Pengembangan Modul Untuk Meningkatkan Higher Order
Thinking Skill Pada Mata Kuliah Strategi Pembelajaran untuk
Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan FIP-UNESA Sabar1, Maureen2 Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan sabarunesa@outlook.com1, irena.maureen@gmail.com2
ABSTRAK: ATC21S (Assessment & Teaching of 21st Century Skills)
mengelompokkan kecakapan abad 21 dalam 4 kategori, salah satunya adalah cara berpikir (ATC21S, 2013). Keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswa merupakan salah satu barometer tingkat intelektualitas bangsa. Munculnya semboyan menuju world class university, Universitas Negeri Surabaya memiliki visi Excelent in Education Strong in Science. Dalam mewujudkan profil tersebut, perlu diselenggarakannya program-program keilmuan yang menunjang, salah satunya pada mata kuliah Strategi Pembelajaran yang merupakan penunjang kompetensi lulusan mahasiswa program Tujuan yang diharapkan dari hasil pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul cetak sebagai upaya untuk meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Model pengembangan modul yang digunakan adalah Model Borg & Gall (2003). Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest- postest yakni dengan membandingkan peningkatan keterampilan HOTS sebelum dan sesudah menggunakan modul. Hasil belajar mahasiswa yang diperoleh diperoleh hasil thitung > ttabel yakni 8,71 > 2,045, sehingga dapat dikatakan media modul pembelajaran cukup efektif digunakan dalam proses pembelajaran. Peningkatan HOTS juga dilihat dari hasil Pretest dan Posttest, dimana kemampuan HOTS sebelum dan sesudah menggunakan modul mengalami kenaikan yakni 52,48% pada proses pretest dan 83,33% pada proses posttest.
Kata Kunci: Higher Order Thinking Skill (HOTS), kemampuan
kognitif, modul cetak
A. PENDAHULUAN dalam 4 kategori, salah satunya
Kecakapan abad 21 menjadi adalah cara berpikir (ATC21S, kajian yang dibahas oleh beberapa 2013). Tren mengenai kecakapan organisasi dan pemerhati pendidikan. abad 21 tidak hanya diikuti oleh Lebih dari 250 peneliti dari 60 negara maju saja, Indonesia juga institusi dunia yang tergabung dalam turut serta dalam mengkaji isu ATC21S (Assessment & Teaching of tersebut. Pada 20-27 Agustus 1990 21st Century Skills) dalam kegiatan Asia and Pacific mengelompokkan kecakapan abad 21 Programme of Educational Innovation for Development mengembangkan dan/atau (APEID), Indonesia tercatat sebagai menciptakan ilmu pengetahuan. salah satu anggota APEID (Singh, teknologi dan/atau kesenian 1991). (Kepmendiknas 232, Tahun 2000). Trisdiono (2013:4) menyebutkan Dalam Kepmendiknas tersebut dapat bahwa kecakapan abad 21 meliputi: dilihat bahwa grand design berpikir kritis, pemecahan masalah, pendidikan tinggi diselenggarakan komunikasi dan kolaborasi. Proses untuk menghasilkan lulusan yang kognisi merupakan pijakan seseorang memiliki kemampuan untuk dalam menyikapi masalah-masalah menerapkan, mengembangkan, dan yang ada dalam kehidupan. Proses menciptakan IPTEK. berpikir dibangun dengan melakukan Munculnya semboyan menuju beberapa tahapan berpikir, mulai universitas kelas dunia, world class proses mengingat, memahami, university dan segala semboyan menerapkan, menganalisis kemudian lainnya tidak lain bertujuan untuk melakukan pengambilan keputusan meningkatkan produktivitas dan dengan membuat kriteri penilaian, prestasi civitas akademika disetiap kritikan dan masukan bahkan sampai pendidikan tinggi. Visi Universitas memberikan sebuah solusi Negeri Surabaya adalah Unggul pemecahan. Proses berpikir pada dalam kependidikan kukuh dalam abad ini bukan lagi merupakan keilmuan (Excelent in Education tahapan yang sekedar menjelaskan Strong in Science). Pada misi poin 4) konsep dan teori saja, tapi lebih dan 5) penting untuk diperhatikan kepada masalah-masalah yang ada.. dalam rangka tren kecakapan abad 21 Keterampilan