PERTEMUAN 8
ISABELLA 20180104041
CR 145,31% 162,58%
153,95%
untuk membayar kewajiban lancar semakin baik. Analisis rasio lancar perusahaan
lokomotif tahun 2019 menunjukkan angka yang paling tinggi dari 2 periode pelaporan
tahun 2019 lebih baik daripada tahunsebelumnya. Hasil dapat dilihat dari rata-rata quick
ratio dalam 2 tahun sebesar 91.10%. Yang mengartikan bahwa nilai total aktiva lancar
dikurangi total persedian hanya mampu menjamin/ menanggung hutang lancar sebanyak
91.10% atau 0.91 kali. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa quick ratio pada tahun
2018 adalah 88.25%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 93.96%. Tahun
2019 terjadi kenaikan persediaan dan kenaikan pada demikian, rasio cepat yang rendah
menujukkan risiko likuiditas yang lebih tinggi. Hasil dapat dilihat dari rata-rata net
working capital dalam 2 tahun sebesar 5.384.043 yang mengartikan bahwa aktiva lancar
mampu menjamin hutang lancar. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa net working
capital pada tahun 2018 adalah 3.889.073. Pada tahun 2019 mengalami kenaikan yang
sangat signifikan menjadi 6.879.013. Working capital yang bernilai positif mencerminkan
bahwa perusahaan mampu untuk melunasi hutang jangka pendeknya. Sedangkan working
capital yang bernilai negative menandakan bahwa perusahaan tidak mampu untuk
membayar hutang jangka pendeknya dengan harta lancarnya yang terdiri dari cash, piutang
maupun jangka panjang semakin baik keamanannya. Rasio DAR pada tahun 2018
menghasilkan angka yang lebiht tinggi dibandingkan dengan tahun selanjutnya. Namun,
untuk tahun selanjutnya di 2019 terjadi penurunan rasio DAR yang disebabkan oleh
meningkatnya total utang dan total aktiva. Meskipun hanya menggunakan dana dari
kreditur di bawah 50%, jumlah asset tetap mengalami peningkatan. Rasio debt to equity
(DER) di atas menggambarkan lemahnya struktur permodalan. Hal ini dikarenakan total
modal perusahaan ini lebih kecil dibandingkan dengan total hutang perusahaan, hal ini
yang berasal dari hutang. meskipun pada tahun 2019 menghasilkan rasio DER yang lebih
peningkatan terhadap laba perusahaan di tahun 2019 . Hasil dapat dilihat dari rata-rata
gross profit margin dalam 2 tahun yang artinya kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba kotor atas penjualan bersih adalah sebesar 35,47%. Dari tabel di atas
dapat dijelaskan bahwa gross profit margin pada tahun 2018 adalah 28,56%. Pada tahun
2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 42,37%. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan
memiliki sistem manajemen yang baik dalam menekan beban pokok penjualan agar tidak
terlalu tinggi, sehingga perusahaan bisa menghasilkan laba dan mampu menjaga GPM
tetap stabil. Hasil dapat dilihat dari rata-rata operating profit margin dalam 2 tahun yang
artinya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba usaha atas penjualan bersih
adalah sebesar 23,82%. Nilai rasio sebesar ini mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan
sehingga jika ratio ini rendah maka hal itu menunjukkan keadaan yang kurang baik karena
setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi dan yang tersedia untuk laba
kecil dan sebaliknya. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa operating profit margin
pada tahun 2018 adalah 15,65%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi
31,99%. Hasil dapat dilihat dari rata-rata net profit margin dalam 2 tahun yang artinya
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas penjualan bersih adalah
sebesar 17,86%. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa net profit margin pada tahun
2018 adalah 11,74%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 23,99%. Hasil
dapat dilihat dari rata-rata return of asset dalam 2 tahun yang artinya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah aktiva yang digunakan untuk
meghasilkan keuntungan adalah sebesar 18,67%. Nilai rasio sebesar ini bisa dikatakan
baik, karena perusahaan mampu menghasilkan laba yang besar melalui investasi yang
dilakukan terhadap aset. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa return of asset pada
tahun 2018 adalah 13,17%. Pada tahun 2019 rasio mengalami kenaikan menjadi 24,18%.
