Anda di halaman 1dari 9

PERANAN KONSTRUKSI PELINDUNG TEBING

DAN DASAR SUNGAI PADA PERBAIKAN ALUR SUNGAI

Yuliman Ziliwu

Abstrak

Defenisi dari siklus hidrolologi yaitu hujan yang turun ke permukaan tanah,
sebagian ada yang meresap kedalam tanah (infiltrasi), sebagian lagi mengalir
dipermukaan bumi (run off). Sebagian air hujan yang mengalir di atas permukaan
bumi karena grafitasi akan mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah seperti
sungai dan akhirnya bermuara ke laut, air yang ada diatas permukaan tanah, air
sungai dan air laut sebagian menguap (evaporasi).
Aliran sungai dalam perjalanannya ke hilir akan bertemu dengan banyak
sungai yang mana di daerah dataran rendah secara berangsur-angsur tubuh sungai
menjadi semakin lebar. Pada awalnya sungai merupakan saluran drainase alamiah,
akan tetapi dengan adanya air yang mengalir di dalamnya. Untuk di daerah
pegunungan alur sungainya terjal dan kemiringan tebingnya juga terjal sehingga
aliran sungai ini menggerus tanah dasarnya secara terus menerus sepanjang masa
existensinya dan terbentuklah lembah-lembah sungai.
Peranan konstruksi pelindung tebing dan dasar sungai adalah
pembangunan sistim pengamanan banjir dan memperlancar lalu lintas sungai.
Konstruksi pelindung tebing dan dasar sungai yang dapat digunakan adalah :
Tanggul, konstruksi krip dan ambang (ground sill).

Kata kunci : Pelindung tebing dan dasar sungai.

1. PENDAHULUAN dari hujan disebut alur sungai. Daerah


aliran sungai adalah daerah yang
Siklus hidrologi adalah hujan meliputi daerah aliran air dan alur
yang turun ke permukaan tanah, sungai termasuk bantaran, tanggul, dan
sebagian ada yang meresap ke dalam areal yang dinyatakan sebagai daerah
tanah (infiltrasi), sebagian lagi aliran sungai yang dinyatakan dalam
mengalir di permukaan bumi (run off). undang-undang.
Sebagian air hujan yang mengalir di Dari mata air yang ada di daerah
atas permukaan bumi karena grafitasi pegunungan, aliran sungai dalam
perjalannya ke hilir akan bertemu
dengan banyak sungai, yang mana di
akan mengalir ke tempat-tempat yang daerah dataran rendah secara
lebih rendah seperti sungai dan berangsur-angsur tubuh sungai menjadi
akhirnya bermuara ke laut, air yang semakin lebar. Kadang-kadang sungai
ada di atas permukaan tanah, air sungai bermuara di sebuah danau atau pantai
dan air laut sebagian menguap laut yang terdiri dari beberapa cabang
(evaporasi). Dalam pengalirannya air disebut delta. Apabila sungai semacam
tersebut akan mengalami bermacam- ini mempunyai lebih dari dua cabang,
macam halangan, sehubungan dengan sungai sering disebut sungai utama
topografi permukaan tanah. Suatu alur (main river) sedangkan cabang-cabang
yang panjang di permukaan bumi lainnya disebut anak sungai (tributary).
tempat mengalirnya air yang berasal Kadang-kadang sebelum alirannya