berpikir tingkat dan peningkatan kemampuan tinggi mahasiswa merupakan salah berpikir tingkat tinggi adalah satu barometer tingkat intelektualitas meningkatkan pembinaan mahasiswa bangsa. Sebagai agent of change, yang komprehensif dalam rangka mahasiswa harus mampu meningkatkan daya saing bangsa, menunjukkan jati dirinya dengan serta meningkatkan pengembangan cara-cara yang intelektual, bermoral, dan penerapan keilmuan dalam dan elegan. Pendidikan merupakan bidang pendidikan dan cara yang tepat untuk menghasilkan nonkependidikan (unesa.ac.id). individu yang memiliki pola pikir, Dalam mewujudkan profil keterampilan dan sikap yang Universitas Negeri Surabaya mengarah kepada nilai positif. sebagaimana yang dijabarkan Pendidikan memberikan pengajaran sebelumnya, perlu kepada setiap individu dengan cara diselenggarakannya program- atau pola tertentu dengan tujuan program keilmuan yang menunjang. meningkatkan aspek kognisi, afeksi, Salah satu implementasi program dan psikomotor yang dimiliki. kependidikan salah satunya adalah Pendidikan tinggi adalah pengembangan proses perkuliahan kelanjutan pendidikan menengah pada setiap mata kuliah disetiap yang diselenggarakan untuk bidang keilmuan. menyiapkan peserta didik menjadi Mata kuliah Strategi Pembelajaran anggota masyarakat yang memiliki merupakan penunjang kompetensi kemampuan akademik dan/atau lulusan mahasiswa program Studi profesional yang dapat menerapkan, Teknologi Pendidikan. Dalam buku pedoman Unesa 2009/2010, Strategi peningkatan salah satu item Pembelajaran merupakan salah satu komponen diharapkan mampu mata kuliah dasar keahlian yang mencapai tujuan dan kebutuhan harus ditempuh oleh setiap masyarakat. Salah satu usaha mahasiswa. Pada studi pendahuluan peningkatan yang dapat dilakukan yang dilakukan pada tanggal 10 pengembangan bahan ajar pada mata Januari 2014 terhadap portofolio kuliah Strategi Pembelajaran tugas 5 kelompok mata kuliah menjadi. Strategi Pembelajaran angkatan 2009 Keterampilan berpikir merupakan dengan topik pendekatan kemampuan yang bersifat abstrak, pembelajaran didapatkan hasil bahwa tidak bisa dilihat sebelum dibuktikan 5 kelompok sampai pada proses dengan aktivitas yang kongkrit. berpikir tahap menganalisis Dalam kerucut pengalaman Dale mengenai beberapa pendekatan (1969), kemampuan yang bersifat pembelajaran. Indikator yang muncul abstrak diperoleh dengan adalah kecenderungan masing- menggunakan media yang berisi masing kelompok untuk menjelaskan simbol verbal seperti tulisan. Dalam konsep dan teori dari beberapa penelitian Wena, dkk (2000) yang pendekatan. Bahkan 3 kelompok mencoba mengembangkan modul dapat dikatakan hanya pada tahap untuk tingkatan mahasiswa berpikir understanding, sehingga mendapatkan hasil yang cukup kinerja kelompok tersebut pada signifikan dalam hasil belajar dan interpretasi, membandingkan, peningkatan kemandirian merangkum konsep dan teori dari mahasiswa. Selain itu, penelitian masing-masing pendekatan Suradi (2003) yang melakukan uji pembelajaran yang disajikan. coba pengaruh pembelajaran dengan Sedangkan 2 kelompok lainnya menggunakan modul dan mampu untuk apply pendekatan pembelajaran konvensional untuk pembelajaran melalui rekomendasi mahasiswa, juga mendapatkan hasil kelompok. Berdasarkan data yang cukup signifikan dalam hasil tersebut, dapat asumsikan bahwa 15 belajar serta retensi. Melihat hasil mahasiswa (1 kelompok yang cukup signifikan terhadap hasil beranggotakan 5 orang) belum belajar, retensi, serta kemandirian mampu untuk melakukan proses siswa, dapat diasumsikan bahwa berpikir yang lebih tinggi, apalagi modul dapat membantu untuk melakukan pemecahan masalah yang meningkatkan keterampilan berpikir berhubungan dengan pendekatan tingkat tinggi pada mahasiswa. pembelajaran. Berdasarkan latar belakang Berdasarkan tren kecakapan abad masalah yang telah dikemukakan, 21, perlunya kemampuan berpikir penelitian ini