Hasil dapat dilihat dari rata-rata return of equity dalam 2 tahun yang artinya kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih atas jumlah modal yang digunakan untuk
meghasilkan keuntungan adalah sebesar 223,36%. . Nilai rasio sebesar ini bisa dikatakan
baik, karena perusahaan belum mampu menghasilkan laba yang besar melalui investasi
yang dilakukan terhadap modal. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa return of equity
pada tahun 2018 adalah 127,50%. Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan menjadi
317,22%.
4. Rasio aktivitas perusahaan dr thn 2018 ke 2019 berfluktuatif ada yang mengalami
penurunan dan ada yang mengalami kenaikan. Hasil dapat dilihat dari rata-rata inventory
turnover dalam 2 tahun yang artinya secara rata-rata, kemampuan perusahaan untuk
memutar persedian setiap 8,26 kali dalam setahun. Semakin tinggi rasio inventory
turnover, maka perusahaan dapat menjual persediaan dan barang tidak terlalu lama
menumpuk di gudang. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa inventory turnover pada
tahun 2018 adalah 10,71% dan Pada tahun 2019 rasio mengalamipeningkatan menjadi
10,71%. dilihat dari rata-rata days of inventory dalam 2 tahun yang artinya bahwa secara
bahan baku sampai diproses menjadi barang jadi (untuk dijual). Semakin kecil angkanya
berarti perusahaan mampu membutuhkan waktu yang sebentar untuk mengubah bahan
baku, menjadi barang jadi untuk dijual atau pembelian barang jadi sampai terjual. Dari
tabel di atas dapat dijelaskan bahwa days of inventory pada tahun 2018 adalah 62,76. Pada
tahun 2019 rasio mengalami tren positif sehingga turun menjadi 34,09. Hasil dapat dilihat
dari rata-rata fixed asset turnover dalam 2 tahun yang artinya kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan penjualan bersih 2,26 kali lebih besar dari pada total aktiva tetap yang
dimiliki. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa fixed asset turnover pada tahun 2018
adalah 2,31. Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan menjadi 2,22.
Hasil dapat dilihat dari rata-rata total asset turnover dalam 2 tahun yang artinya
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih 1,06 kali lebih besar dari
pada total aktita yang dimiliki. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa total asset
turnover pada tahun 2018 adalah 1,12 . Pada tahun 2019 rasio mengalami penurunan
menjadi 1,01. Hasil dapat dilihat dari rata-rata receivable turnover dalam 2 tahun yang
artinya perputaran piutang adalah 18,09 kali dibandingkan dengan penjualan. Semakin
tinggi perputaran piutang, maka piutang yang dapat ditagih oleh perusahaan makin banyak.
Sehingga akan memperkecil adanya piutang yang tak tertagih. Dari tabel di atas dapat
dijelaskan bahwa receivable turnover pada tahun 2018 adalah 17,18 . Pada tahun 2019
rasio mengalami kenaikan menjadi 19,00. Hasil dapat dilihat dari rata-rata average
collection turnover dalam 2 tahun yang artinya bahwa rata-rata kemampuan perusahaan
dalam menagih setiap piutang ke pembeli membutuhkan waktu 20,23 hari. Semakin kecil
angkanya, berarti perusahaan mampu menagih piutangnya dengan waktu yang cepat. Dari
tabel di atas dapat dijelaskan bahwa average collection turnover pada tahun 2018 adalah
Laba (Rugi) Operasi Tahun Berjalan Sebelum Pajak Penhasilan 10.573.914 4.249.990
penggunaan beban pokok penjualan sebesar 19.397.875. Menurut saya hal seperti ini kurang
efektif dalam pengelolaan cost terhadap beban pokok penjualan perusahaan, karena
penggunaan beban pokok penjualan dithn 2018 adalah sebesar 71% dari penjualan yang
dihaasilkan nya, sehingga bias disimpulkan bahwa hanya 29% laba yang diperoleh atas
lebih besar jika beban yang dikeluarkan juga besar, berarti dalam hal ini dithn 2018 perusahaan
kurang mampu memanage biaya dgn baik, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak sebanding
dengan keuntungan yang didapatkan. Oleh sebab itu berdasarkan hal tersebut saya mecoba
melakukan strategi untuk perusahaan di thn 2019 dengan tujuan perusahaan dapat
perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih dan perusahan dapat meningkatkan
penjualannya di thn 2019. Berikut strategi keuangan yang saya lakukan di thn 2019 untuk
1. Berfokus pada tingkat pertumbuhan penjualan agar lebih besar dari thn sebelumnya,
penjualan yang ada pada bisnis ini terdiri dari 4 jenis penjualan, yaitu penjualan mobil
prototype, penjualan mobil keluarga, penjualan mobil mewah, dan penjualan parts.
