Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA IDE

PERSAMAAN DIFERENSIAL DALAM. TEKNIK ELEKTRO

“ PERSAMAAN DIFERENSIAL VEKTOR ”

DISUSUN OLEH:

NAMA : EKO WE ASA PURBA ( 5163230009 )

KELAS : TE A 2016

DOSEN PENGAMPU: Drs. MARSANGKAP SILITONGA, M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
rekayasa ide ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas rekayasa ide ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah tugas rekayasa ide ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah tugas rekayasa ide ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah tugas rekayasa ide
selanjutnya. Semoga makalah rekayasa ide ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca.

Medan, 25 Mei 2020

penulis

ii
DAFTAR ISI

KATPENGANTAR……………………….…………………………………..…..

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

1.1 Latar Belakang..................................................................................................

1.2 Tujuan Penulisan...............................................................................................

1.3 Manfaat Penulisan.............................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................

BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................

3.1 Pemaparan Ide....................................................................................................

BAB IV PENUTUP .................................................................................................

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................

4.2 Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang wajib diperhatikan, karena pendidikan


merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Oleh karena itu perlu adanya usaha sadar manusia untuk mengembangkan
kepribadian atau watak dan kemampuan sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang
dalam masyarakat. Sampai saat ini masih banyak dijumpai pendidikan di perguruan
tinggi yang lebih menekankan kepada transformasi pengetahuan sebanyak-banyaknya
kepada mahasiswa dari pada mentransformasikan keterampilan yang dibutuhkan
mahasiswa dalam belajar.

Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu
vektor. Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang
vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang
ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan arah
vektor. Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-
masing.

Nabla (atau del) adalah salah satu operator yang digunakan dalam kalkulus
vektor. Dinotasikan secara matematika sebagai nabla .Operator nabla juga merupakan
simbol yang bermamfaat untuk mendefenisikan tiga buah besaran berikut yang
muncul dalam pemakaian praktis yang dikenal sebagai gradien, divergensi, dan curl.
Makalah ini membahas beberapa hal sebagai persiapan bagi kita dalam proses
penyelesaian persoalan analisa vektor.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Persamaan Diferensial.
2. Mengetahui apa itu peresamaan diferensial vektor.
3. Mengetahui penerapan persamaan diferensial vektor dalam Teknik Elektro.

1.3 Manfaat Penulisan

Dengan adanya penulisan Rekayasa Ide ini diharapkan penulis mengetahui


kegunaan atau penerapan Persamaan Diferensial Vektor dalam Teknik elektro pada
materi pembelajaran Persamaan Diferensial.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Turunan Biasa dari Vektor, misalnya R (u) sebuah vektor yang bergantung pada

Δ R R (u+ Δ u ) −R (u)
sebuah variabel skalar tunggal u , maka = . Dimana Δu
Δu Δu
menunjukkan suatu pertambahan dalam u.

Turunan biasa dari vektor R (u) terhadap skalar u diberikan oleh

lim R ( u+ Δu )−R(u)
dR Δ R Δ u→ 0 Jika limitnya ada.
= lim =
d u Δ u →0 Δu Δu

dR
Karena adalah sebuah vektor yang bergantung pada u, kita dapat meninjau
du

d2 R
turunannya terhadap u jika turunan ini ada. Ia dinyatakan oleh .
du2

Turunan Parsial dari Vektor-vektor, jika a adalah sebuah vektor ysng bergantung
pada sebab dari pada satu variabel skalar. Katakan x,y,z misalnya. Maka kita tuliskan
A = A(x,y,z) turunan parsial dari A terhadap x didefinisikan sebagai

lim A ( x + Δ x ) −A ( x , y , z)
∂ A Δx →0
=
∂x Δx

Jika limitnya ada. Begitu pula

lim A ( x , y + Δ y , z )− A ( x , y , z )
∂ A Δ y →0
=
∂y Δy

lim A ( x , y , z+ Δ z )−A ( x , y , z)
∂ A Δz→0
=
∂z Δz

Adalah masing-masing turunan parsial dari A terhadap y dan z jka limitnya ada.

3
Pernyataan kontinuitas dan difensiabilitas untuk fungsi-fungsi dari satu variabel
dapat diperluas bagi fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel. Misalnya ∅(x,y)
dikatakan kontinu di (x,y) jika

lim ∅ ( x+ Δ x , y + Δ y ) =∅
Δx →0 (x,y)
Δ y→ 0

Untuk fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel kita gunakan istilah
diferensiabel dengan pengertian fungsinya memiliki turunan-turunan parsial yang
kontinu. Jika A memiliki sekurang-kurangnya turunan-turuna parsial orde ke dua

∂2 A ∂2 A
yang kontinu, maka = yakni urutan diferensiasinya tidaklah menjadi
∂x ∂ y ∂x ∂ y
persoalan.

Aturan-aturan untuk turunan parsial dari vektor-vektor mirip dengan yang


dipergunakan dalam kalkulus elementer dari fungsi-fungsi skalar. Jadi jika A dan B
adalah fungsi-fungsi dari x,y,z.

∂ ∂B ∂ A
( A . B) = A + B
∂x ∂x ∂ x

Diferensial dari Vektor-Vektor, mengikuti aturan-aturan yang mirip dengan yang


dari kalkulus elementer, misalnya.

1. Jika A = A1i + A2j + A3k, maka dA = dA1i + dA2j + dA3k


2. d(A.B) = A . dB + dA . B
3. d(A x B) = A x dB + dA x B

Pada umumnya, dalam persamaan differensial, masalahyang akan diselesaikan


adalah mencari penyelesaian umum yang memenuhi persamaan tersebut yaitu
mencari penyelesaian dari :

4.