bertujuan untuk tingkat tinggi, tujuan pendidikan mengembangkan modul tinggi, serta visi-misi Universitas pembelajaran dalam meningkatkan Negeri Surabaya perlu untuk terus keterampilan berpikir tingkat tinggi meningkatkan performance yang pada mata kuliah Strategi dibutuhkan masyarakat. Sebagai Pembelajaran untuk mahasiswa suatu sistem, pendidikan tinggi Program Studi Teknologi memiliki komponen yang saling Pendidikan, Fakultas Ilmu berkaitan, sehingga usaha Pendidikan Universitas Negeri sebagai suatu upaya untuk Surabaya. mencari jawaban atas permasalahan dan berupaya B. KAJIAN PUSTAKA menerapkan temuan (produk) 1. Tinjauan Keterkaitan Judul untuk pemecahannya. Menurut dengan Kawasan Teknologi Torok, Borsi, dan Tecls dalam Pendidikan Putra (2012:93) disebutkan bahwa Secara ekspilisit secara garis besar ada 3 model pengembangan modul dengan R&D, yakni: linear, circular, dan menggunakan teknologi cetak random. Model yang bersifat dapat dilihat pada domain atau linear merupakan model yang kawasan yang ada dalam cocok digunakan untuk teknologi pembelajaran 1994. kepentingan pendidikan. Model Kawasan tersebut terdiri kawasan pengembangan Borg & Gall desain, pengembangan, (2003) memiliki 10 tahapan yakni pemanfaatan, pengelolaan, dan (Putra, 2012:120-121): 1) evaluasi. Tidak ada perbedaan Melakukan penelitian antara definisi pengembangan pendahuluan (prasurvei), 2) pada masing-masing domain, pada Melakukan perencanaan, 3) domain atau kawasan teknologi Mengembangkan jenis/bentuk pendidikan 2007 menyatakan produk awal, 4) Melakukan uji bahwa kegiatan pengembangan coba lapangan tahap awal dengan teknologi apapun (lihat (preliminary field testing), 5) kawasan teknologi pembelajaran Melakukan revisi, 6) Melakukan 1994) masuk pada proses uji coba lapangan utama (main Creating, yang di dalamnya field testing), 7) Melakukan revisi, terdapat kegiatan untuk 8) Melakukan uji lapangan melakukan desain, operasional (operasional field pengembangan, dan evaluasi. testing), 9) Melakukan revisi, dan; Sama halnya dengan penelitian 10) Mendesiminasikan & yang dilakukan, tahap-tahap untuk Mengimplementasikan. Dalam mengembangakn produk modul model Borg & Gall (2003) yang juga di lalui dengan tahap diadopsi Gufron (2011) juga identifikasi perencanaan, dijelaskan dalam menggunakan prosedur pengelompokkan langkah- pengembangan, serta proses untuk langkah yang sistematis dengan menilai produk yang mengelompokkan 4 tahap inti dikembangkan. yakni, pendahuluan, pengembangan, uji coba, dan 2. Tinjauan Pengembangan diseminasi. Pengembangan menurut Mustaji & Rusijono (2008:39) 3. Tinjauan Media Pembelajaran adalah kegiatan yang Dalam AECT (1977) media menghasilkan rancangan atau diartikan sebagai segala bentuk produk yang dapat dipakai untuk dan saluran yang digunakan untuk memecahkan masalah aktual. menyampaikan pesan atau Istilah penelitian dan informasi. Heinich, dkk (1982) pengembangan seringkali muncul dalam Arsyad (2006:4) mengemukakan istilah medium relevancy, Age appropriatness, sebagai perantara yang mengantar side effect, dan Learning informasi antara sumber dan penerima. Menurut Kemp & 4. Tinjauan Modul Dayton (1985:3-4) dalam Arsyad Menurut Russel (1974) dalam (2006:21-22) keuntungan dengan Wena (2010:230) mengatakan memanfaatkan media bahwa modul merupakan suatu pembelajaran adalah paket pembelajaran yang berisi penyampaian pelajaran lebih satu unit konsep tunggal. baku. Sehingga informasi yang Depdiknas (2008) dalam Asyhad sama dapat disampaikan kepada (2012:122-156) menyebutkan siswa sebagai landasan untuk kriteria modul yang baik terdiri pengkajian, latihan, dan aplikasi dari: a) Self instructional, b) Self lebih lanjut. Menurut Arsyad Contained, c) Stand Alone, e) (2006:29) media pembelajaran Adaptive, e) User Friendly. Modul dapat dikelompokkan ke dalam memiliki beberapa komponen- empat kelompok, yaitu (1) media komponen yang menyusun