolisme?
2) Apa yang dimaksud dengan karbohidrat?
3) Bagaimana metabolisme karbohidrat di dalam tubuh?
4) Apa penyakit yang disebabkan oleh kelainan metabolisme karbohidrat?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui tentang metabolisme.
2) Untuk mengetahui tentang karbohidrat.
3) Untuk mengetahui metabolisme karbohidrat di dalam tubuh.
4) Untuk mengetahui penyakit yang disebabkan oleh kelainan metabolisme karbohidrat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme

Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu Metabole yang artinya berubah.
Metabolisme merupakan suatu rangkaian atau proses yang terarah dan teratur di dalam sel
tubuh melalui reaksi-reaksi kimiawi, sehingga diperlukan atau dihasilkan bahan-bahan
tertentu seperti unsur, molekul, senyawa atau energi. Metabolisme dibedakan menjadi dua
yaitu ;
1. Anabolisme (penyusunan)
Anabolisme adalah peristiwa penyusunan senyawa kompleks (organik) dari
senyawa sederhana (anorganik) dengan bantuan energy dari luar. Energi yang digunakan
dapat berasal dari cahaya matahari (foton) maupun berasal dari pemecahan senyawa
kimiaanorganik.Karena dalam reaksi ini dibutuhkan energi dari luar makareaksinya
termasuk endotermis (endergonik). Contoh peristiwa anabolisme adalah fotosintesis
(energi berasal dari cahaya matahari) dan kemosintesis (energinya berasal dari
pemecahan senyawa kimia anorganik).
2. Katabolisme (pemecahan)
Katabolisme adalah peristiwa pemecahan senyawa kompleks( organik)menjadi
senyawa sederhana (anorganik) yang akan membebaskanenergi. Karena reaksi ini
menghasilkan energi maka reaksinyatermasuk eksotermis (ekergonik). Contoh peristiwa
katabolisme adalah fermentasi.

Metabolisme merupakan suatu proses (pembentukan dan penguraian) zat-zat yang


diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalanjan fungsinya. Karbohidrat yang paling
penting adalah glukosa, merupakan gula sederhana (monosakarida) yang dimetabolisme oleh
hampir seluru organisme. Kelainan metabolisme seringkali disebabkan oleh kelainan genetik
yang mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk merangsang suatu
proses metabolisme.
2.2 Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan
Oksigen, dan pada umumnya unsur hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan
H2O. Di dalam tubuh karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak, akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat tersebar luas di dalam tumbuhan dan hewan. Dalam tumbuhan, glukosa
disintesis dari karbondioksida serta air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati atau
diubah menjadi selulosa yang merupakan kerangka tumbuhan. Hewan dapat mensintesis
sebagian karbohidrat dari lemak dan protein, tetapi jumlah terbesar karbohidrat dalam
jaringan tubuh hewan berasal dari tumbuhan.
Bersama-sama dengan lemak dan protein, karbohidrat memegang peranan dasar bagi
kehidupan di bumi ini. Bukan hanya sebagai sumber energi utama bagi makhluk hidup, tetapi
juga sebagai senyawa yang menyimpan energi kimia. Pada hewan atau manusia energi
disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman sebagai pati. Di samping kedua senyawa
tersebut, ada pula karbohidrat pembentuk struktur, misalnya selulosa berperanan sebagai
komponen utama dinding sel tumbuhan, dan peptidoglikan yang terdapat di dinding sel
bakteri. Selain terdapat pada dinding sel bakteri dan tumbuhan, polisakarida juga banyak
terdapat pada dinging sel binatang. Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hamper
seluruh penduduk di dunia khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang
walaupun jumlah kalori yang didapat dihasilkan oleh 1 gram (g) karbohidrat hanya 4 kalori
(kal) dibanding lemak. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Di alam,
karbohidrat merupakan hasil sintesa CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar matahari dan
hijau daun (chlorophyll). Hasil fotosintesa ini kemudian mengalami polimerisasi menjadi pati
dan senyawa- senyawa bermolekul besar lain yang menjadi cadangan makanan pada tanaman.
Organisme yang dapat mensintesa biomolekuluntuk keperluan hidupnya dari bahan-bahan
anorganik (misalnya CO2 dan H2O) disebut organisme autotroph. Sedangkan
mikroorganisme pada umumnya, hewan dan manusia yang hanya dapat mempergunakan hasil
sintesa organisme autotroph untuk keperluan hidupnya disebut organisme heterotroph.
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa,
pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin, selulosa,
dan lignin. Polisakarida seperti pati, banyak terdapat dalam serealia dan umbi-umbian.
Sumber karbohidrat utama bagi bahan makanan kita adalaah serealia dan umbi-umbian.
Misalanya kandungan pati dalam beras = 78,3%, jagung = 72,4%, singkong = 34,6%, dan
talas = 40%.

