Anda di halaman 1dari 7

Nama : Indania Febry Sulistiyani

NIM : 4311417041
Kelompok :2
Rombel : Kimia 17B

Laporan Praktikum
Penentuan Konsentrasi CuSO4 dalam Sampel Artificial dengan
Spektrofotometer UV-Vis

A. Tujuan
Mahasiswa dengan rasa tanggung jawab, cermat, dan seksama mampu dan terampil
menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan konsentrasi larutan tembaga sulfat
dengan metode kurva kalibrasi dan adisi standar secara tepat sesuai prosedur mutu laboratorium.

B. Landasan Teori
Spektrofotometer UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas
cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi
warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh
karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang
diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif
terhadap unsur yang ditentukan (Khopkar, 2002).
Metode pengukuran menggunakan prinsip spektrofotometri berdasarkan absorpsi cahaya
pada panjang gelombang tertentu melalui suatu larutan yang mengandung kontaminan yang akan
ditentukan konsentrasinya. Proses ini disebut “absorpsi spektrofotometri”, dan jika panjang
gelombang yang digunakan adalah gelombang cahaya tampak, maka disebut sebagai
“kolorimetri”, karena memberikan warna. Selain gelombang cahaya tampak, spektrofotometri
juga menggunakan panjang gelombang pada gelombang ultraviolet dan infra merah. Prinsip
kerja dari metode ini adalah jumlah cahaya yang diabsorpsi oleh larutan sebanding dengan
konsentrasi kontaminan dalam larutan (Lestari, 2010). Dalam analisis secara spektrofotometri,
terdapat tiga daerah panjang gelombang elektromagnetik yang digunakan, yaitu daerah UV (200
– 380 nm), daerah visible (380 – 700 nm), daerah inframerah (700 – 3000 nm) (Khopkar, 2002).
Larutan yang akan digunakan dalam penggunaan spektrofotometer adalah larutan blanko.
Larutan blanko merupakan larutan yang tidak mengandung analit untuk dianalisis (Basset, 1994).
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui secara pasti (Day dan
Underwood, 1999). Larutan cuplikan atau analit adalah larutan yang akan dianalisis atau
ditentukan konsentrasinya atau strukturnya .
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Alasannya yaitu yang pertama, pada panjang gelombang
maksimal kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut,
perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. Kedua, disekitar
panjang gelombang maksimal bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum
Lambert-Beer akan terpenuhi. Ketiga, jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang
disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan
panjang gelombang maksimal (Gandjar dan Rohman, 2007).
Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis, yaitu single-beam dan double-beam. Pada
spektrofotometer single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh
hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukkan. Sedangkan spektrofotometer double-beam,
nilai blangko dapat diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses
yang sama (Yunis, 2010). Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari
Hukum Lambert-Beer, yaitu:

A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C
Dimana:
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Serapan molar
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel (Seran, 2011).
C. Alat dan Bahan
Alat :
1. Labu ukur
2. Gelas kimia
3. Pipet ukur
4. Pipet tetes
5. Corong kaca
6. Kuvet
7. Spektrofotometer UV-Vis
8. Tabung reaksi
9. Pengaduk

Bahan :
1. Larutan CuSO4
2. Sampel artificial
3. Aquadest

D. Cara Kerja
Metode Kurva Kalibrasi

→ →

Disiapkan labu ukur 10 ml Diencerkan dengan aquades


sebanyak 6 buah dan masing sampai pada tanda batas,
masing diisi larutan CuSO4 0,001 kemudian dikocok sampai
M sebanyak 0,1,2,3,4,5 mL homogen
Absorbansinya diukur Sampel artificial juga
dengan Spektrofotometer diukur absorbansinya pada
UV-Vis pada panjang → panjang gelombang yang
gelombang 640 nm sama


Dihitung besaran konsentrasi sampel
Data yang diperoleh dibuat grafik
CuSO4 yang terlarut dalam sampel
hubungan antara absorbansi
dengan melakukan pengeplotan
terhadap konsentrasi larutan
absorbansi sampel artificial dalam → standar CuSO4
kurva

Metode Adisi Standar

→ →

Disiapkan labu ukur 10 ml Larutan standar CuSO4


sebanyak 6 buah dan masing ditambahkan sebanyak
masing diisi larutan sampel 0,1,2,3,4,5 ml ke dalam setiap
artificial sebanyak 2 mL labu ukur

Sampel artificial juga diukur


→ → absorbansinya pada panjang
gelombang yang sama

Diencerkan dengan aquades


sampai tanda batas, kemudian

dikocok sampai homogen
Data yang diperoleh dibuat
Absorbansinya diukur
grafik hubungan antara
dengan Spektrofotometer
UV-Vis pada panjang
→ absorbansi total terhadap
konsentrasi larutan standar
gelombang 640 nm
CuSO4


Dihitung besaran konsentrasi
CuSO4 yang terlarut dalam
sampel dengan melakukan
ekstrapolasi kurva hingga
memotong sumbu x
E. Data Pengamatan
a) Metode Kurva Kalibrasi

Volume CuSO4 0,001 M


Volume H2O (mL) Konsentrasi (M) Absorbansi (A)
(mL)
0 10 0,0000 0,0000
1 9 0,0001 0,0137
2 8 0,0002 0,0280
3 7 0,0003 0,0332
4 6 0,0004 0,0586
5 5 0,0005 0,0623
Sampel (10 mL) - - 0,0367

Grafik :

Grafik
Metode Kurva Kalibrasi
0.07
0.06 f(x) = 128.97 x + 0
0.05 R² = 0.97
Absorbansi (A)

0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi (M)
b) Metode Adisi Standar

Volume CuSO4 0,001 M


Volume H2O (mL) Sampel Artificial (M) Absorbansi (A)
(mL)
0 8 2 0,0000
1 7 2 0,0026
2 6 2 0,0045
3 5 2 0,0083
4 4 2 0,0089
5 3 2 0,0096

Grafik :

Grafik
Metode Adisi Standart
0.01
0.01 f(x) = 20.2 x + 0
R² = 0.94
Absorbansi (A)

0.01
0.01
0
0
0
0 0 0 0 0 0 0
Konsentrasi (M)

F. Analisis Data
Metode Kurva Kalibrasi
Konsentrasi sampel 0,0367 M
Persamaan regresi linear:
y = 128,97x + 0,0004
0,0367 = 128,97x + 0,0004
0,0367 - 0,0004 = 128,97x
0,0363 = 128,97 x
x = 2,814 x 10-4 M
x = 0,0002814 M
Faktor pengenceran = 10 x
Kadar CuSO4 = konsentrasi x faktor pengenceran
= 0,0002814 M x 10
= 0,002814 M

Metode Adisi Standar

G. Pembahasan
H. Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Day, R.A. dan Underwood, A.L. 1999. Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta :Erlangga,
Gandjar, I.B. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Lestari, F. 2010. Bahaya Kimia: Sampling & Pengukuran Kontaminan Kimia di Udara. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Khopkar, S. M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.
Seran. 2011. Analisis Instrumen Spektrofotometer UV-Vis. Jakarta: Gramedia.
Yunis, T M. Tirono M. 2010. Perancangan dan Pembuatan Alat Ukur Kadar Krom Dalam Air
dengan Menggunakan Prinsip Spektroskopi Serapan Atom. Jurnal Neutrino Jurusan
Fisika UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Vol.3, No.1 Oktober 2010. Hal 77-93.

Anda mungkin juga menyukai