88
berakhir di sebuah danau atau pantai, dataran aluival. Pada daerah dataran
sungai membentuk berupa sebuah yang rata alur sungai tidak stabil dan
cabang yang disebut cabang sungai apabila sungai mulai membelok maka
(enffluent). Sifat-sifat sungai sangat terbentuk yang namanya meander.
dipengaruhi oleh luasnya dan bentuk Di dataran rendah akan terjadi
daerah pengaliran serta kemiringannya. meander yang umumnya gerusan di
Pada awalnya sungai tebing bagian luar berlangsung terus
merupakan saluran drainase alamiah. menerus, sehingga proses meander
Akan tetapi dengan adanya air yang berlangsung terus, maka pada akhirnya
mengalir di dalamnya, untuk di daerah terjadi sidatan alam pada dua belokan
pegunungan alur sungainya terjal dan luar yang sudah sangat dekat dan
kemiringan tebingnya juga terjal. terbentuklah sebuah danau.
Sehingga aliran sungai ini menggerus
tanah dasarnya secara terus menerus 2. MASALAH PERBAIKAN ALUR
sepanjang masa existensinya dan SUNGAI
terbentuklah lembah-lembah sungai. Macam-macam pekerjaan sipil
Sedimen yang dihasilkan oleh untuk perbaikan alur sungai antara lain
reruntuhan tebing-tebing sungai di adalah : pembangunan sistim
daerah pegunungan akan terangkut ke pengamanan banjir, pembuatan
hilir oleh aliran sungai. Hal ini bangunan sadap untuk keperluan
dikarenakan di daerah pegunungan pemanfaatan air, usaha-usaha
kemiringan sungainya curam, sehingga pelestarian alam dan lingkungan hidup
gaya tarik aliran airnya cukup besar. Di dan perbaikan alur sungai untuk
daerah dataran, aliran air mengalami memperlancar lalu lintas sungai.
perubahan yaitu gaya tarik menjadi Kegiatan pelaksanaanya dimulai
kecil dan terjadi kecepatan pengendap dengan pengukuran secara menyeluruh
partikel-partikel sedimen lebih besar dan dari hasil pengukuran ini dibuat
dari pada kecepatan aliran sungai maka skema yang disesuaikan dengan tujuan
terjadi pengendapan material. Karena kegiatan di bidang persungaian yang
itu ukuran butiran sedimen yang diinginkan dalam batas-batas
mengendap di bagian hulu sungai lebih kelayakan ekonomi. Proses pembuatan
besar dari pada di bagian hilirnya. skema rencana pekerjaan persungaian
Dengan terjadinya perubahan ini disebut perencanaan sungai.
kemiringan yang mendadak pada saat Sehubungan dengan banyaknya
alur sungai keluar dari daerah macam pekerjaan persungaian maka
pegunungan yang curam dan perencanaan pekerjaan persungaian
memasuki dataran yang lebih landai, dapat dibedakan dalam beberapa jenis
maka lokasi ini terjadi proses antara lain sebagai berikut :
pengendapan yang sangat intensif yang 1. Perencanaan perbaikan dan
menyebabkan mudah berpindahnya pengaturan sungai.
alur sungai yang terbentuk apa yang 2. Perencanaan pemanfaatan air
disebut kipas pengendapan. Pada sungai.
lokasi tersebut sungai bertambah lebar 3. Perencanaan pengembangan
dan dangkal, erosi dasar sungai tidak wilayah sungai.
lagi dapat terjadi bahkan sebaliknya 4. Perencanaan perbaikan dan
terjadi pengendapan yang sangat pelestarian lingkungan sungai.
intensif. Dasar sungai yang secara terus 5. Perencanaan lalu lintas sungai.
menerus naik dan sedimen yang hanyut Perencanaan perbaikan dan
terbawa arus banjir bersama dengan pengaturan sungai mempunyai tujuan
luapan air banjir terbesar dan yang disesuaikan dengan tingkat
mengendap secara luas membentuk perkembangan suatu lembah sungai,