2.3 Klasifikasi Karbohidrat

1) Monosakarida
Karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat lain.
Bentuk lain dibedakan kembali menurut jumlah atom C yang dimiliki dan sebagai aldosa
dan ketosa. Monosakarida yang terpenting adalah glukosa, galaktosa, dan fruktosa.

Beberapa jenis Monosakarida

Monosakarida Rumus Molekul Aldosa Ketosa


Triosa C3H6O3 Gliserosa Dididroksi aseton
Tetrosa C4H8O4 Eritrosa Eritrulosa
Pentose C5H10O5 Ribosa Ribulosa
Heksosa C6H12O6 Glukosa Fruktosa

2) Glukosa
glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat
dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-
buahan dan madu lebah. Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut
fotosintesis dan glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum dan
selulosa.

3) Fruktosa
Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu ketohektosa
yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut
levulosa. Pada umumnya monosakarida dan sakarida mempunyai rasa manis. Fruktosa
berikatan dengan glukosa membentuk sukrosa, yaitu gula yang biasa digunakan sehari-
hari sebagai pemanis, berasal dari tebu.

4) Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam. Umunya berikatan dengan glukosa
dalam bentuk laktosa, yaitu gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa mempunyai rasa
kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air.

5) Disakarida
Senyawa yang termasuk oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa
molekul monosakarida. Dua molekul monosakarida yang berikan satu dengan yang lain,
membentuk satu molekul disakarida. Oligosakarida yang paling banyak terdapat dalam
alam ialah disakarida. Disakarida merupakan karbohidrat yang pada hidrolisis
menghasilkan 2 molekul monosakarida yang sama atau berlainan, misalnya sukrosa,
maltosa dan laktosa. Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai sepuluh satuan
monosakarida. Oligosakarida yang umum adalah disakarida, yang terdiri atas dua satuan
monosakarida dan dapat dihidrolisis menjadi monosakarida. Contoh: sukrosa, maltosa,
dan laktosa.

6) Sukrosa
Sukrosa ialah gula yang kita kenal sehari-hari, baik yang berasal dari tebu maupun bit.
Selain dari tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain, misalnya dalam buah
nanas dan dalam wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan menghasilkan
glukosa dan fruktosa.

7) Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Ikatan yang
terjadi ialah antara atom karbon nomor 1 dan atom nomor 4, oleh karenanya maltosa
masih mempunyai gugus –OH glikosidik dan dengan demikian masih mempunyai sifat
mereduksi. Maltosa merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam
maupun dengan enzim.
8) Polisakarida
Karbohidrat yang tersusun dari sepuluh satuan monosakarida dan dapat berantai lurus atau
bercabang. Polisakarida dapat dihidrolisis pleh asam atau enzim tertentu yang kerjanya
spesifik. Hidrolisis sebagian polisakarida menghasilkan oligosakarida dan dapat
digunakan untuk menentukan struktur molekul polisakarida. Contoh: amilum, glikogen,
dekstrin, dan selulosa.

2.4 Metabolisme Karbohidrat di Dalam Tubuh

Metabolisme oksidatif glukosa menghasilkan sebagian besar energi yang digunakan di