hasil cetak, (2) media hasil sebagai berikut (Smaldino, 2011): teknologi audio-visual, (3) media a) Dasar pemikiran, b) Tujuan, c) hasil teknologi yang berdasarkan Ujian masuk, d) Material komputer, dan (4) media hasil multimedia, e) Kegiatan belajar, f) gabungan teknologi cetak dan Latihan dengan umpan balik, g) komputer. Dalam Kustandi & Ujian mandiri, h) Ujian penutup. Sutjipto (2011:86-87) setidaknya Purwanto, Dkk (2007:10) ada 6 kriteria yang patut menyebutkan ada 3 cara untuk diperhatikan dalam pemilihan mengembangkan modul media, yaitu: a) sesuai dengan pembelajaran, yakni dengan cara tujuan yang ingin dicapai. b) tepat adaptasi, kompilasi, dan menulis untuk mendukung isi sendiri. Dengan kompetensi yang pembelajaran yang sifatnya fakta, dimiliki oleh peneliti, cara konsep, prinsip, atau kompilasi lebih dipilih untuk generalisasi.c) praktis, luwes, dan mengembangkan produk modul bertahan. d) guru terampil pembelajaran dengan menggunakannya. e) memanfaatkan bahan-bahan pengelompokkan sasaran. f) mutu seperti buku, artikel, dan jurnal teknis. Setiap media pembelajaran ilmiah baik cetak atau noncetak. sebelum diproduksi atau setelah Desain penerapan modul digunakan perlu untuk dilakukan pembelajaran dilakukan dengan penilaian kelayakannya, baik dari Kombinasi Pola Pembelajaran segi kefektifan dan efisiensinya bermedia menurut Morris (AECT, dalam pembelajaran. Dalam 1977:108). Arthana & Damajanti (2007: 25- 27) disebutkan setidaknya ada 20 5. Tinjauan Higher Order variabel dalam menilai kelayakan Thinking Skill sebuah media. Pada penelitian Keterampilan berpikir tingkat pengembangan modul ini variabel tinggi (Higher Order Thinking yang digunakan adalah: daya Skill) atau HOTS mengajarkan tarik, Comprehention, Message berpikir tingkat tinggi adalah memberikan peserta didik dengan Dunbar (1991) dalam King, dkk, keterampilan hidup yang relevan 2012:78) dan menawarkan mereka sebuah manfaat tambahan untuk 6. Tinjauan Mata Kuliah Strategi membantu mereka meningkatkan Pembelajaran pengetahuan yang dimiliki, Dalam Garis-Garis Besar keterampilan berpikir yang masih Rencana Perkuliahan (GBRP), pada level tingkat rendah, dan mata kuliah ini memberikan harga diri (De Vries & Kohlberg: pengetahun tentang strategi dalam 1987, McDavitt:1993, Son & pengelolaan kelas dan VanSickle:1993) dalam King, dkk mengembangkan kelas menjadi (2012:8). Definisi kemampuan kelas yang kondusif sesuai dengan berpikir tingkat tinggi oleh rencana pelaksanaan Haladyna (1997) dan Bloom pembelejaran (RPP) yang dibuat (1956) dalam King (2012:34) serta memberikan ketrampilan adalah memahami fakta, konsep- mengajar dalam bentuk simulasi konsep, prinsip-prinsip, dan pembelajaran yang nyata di kelas. prosedur atau langkah-langkah Sebelum mengikuti kegiatan serta melakukan analisis, sintesis, perkuliahan, mahasiswa dan evaluasi. Salah satu metode disyaratkan telah menempuh mata dan strategi untuk kuliah Teori Belajar, Teori mengembangakan kemampuan Pembelajaran, Pengantar berpikir tingkat tinggi adalah Pendidikan, dan Psikologi Learning & Thinking Strategies Pendidikan. yang memiliki karakteristik: a) desain tujuan pengajaran 7. Tinjauan Karakteristik pembelajaran yang spesifik dan Mahasiswa strategi berpikir, b) mengajarkan Ada 3 hal yang perlu refleksi diri dan evaluasi diri diperhatikan dalam memahami tentang proses berpikir, c) karakteristik mahasiswa seperti: menggunakan peta kognitif, d) keadaan psikologis, tipe belajar, mengajarkan strategi awal dan serta kemampuan awal yang latihan untuk tugas-tugas dimiliki dalam proses kompleks, e) memperkuat pembelajaran (Musfiqon, pemahaman dan keterampilan 2012:59). Keadaan psikologis dalam menerapkan konsep terkait, berhubungan dalam hal psikologi aturan (prinsip dan prosedur), perkembangan dan psikologi proses pengambilan keputusan, belajar (Musfiqon, 2012:59-63). dan strategi pemecahan masalah. Psikologi