89
serta kebutuhan masyarakat. Perbaikan undang-undang. Guna mengurangi
alur sungai bertujuan antara lain untuk tingkat kerugian yang mungkin terjadi,
pencegahan terhadap bahaya banjir apabila terjadi banjir antara lain
yang disebabkan adanya sedimentasi pengaturan penggunaan tanah di daerah
yang mana berakibat kapasitas alur bantaran sungai, mendirikan bangunan
sungai tidak mencukupi dalam yang tahan terhadap genangan air, dan
menampung debit sungai serta kegiatan pengamanan terhadap
mengusahakan agar alur sungai kemungkinan terjadinya bencana banjir.
senatiasa dalam keadaan stabil. Untuk pengendalian alur sungai
Sehingga mempermudah pemanfaatan supaya alur tersebut dapat stabil
air, yang mana penyadapannya juga sehubungan dengan aliran sungai yang
lebih mudah, pelestarian lingkunganpun dapat menimbulkan erosi tebing dan
dapat terjamin. Jadi tujuan utama dari dasar sungai maka perlu adanya
perencanaan persungaian adalah : konstruksi yang menahan erosi ini
pengamanan terhadap banjir, seperti bangunan ambang atau ground
pengendalian alur sungai dengan sill, cek dam, step dam, yang mana
memperhatikan peranan sungai sebagai sepintas ketiga bangunan ini bentuknya
sumber air untuk berbagai kebutuhan, hampir sama hanya fungsinya
pelestarian lingkungan, dan kelancaran berlainan.
serta keamanan lalu lintas sungai
Perencanaan pengamanan 3. KONSTRUKSI PERBAIKAN
terhadap banjir dapat disebut juga ALUR SUNGAI
sebagai perencanaan pengendalian 3.1. Tanggul
banjir yang akan digunakan sebagai Tanggul merupakan salah satu
landasan yang penting dalam bangunan yang paling utama dan
menetapkan berbagai perkerjaan sipil paling penting dalam usaha
yang harus dilakasanakan dalam rangka melindungi daerah-daerah
usaha pengamanan terhadap bencana berpotensi, baik dipandang dari
banjir. segi ekonomi maupun segi social;
Pekerjaan-pekerjaan pokok yang mana berkaitan erat dengan
dalam rangka pengamanan banjir serta harta benda masyarakat yang
pengendalian alur sungai secara umum terkena genangan-genangan yang
dapat dibagi menjadi 2 : disebabkan oleh banjir dari sungai.
1. Pekerjaan sipil yaitu sistim Konstruksi tangul kebanyakan
pengamanan dan pengendalian dibuat dari urugan tanah, karena
banjir. tanggul merupakan bangunan
2. Pekerjaan non sipil yaitu menerus yang sangat panjang,
pencegahan banjir. serta membutuhkan bahan urugan
Pekerjaan sipil adalah usaha yang volumenya sangat besar.
pencegahan bahaya banjir dengan suatu Maka tahap perencanaan perlu
sistim pengamanan banjir yang terdiri diperhatikan agar hasil pekerjaan
dari: pembuatan dan pengamanan normalisasi sungai dapat
tanggul, normalisasi sungai termasuk dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan sidatan (shot cut) disamping tanggul. Selain tanah merupakan
lain-lain pengamanan dengan suatu bahan yang mudah pekerjaannya
sistim pengendalian banjir, yang terdiri dan setelah menjadi tanggul
dari: retarding basin, waduk merupakan konstruksi yang
pengendalian banjir atau bangunan flexible, karena sangat mudah
semacamnya. Pekerjaan non sipil menyesuaikan kemungkinan
adalah usaha pencegahan banjir dengan penurunan yang tidak merata,
pengaturan-pengaturan yang dilandasi sehingga perbaikan yang