dalam tubuh. Glukosa dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk disakarida, yaitu
secara kimiawi terikat ke molekul gula lain; sukrosa adalah glukosa plus fruktosa; laktosa
adalah glukosa plus galaktosa; maltosa adalah dua molekul glukosa.
Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat dan asetilkoenzim A
(asetil-KoA) sebagai senyawa-senyawa antara oksidasi lengkap glukosa menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi yang disimpan sebagai senyawa fosfat berenergi tinggi
adenosin trifosfat (ATP).
Glukosa dapat disimpan di hati atau otot sebagai glikogen. Hati juga dapat mengubah
glukosa melalui jalur-jalur metabolik lain menjdai asam lemak, yang disimpan sebagai
trigliserida, atau menjadi asam amino yang digunakan untuk memebentuk protein. Hati dapat
membentuk glukosa dari asam lemak, dan juga dari asam amino (glukoneogenesis).Glukosa
di dalam darah dikendalikan oleh beberapa mekanisme homeostatik yang dalam keadaan
sehat, mempertahankan kadar glukosa dalam rentang 70-110 mg/dL dalam keadaan puasa.
Setelah ingesti makanan yang mengandung banyak glukosa, secara normal kadar glukosa
darah tidak melebihi 170 mg/dL.
Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan
karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang
paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel
tubuh tersebut menyerap glukosa. Gula ini kemudian oleh sel dioksidasi (dibakar) dengan
bantuan oksigen yang kita hirup menjadi energi dan gas CO2 dalam bentuk respirasi /
pernafasan. Energi yang dihasilkan dan tidak digunakan akan disimpan dibawah jaringan kulit
dalam bentuk lemak.
Di dalam tubuh manusia, glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak
hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat
tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh
selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan
berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di
dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP
(adenosine triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam
tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari total
kebutuhan energi tubuh.

Reaksi pembakaran gula dalam tubuh :


C6H12O6 (gula) + 6O2 (udara yang dihirup) —> Energi + 6CO2 (udara yang dikeluarkan) +
6H2O (keringat atau air seni)

2.5 Penyakit Akibat Kelainan Metabolisme Karbohidrat

1) Galaktosemia

Galaktosemia (kadar galaktosa yang tinggi dalam darah) biasanyadisebabkan oleh


kekurangan enzim galaktose 1-fosfat uridil transferase. Kelainan ini merupakan kelainan
bawaan. Sekitar 1 dari 50.000-70.000 bayi terlahir tanpa enzim tersebut. Patofisiologis
awalnya, pasien tampak normal, tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian,
nafsu makannya akan berkurang, muntah, tampak kuning (jaundice) dan pertumbuhannya
yang normal terhenti. Hati membesar, di dalam air kemihnya ditemukan sejumlah besar
protein dan asam amino, terjadi pembengkakan jaringan dan penimbunan cairan dalam
tubuh. Karena kelainan ini merupakan herediter yang dibawa oleh ibu atau
ayahnya,seorang wanita yang diduga membawa gen untuk penyakit ini sebaiknya tidak
mengkonsumsi galaktosa selama kehamilan. Jika pengobatan tertunda, anak akan
memiliki tubuh yang pendek dan mengalami keterbelakangan mental. Banyak yang
menderita katarak. Kebanyakan penyebabnya tidak diketahui. Pasien dengan
galaktosemia, dilarang mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung galaktosa dari
karbohidrat seumur hidupnya, seperti susu yang kaya akan galaktosa.

2) Glikogenesis

Glikogenosis (Penyakit penimbunan glikogen) adalah sekumpulan penyakit


keturunan yang disebabkan oleh tidak adanya 1 atau beberapa enzim yang diperlukan
untuk mengubah gula menjadi glikogen atau mengubah glikogen menjadi glukos a(untuk
Glikogenosis digunakan sebagai energi). Pada glikogenosis, sejenis atau sejumlah
glikogen yang abnormal diendapkan di dalam jaringan tubuh, terutama di hati. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap contoh jaringan (biasanya otot atau
hati), yang menunjukkan adanya enzim yang hilang. Pengobatan tergantung kepada jenis
penyakitnya. Untuk membantu mencegah turunnya kadar gula darah, dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan kaya karbohidrat dalam porsi kecil sebanyak beberapa
kalidalam sehari. Pada beberapa anak yang masih kecil, masalah ini bisa diatasi dengan
memberikan tepung jagung yang tidak dimasak setiap 4-6 jam. Kadang pada malam hari
diberikan larutan karbohidrat melalui selang yang dimasukkan ke lambung. Penyakit
penimbunan glikogen cenderung menyebabkan penimbunan asam urat, yang dapat
menyebabkan gout dan batu ginjal. Untuk mencegah hal tersebut seringkali perlu
diberikan obat-obatan. Pada beberapa jenis glikogenesis, untuk mengurangi kram otot,
aktivitas anak harus dibatasi.