perkembangan Item performance test yang menunjukkan proses meliputi tugas tangan, esai, perkembangan individu sejak jawaban singkat, tindakan masa konsepsi (masa pertemuan membangun respon, dan spermatozoid dengan sel telur portofolio sangat banyak sampai dengan dewasa). Dalam direkomendasikan untuk hal ini, mahasiswa dianggap mengukur kemampuan berpikir sebagai orang dewasa, dengan tingkat tinggi (Linn, Baker & demikian mahasiswa berlaku pola pendidikan orang dewasa (andragogy). Secara umum, tipe ataupun noncetak sebagai belajar dapat dikelompokkan sumber kajian yang menjadi auditori, visual, audio- berhubungan dengan masalah visual, dan kinestetis. Mahasiswa yang akan diteliti. diasumsikan untuk mampu b. Studi Lapangan memahami proses belajar yang Cara yang dilakukan adalah menghasilkan pengalaman melakukan dokumentasi Garis bersifat abstrak. Merujuk pada Besar Rencana Perkuliahan kerucut pengalaman Dale (1969), (GBRP) dan Portofolio tugas penggunaan simbol verbal dan mahasiswa. Tahap selanjutnya visual seperti bagan, grafik, adalah menganalisis dokumen diagram, dan sebagainya semakin yang didapatkan, apakah cukup memperkaya pengalaman yang untuk mendukung data-data bersifat abstrak. Secara khusus, penelitian atau belum. kemampuan awal yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2011 2. Tahap Pengembangan Produk yang berhubungan dengan a. Perumusan Tujuan penelitian dapat dilihat melalui Perumusan tujuan indikator nilai yang didapatkan pembelajaran yang akan pada mata kuliah prasyarat digunakan pada produk modul sebagai mata kuliah pendukung mengacu pada GBRP mata sebelum mengikuti mata kuliah kuliah Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran (Lihat: yang sudah ada. GBRP Mata Kuliah Strategi b. Kemampuan Peneliti Pembelajaran). Metode yang digunakan adalah dokumentasi terhadap C. METODE PENGEMBANGAN transkrip nilai semester 1-8 Pada model pengembangan Borg untuk mata kuliah yang relevan & Gall (2003) diadopsi dari Gufron dengan kemampuan mengenai (2011) terdapat 4 tahap inti yakni: substansi materi maupun pendahuluan, pengembangan produk, konsep media uji lapangan, dan diseminasi. Tahap c. Partisipan diseminasi tidak dilakukan dengan Setiap kegiatan penelitian, alasan waktu diseminasi dan tentunya terdapat pihak-pihak sosialisasi produk yang relatif lama yang mempunyai peran pada menjadi faktor keterbatasan dalam setiap kegiatan penelitian penyebaran produk. 1) Ahli materi Ahli materi dalam 1. Tahap Pendahuluan pengembangan modul ini Studi pendahuluan dilakukan adalah dosen mata kuliah dengan 2 cara yakni melalui kajian Strategi Pembelajaran yang pustaka dan kajian lapangan. berasal dari Program Studi a. Studi Pustaka Teknologi Pendidikan. Metode yang dilakukan 2) Ahli media adalah dengan dokumentasi Ahli media dalam yakni, mengumpulkan literatur pengembangan modul ini seperti buku teks, artikel jurnal, adalah dosen mata kuliah artikel ilmiah baik cetak pengembangan media modul dan dosen mata ahli materi, ahli media, serta kuliah desain pesan yang ahli pembelajaran digunakan berasal dari Program Studi untuk mendapatkan desain Teknologi Pendidikan. hipotetik atau desain sementara 3) Ahli pembelajaran yang selanjutnya produk akan Ahli pembelajaran dalam diuji lapangan. pengembangan modul ini adalah dosen mata kuliah 3. Tahap Uji Lapangan Pengantar Sistem Pada tahap uji lapangan ini ada Pembelajaran pada Program 3 tahapan inti yakni: 1) Studi Teknologi Preliminary Field Test (Uji Pendidikan. lapangan terbatas), 2) Main Field 4) Sasaran Test (Uji lapangan lebih luas), dan Sasaran dari 3) Operational Field test (Uji pengembangan produk Kelayakan). Dari ketiga tahapan modul ini adalah mahasiswa tersebut, penelitian hanya Program Studi Teknologi dilakukan pada tahap Preliminary Pendidikan yang sedang Field Test atau uji lapangan menempuh mata kuliah terbatas. Strategi pembelajaran. Uji coba produk dilakukan d. Prosedur dengan menggunakan jenis Langkah yang dilakukan dalam penelitian ekssperimen Pretest- pengembangan produk modul Posttest, Non-Equivalent Control adalah: Group Design yang digambarkan 1) Membuat sebagai berikut: kerangka/sistematika modul yang mengacu pada Pretest Experimental variable Posttest komponen modul yang telah O1 -------------Approach (X) -------------- O2 dipilih sebelumnya. 