Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ANALISIS KEUANGAN

PERTEMUAN 8

ISABELLA 20180104041

DOSEN : DR. SUDARWAN, AKT, MACC, CIA, CCSA


PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI TAHUN 2018 / 2019
Rekapitulasi Rasio Keuangan
PERUSAHAAN LOKOMOTIF
TAHUN 2018 - 2019
No Rasio Keuangan 2018 2019 Average

CR 145,31% 162,58%
153,95%

1 Rasio Likuiditas QR 88,25% 93,96%


91,10%

NWC 3.889.073 6.879.013


5.384.043

DAR 76,27% 70,48%


73,38%
2 Rasio Solvabilitas

DER 321,48% 238,81%


280,14%
GPM 28,56% 42,37% 35,47%
OPM 15,65% 31,99% 23,82%
3 Rasio Profitabilitas NPM 11,74% 23,99% 17,86%
RoA 13,17% 24,18% 18,67%
RoE 127,50% 317,22% 222,36%
ITO 5,82 10,71 8,26
DOI 62,76 34,09 48,42
FATO 2,31 2,22 2,26
4 Rasio Aktivitas
TATO 1,12 1,01 1,06
RTO 17,18 19,00 18,09
ACTO 21,25 19,21 20,23
Note: "Standart" menurut Kasmir 2011
Kesimpulan analisa ras'io kinerja keuangan perusahaan :

1. Likuiditas perusahaan mengalami peningkatan , artinya bahwa kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban lancar semakin baik. Analisis rasio lancar perusahaan

lokomotif tahun 2019 menunjukkan angka yang paling tinggi dari 2 periode pelaporan

perusahaan. Hal ini berarti perusahaan mampu mengelola/memanajemen asset lancar

tahun 2019 lebih baik daripada tahunsebelumnya. Hasil dapat dilihat dari rata-rata quick

ratio dalam 2 tahun sebesar 91.10%. Yang mengartikan bahwa nilai total aktiva lancar

dikurangi total persedian hanya mampu menjamin/ menanggung hutang lancar sebanyak

91.10% atau 0.91 kali. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa quick ratio pada tahun

2018 adalah 88.25%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 93.96%. Tahun

2019 terjadi kenaikan persediaan dan kenaikan pada demikian, rasio cepat yang rendah

menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi. Hasil dapat dilihat dari rata-rata net

working capital dalam 2 tahun sebesar 5.384.043 yang mengartikan bahwa aktiva lancar

mampu menjamin hutang lancar. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa net working

capital pada tahun 2018 adalah 3.889.073. Pada tahun 2019 mengalami kenaikan yang

sangat signifikan menjadi 6.879.013. Working capital yang bernilai positif mencerminkan

bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Sedangkan working

capital yang bernilai negative menandakan bahwa perusahaan tidak mampu untuk

membayar hutang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari cash, piutang

(account receivables), dan persediaan (inventory).


2. Solvabilitas perusahaan mengalami kenaikan artinya bahwa pinjaman jangka pendek

maupun jangka panjang semakin baik keamanannya. Rasio DAR pada tahun 2018

menghasilkan angka yang lebiht tinggi dibandingkan dengan tahun selanjutnya. Namun,

untuk tahun selanjutnya di 2019 terjadi penurunan rasio DAR yang disebabkan oleh

meningkatnya total utang dan total aktiva. Meskipun hanya menggunakan dana dari

kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap mengalami peningkatan. Rasio debt to equity

(DER) di atas menggambarkan lemahnya struktur permodalan. Hal ini dikarenakan total

modal perusahaan ini lebih kecil dibandingkan dengan total hutang perusahaan, hal ini

menunjukan bahwa kegiatan operasional perusahaan lebih didominasi oleh pendanaan

yang berasal dari hutang. meskipun pada tahun 2019 menghasilkan rasio DER yang lebih

kecil dibandingkan dithn 2018.