3) Intoleransi Fruktosa Herediter

Intoleransi Fruktosa Herediter adalah suatu penyakit keturunan dimana tubuh


tidak dapat menggunakan fruktosa karena tidak memiliki enzim fosfofruktaldolase.
Sebagai akibatnya, fruktose 1-fosfatase (yang merupakan hasil pemecahan dari fruktosa)
tertimbun di dalam tubuh, menghalangi pembentukan glikogen dan menghalangi
perubahan glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Mencerna fruktosa atau
sukrosa (yang dalam tubuh akan diuraikan menjadi fruktosa, kedua jenis gula ini
terkandung dalam gula meja) dalam jumlah yang lebih, bisa menyebabkan hipoglikemia
(kadar gula darah yang rendah) disertai keringat dingin-tremor (gerakan gemetar diluar
kesadaran), linglung, mual-muntah, nyeri perut, kejang (kadang-kadang), dan koma.

4) Fruktosuria

Fruktosuria merupakan suatu keadaan yang tidak berbahaya, dimanafruktosa


dibuang ke dalam air kemih. Fruktosuria disebabkan oleh kekurangan enzim fruktokinase
yang sifatnya diturunkan. 1 dari 130.000 penduduk menderita fruktosuria. Fruktosuria
tidak menimbulkan gejala, tetapi kadar fruktosa yang tinggi di dalam darah dan air kemih
dapat menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan diabetes mellitus.

5) Pentosuria

Pentosuria adalah suatu keadaan yang tidak berbahaya, yang ditandai dengan
ditemukannya gula xylulosa di dalam air kemih karena tubuh tidak memiliki enzim yang
diperlukan untuk mengolah xylulosa. Pentosuria tidak menimbulkan masalah kesehatan,
tetapi adanya xylulosa dalam air kemih bisa menyebabkan kekeliruan diagnosis dengan
diabetes mellitus.
6) Marasmus

Kekurangan asupan makanan yang mengandung karbohidrat dapat mengakibatkan


penyakit diantaranya adalah penyakit yang sering mengenai anak balita (di bawah lima
tahun) disebut juga penyakit marasmus. Ciri-ciri penyakit Marasmus :
- Selalu merasa kelaparan.
- Anak sering menangis.
- Tubuh menjadi sangat kurus, biasanya pada anak yang terkena penyakit busung lapar.
- Kulit menjadi keriput.
- Pernapasan terganggu akibat tekanan darah dan detak jantung yang tidak stabil.
- Penyakit marasmus sangat berbahaya dan bisa menyebabkan kematian apabila tidak
ditangani secara serius.
- Penyakit marasmus akan mengakibatkan tumbuh kembang anak menjadi terhambat,
perkembangan kecerdasannya menjadi lambat, dan tidak menutup kemungkinan akan
berdampak pada perkembangan psikologisnya.

Agar penyakit Maramus tidak mengenai balita, sebaiknya mengenal beberapa


makanan yang mengandung karbohidrat dan dampak dari kekurangan dan kelebihan
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.

7) Diabetes melitus

Diabetes mellitus (DM) atau disebut sebagai diabetes merupakan penyakit


gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau
tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah
hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa di dalam darah (hiperglikemia).
Terdapat dua kategori utama Diabetes mellitus yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Diabetes tipe 1 disebut insulin-dependent atau juvenile, ditandai dengan kurangnya
produksi insulin. Diabetes tipe 2 disebut non-insulin-dependent, disebabkan penggunaan
insulin kurang efektif oleh tubuh. Diabetes tipe 2 merupakan 90% dari seluruh diabetes.
Sedangkan Diabetes Gestasional adalah hiperglikema yang didapatkan pada saat
kehamilan. Penyebab Diabetes melitus dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :

1) Pola Makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang
dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes mellitus. Hal ini
disebabkan jumlah/kadar insulin oleh sel pankreas mempunyai kapasitas
maksimum untuk disekresikan. Oleh karena itu, mengkonsumsi makanan secara
berlebihan dan tidak diimbangi oleh sekresi insulin dalam jumlah memadai dapat
menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan menyebabkan diabetes
melitus.

2) Obesitas
Orang yang gemuk dengan berat badan melebihi 90 kg mempunyai
kecenderungan yang lebih besar untuk terserang diabetes mellitus dibandingkan
dengan orang yang tidak gemuk.