Dalam hal penjualan ini, strategi saya fokuskan pada peningkatan penjualan mobil
meningkat untuk jenis mobil – mobil keluarga, lebih banyak yang minat dibandingkan
dengan mobil mobil mewah, dikarenakan dr segi pajak untuk pajak mobil mewah itu
lebih mahal dan besar tarifnya jika dibandingkan dengan jenis mobil non mewah.
Peningkatan mobil keluarga dapat difokuskan dengan meningkatkan strategy
memeberikan potongan harga, promo promo menarik lainnya yang harganya ekonomis
namun tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini terbukti dari adanya
peningkatan terhadap total penjualan mobil keluarga dithn 2019 yaitu sebesar
20.355.000, dengan total penjualan dithn 2018 hanya sebesar 12.578.500. hal ini
2018.
2. Peningkatan mobil keluarga juga dilakukan dengan menekan cost atau beban pokok
penjualan di thn 2019, agar beban pokok penjualan dithn 2019 menurun dan bisa
19.397.875 sedangkan dithn 2019 sebesar 19.051.345. di thn 2019 perusahaan berhasil
menekan cost sebesar 346.530 atau sebesar 1,78%.lebih kecil dr thn 2018. Penekanan
mobil keluarga penggunaan beban pokok dithn 2019 lebih efisien dikarenakan dengan
mengeluarkan beban sebesar 1,78% lebih kecil dr thn 2018 perusahaan mampu
menghasilkan 17,8% penjualan lebih tinggi dibandingkan dgn thn 2018. Sehingga hal
uang muka dari dealer penjualan mobil, misalnya asumsi : jika perusahaan di thn
penjualan mobil tersebut, maka perusahaan dithn 2019 menerapkan kebijakan bahwa
dealer minimal harus memberikan uang muka kepada perusahana sebesar 20% dari
penjualannya tersebut, hal ini dilakukan untuk mempercepat perputaran penjualan
dithn 2019, sehingga tidak menimbulkan kondisi banyak barang yang terjual namun
uang masuk yang diberikan tidak terlihat, sehingga hal ini akan berpengaruh pada
profit perusahaan.
mengurangi persentase untuk tingkat pinjaman bank jangka pendek, dan berfokus pada
pinjaman bank jangka panjang, karena menurut saya lebih baik perusahaan
pinjaman bank jangka panjang perusahaan tidak akan berat untuk melunasi kewajiban
nya tersebut dikarenakan kewajiban jangka panjang untuk tingkat jatuh temponya lebih
lama dibandingkan jangka pendek sehingga uang yang seharusnya dibayarkan untuk
jangka pendek bisa digunakan untuk investasi lain dan membayar sebagian dari jangka
panjang tersebut. Dithn 2019 perusahaan mengurangi pinjaman jangka pendek sebesar
12% dari thn 2018, dimana thn 2018 perusahaan memiliki tingkat pinjaman bank
sebesar 20% dr thn 2017. Adanya pengurangan pinjaman sebesar 8% dr thn 2018 ke
2019. Penurunan pinjaman bank ini terlihat dalam laporan arus kas perusahaan, dimana
surplus dithn 2018 sebesar 1.260.100,00 dan dithn 2019 sebesar 1.259.900,00.
LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN PT OTOMOTIF
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Untuk Tahun Buku Yang Berkhir Pada Tanggal
31 Desember 2019 Dan 2018
(Dalam Jutaan Rupiah)
2019 2018
Jumlah Kewajiban
Jumlah Aktiva lancar 17.871.224 12.471.973 8.625.335 Jangka Pendek 10.992.211 8.582.900 6.981.165
Kewajban Jangka
Aktiva Tidak Lancar Panjang
Persediaan Bahan 302.250 324.500 40.350 Pinjaman Bank 6.125.000 4.000.000 2.325.000
Mobil Prototype 267.630 178.565 89.500 Hutang Obligasi 1.745.000 1.745.000 1.725.000
Investasi Pada Perusahaan
Afiliasi 885.234 870.535 295.760 Hutang Pembiayaan 2.650.000 2.635.000 2.155.800
HAKI dan Lsensi 340.000 340.000 275.000 Hutang derivatif 300.500 287.500 253.500
Aset Tidak Lancar lainnya 100.000 100.000 125.000 Jumlah Kewajiban 23.114.811 18.464.100 14.565.765
(3.000)
Ekuitass
Jumlah Aset Tidak Lancar 14.922.914 11.735.600 10.075.610 Jumlah Ekuitas 9.679.327 5.743.473 4.135.180
A. Umum:
1 Produk
1. Perusahaan bergerak di bidang industri manufaktur otomotif. Produk yang dibuat perusahaan terdiri artas
dua kategori, yaitu produk mobil Keluarga dan pmobil mewah. Selain itu, perusahaan juga menghasilkan
produk komponen atau parts baik untuk keperluan produksi mobil maupun untuk dijual kepada pelanggan
pada saat pelanggan tersebut memerlukan perawatan atau perbaikan mobil yang mereka beli. Komponen
atau parts trsebut sebagian dibuat sendiri dan sebagian lagi diperoleh dari pasokan mitra kerja perusahaan.
2. Penjualan produk dilakukan melalui dealer resmi perusahaan. Sebagian dari dealer merupakan
perusahaan afiliasi. Sedangkan sebagiannya lagi merupakan perusahaan pihak ketiga yang bermitra dengan
perushaan.
3. Pendapatan penjualan diakui pada saat barang konsinyasi di dealer telah diserahkan kepada pembeli.
B. Rinci
1 Harga Pokok Penjualan
a. Rangka
Pemakaian Bahan 3.507.550 2.972.500
Biaya Tenaga Kerja 587.800 563.800
Biaya Overhead 772.400 735.200
Jumlah Biaya Produksi 4.867.750 4.271.500
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 112.500 35.700
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 354.500 112.500
Jumlah Harga Pokok Produksi Rangka Bodi 4.625.750 4.194.700
Persediaan Awal 112.500 75.000
Pemakaian Sendiri 4.383.750 4.157.200
Persediaan Akhir 354.500 112.500
b. Komponen/Parts
Pemakaian Bahan 5.809.110 4.209.500
Biaya Tenaga Kerja 1.001.569 987.500
Biaya Overhead 943.200 873.000
Pasokan dari Mitra Kerja 6.122.000 6.284.000
Jumlah Biaya Produksi 13.875.879 12.354.000
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 112.500 220.000
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 58.500 112.500
Jumlah Harga Pokok Produksi komponen/Parts 13.929.879 12.461.500
Persediaan Awal 1.414.860 397.500
Pemakaian Sendiri 11.794.497 10.500.900
Persediaan Akhir 2.130.145 1.414.860
Jumlah Harga Pokok Penjualan Komponen/Parts 1.420.097 943.240
c. Mobil Keluarga
Pemakaian Bahan 779.286 564.700
Pemakaian Rangka Mobil 1.753.500 1.662.880
Pemakaian Komponen dan Parts 4.128.074 3.675.315
Perakitan 531.714 385.300
Finishing 630.660 457.000
Jumlah Biaya Produksi 7.823.234 6.745.195
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 70.000 110.000