3. 'Protabilitas perusahaan mengalami peningkatan , karena perusahaan membukukan adanya

peningkatan terhadap laba perusahaan di tahun 2019 . Hasil dapat dilihat dari rata-rata

gross profit margin dalam 2 tahun yang artinya kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba kotor atas penjualan bersih adalah sebesar 35,47%. Dari tabel di atas

dapat dijelaskan bahwa gross profit margin pada tahun 2018 adalah 28,56%. Pada tahun

2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 42,37%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan

memiliki sistem manajemen yang baik dalam menekan beban pokok penjualan agar tidak

terlalu tinggi, sehingga perusahaan bisa menghasilkan laba dan mampu menjaga GPM

tetap stabil. Hasil dapat dilihat dari rata-rata operating profit margin dalam 2 tahun yang

artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba usaha atas penjualan bersih

adalah sebesar 23,82%. Nilai rasio sebesar ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan

sehingga jika ratio ini rendah maka hal itu menunjukkan keadaan yang kurang baik karena
setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi dan yang tersedia untuk laba

kecil dan sebaliknya. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa operating profit margin

pada tahun 2018 adalah 15,65%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi

31,99%. Hasil dapat dilihat dari rata-rata net profit margin dalam 2 tahun yang artinya

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas penjualan bersih adalah

sebesar 17,86%. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa net profit margin pada tahun

2018 adalah 11,74%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 23,99%. Hasil

dapat dilihat dari rata-rata return of asset dalam 2 tahun yang artinya kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah aktiva yang digunakan untuk

meghasilkan keuntungan adalah sebesar 18,67%. Nilai rasio sebesar ini bisa dikatakan

baik, karena perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar melalui investasi yang

dilakukan terhadap aset. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa return of asset pada

tahun 2018 adalah 13,17%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 24,18%.

Hasil dapat dilihat dari rata-rata return of equity dalam 2 tahun yang artinya kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah modal yang digunakan untuk

meghasilkan keuntungan adalah sebesar 223,36%. . Nilai rasio sebesar ini bisa dikatakan

baik, karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang besar melalui investasi

yang dilakukan terhadap modal. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa return of equity

pada tahun 2018 adalah 127,50%. Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan menjadi

317,22%.

4. Rasio aktivitas perusahaan dr thn 2018 ke 2019 berfluktuatif ada yang mengalami

penurunan dan ada yang mengalami kenaikan. Hasil dapat dilihat dari rata-rata inventory

turnover dalam 2 tahun yang artinya secara rata-rata, kemampuan perusahaan untuk
memutar persedian setiap 8,26 kali dalam setahun. Semakin tinggi rasio inventory

turnover, maka perusahaan dapat menjual persediaan dan barang tidak terlalu lama

menumpuk di gudang. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa inventory turnover pada

tahun 2018 adalah 10,71% dan Pada tahun 2019 rasio mengalamipeningkatan menjadi

10,71%. dilihat dari rata-rata days of inventory dalam 2 tahun yang artinya bahwa secara

rata-rata, kemampuan perusahaan membutuhkan waktu 48,42 hari untuk menyimpan

bahan baku sampai diproses menjadi barang jadi (untuk dijual). Semakin kecil angkanya

berarti perusahaan mampu membutuhkan waktu yang sebentar untuk mengubah bahan

baku, menjadi barang jadi untuk dijual atau pembelian barang jadi sampai terjual. Dari

tabel di atas dapat dijelaskan bahwa days of inventory pada tahun 2018 adalah 62,76. Pada

tahun 2019 rasio mengalami tren positif sehingga turun menjadi 34,09. Hasil dapat dilihat

dari rata-rata fixed asset turnover dalam 2 tahun yang artinya kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan penjualan bersih 2,26 kali lebih besar dari pada total aktiva tetap yang

dimiliki. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa fixed asset turnover pada tahun 2018

adalah 2,31. Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan menjadi 2,22.

Hasil dapat dilihat dari rata-rata total asset turnover dalam 2 tahun yang artinya

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih 1,06 kali lebih besar dari

pada total aktita yang dimiliki. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa total asset

turnover pada tahun 2018 adalah 1,12 . Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan

menjadi 1,01. Hasil dapat dilihat dari rata-rata receivable turnover dalam 2 tahun yang

artinya perputaran piutang adalah 18,09 kali dibandingkan dengan penjualan. Semakin

tinggi perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan makin banyak.

Sehingga akan memperkecil adanya piutang yang tak tertagih. Dari tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa receivable turnover pada tahun 2018 adalah 17,18 . Pada tahun 2019

rasio mengalami kenaikan menjadi 19,00. Hasil dapat dilihat dari rata-rata average

collection turnover dalam 2 tahun yang artinya bahwa rata-rata kemampuan perusahaan

dalam menagih setiap piutang ke pembeli membutuhkan waktu 20,23 hari. Semakin kecil

angkanya, berarti perusahaan mampu menagih piutangnya dengan waktu yang cepat. Dari

tabel di atas dapat dijelaskan bahwa average collection turnover pada tahun 2018 adalah

21,25. Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan menjadi 19,21.