90
disebabkan oleh penurunan Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut mudah dikerjakan. Tanah di lapangan didapat gambaran
merupakan bahan bangunan yang kerusakan bangunan pelindung
sangat stabil dan tidak akan rusak tebing yang mana biasanya
dalam waktu yang cukup relatif diakibatkan hal-hal sebagai
lama. Apabila di beberapa tempat berikut:
terjadi kerusakan, maka 1. Adanya penggerusan pada
perbaikannya sangat mudah dan pondasi kaki pelindung
cepat menggunakan tanah yang tebing.
tersedia di sekitar lokasi 2. Hanyutnya tanah urugan di
kerusakan. belakang bangunan
Selain bahan timbun tanggul pelindung tebing.
dari tanah dapat juga tanggul 3. Tekanan tanah dan air dari
dibuat dari konstruksi beton belakang bangunan
bertulang. Hal ini untuk pelindung tebing.
menghindari pemakaian lahan 4. Adanya serangan arus
yang perlu dibebaskan yang mana deras yang menyusur di
pada lahan ini banyak sekali tikungan luar.
penghuninya. Sehingga akan 5. Kerusakan yang diawali
memakan biaya yang cukup tinggi dari tergerusnya kaki talud
untuk pembebasan tanahnya. di bagian hulu dan hilir dari
Walaupun demikian, harga bangunan talud.
konstruksi tanggul dari beton 6. Kerusakan yang diawali
bertulang ini perlu dikaji dengan dari penggerusan berm
harga tanggul dari tanah, sehingga bangunan pelindung tebing
biaya pelaksanaannya dapat 7. Kerusakan yang disebabkan
ditekan dengan mempertimbangkan adanya perubahan bentuk
juga faktor kekuatan konstruksi dan yang tiba-tiba pada
daya tahan konstruksinya bangunan pelindung tebing.
Disamping hal-hal tersebut di
3.2. Pelindung tebing atas, permasalah lain yang
Pelindung tebing adalah berkaitan dengan pembuatan
bangunan yang ditempatkan pada bangunan pelindung tebing
permukaan lereng tebing guna adalah sebagai berikut:
melindungi suatu tebing alur 1. Adanya arah arus tidak
sungai atau permukaan lereng selalu sejajar dengan arus
tanggul secara langsung yang trase tanggul atau trase
terkena benturan arus aliran dan tebing sungai, tetapi kadang-
berperan juga untuk meningkatkan kadang arus tersebut
stabilitas alur sungai atau tubuh membentuk sudut ke arah
tanggul. Melihat fungsi dari trase tanggul atau tebing
pelindung tebing ini dalam sungai sehingga pada
pengembangannya lebih lanjut, tempat-tempat tertentu arus
maka konstruksi bangunan sungai, menabrak lereng
pelindung tebing semacam ini pada tanggul atau tebing sungai
saat sekarang dimungkinkan dan terjadilah pukulan air.
memilih salah satu konstruksi. Sehingga terjadi gerusan
Bahan dan cara pelaksanaan yang pada tempat tersebut.
paling cocok dengan kondisi 2. Pada belokan-belokan yang
setempat. tajam, khususnya pada
tikungan luar permukaan air

91
sungai akan lebih tinggi 4. Berdasarkan arah
dibandingkan dengan di pemasangannya, krib
tikungan dalam dengan dibedakan menjadi krib
kecepatan arus yang tinggi memanjang dan krib melintang.
dapat menyebabkan Krib memanjang dipasang
penggerusan tebing. dengan arah sejajar arus sungai
dan krib melintang dipasang
dengan arah melintang arus
3.3. Konstruksi Krib sugai
Untuk melindungi tebing 5. B e rd a sa rk a n l e ta k
sungai dari benturan aliran air pemasangannya terhadap muka
sungai secara tak langsung perlu air, selain krib konfensional
adanya konstruksi yang mengatur (krib yang puncaknya
arah aliran air sungai sedemikian menjulang dipermukaan air)
rupa sehingga tebing sungai tak ada juga krib yang dipasang di
langsung terkena benturan arus dasar sungai sebagai pengarah
aliran. arus yang disebut krib panil
Krib adalah bangunan yang dasar. Krib ini berupa papan
dibuat mulai dari tebing sungai ke horizontal menyilang arus yang
arah tengah guna mengatur arus didukung oleh tiang pancang
sungai dan tujuan utamanya
adalah : - Perencanaan krib
1. Menanggunglangi gerusan Dalam mempersiapkan
lokasi pada tebing sungai. perencanaan krib, maka denah,
2. Memindahkan arus yang bentuk memanjang, debit sungai,
bergerak menuju tebing sungai. kecepatan arus sungai, bahan-
3. Mengurangi kecepatan arus bahan dasar sungai haruslah
dekat tebing sungai. disurvei, dipelajari dan ditelaah
4. Mempercepat pengendapan secara mendalam dan tipe krib
arus dekat tebing sungai. serta metode pembuatannya
5. Mempertahankan lebar dan ditetapkan secara emperis dengan
kedalaman air pada alur sungai. memperhatikan pengalaman-
6. Mengkonsentrasikan arus pengalaman pada krib-krib yang
sungai. telah dibangun di waktu-waktu
yang lalu.
3.3.1 Jenis Krib Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Berdasarkan jumlah dalam dalam proses perencanaan krib-krib
suatu daerah krib, krib dapat adalah sebagai berikut:
dibedakan menjadi krib tunggal 1. Karakteristik aliran debit
dan krib ganda. rencana, pola dan kecepatan
2. Berdasarkan bahan aliran terutama di tikungan
pembuatannya, krib dibedakan bagian luar yang digunakan
menjadi empat yaitu : krib untuk merencana krib sesuai
beton bertulang, krib kayu, krib dengan yang dikehendaki,
pasangan batu kali dan krib terutama untuk perencanaan
bronjong. stabilitas krib diambil debit
3. Berdasarkan sifat hidrolisnya, banjir dengan kala ulang 10
krib dibedakan menjadi krib tahunan sampai 50 tahunan.
permeable dan krib semi 2. Penentuan debit rencana yang
permeable ditentukan berdasarkan dari
perhitungan banjir rencana dan

92
informasi historis di lokasi V1 = C1 . C2 . C3 . Vs
rencana krib Dimana :
3. Lebar sungai diambil lebar V1 = kecepatan ijin (m/dt)
sungai rata-rata pada bagian C1 = koefisien pengaruh
alur sungai yang lurus kondisi tanah (tabel 3.1)
4. Kecepatan ijin yaitu kecepatan C2 = koefisien pengaruh
arus aliran maksimum yang kedalaman air (tabel 3.2)
tidak menggerus bahan dasar C3 = koefisien pengaruh
dan atau tebing sungai. lengkung alur (tabel 3.3)
Besarnya kecepatan ijin
ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Koefisien pengaruh kondisi tanah (C1)
Angka pori 2,0 – 1,2 1,2 – 0,6 0,6 – 0,3 0,3 – 0,2
Jenis tanah gembur Agak gembur Biasa keras
Lempung pasiran 0,45 0,90 1,30 1,80
Lempung keras 0,40 0,85 1,25 1,70
Lempung biasa 0,35 0,80 1,20 1,65
Lempung lembek 0,32 0,70 1,05 1,35

Tabel 3.2 Koefisien pengaruh kedalaman air (C2)


Kedalaman air (m) 0,30 0,50 0,75 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00
Koefisien C2 0,80 0,90 0,95 1,00 1,10 1,10 1,20 1,20

Tabel 3.3 Koefisien pengaruh lengkung alur (C3)


Jenis alur Koefisien C3
Lurus 1,00
0 0
Tikungan ringan (20 – 30 ) 0,95
Tikungan sedang (30 0 – 60 0) 0,81
Tikungan tajam ( > 60 0 ) 0,75

Tabel 3.4. Kecepatan ijin untuk jenis butiran tanah (Vs)


Jenis tanah Diameter butiran (mm) Vs (m/dt)
Lempung 0,003 0,10
Lanau 0,005 0,15
0,05 0,20
Pasir 0,25 0,30
1,00 0,55
2,50 0,65
Kerikil 5,00 0,80
10,00 0,00
15,00 0,20
Kerakal 25,00 0,50
40,00 0,80
75,00 0,40
Batu 100,00 0,70
150,00 0,30
200,00 0,90