2) Melengkapi materi dengan bahan/sumber/literatur yang didapatkan. Keterangan: 3) Mengembangkan alat O1 : Hasil sebelum menggunakan penilaian yang mengarah media modul pembelajaran pada keterampilan Higher O2 : hasil sesudah menggunakan Order Thinking Skill. media modul pembelajaran e. Uji Kelayakan Terbatas X : Perlakuan yang diberikan Uji kelayakan dilakukan dengan menggunakan media secara terbatas terhadap produk modul pembelajaran modul yang telah (Puslitjaknov, 2011:6) dikembangakan oleh ahli media, ahli materi, dan ahli D. HASIL PENGEMBANGAN pembelajaran untuk Hasil pengembangan merupakan mendapatkan masukan langkah-langkah pengembangan mengenai kualitas modul. sesuai dengan prosedur f. Desain Hipotetik pengembangan pada model Masukan yang didapatkan pengembangan Borg & Gall (2003) dari uji kelayakan terbatas dari diadopsi dari Gufron (2011). Studi pendahuluan dilakukan dengan 2 cara rinci dengan melihat subpoin yakni melalui kajian pustaka dan materi. Hal ini dikarenakan tujuan kajian lapangan. Tahap pembelajaran dalam GBRP masih pengembangan produk dilakukan bersifat umum dan perlu untuk dengan beberapa tahap yakni: dirinci. 1. Perumusan tujuan pembelajaran 3. Isi/materi yang akan digunakan pada produk Isi/materi merupakan inti materi modul mengacu pada GBRP mata yang perlu dipelajari oleh kuliah Strategi Pembelajaran pengguna untuk menyelesaikan 2. Melihat kemampuan peneliti dari secara tuntas satu bagian kegiatan hasil nilai yang didapatkan belajar. Setelah dikonsultasikan (sumber: siakad.unesa.ac.id) dengan reviewer materi beberapa 3. Memilih partisipan, yakni: Ahli perbaikan Subpoin materi yang Materi, Ahli Media, Ahli disajikan dalam modul perlu Pembelajaran, dan pengguna diatur ulang. modul yaitu mahasiswa TP 4. Penutup Angkatan 2011. Bagian penutup dalam modul ini 4. Memproduksi modul sesuai berisi latihan atau penugasan dengan komponen modul. sebagai salah satu bentuk untuk 5. Melakukan validasi terbatas mengukur sejauh mana ketuntasan terhadap modul oleh beberapa proses belajar yang telah reviewer. dilakukan. Poin perbaikan pada Setelah melakukan validasi bagian ini adalah: pemilihan jenis terhadap modul dari 2 reviewer font, perbaikan tata tulis, dan media, 2 reviewer materi, dan 1 penambahan visualisasi. reviewer pembelajaran, penilaian dan masukkan yang didapatkan Komponen pendukung lain yang digunakan untuk melakukan revisi bersifat teknis dari modul yang pada bagian-bagian tertentu dari dikembangkan antara lain: modul yang dikembangkan. Desain 1. Sampul Depan & Sampul hipotetik modul yang didapatkan Belakang Modul adalah sebagai berikut: 1. Dasar pemikiran/pendahuluan Dasar pemikiran/pendahuluan disajikan sebanyak 8 halaman dalam modul pembelajaran. Beberapa perbaikan pada bagian ini adalah: pemilihan jenis huruf dan perbaikan tata tulis. 2. Tujuan (kompetensi dan indikator) Tujuan disusun berdasarkan subpoin materi sebagai isi/materi yang dipelajari dalam modul. Langkah ini digunakan dengan dasar masukkan reviewer pembelajaran untuk mengembangkan tujuan lebih 2. Halaman depan a) Validasi oleh ahli media I dan ahli media II secara berturut- turut diperoleh nilai 100% dan 84,59%, sehingga secara umum dikategorikan sangat baik. Sedangkan validasi oleh ahli materi I dan ahli materi II secara berturut-turut diperoleh nilai 100% dan 100%, sehingga secara umum dikategorikan sangat baik. Untuk ahli pembelajaran didapatkan nilai Setelah diujicoba di lapangan, 86,29%, sehingga secara umum hasil masukkan yang