SKENARIO STRATEGI LAPORAN KEUANGAN DI TAHUN 2019

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain


Untuk Tahun Buku Yang Berkhir Pada Tanggal
31 Desember 2019 Dan 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
2019 2018

Penjualan 33.056.079 27.154.075


Penjualan mobil prototype (Termasuk PPn) 140.755 132.500
Penjualan Mobil Keluarga (Termasuk PPn) 20.355.000 12.578.500
Penjualan Mobil Mewah (Termasuk PPn) 12.159.430 14.839.700
Penjualan Parts (Termasuk PPn) 4.733.676 3.430.200
PPn 4.332.782 3.826.825

Beban Pokok Penjualan 19.051.345 19.397.875


Beban Pokok Penjualan Mobil Keluarga 7.892.139 7.031.832
Beban Pokok Penjualan Mobil Mewah 9.739.110 11.422.803
Beban Pokok Penjualan Parts 1.420.097 943.240

Laba Kotor 14.004.734 7.756.200

(Beban)/Pendapatan Operasi 3.430.820 3.506.210


Beban Umum dan Administrasi 1.406.950 1.446.350
Beban penjualan 827.570 851.210
(Beban)/Pendapatan Lain-lain, Neto (139.000) (47.150)
Beban Keuangan 1.110.000 1.209.800
Pendapatan Keuangan 100.800 120.600
Amortisasi Lisensi 35.000 35.000
Penysutan Aktiva Tidak Lancar Lainnya - 25.000
Provisi dan Administrasi Bank 13.100 12.300

Laba (Rugi) Operasi Tahun Berjalan Sebelum Pajak Penhasilan 10.573.914 4.249.990

Pajak Penghasilan 2.643.478 1.062.498

Laba (Rugi) Operasi Tahun Berjalan 7.930.435 3.187.493

Pendapatan Komprehensif dari Penilaian Instrumen Keuangan


danerivatif serta Lindung Nilai 24.000 (4.200)

Laba (Rugi) Komprehensif Tahun Berjalan 7.954.435 3.183.293

Pembagian Dividen 4.018.581 1.575.000

Laba Ditahan 3.935.855 1.608.293


Berdasarkan data yang diberikan ditahun 2018, terlihat bahwa perusahaan dithn 2018

mengalami keuntungan dengan menghasilkan laba dithn sebesar 1.608.293, dengan

penggunaan beban pokok penjualan sebesar 19.397.875. Menurut saya hal seperti ini kurang

efektif dalam pengelolaan cost terhadap beban pokok penjualan perusahaan, karena

penggunaan beban pokok penjualan dithn 2018 adalah sebesar 71% dari penjualan yang

dihaasilkan nya, sehingga bias disimpulkan bahwa hanya 29% laba yang diperoleh atas

penjualan tersebut, seharusnya perusahaan bias mendapatkan peningkatan penjualan yang

lebih besar jika beban yang dikeluarkan juga besar, berarti dalam hal ini dithn 2018 perusahaan

kurang mampu memanage biaya dgn baik, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sebanding

dengan keuntungan yang didapatkan. Oleh sebab itu berdasarkan hal tersebut saya mecoba

melakukan strategi untuk perusahaan di thn 2019 dengan tujuan perusahaan dapat

meningkatkan penjualannya, dengan mengeluarkan biaya yang sebanding sehingga

perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih dan perusahan dapat meningkatkan

penjualannya di thn 2019. Berikut strategi keuangan yang saya lakukan di thn 2019 untuk

perusahaan otomotif tersebut :

1. Berfokus pada tingkat pertumbuhan penjualan agar lebih besar dari thn sebelumnya,

penjualan yang ada pada bisnis ini terdiri dari 4 jenis penjualan, yaitu penjualan mobil

prototype, penjualan mobil keluarga, penjualan mobil mewah, dan penjualan parts.

Dalam hal penjualan ini, strategi saya fokuskan pada peningkatan penjualan mobil

keluarga, karena dijaman sekarang penggunaan masyarakat terhadap mobil akan

meningkat untuk jenis mobil – mobil keluarga, lebih banyak yang minat dibandingkan

dengan mobil mobil mewah, dikarenakan dr segi pajak untuk pajak mobil mewah itu

lebih mahal dan besar tarifnya jika dibandingkan dengan jenis mobil non mewah.
Peningkatan mobil keluarga dapat difokuskan dengan meningkatkan strategy

pemasaran atau marketing mobil tersebut, dengan memperluas pangsa pasar,

memeberikan potongan harga, promo promo menarik lainnya yang harganya ekonomis

namun tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini terbukti dari adanya

peningkatan terhadap total penjualan mobil keluarga dithn 2019 yaitu sebesar

20.355.000, dengan total penjualan dithn 2018 hanya sebesar 12.578.500. hal ini

memperlihatkan bahwa adanya peningkatan penjualan sebesar 18% dibandingkan th

2018.

2. Peningkatan mobil keluarga juga dilakukan dengan menekan cost atau beban pokok

penjualan di thn 2019, agar beban pokok penjualan dithn 2019 menurun dan bisa

meningkatkan penjualan tersebut. Beban pokok penjualan dithn 2018 sebesar

19.397.875 sedangkan dithn 2019 sebesar 19.051.345. di thn 2019 perusahaan berhasil

menekan cost sebesar 346.530 atau sebesar 1,78%.lebih kecil dr thn 2018. Penekanan

cost tersebut menghasilkan peningkatan terhadap penjualan terutama dalam penjualan

mobil keluarga penggunaan beban pokok dithn 2019 lebih efisien dikarenakan dengan

mengeluarkan beban sebesar 1,78% lebih kecil dr thn 2018 perusahaan mampu

menghasilkan 17,8% penjualan lebih tinggi dibandingkan dgn thn 2018. Sehingga hal

ini menunjukan kefektifan perusahana dalam menekan cost atau budget.

3. Strategi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kebijakan terkait pembayaran

uang muka dari dealer penjualan mobil, misalnya asumsi : jika perusahaan di thn

sebelumnya menerapkan kebijakan harus membayarkan minimal 15% DP atas

penjualan mobil tersebut, maka perusahaan dithn 2019 menerapkan kebijakan bahwa

dealer minimal harus memberikan uang muka kepada perusahana sebesar 20% dari
penjualannya tersebut, hal ini dilakukan untuk mempercepat perputaran penjualan

dithn 2019, sehingga tidak menimbulkan kondisi banyak barang yang terjual namun

uang masuk yang diberikan tidak terlihat, sehingga hal ini akan berpengaruh pada

profit perusahaan.

4. Strategi selanjutnya yang di terapkan perusahan dithn 2019 adalah perusahaan

mengurangi persentase untuk tingkat pinjaman bank jangka pendek, dan berfokus pada

pinjaman bank jangka panjang, karena menurut saya lebih baik perusahaan

mengurangi penggunaan pinjaman jangka pendek, dimana jika perusahaan beralih ke

pinjaman bank jangka panjang perusahaan tidak akan berat untuk melunasi kewajiban

nya tersebut dikarenakan kewajiban jangka panjang untuk tingkat jatuh temponya lebih

lama dibandingkan jangka pendek sehingga uang yang seharusnya dibayarkan untuk

jangka pendek bisa digunakan untuk investasi lain dan membayar sebagian dari jangka

panjang tersebut. Dithn 2019 perusahaan mengurangi pinjaman jangka pendek sebesar

12% dari thn 2018, dimana thn 2018 perusahaan memiliki tingkat pinjaman bank

sebesar 20% dr thn 2017. Adanya pengurangan pinjaman sebesar 8% dr thn 2018 ke

2019. Penurunan pinjaman bank ini terlihat dalam laporan arus kas perusahaan, dimana

mengalami penurunan surplus dari kegiatan pendanaan sebesar 200.000. dengan

surplus dithn 2018 sebesar 1.260.100,00 dan dithn 2019 sebesar 1.259.900,00.
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT OTOMOTIF
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Untuk Tahun Buku Yang Berkhir Pada Tanggal
31 Desember 2019 Dan 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
2019 2018

Penjualan 33.056.079 27.154.075


Penjualan mobil prototype (Termasuk
PPn) 140.755 132.500
Penjualan Mobil Keluarga (Termasuk
PPn) 20.355.000 12.578.500
Penjualan Mobil Mewah (Termasuk 12.159.430 14.839.700
Penjualan Parts (Termasuk PPn) 4.733.676 3.430.200
PPn 4.332.782 3.826.825

Beban Pokok Penjualan 19.051.345 19.397.875


Beban Pokok Penjualan Mobil 7.892.139 7.031.832
Beban Pokok Penjualan Mobil Mewah 9.739.110 11.422.803
Beban Pokok Penjualan Parts 1.420.097 943.240

Laba Kotor 14.004.734 7.756.200

(Beban)/Pendapatan Operasi 3.430.820 3.506.210


Beban Umum dan Administrasi 1.406.950 1.446.350
Beban penjualan 827.570 851.210
(Beban)/Pendapatan Lain-lain, Neto (139.000) (47.150)
Beban Keuangan 1.110.000 1.209.800
Pendapatan Keuangan 100.800 120.600
Amortisasi Lisensi 35.000 35.000
Penysutan Aktiva Tidak Lancar Lainnya - 25.000
Provisi dan Administrasi Bank 13.100 12.300

Laba (Rugi) Operasi Tahun Berjalan


Sebelum Pajak Penhasilan 10.573.914 4.249.990

Pajak Penghasilan 2.643.478 1.062.498

Laba (Rugi) Operasi Tahun Berjalan 7.930.435 3.187.493

Pendapatan Komprehensif dari


Penilaian Instrumen Keuangan
danerivatif serta Lindung Nilai 24.000 (4.200)
Laba (Rugi) Komprehensif Tahun
Berjalan 7.954.435 3.183.293

Pembagian Dividen 4.018.581 1.575.000

Laba Ditahan 3.935.855 1.608.293


Neraca per 31 Desember 2019 dan 2018
Aktiva 31 Des 2019 31 Des 2018 31 Des 2017 Kewajiban dan Modal 31 Des 2019 31 Des 2018 31 Des 2017
Kewajiban Jangka
Aktiva Lancar Pendek
Utang Kepada Pemasok
Kas dan Setara Kas 3.816.886 1.403.328 587.500 Bahan 1.213.000 690.300 575.800
Utang Kepada Mitra
Deposito 2.400.000 2.575.000 2.750.000 Penyedia Komponen 1.798.000 1.478.300 1.265.300
Instrumen Keuangan 891.500 835.000 1.275.000 Beban Akrual 648.600 487.200 325.800
Persediaan Bahan 1.983.000 1.407.600 1.185.400 Pinjaman Bank 1.875.000 1.650.000 1.325.000
Persediaan Komponen
dan Parts dalam
Penyelesaian 2.130.145 1.414.860 220.000 Hutang Bunga Bank 543.500 672.500 543.500

Persediaan Rangka Bodi Obligasi yang segera


dalam Penyelesaian 354.500 112.500 35.700 Jatuh tempo 782.500 782.500 727.500
Mobil Keluarga dalam
Penyelesaian 30.000 70.000 110.000 Hutang Buga Obligasi 390.000 385.000 354.000
Mobil Mewah dalam
Penyelesaian 359.500 213.500 67.500 Utang Pembiayaan 463.000 325.000 275.000
Uang Muka dari Dealer
Persediaan Rangka Bodi 354.500 112.500 75.000 Penjual Mobil 1.550.000 775.000 835.000
Persediaan Komponen
dan Parts 2.130.145 1.414.860 397.500 Hutang Derivatif 52.000 67.500 75.800
Persediaan Mobil
Keluarga 2.432 15.200 95.700 Hutang Pajak 204.200 182.500 178.000

PPn yang telah dipunggut


Persediaan Mobil Mewah 198.600 136.800 75.000 tapi Belum Disetor 179.903 131.500 27.965
Mobil Keluarga
Konsinyasi 25.000 50.000 225.000 Utang Dividen 575.000 350.000 287.500
Imbalan Pasca Kerja jngka
Mobil Mewah Konsinyasi 500.000 325.000 150.000 Pendek 203.500 170.000 136.500

Piutang Kepada Pihak Hutang PPn yang Belum


Ketiga 1.545.000 1.145.800 452.500 dipunggut dari Dealer 514.008 435.600 48.500
Piutang Kepada Pihak
Berelasi 145.870 374.200 728.000
Piutang Lain-lain 48.888 60.525 34.785

Uang Muka Kepada Mitra


Penyedia Komponen 215.400 257.300 53.487
Uang Muka Pajak 225.850 112.400 58.763
Tagihan PPn Kepada Agen
dan Dealer 514.008 435.600 48.500

Jumlah Kewajiban
Jumlah Aktiva lancar 17.871.224 12.471.973 8.625.335 Jangka Pendek 10.992.211 8.582.900 6.981.165

Kewajban Jangka
Aktiva Tidak Lancar Panjang
Persediaan Bahan 302.250 324.500 40.350 Pinjaman Bank 6.125.000 4.000.000 2.325.000
Mobil Prototype 267.630 178.565 89.500 Hutang Obligasi 1.745.000 1.745.000 1.725.000
Investasi Pada Perusahaan
Afiliasi 885.234 870.535 295.760 Hutang Pembiayaan 2.650.000 2.635.000 2.155.800
HAKI dan Lsensi 340.000 340.000 275.000 Hutang derivatif 300.500 287.500 253.500

Kewajiban Imbalan Pasca


Tanah 3.702.600 1.500.000 1.500.000 Kerja jangka Panjang 1.302.100 1.213.700 1.125.300
Bangunan 1.600.000 1.675.000 1.750.000
Infrastruktur 775.000 725.000 675.000
Junlah Kewajiban Jangka
Mesin dan Peralatan 6.275.000 5.300.000 4.500.000 Panjang 12.122.600 9.881.200 7.584.600
Kendaraan 675.200 725.000 825.000

Aset Tidak Lancar lainnya 100.000 100.000 125.000 Jumlah Kewajiban 23.114.811 18.464.100 14.565.765
(3.000)
Ekuitass

Modal saham Disetor 2.500.000 2.500.000 2.500.000


Saldo Laba Ditahan 7.179.327 3.243.473 1.635.180

Jumlah Aset Tidak Lancar 14.922.914 11.735.600 10.075.610 Jumlah Ekuitas 9.679.327 5.743.473 4.135.180

Jumlah Kewajiban dan


Jumlah Aset 32.794.138 24.207.573 18.700.945 Ekuitas 32.794.138 24.207.573 18.700.945
Laporan Arus Kas Untuk Tahun Tahun yang Berakhir Pada
31 Desember 2019 dan 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
2019 2018
Arus Kas Dari Kegiatan Operasi
Penerimaan Kas Dari Pelanggan dan Agen Penjualan 33.660.208,90 26.754.575,00
Pembayaran Kas Kepada Vendor 10.932.866,00 9.122.050,00
Pembayaran Kepada Mitra Penyedia Komponen/Parts 6.475.685,11 7.292.173,00
Pencairan Deposito 1.750.000,00 1.750.000,00
Setoran Deposito 1.575.000,00 1.575.000,00
Perpanjangan Lisensi 100.000,00 100.000,00
Pembayaran Kepada Manajemen dan Karyawan 3.878.143,00 3.859.830,00
Pembayaran Pajak PPh 2.735.228,40 1.111.634,50
Penerimaan Punggutan PPn -78.408,00 3.439.725,00
Pembayaran Setoran PPn -126.811,00 3.336.190,00
Penerimaan Dividen 80.800,00 77.800,00
Pembayaran Dividen 3.793.580,66 1.512.500,00
Pembelian Instrumen Keuangan 20.000,00 231.200,00
Penjualan Instrumen Keuangan 5.000,00 735.500,00
Pembayaran Ovverhead Produksi 2.129.691,00 1.910.110,00
Pembayaran Overhead Pemasaran 187.080,00 187.080,00
Pembayaran Overhead Umum 271.680,00 271.680,00
Pembayaran Imbalan Pasca Kerja 17.100,00 15.250,00

Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Operasi 3.428.358 2.232.902,50

Arus Kas Dari Kegiatan Pendanaan


Penjualan Surat Hutang 200.000,00 575.000,00
Pembayaran Pinjaman Bank 325.000,00 450.000,00
Penerimaan Pinjaman Bank 2.675.000,00 2.450.000,00
Pelunasan Surat Hutang 195.000,00 524.000,00
Penerimaan Pembiayaan Leasing 138.000,00 850.000,00
Pembayaran Angsuran Leasing 244.000,00 320.800,00
Pembayaran Bunga Bank, obligasi dan Leasing 976.000,00 1.307.800,00
Pembayaran Provisi dan Biaya Adm Bank 13.100 12.300,00

Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Pendanaan 1.259.900,00 1.260.100,00

Arus Kas Dari Kegiatan Investasi


Pengembangan Infrastuktur 260.000,00 260.000,00
Pembangunan Pabrik 350.000,00 350.000,00
Pengadaan Mesin dan Peralatan Baru 1.600.000,00 1.600.000,00
Pembelian Kendaraan 50.000,00 50.000,00
Penjualan Kendaraan, Mesin dan Peralatan
yang Tidak Digunakan 0,00 157.600,00
Tambahan Investasi Pada Perusahaan Afiliasi 14.699,00 574.775,00
Surplus (Defisit) Dari Kegiatan Investasi -2.274.699,00 -2.677.175,00

Surplus (Defisit) Kas Tahun Berjalan 2.413.558,74 815.827,50

Saldo Kas dan Setara Awal Tahun Berjalan 1.403.327,50 587.500,00

Saldo Kas dan Setara Akhir Tahun Berjalan 3.816.886,24 1.403.327,50


2019 2018

No Topik dan Penjelasan Dalam Jutaan Rupiah

A. Umum:
1 Produk
1. Perusahaan bergerak di bidang industri manufaktur otomotif. Produk yang dibuat perusahaan terdiri artas
dua kategori, yaitu produk mobil Keluarga dan pmobil mewah. Selain itu, perusahaan juga menghasilkan
produk komponen atau parts baik untuk keperluan produksi mobil maupun untuk dijual kepada pelanggan
pada saat pelanggan tersebut memerlukan perawatan atau perbaikan mobil yang mereka beli. Komponen
atau parts trsebut sebagian dibuat sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari pasokan mitra kerja perusahaan.

2. Penjualan produk dilakukan melalui dealer resmi perusahaan. Sebagian dari dealer merupakan
perusahaan afiliasi. Sedangkan sebagiannya lagi merupakan perusahaan pihak ketiga yang bermitra dengan
perushaan.

3. Pendapatan penjualan diakui pada saat barang konsinyasi di dealer telah diserahkan kepada pembeli.

B. Rinci
1 Harga Pokok Penjualan
a. Rangka
Pemakaian Bahan 3.507.550 2.972.500
Biaya Tenaga Kerja 587.800 563.800
Biaya Overhead 772.400 735.200
Jumlah Biaya Produksi 4.867.750 4.271.500
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 112.500 35.700
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 354.500 112.500
Jumlah Harga Pokok Produksi Rangka Bodi 4.625.750 4.194.700
Persediaan Awal 112.500 75.000
Pemakaian Sendiri 4.383.750 4.157.200
Persediaan Akhir 354.500 112.500

b. Komponen/Parts
Pemakaian Bahan 5.809.110 4.209.500
Biaya Tenaga Kerja 1.001.569 987.500
Biaya Overhead 943.200 873.000
Pasokan dari Mitra Kerja 6.122.000 6.284.000
Jumlah Biaya Produksi 13.875.879 12.354.000
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 112.500 220.000
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 58.500 112.500
Jumlah Harga Pokok Produksi komponen/Parts 13.929.879 12.461.500
Persediaan Awal 1.414.860 397.500
Pemakaian Sendiri 11.794.497 10.500.900
Persediaan Akhir 2.130.145 1.414.860
Jumlah Harga Pokok Penjualan Komponen/Parts 1.420.097 943.240

c. Mobil Keluarga
Pemakaian Bahan 779.286 564.700
Pemakaian Rangka Mobil 1.753.500 1.662.880
Pemakaian Komponen dan Parts 4.128.074 3.675.315
Perakitan 531.714 385.300
Finishing 630.660 457.000
Jumlah Biaya Produksi 7.823.234 6.745.195
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 70.000 110.000
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 30.000 70.000
Jumlah Harga Pokok Produksi Mobil Keluarga 7.863.234 6.785.195
Persediaan Awal Mobil Keluarga 15.200 95.700
Persediaan Akhir Mobil Keluarga 2.432 15.200
Persediaam Awal Konsinyasi mobil Mewah Keluarga 50.000 225.000
Persediaam Akhir Konsinyasi mobil Keluarga 25.000 50.000
Persediaan Protoype Mobil Keluarga Awal tahun 35.713 26.850
Persediaan Akhir Prototype Mobil Keluarga 44.576 35.713
Jumlah Harga Pokok Penjualan Mobil Keluarga 7.892.139 7.031.832

d. Mobil Mewah
Pemakaian Bahan 806.470 983.500
Pemakaian Rangka Mobil 2.191.875 2.494.320
Pemakaian Komponen dan Parts 5.897.249 6.825.585
Perakitan 684.372 834.600
Finishing 613.196 747.800
Jumlah Biaya Produksi 10.193.162 11.885.805
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 213.500 67.500
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 359.500 213.500
Jumlah Harga Pokok Produksi Mobil Mewah 10.047.162 11.739.805
Persediaan Awal Mobil Mewah 136.800 75.000
Persediaan Akhir Mobil Mewah 198.600 136.800
Persediaam Awal Konsinyasi mobil Mewah 325.000 150.000
Persediaam Akhir Konsinyasi mobil Mewah 500.000 325.000
Persediaan Protoype Mobil Mewah Awal tahun 142.852 62.650
Persediaan Akhir Prototype Mobil Mewah 214.104 142.852
Jumlah Harga Pokok Penjualan Mobil Mewah 9.739.110 11.422.803