4
Penyelesaian umum dari x (t) dapat dituliskan sebagai x(t) = x0(t) +

x1(t),dimana x0(t) adalah penyelesaian umum dari persamaan homogen L ( dtd ) x(t)
= 0 adalah penyelesaian khusus dari persamaan non homogennya.

Penyelesaian persamaan diferensial ,Jika A0, A1,...,Aℓ matriks-matriks berukuran n


x n dan entri-entrinya adalah bilangan kompleks dan Aℓ ≠ 0, maka fungsi bernilai

matriks yang didefinisikan sebagai disebut matriks polynomial


berderajat ℓ. Jika Aℓ = I , dimana I merupakan matriks identitas, maka matriks
polynomial tersebut dikatakan monik, dan ditulis sebagai :

Teorema , Suatu matriks polynomial AI−λ yang berukuran nℓ x nℓ disebut linerisasi

matriks polynomial monik L(λ) berukuran n x n , jika: AI−λ∼ ( L(λ)


0
0
I)
.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

5
 Dalam Materi Mekanika Gerak

Didalam materi mekanika gerak kita sering menemukan masalah dalam mencari nilai
dari posisi, kecepatan dan percepatan. Sebenarnya apa yang menjadi hubungan ketiga
nya? Mengapa ketiga nya tidak dapat dipisahkan? Apa yang menjadi landasan teori
bahwa posisi, kecepatan dan percepatan memiliki tingkatan yang berbeda dalam
pengerjaan soalnya?

3.2 REKAYASA IDE

Persamaan diferensial adalah hubungan antara sekelompok fungsi dengan


turunan-turunannya. Persamaan diferensial biasa adalah sebuah persamaan diferensial
yang menghubungkan fungsi dengan sebuah variabel ke turunannya terhadap variabel
itu sendiri. Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang
menghubungkan fungsi yang memiliki lebih dari satu variable ke turunan parsialnya.
Persamaan diferensial muncul secara alami dalam sains fisik, model matematika, dan
dalam matematika itu sendiri. Sebagai contoh, Hukum kedua newton yang
menggambarkan hubungan antara percepatan dengan posisi dapat dimulai dengan
persamaan diferensial biasa. Fisika secara spesifik mempelajari perubahan kuantitas
terhadap waktu, dan konsep "turunan waktu" — laju perubahan terhadap perubahan
waktu — sangatlah penting sebagai definisi yang tepat pada beberapa konsep
penting. Sebagai contohnya, turunan waktu terhadap posisi benda sangat penting
dalam fisika Newtonan:

• Kecepatan adalah turunan posisi benda terhadap waktu.

• Percepatan adalah turunan dari kecepatan benda terhadap waktu, ataupun turunan
kedua posisi benda terhadap waktu

6
Contoh soal

 Dalam materi Kerja/Usaha

7
Materi kerja /usaha dengan vektor,apakah keduanya berhubungan?
apakah usaha merupakan pengaplikasian dari vektor?.Usaha dan vektor
memiliki keterkaitan masing masing.Kita sering menemukan masalah dalam
hal usaha,lalu apa kaitannya dengan vektor?.Usaha adalah perkalian titik(dot
product) antara vektor gaya dengan vektor perpindahan dan juga karena ada
arah gerak hadil usahanya kalau benda diberi usaha,benda akan bergerak
sesuai dengan arah dorongnya.Didalam usaha tidak bisa dilepaskan dari
masalah perpindahan dan gaya dari suatu benda atau yang lainnya,dalam
perpindahan dan gaya ini sangat membutuhkan arah,disitulah mengapa
vektor selalu digunakan dalam penyelesaian usaha.Dalam hal ini dapat kita
berikan suatu permasalahan usaha,yang penyelesaiannya dengan cara
vektor.

1.Sebuah gaya F = 3i -4 j +2k , bekerja pada sebuah partikel sehingga partikel


itu mengalami perpindahan sesuai dengan vektor 3i +4 j -5k . Jika semua
besaran adalah ekspresi dalam SI.

Tentukan :

a.Berapa besarnya gaya yang bekerja?

b.Berapa jarak perpindahannya?

c.Jika pada asalnya partikel berada di titik (1,2,1) tentukan kedudukan


partikel setelah dikenai gaya?

d.Berapakah kerja yang dilakukan oleh gaya itu kepada partikel?

e.Berapakah besarnya sudut antara arah gaya dengan arah lintasan partikel?

8
Penyelesaian :

BAB
IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan
suatu vektor dapat dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY
dengan menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang
ruas garis mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor.

9
Vektor disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawahi. Jika
untuk setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A dinamakan suatu
fungsi u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi ditulis A(u) = A1(u)i
+ A2(u)j + A3(u)k .

Mencari penyelesaian persamaan differensial dengan menggunakan matriks


polynomial dapat dilakukan dengan melinierisasi suatu matriks polynomial yang
derajatnya sama dengan order persamaan differensial tersebut yang merupakan suatu
matriks yang disebut matriks companion.

4.2 Saran

Ide yang Saya rumuskan mungkin bukan suatu hal yang baru namun jika kami
mampu menerapkan ide yang Saya buat diatas maka akan bermanfaat bagi Saya
karena dengan menerapkannya akan menambah wawasan dan pengetahuan Saya.
Serta dengan menerpkan ide Saya tersebut kami dapat menemukan hal-hal yang baru
yang sebelumnya belum pernah saya buat dan lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Mayasari Zulfia Memi. 2008. Penyelesaian Persamaan Differensial Dengan


Menggunakan Matriks Polynomial. Jurnal Gradien vol : 4(2)

Wospakrik Hans J. 1988. Analisis Vektor. Jakarta : Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai