Katarak Matur
I. IDENTITAS
Nama : Tn. C
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Sidanegara, Cilacap tengah
Tanggal pemeriksaan : 7 April 2014
Tanggal masuk RS : 7 April 2014
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 7 April 2014
Keluhan Utama:
Kedua mata tidak dapat melihat sejak 5 tahun SMRS.
Sejak 5 tahun sebelum masuk Rumah Sakit mata Pasien tidak dapat melihat, sehingga
os merasa kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Keluhan ini timbul secara perlahan-
lahan. Sebelumnya pasien mengeluhkan pandangannya sering berasap dan silau. Hal ini
sangat mengganggu aktifitas pasien sehari-hari.
Pasien susah melihat jauh sejak kecil dan mulai merasa susah berjalan dan beraktifitas
sama sekali sejak 10 tahun terakhir. Keluhan ini terjadi perlahan-lahan memburuk. Pasien
sering menyatakan penglihatan jauh seperti berasap dan sering merasa silau. Mata merah dan
berair tidak ada, nyeri kepala tidak ada, mual dan muntah tidak ada. Pasien pernah
menggunakan kacamata pada saat SMA. Karena tebal dan merasa malu pada saat kuliah
pasien akhirnya tidak menggunakan kacamatanya lagi. Karena kesulitan melihat jauh, pasien
akhirnya tidak melanjutkan kuliah.
Karena tidak ada yang merawat OS, keluarga pasien membawa pasien ke rumah Sakit
untuk di terapi matanya.
1
Riwayat Penyakit Dahulu:
Umum
Hipertensi : Ada
DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada
Gastritis : Tidak ada
Alergi : Tidak ada
Rematik : Tidak ada
a) Mata
Riwayat pemakaian kaca mata: Ada
Riwayat operasi mata: Tidak ada
Riwayat miopia tinggi: Ada
Riwayat katarak: Ada
Riwayat glaukoma: Tidak ada
Riwayat keluarga dengan gejala yang sama: Tidak ada
b. Mata
Riwayat pemakaian kaca mata: Ada
Riwayat operasi mata: Tidak ada
Riwayat miopia tinggi: Tidak ada
Riwayat katarak: Tidak ada
Riwayat glaukoma: Tidak ada
Riwayat keluarga dengan gejala yang sama: Tidak ada
2
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : Tekanan Darah : 160/110 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 36,5°C
B. STATUS OFTALMOLOGIKUS
3
Eksoftalmos Tidak ada Tidak ada
Enoftalmos Tidak ada Tidak ada
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Gerakan Bola Mata Baik ke semua arah Baik ke semua arah
3. SUPERSILIA
6. KONJUNGTIVA BULBI
7. SISTEM LAKRIMALIS
8. SKLERA
9. KORNEA
11. IRIS
5
Warna Coklat kehitaman Coklat kehitaman
Edema Tidak ada Tidak ada
Koloboma Tidak ada Tidak ada
12. PUPIL
13. LENSA
16. PALPASI
6
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Normal per palpasi Normal per palpasi
Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
V. RESUME
Subjektif
Sejak 5 tahun sebelum masuk Rumah Sakit mata Pasien tidak dapat melihat, sehingga
os merasa kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Pasien susah melihat jauh sejak kecil dan
mulai merasa susah berjalan dan beraktifitas sama sekali sejak 10 tahun terakhir. Keluhan ini
terjadi perlahan-lahan memburuk. Pasien sering menyatakan penglihatan jauh seperti berasap
dan sering merasa silau. Pasien pernah menggunakan kacamata pada saat SMA. Karena tebal
dan merasa malu pada saat kuliah pasien akhirnya tidak menggunakan kacamatanya lagi.
Objektif
Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan Hipertensi Derajat II
OD
- Visus: 1/300
Lensa : Keruh
Shadow test negatif
7
OS
- Visus: 1/~
Lensa : Keruh
Shadow test negatif
OD : Katarak matur
OS : Katarak matur
VIII. PROGNOSIS
OKULO DEXTRA (OD) OKULO SINISTRA (OS)
Ad Vitam : Bonam Bonam
Ad Fungsionam : Malam Malam
Ad Sanationam : Malam Malam
TINJAUAN PUSTAKA
Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa ataupun keduanya. Biasanya kekeruhan
mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan
dalam waktu yang lama.1
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia dan penyakit mata yang paling
umum. Katarak umumnya merupakan penyakit mata pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital atau penyulit mata lokal menahun. Kelainan sistemik ataupun
metabolik juga dapat menimbulkan katarak seperti diabetes melitus.2
Menurut WHO katarak yang terjadi akibat usia lanjut bertanggung jawab atas 48%
kebutaan yang terjadi di dunia. Di Amerika serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut
dilaporkan mencapai 42% pada orang-orang antara usia 52-64 tahun, 60% dari orang-orang
antara usia 65-74 tahun dan 91% dari mereka antara usia 75-85 tahun.2
8
Seorang penderita katarak mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan
katarak. Katarak terjadi secara perlahan-lahan sehingga penglihatan penderita terganggu
secara berangsur, umumnya katarak tumbuh secara lambat dan tidak mempengaruhi daya
penglihatan sejak awal. Daya penglihatan baru terpengaruh setelah katarak berkembang
sekitar 3-5 tahun. Karena itu, pasien katarak biasanya menyadari penyakitnya setelah
memasuki stadium kritis. Awan yang menutupi lensa mata tersebut akhirnya semakin
merapat dan menutup seluruh bagian mata. Bila sudah sampai tahap ini, penderita akan
kehilangan penglihatannya.2
2.1. Definisi
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada
lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein
lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progresif. Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi untuk menangkap
cahaya dan gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di bagian belakang mata,
bersifat sensitif terhadap cahaya. Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan
diterima oleh lensa mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya
atau gambar tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui
saraf penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami.1.2
9
Gambar 1 Penampang anatomi mata
menunjukkan posisi lensa mata2
2.2 Epidemiologi
Lebih dari 90% dari keseluruhan katarak adalah katarak tipe senile. Katarak senile
adalah katarak yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan usia berkaitan dengan hilangnya
kejernihan lensa sehingga insiden katarak bervariasi.
Hal ini dapat diasumsikan bahwa sekitar 20-40% dari orang usia 60 tahun dan
60-80% dari orang usia 80 tahun mengalami penurunan penglihatan yang berkaitan dengan
kekeruhan lensa. Prevalensi katarak kongenital di negara maju adalah sekitar 2-4 per 10.000
kelahiran. Katarak mempunyai frekuensi yang sama antara laki-laki dan perempuan, kecuali
pada katarak traumatik yang biasanya terjadi pada laki-laki. Di seluruh dunia, sekitar 20 juta
orang buta karena katarak oleh karena itu, katarak merupakan penyebab utama kebutaan.3
2.3 Etiologi1.3
Sebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat
disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti:
1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.
2. Katarak yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan metabolisme,
proses peradangan pada mata, atau diabetes melitus.
3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi.
4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti
kortikosteroid dan obat penurun kolesterol.
5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik.
Gambar 2 Mata tampak depan dengan lensa yang jernih dan Mata tampak depan dengan lensa
yang keruh (katarak)3
2.4 Klasifikasi1.4
Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan dalam:
10
Katarak kongenital yaitu katarak yang timbul sejak dalam kandungan atau timbul setelah
dilahirkan, umumnya disebabkan karena adanya infeksi, dan kelainan metabolisme pada
saat pembentukan janin. Katarak Kongenital yang sering timbul karena infeksi saat ibu
mengandung, terutama pada kehamilan 3 bulan pertama.
Katarak juvenile yaitu katarak yang terlihat pada usia diatas 1 tahun
Katarak senile yaitu semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia
diatas 50 tahun.
11
Gambar 4 katarak kortikal6
12
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap
air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar
yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibandingkan dengan
keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma.
3. Katarak imatur
Katarak yang belum mengenai seluruh lapisan lensa atau sebagian lensa keruh. Pada
katarak imatur volume lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik
bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat
menimbulkan hambatan pupil sehingga terjadi glaukoma sekunder.
13
Gambar 6 Katarak matur6
5. Katarak hipermatur
Katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan
mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa
mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
lipatan kapsul lensa.
14
Gambar 8 Katarak Morgagni6
2.5 Patofisiologi1.4.5.6
Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu :
Penumpukan protein di lensa mata
Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein. Penumpukan protein pada
lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata dan mengurangi jumlah cahaya
yang masuk ke retina. Proses penumpukan protein ini berlangsung secara bertahap, sehingga
pada tahap awal seseorang tidak merasakan keluhan/gangguan penglihatan. Pada proses
selanjutnya penumpukan protein ini akan semakin meluas sehingga gangguan penglihatan
akan semakin meluas dan bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab
tersering yang menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut.
15
Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan seiring dengan
pertambahan usia.
Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia, lensa
mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini
dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan buram/kabur) pada seseorang, tetapi
tidak menghambat penghantaran cahaya ke retina.