3) Faktor Genetik
Seorang anak dapat diwarisi gen penyebab diabetes mellitus orang tua.
Biasanya, seseorang yang menderita diabetes mellitus mempunyai anggota
keluarga yang juga terkena. Jika kedua orang tua menderita diabetes, insiden
diabetes pada anak-anaknya meningkat, tergantung pada umur berapa orang tua
menderita diabetes. Risiko terbesar bagi anak-anak terserang diabetes jika salah
satu atau kedua orangtua menderita penyakit ini sebelum berumur 40 tahun.
Riwayat keluarga pada kakek dan nenek kurang berpengaruh secara signifikan
terhadap cucunya.

4) Bahan-Bahan kimia dan Obat-Obatan


Bahan kimiawi tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan
radang penkreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak
berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan
metabolisme dalamtubuh, termasuk hormon insulin.

5) Penyakit dan Infeksi Pada Pankreas


Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu dapat menyebabkan sel pada
pankreas tidak bekerja optimal dalam mensekresi insulin. Beberapa penyakit
tertentu, seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko
terkena diabetes mellitus.
Gejala Penyakit Diabetes Melitus

Gejala diabetes melitus dapat dirasakan secara fisik. Berikut gejala-gejala diabetes
melitus :

1) Merasa Lemah dan Berat Badan Menurun


Gejala awalnya adalah berat badan menurun dalam waktu relatif singkat. Selain itu,
sering merasa lemah, lesu dan tidak merasa bergairah. Hal itu disebabkan glukosa
yang merupakan sumber energi dan tenaga tubuh, tidak masuk ke dalam sel. Oleh
karena itu, sumber energi akan diambil dari cadangan lemak dan dari hati. Jik
adipakai terus, cadangan energi dari lemak dan hati akan berkurang. Akibatnya,
badan semakin kurus dan berat badan menurun.

2) Poliuria (Banyak Kencing)


Kadar glaukosa darah yang berlebihan akan dikeluarkan melalui urin. Akibat
tingginya kadar glaukosa darah, penderita merasa ingin buang air terus dan dalam
volume urin yang banyak.

3) Polidipsia (Banyak Minum)


Makin banyak urin yang dikeluarkan, tubuh makin kekurangan air. Akibatnya,
timbul rasa haus dan ingin minum terus.

4) Polifagia (Banyak Makan)

Kadar glukosa yang tidak masuk ke dalam sel, menyebabkan timbulnya rangsangan
ke otak untuk mengirim pesan rasa lapar. Akibatnya penderita semakin sering
makan. Kadar glukosa pun makin tinggi, tetapi tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan
tubuh karena tidak masuk ke sel tubuh.

5) Jumlah Glukosa Besar


Jumlah glaukosa yang basar dalam urin dapat menyebabkan iritasi genital
(kemaluan) akbat infeksi jamur.
6) Lensa Mata Berubah
Bentuk lensa mata sedikit berubah dan mengaburkan penglihatan untuk sementara
waktu.

7) Luka Sulit Sembuh


Jika terjadi luka pada penderita akan sangat sulit sekali untuk sembuh. Hal ini
berhubungan dengan sistim kekebalan pada tubuh penderita diabetes yang cenderung
menurun.
Pemeriksaan pemeriksaan metabolism karbohidrat

1. Pemeriksaan urine
2. Glukosa darah
3. HBA1c
4. Fructosamin
5. Insulin
6. C-peptide
7. Badan Keton
8. Analisa gas darah
9. Dll

a. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya glukosa di dalam urin
dengan menggunakan larutan uji Benedict.
Cara kerja:
1. Masukkan larutan benedict ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 cc.
2. Campurkan urin patologis 5-8 tetes ke dalam tabung yang telah berisi benedict.
3. Panaskan tabung di atas spritus atau Bunsen dan sambil dikocok perlahansampai
mendidih.
4. Dinginkan dan amati terjadi perubahan warna atau tidak.
Cara menilai hasil:
1. Negatif (-): Tetap biru atau sedikit kehijau-hijauan
2. Positif (+): Hijau kekuning-kuningan dan keruh (0,5-1% glukosa)
3. Positif (++): Kuning keruh (1-1,5% glukosa)
4. Positif (+++): Jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
5. Positif (++++): Merah keruh (> dari 3,5 % glukosa)
b. Pemeriksaan Glukosa Darah
Terdapat beberapa metode pemeriksaan, seperti:
1. Metode reduksi oksidasi
2. Metode Enzimatik: Menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase,
yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi
lain.
Terdapat alat Point Of Care Testing (POCT) yang dapat digunakan penderita
secara mandiri di rumah