diberikan oleh dikategorikan sangat baik. mahasiswa TP angkatan 2011 b) Uji coba produk media modul sebagai pengguna modul, langkah pembelajaran yang dilakukan selanjutnya adalah melihat dan dengan menggunakan desain mengkaji komponen tersebut apakah penelitian one group pretest- memiliki urgensi untuk diperbaiki postest design yakni dengan atau tidak. Beberapa komponen membandingkan peningkatan tersebut adalah: keterampilan HOTS sesudah 1. Ilustrasi/gambar modul dan sebelum menggunakan Ada beberapa bagian media modul pembelajaran ilustrasi/gambar yang memang menunjukkan adanya perlu diperbaiki dengan peningkatan keterampilan pertimbangan hasil pencetakan HOTS dan hasil belajar kurang jelas untuk dilihat. mahasiswa. Untuk hasil belajar 2. Margin halaman mahasiswa diperoleh hasil Ada beberapa bagian halaman thitung > ttabel yakni 8,71 > 2,045, yang tidak secara jelas terbaca sehingga dapat dikatakan oleh pengguna dikarenakan teknis media modul pembelajaran penjilidan modul kurang sesuai, cukup efektif digunakan dalam sehingga perlu diperbaiki. proses pembelajaran. 3. Tujuan pembelajaran Peningkatan HOTS juga dilihat Tujuan pembelajaran pada setiap dari hasil Pretest dan Posttest, bagian belajar perlu diperjelas dimana kemampuan HOTS dengan menerapkan pola ABCD sebelum dan sesudah (Audience, Behavior, Condition, menggunakan modul Degree). mengalami kenaikan yakni 52,48% pada proses pretest dan E. PENUTUP 83,33% pada proses posttest. 1. Kesimpulan Secara keseluruhan dari 2. Saran tahapan-tahapan pengembangan 1) Pemanfaatan oleh Dosen media modul cetak yang telah Untuk mendapatkan hasil dilakukan revisi dari setiap hasil yang maksimal, dapat uji coba dapat disajikan sebagai dilakukan dengan membentuk berikut: kelompok dalam menggunakan modul, sehingga evaluasi tidak disebarkan atau pembelajaran dapat digunakan pada tempat lain. menggunakan metode lain 4) Pengembangan Produk seperti mempraktekkan salah Lebih Lanjut satu konsep pembelajaran Untuk mengembangkan problem solving & diskusi produk lebih lanjut ada baiknya dalam pembelajaran, bukan untuk memperhatikan hal-hal hanya sekedar portofolio tugas berikut: saja. (a) Perlu dicoba untuk 2) Pemanfaatan oleh mengembangkan format Mahasiswa tes dalam bentuk pilihan Untuk mendapatkan hasil ganda untuk yang maksimal, perlu membandingkan format diperhatikan hal-hal sebagai tes yang lebih signifikan berikut: untuk meningkatkan (a) Menggunakan tambahan HOTS. sumber bahan ajar video & (b) Perlu dicoba untuk link internet pada setiap mengembangkan major bagian belajar yang concepts lain mengenai terdapat pada kotak HOTS, untuk enrichment dan compact membandingkan disc (CD) agar kemungkinan mendapatkan wawasan keterampilan HOTS yang yang lebih luas dan dapat dikembangkan mendalam. dengan tujuan lain. (b) Mencatat hal atau (c) Memperhatikan faktor informasi penting dari teknis seperti pencetakan sumber bahan ajar dan penjilidan perlu untuk tambahan yang dapat dijadikan perhatian agar digunakan sebagai kualitas modul cetak yang referensi untuk dihasilkan lebih baik. mengerjakan setiap penugasan pada setiap DAFTAR PUSTAKA bagian belajar. 3) Diseminasi Produk AECT. 1977. The Definition of Penelitian pengembangan Educational Technology. ini secara khusus Washington DC: AECT. diperuntukkan bagi mahasiswa Akuntono, Indra. 