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 30.000 70.000
Jumlah Harga Pokok Produksi Mobil Keluarga 7.863.234 6.785.195
Persediaan Awal Mobil Keluarga 15.200 95.700
Persediaan Akhir Mobil Keluarga 2.432 15.200
Persediaam Awal Konsinyasi mobil Mewah Keluarga 50.000 225.000
Persediaam Akhir Konsinyasi mobil Keluarga 25.000 50.000
Persediaan Protoype Mobil Keluarga Awal tahun 35.713 26.850
Persediaan Akhir Prototype Mobil Keluarga 44.576 35.713
Jumlah Harga Pokok Penjualan Mobil Keluarga 7.892.139 7.031.832
d. Mobil Mewah
Pemakaian Bahan 806.470 983.500
Pemakaian Rangka Mobil 2.191.875 2.494.320
Pemakaian Komponen dan Parts 5.897.249 6.825.585
Perakitan 684.372 834.600
Finishing 613.196 747.800
Jumlah Biaya Produksi 10.193.162 11.885.805
Persediaan Awal Pekerjaan dalam Penyelesaian 213.500 67.500
Persediaan Akhir Pekerjaan dalam Penyelesaian 359.500 213.500
Jumlah Harga Pokok Produksi Mobil Mewah 10.047.162 11.739.805
Persediaan Awal Mobil Mewah 136.800 75.000
Persediaan Akhir Mobil Mewah 198.600 136.800
Persediaam Awal Konsinyasi mobil Mewah 325.000 150.000
Persediaam Akhir Konsinyasi mobil Mewah 500.000 325.000
Persediaan Protoype Mobil Mewah Awal tahun 142.852 62.650
Persediaan Akhir Prototype Mobil Mewah 214.104 142.852
Jumlah Harga Pokok Penjualan Mobil Mewah 9.739.110 11.422.803
2 Instrumen Keuangan
Kepemilikan surat berharga pada awal tahun 835.000 1.275.000
Pemebelian surat berharga pada tahun Berjalan 20.000 231.200
Penjualan surat berharga pada tahunberjalan 5.000 735.500
Keuntungan penjualan surat berharga 20.000 42.800
Selisish penialain kembali surat berharga pada akhir tahun berjalan 21.500 21.500
Kepemilikan surat berharga pada akhir tahun 891.500 835.000
Penerimaan Dividen dari Instrumen Keuangan 25.000 32.500
6 Lisensi
Lisensi merupakan izin penggunaan formula produksi dari pemegang hak paten. Untuk mendapakan lisensi
selama periode 20 tahun perusahaan membayar fee senilai Rp 500 milyar yanf diamortisasikan dengan
menggunakan metode garis lurus selama periode lisnsi tersebut.
7 Aset Tetap
a. Bangunan
Nilai Buku Awal Tahun 1.675.000 1.750.000
Nilai Perolehan tahun berjalan 350.000 350.000
Penyusutan tahun bejalan 425.000 425.000
Nailai Buku Akhir Tahun 1.600.000 1.675.000
b. Infrastruktur
Nilai Buku Awal Tahun 725.000 675.000
Nilai Perolehan tahun berjalan 260.000 260.000
Penyusutan tahun bejalan 210.000 210.000
Nailai Buku Akhir Tahun 775.000 725.000
Imbalan Pasca Kerja merupakan hasil perhitungan aktuarial mengenai estimasi kewajiban perusahaan di
masa depan untuk memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan yang purna tugas dari perusahaan,
atau meninggal dunia baik pada saat karyawan tersebu masih aktif maupun sudah purna tugas..
Rincian kewajiban imbalan pasca kerja adalah sebagau berikut:
Imbalan Pasca kerja jangka Pendek Pada awal tahun 170.000 136.500
Imbalan Pasca kerja jangka Panjang Pada awal tahun 1.213.700 1.125.300
Pembayaran Imbalan Pasca Kerja pada Tahun berjalan 17.100 15.250
Imbalan Pasca kerja jangka Pendek Pada akhir tahun 203.500 170.000
Imbalan Pasca kerja jangka Panjang Pada akhir tahun 1.302.100 1.213.700
Tambahan Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Pada Tahun Berjalan 139.000 137.150