2 Instrumen Keuangan
Kepemilikan surat berharga pada awal tahun 835.000 1.275.000
Pemebelian surat berharga pada tahun Berjalan 20.000 231.200
Penjualan surat berharga pada tahunberjalan 5.000 735.500
Keuntungan penjualan surat berharga 20.000 42.800
Selisish penialain kembali surat berharga pada akhir tahun berjalan 21.500 21.500
Kepemilikan surat berharga pada akhir tahun 891.500 835.000
Penerimaan Dividen dari Instrumen Keuangan 25.000 32.500

3 Piutang Kepada Pihak Berelasi


Piutang Kepada Pihak Berelasi adalah piutang penjualan produk pesanan khusus kepada perusahaan afiliasi
sekaligus menjadi agen penjualan produk pesanan khusus.

4 Piutang lain-lain adalah piutang kepada manajemen dan karyawan perusahaan.

5 Investasi Pada Perusahaan Afiliasi


Investasi Pada Perusahaan Afiliasi adalah penyertaan dalam bentuk kepemilikan saham perusahaan afiliasi
yang porsi kepemilikan perusahaan lebih kecil dari 10% dan tidak dimaksudkan untuk mengendalikan
perusahaan afiliasi.
Dividen yang diterima dari investasi di perusahaan afiliasi adalah sebagai berikut: 55.800 45.300

6 Lisensi
Lisensi merupakan izin penggunaan formula produksi dari pemegang hak paten. Untuk mendapakan lisensi
selama periode 20 tahun perusahaan membayar fee senilai Rp 500 milyar yanf diamortisasikan dengan
menggunakan metode garis lurus selama periode lisnsi tersebut.

7 Aset Tetap
a. Bangunan
Nilai Buku Awal Tahun 1.675.000 1.750.000
Nilai Perolehan tahun berjalan 350.000 350.000
Penyusutan tahun bejalan 425.000 425.000
Nailai Buku Akhir Tahun 1.600.000 1.675.000

b. Infrastruktur
Nilai Buku Awal Tahun 725.000 675.000
Nilai Perolehan tahun berjalan 260.000 260.000
Penyusutan tahun bejalan 210.000 210.000
Nailai Buku Akhir Tahun 775.000 725.000

c.Mesin dan Peralatan


Nilai Buku Awal Tahun 5.300.000 4.500.000
Nilai Perolehan tahun berjalan 1.600.000 1.600.000
Penyusutan tahun bejalan 625.000 750.000
Penjualan tahun berjalan - 125.000
Keuntungan Penjualan - 75.000
Nailai Buku Akhir Tahun 6.275.000 5.300.000
d.Kendaraan
Nilai Buku Awal Tahun 725.000 825.000
Nilai Perolehan tahun berjalan 50.000 50.000
Penjualan tahun berjalan - 32.600
Keuntungan Penjualan - 15.000
Penyusutan tahun bejalan 99.800 132.400
Nailai Buku Akhir Tahun 675.200 725.000

8 Aset Tidak lancar Lainnya


Aset Tidak lancar Lainnya adalah pembayaran uang mukan pada mitra penyedia komponen di tahun 2017
yang kemudian ternyata mitra tersebut melakukan wan prestasi. Penagihan pengembalian uang muka
tersebut masih terus dilakukan dengan mengajukan gugatan perdata di pengadilan negeri Jakarta Pusat.

9 Imbalan Pasca Kerja

Imbalan Pasca Kerja merupakan hasil perhitungan aktuarial mengenai estimasi kewajiban perusahaan di
masa depan untuk memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan yang purna tugas dari perusahaan,
atau meninggal dunia baik pada saat karyawan tersebu masih aktif maupun sudah purna tugas..
Rincian kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagau berikut:
Imbalan Pasca kerja jangka Pendek Pada awal tahun 170.000 136.500
Imbalan Pasca kerja jangka Panjang Pada awal tahun 1.213.700 1.125.300
Pembayaran Imbalan Pasca Kerja pada Tahun berjalan 17.100 15.250
Imbalan Pasca kerja jangka Pendek Pada akhir tahun 203.500 170.000
Imbalan Pasca kerja jangka Panjang Pada akhir tahun 1.302.100 1.213.700
Tambahan Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Pada Tahun Berjalan 139.000 137.150

Anda mungkin juga menyukai