16
5. Sukar melihat benda yang menyilaukan
6. Halo, warna disekitar sumber sinar
7. Warna manik mata berubah atau putih
8. Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari
9. Penglihatan dimalam hari lebih berkurang
10. Sukar mengendarai kendaraan dimalam hari
11. Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah
12. Sering berganti kaca mata
13. Penglihatan menguning
14. Untuk sementara jelas melihat dekat
17
2.7 Diagnosis3
Anamnesis
- Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak)
- Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
- Gambaran umum gejala katarak yang lain,seperti:
1. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
2. Perubahan daya lihat warna
3. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan
mata
4. Lampu dan matahari sangat mengganggu
5. Sering meminta ganti resep kaca mata
6. Melihat ganda
7. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia)
2.8 Komplikasi7.8
Indikasi utama ekstraksi katarak adalah selain penurunan ketajaman penglihatan juga
adanya komplikasi utama katarak yaitu glaukoma. Lensa yang mengalami proses penuaan
18
walaupun secara signifikan tidak menunjukkan klinis terjadinya katarak, terjadi peningkatan
diameter anteroposterior karena serat lensa tidak mengalami deskuamasi. Karena perubahan
osmotik, lensa yang mengalami katarak mempunyai diameter anteroposterior yang lebih
besar, bentuknya mendekati bulat sehingga membentuk katarak intumesen. Hal ini
menyebabkan bilik mata anterior dangkal dan meningkatnya resiko blok pupil. Ini disebut
glaukoma phacomorphic karena bentuk atau morfologi dari lensa tersebut menyebabkan
terjadinya glaukoma. Dengan bertambahnya usia, serat-serat kortikal lensa hancur dan
mencair. Protein lensa dapat bocor melintasi lensa yang secara klinis dan histologis masih
utuh. Protein yang keluar akan difagositosis oleh makrofag. Humor aquos berisi makrofag,
bahan lensa, protein lensa bebas, makrofag berpigmen dan eritrosit. Penumpukan makrofag
akan menyumbat trabekular meshwork dan menggaggu aliran humor aquos. Hal ini disebut
glaukoma phacolytic. Dengan mikroskop akan tampak makrofag tersebut akan melekat pada
permukaan posterior kornea.
2.9 Penatalaksanaan4.9
Pengobatan katarak senil adalah pembedahan. Ekstraksi katarak adalah cara
pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Dapat dilakukan dengan intrakapsular
yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul lensa atau ekstrakapsular yaitu
mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus) melalui kapsul anterior yang dirobek
(kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior. Tindakan bedah ini pada saat
ini dianggap lebih baik karena mengurangi beberapa penyulit.
Indikasi operasi :
Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan
Indikasi medis:
Kondisi katarak di bawah ini harus segera dioperasi walaupun prognosis penglihatannya
tidak menjanjikan atau pasien tidak berminat pada perbaikan penglihatannya :
- Katarak hipermatur
- Lens induced glaucoma
- Lens induced uveitis
- Dislokasi / subluksasi lensa
- Korpus alienum intralentikular
- Retinopati diabetik yang diterapi dengan fotokoagulasi laser
19
- Ablasio retina atau patologi segmen posterior lainnya dimana diagnosis atau tata
laksananya akan terganggu dengan adanya opasitas lensa
Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m
didapatkan hasil visus 3/60
20
glaukoma karena blokade
pupil
Instrumen (rumit) Diperlukan Tidak diperlukan
Waktu Lebih lama Lebih singkat
Implantasi IOL Posterior chamber Anterior chamber (Pseudo-
phakic Bullous Keratopathy)
Teknik Lebih sulit Lebih mudah
Biaya Lebih banyak Lebih sedikit
Komplikasi yang meningkat After-Cataract 1. Prolaps & degenerasi
vitreus
2. Edema makula
3. Endophthalmitis
4. Aphakic Glaucoma
5. Fibrous & Endothelial
ingrowth
6. Neovascular
Glaucoma in Proliferative
Diabetic Retinopathy
21
rusak) (Ligament of Weigert)
3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi telah menjadi metode yang lebih disukai 15 tahun terakhir. Insisi yang
lebih kecil oleh fakoemulsi dibandingkan dengan ECCE membuat operasi lebih aman.
Dan prosedur ini berhubungan dengan astigmatisme post operative yang lebih kecil dan
stabilisasi refraksi yang lebih cepat (biasanya 3 minggu untuk insisi 3 mm). Masalah
yang berhubungan dengan luka pasca operasi seperti prolapsus iris lebih banyak
berkurang. Satu kerugiannya adalah membutuhkan perlengkapan kompleks untuk
memecahkan nukleus lensa dan memindahkannya melalui insisi yang kecil. Diperlukan
pelatihan untuk mempelajari teknik. Pada tindakan fakoemulsifikasi ini lensa yang
katarak di fragmentasi dan di aspirasi.
4. SICS
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) merupakan teknik pembedahan
kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan jarang
sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan gangguan
penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat
penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep.
Untuk melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan kacamata atau
pelindung mata yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas,Sidharta. Katarak Lensa Mata Keruh. Glosari Sinopsis. Cerakan Kedua.Balai
Penerbitan FKUI. Jakarta. 2007.
2. Ilyas, Sidharta; Mailangkay; Taim, Hilman; Saman,Raman;Simarmata,Monang;
Widodo,Purbo. Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum danmahasiswa kedokteran. Edisi
kedua. Sagung Seto. Jakarto. 2002.
3. Ilyas, Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbitan FKUI.Jakarta. 2006.
4. Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC.
Jakarta. 2008.
5. Ilyas, Sidharta, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran. Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Penerbit :
SagungSeto. Jakarta. 2002.
6. Olver J, Cassidy L. Opthalmology at A Glance. Hongkong : SNP Best-setTypesetter
Limited. 2005. p36-9.
7. Victor V. Cataract Senile. Tersedia di :http://www.emedicine.com.
8. Cataracts. Tersedia dihttp://www.nortwesteyeclinic.com.
23