Gambar 2.1 POCT


Normal Impaired DM

GDP < 110 mg% 110-126 mg% ≥ 126 mg%


GD2JPP < 145 mg% 140-200 mg% > 200 mg%

Random > 200 mg/dL

Tabel 2.1 Nilai Normal


3. Oral Glucosa ToleranceTest (OGTT)
Uji ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat
keluarga diabetes mellitus; pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik,
atau infeksi yang tidak jelas sebabnya. OGTT juga dapat diindikasikan untuk
diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional).
a Beberapa indikasi OGTT, yaitu:
1) Ada riwayat DM dalam keluarga.
2) Ibu yang memiliki bayi lahir dengan BB 5 kg atau lebih.
3) Obesitas.
b Cara pelaksanaan OGTT, yaitu:
1) Pasien puasa 10-12 jam
2) Ambil darah puasa
3) Minum glukosa 75 gr
4) Ambil darah 2 jam setelah minum glukosa
5) Normal: apabila gula darah kembali normal setelah 2 jam,puncak gula
darah pada ½ jam-1 jam.
c. Nilai rujukan untuk pemeriksaan OGTT, meliputi:
1) Puasa : 70 – 110 mg/dl (3.9 – 6.1 mmol/L)
2) ½ jam : 110 – 170 mg/dl (6.1 – 9.4 mmol/L)
3) 1 jam : 120 – 170 mg/dl (6.7 – 9.4 mmol/L)
4) 1½ jam : 100 – 140 mg/dl (5.6 – 7.8 mmol/L)
5) jam : 70 – 120 mg/dl (3.9 – 6.7 mmol/L)

4. GD Stick
Penggunaannya dengan cara
mengambil sedikit darah dari
ujung jari menggunakan
jarum, stick dimasukkan ke
alat, darah ditotolkan ke stick,
dan hasilnya akan keluar.
Nilai normal ≤ 140 mg/dL
Gambar 2.2 GD Stick

Untuk mengukur tingkat hemoglobin terglikosilasi, sampel darah akan diambil


dari pembuluh vena di lengan Anda dengan jarum kecil. Setelah jarum
dimasukkan, sejumlah kecil darah akan dikumpulkan ke dalam tabung atau botol
reaksi.

Anda akan mungkin akan merasakan nyeri pada area kulit saat proses
penyuntikan. Proses pengambilan darah biasanya memakan waktu tidak lebih
dari 10 menit

nda dikatakan bebas dari diabetes melitus jika kadar hemoglobin terglikolisasi
kurang dari 6 persen.

Jika hasil pemeriksaan HbA1c Anda di antara 6 sampai 6,4 persen, Anda masuk
kategori pradiabetes. Anda sudah harus melakukan perubahan gaya hidup agar
tidak menjadi diabetes.

Sementara, apabila hasil pemeriksaan HbA1c Anda lebih dari 6,5 persen maka
Anda sudah masuk kategori diabetes melitus. Lebih jelasnya, simak kategori
hasil pemeriksaan HbA1c dikutip pada laman American Diabetes
Association adalah:

 HbA1c normal: < 6,0%


 HbA1c prediabetes: 6,0 – 6,4%
 HbA1c diabetes: ≥ 6,5%

Untuk penderita diabetes melitus sendiri, secara umum diharapkan dengan


pengobatan yang baik kadar HbA1c dapat turun mencapai 6,5 persen. 

Hasil pemeriksaan HbA1c di atas batas normal, menandakan Anda perlu


mengubah gaya hidup. Sementara pada pasien diabetes, pengobatan yang
sebelumnya dijalani harus diubah sesuai dengan kondisi. Kemungkinan besar,
perubahan pengobatan meliputi jenis pilihan obat dan dosisnya.

Pemeriksaan hemoglobin terglikolisasi bukan tes utama untuk mendeteksi


diabetes, baik itu diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Biasanya, tes ini
dilakukan bersamaan dengan tes lain, seperti tes gula darah puasa (GDS)

Anda mungkin juga menyukai