3.4. Ambang ( Ground sill) Ambang (Ground sill)


adalah bangunan yang ditempatkan

93
menyilang sungai dan berfungsi sungai pada lokasi ambang,
untuk menjaga agar dasar sungai juga perlu adanya uji model di
tidak turun. Penurunan dasar laboratorium agar ambang
sungai antara lain disebabkan oleh tersebut dapat berfungsi secara
berkurangnya angkutan bahan optimal
sedimen dari sebelah hulu, dengan 3.4.2. Tinggi ambang
adanya bangunan bendungan atau Dalam penentuan tinggi
check dam, atau dapat juga ambang yang akan dibangun
penambangan bahan-bahan pada suatu sungai yang
pasir/batu yang berlebihan dari dasarnya turun, secara terus
sungai yang bersangkutan, menerus atau diperkirakan akan
sehingga hal-hal tersebut di waktu turun sangat perlu menghitung
banjir akan membahayakan atau jumlah sedimen yang melintasi
menyebabkan rusaknya/hancurnya lokasi rencana ambang, yang
tanggul-tanggul pada lokasi mana dapat diperkirakan
dimana dasar sungai turun. berdasarkan kondisi-kondisi
Penurunan dasar sungai dapat juga hidrolika sungai dan endapan
disebabkan oleh adanya sudetan di dasar sungai dengan
hilir, sehingga kecepatan aliran perhitungan teoritis. Hal ini
menjadi bertambah besar karena sangat berguna untuk
panjang alur menjadi lebih pendek. meramalkan besarnya
Dengan demikian akan penurunan dasar sungai
mengakibatkan erosi dasar sungai. tersebut di masa yang akan
Untuk menstabilkan dasar sungai datang. Selanjutnya lokasi,
karena hal-hal tersebut di atas tinggi, dan jarak ambang dapat
maka adanya konstruksi ambang ditetapkan secara perkiraan dan
(ground sill) dihitung dengan metode coba
- Ada dua tipe dan bentuk banding; dan akhirnya akan
ambang (ground sill) diperoleh suatu kemiringan
1. Ambang datar, seimbang teoritis dasar sungai
permukaan bagian atas yang bersangkutan.
ambang rata dengan Apabila ambang dibangun pada
dasar sungai sehingga sungai secara menerus
tidak menimbulkan sepanjang bagian alur sungai
terjunan di bagian hilir maka lokasi, tinggi dan jumlah
ambang. Muka air ambang ditetapkan berdasarkan
dihilir ambang dan di profil memanjang sungai
hulu ambang sama seimbang teoritis dengan
tinggi. formula sebagai berikut
2. Ambang pelimpah, 1. Untuk sungai yang
dimana pada konstruksi sempit :
ini terjadi terjunan L = (t/n – 1/m)h = (1,5
sehingga muka air di – 2,0 ) 1/h
bagian hilir ambang 2. Untuk sungai yang lebar
lebih tinggi dari pada di :
bagian hulu. L = (1,5 2,0 )b
3.4.1. Desain Ambang Dimana :
Dalam merencanakan tinggi L = jarak antara ambang
ambang harus didasarkan pada h = tinggi ambang
hasil studi dan penyelidikan n = kemiringan dasar
yang seksama terhadap resim sungai

94
m = tingkatan disain dasar masing-masing sungai terhadap
sungai debit yang paling dominan di
b = lebar sungai dalam proses penggerusan
tebing dan dasar sungai, untuk
4. KESIMPULAN memudahkan perencanaan
Dari analisa peranan pelindung tebing dalam desain bangunan
pada pekerjaan perbaikan alur sungai pelindung tebing.
dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Perana pelindung tebing pada DAFTAR PUSTAKA
perbaikan alur sungai untuk
mengamankan tebing, baik
tebing sungai maupun tebing Anonim, 1989, Metode Perhitungan
tanggul dari erosi yang terjadi Debit banjir, SK SNI M
karena benturan muka air 18 – 1989 – F, Yayasan
rendah (tebing sungai) dan LPBM, Bandung.
muka air tinggi (tebing tanggul). Chow, V.T. (Terjemahan), 1992,
Pengamanan diperlukan bilamana Hidrolika Saluran
terjadi kerusakan tebing akibat Terbuka (Open Channel
benturan langsung ke tebing atau Hydraulics), Erlangga.
rusaknya fondasi kaki tebing atau Bandung.
tanggul akibat pusaran aliran air Djoko Legowo, 1990, “Gerusan pada
sungai Bangunan Sungai,
2. Untuk sungai-sungai yang lebar Kursus singkat
kerusakan tebing tak langsung Pengelolaan Sungai”
terkena benturan arus air tetapi PAU- UGM Yogjakarta
secara tak langsung, karena Departemen Pekerjaan Umum 1987
arus yang tercepat tidak terjadi “Petunjuk Perencanaan
di tengah alur sungai maka Penanggulangan
untuk mengatur/mengarahkan Lonsoran “ No SKBI-
arus aliran sungai ini g2.3.05.1987.UDC:
diperlukan krib yang 824.13 (083.7), Badan
pemasangannya diperlukan Penerbit Pekerjaan
penelitian uji model di Umum, Jakarta.
lapangan. Untuk lebih Departemen Pekerjaan Umum. 1990 “
menstabilkan konstruksi krib Tata cara Perencanaan
perlu adanya bronjong batu kali Umum Krib di Sungai”
di sekeliling krib. SK SNI T-01-1990-F.
3. Untuk maksud menstabilkan Badan penerbit
dasar sungai diperlukan Pekerjaan Umum
konstruksi ambang, yang mana Jakarta.
ambang ini mempunyai fungsi Harto BR, S, 1991, Hidrologi Terapan
di samping menstabilkan dasar Edisi Tiga, Biro
sungai, dapat juga dipakai Penerbit Keluarga
untuk mengatur aliran air dan Mahasiswa Teknik Sipil
menstabilkan tebing sungai Universitas Gajah
maupun tebing tanggul. Mada, Yogyakarta.
4. Pada pemilihan jenis konstruksi , 1993, Analisis
perlu adanya survei lapangan Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka
dan mengetahui karakteristik Utama, Jakarta.
sungai dan pemantauan pada

95
, 2000, Mengenal Dasar
Hidrologi Terapan,
Keluarga Besar
Mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
McCuen, R.H, 1998, Hydrologic
Analysis and Design,
Department of Civil
Engineering University
of Maryland.
Subarkah. I, 1978, Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan
Air, Idea Dharma,
Bandung.
Suyono Sosrodarsono. 1985 “
Perbaikan dan
Pengaturan Sungai “
PT Pradnya Paramita,
Jakarta
Sunjoto, 1988, Aliran Bawah
Permukaan, PAU Ilmu
Teknik Universitas
Gajah Mada,
Yogyakarta.
Ven Te Chow. 1989 “ Open Channel
Hydraulic” MC. Graw
Hill. Inc, New York.

BIODATA PENULIS:
Yuliman Ziliwu. Alumni (S1) Teknik
Sipil UTP Surakarta (1994). Pasca
Sarjana (S2) Program Magister Teknik
Sipil UNDIP Semarang (2002) Lahir di
Ambukha Nias 4 Juni 1966. Dosen di
Program Studi Teknik Sipil UTP dari
tahun 1996 sampai sekarang. Pernah
menjabat Pembantu Dekan II dari
tahun 2002 sampai 2006 dan Wakil
Dekan dari tahun 2006 sampai 2010.

96

Anda mungkin juga menyukai