2012. Kewajiban Program Studi Teknologi Publiklasi Karya Ilmiah Pendidikan, FIP-Unesa yang Dibatalkan? (Online) sedang menempuh mata kuliah (http://edukasi.kompas.com/read/ Strategi Pembelajaran. Telah 2012/02/28/08094149/Kewajiban. dijelaskan pada tahap Publikasi.Karya.Ilmiah.Dibatalka pengembangan sebelumnya, n, diakses pada 22 Maret 2014 diseminasi produk ini tidak pukul 03:57) dilakukan secara luas, sehingga Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar- perlu untuk dihimbau agar Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur pembelajaran. Handout Penelitian: Suatu Pendekatan Pembelajaran FIP-UNY, Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. (Online), Arnyana, Ida B. Putu. 2006. (http://staff.uny.ac.id/sites/default Pengaruh Penerapan Strategi /files/HAND%20OUT%20MOD pembelajaran Inovatif Pada EL%20%20R%20&%20D.pdf, pelajaran Biologi Terhadap diakses 19 Agustus 2013 pukul Kemampuan Berpikir Kreatif 16.22). Siswa SMA, Jurnal Pendidikan & Hamzah B. & Nina L. 2011. Pengajaran IKIP Negeri Teknologi Komunikasi & Singaraja, Vol., No. 3. Informasi Pembelajaran. Jakarta: Arnyana, Ida B. Putu. 2007. Bumi Aksara. Pengembangan Peta Pikiran untuk ________. ______. Higher Order Peningkatan Kecakapan Berpikir Thinking Skills Questions Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Templates. (Online). & Pengajaran UNDIKSHA, Vol. , (http://www.med.wright.edu/sites No. 3. /default/files/aa/facdev/_Files/PD Arthana & Damajanti. 2005. Ffiles/QuestionTemplates.pdf, Evaluasi Media Instruksional. diakses 10 Agustus 2013 pukul Surabaya: tidak diterbitkan. 21.00) Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif King, L. Goodson & F. Rohani. Mengembangkan Media Higher Order Thinking Skill: Pembelajaran. Jakarta: Referensi. Definition, Teaching Strategies, & Buku Pedoman 2009/2010 FIP- Assessment. Educational Service Universitas Negeri Surabaya. Program, (Online) 2009. Surabaya: Unesa University (www.cala.fsu.edu, diakses 29 Press. Juli 2013 pukul 12.05) Cecep K. & Bambang S. 2011. Media Krathwool. 2001. Bloom’s Pembelajaran Manual dan taxonomy-Revised-Anderson & Digital. Bogor: Ghalia. Krathwool, (Online), Dick & Carey. 2011. The Systematic (http://stfrcancis.edu/assessment/ Design of Instruction: 5th edition. BloomRevisedTaxonomy.pdf, Addison-wesley Education diakses 15 Agustsus 2013 pukul pub.inc. 15.00) Gooch, Deanna L. 2012. Research, Lewy, Zulkardi & Nyimas A. 2009. Development, And Validation Of Pengembangan Soal untuk A School Leader‘S Resource Mengukur Kemampuan Berpikir Guide For The Facilitation Of Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Social Media Use By School Staff. Barisan dan Deret Bilangan di (Online). (www.krex.k-state.edu- Kelas IX Akselerasi SMP dspace-bitstream-handle-2097- Xaverius Maria Palembang. 13626- Jurnal Pendidikan Matematika DeannaGooch2012.pdf?sequence PPs Unsuri, (Online), Vol. 3, No. =1, diakses 16 Juli 2013, pukul 2, 15:03) (http://eprints.unsri.ac.id/820/1/2_ Gufron, Anik. 2011. Pendekatan Lewy_14-28.pdf, diakses 21 Penelitian dan Pengembangan Agustus 2013 pukul 20.55). (R&D) di Bidang pendidikan dan Molenda, M. & A. Januszewski, dkk. Suprijanto. 2009. Pendidikan Orang 2007. Educational Technology: A Dewasa: dari Teori hingga Definition With Commentary Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. (versi: pdf) Seels & Richey. 1994. Teknologi Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Pembelajaran: Definis dan Penelitian Kualitatif. Bandung: Kawasannya. Jakarta: Unit Rosdakarya. Percetakan UNJ. Musfiqon. 2012. Pengembangan Syukur, Fatah. 2005. Teknologi Media & Sumber Pembelajaran. Pendidikan. Semarang: RaSAIL. Jakarta: Prestasi Pustaka Walkenbach, John. 2010. Excel VBA Publisher. Programming for Dummies. 2nd Mudjiman, Haris. 2008. Belajar Edition.Indianapolis: Wiley Mandiri. Surakarta: UNS Press. Publishing. Purwanto, Aris R., & Suharto L. Wena, Made. 2010. Strategi 2007. Pengembangan Modul. Pembelajaran Inovatif Jakarta: Pustekom Kontemporer: Suatu Tinjauan Putra, Nusa. 2012. Research & Konseptual Operasional. Jakarta: Developmet, Penelitian da Bumi Aksara. Pengembangan: Suatu Pengantar. Wiryana. 2009. Teori belajar Gagne Jakarta: Rajawali Press. (Online). Kepmendiknas Nomor 232 Tahun (http://www.smantiara.sch.id/arti 2000 (Online), kel/57-teori-belajar-gagne, (http://www.dikti.go.id/files/Lem diakses 10 Pebruari 2014 pukul kerma/kepmen232-2000.txt, 23.31) siakses 22 Maret 2014 pukul _______. _______. what-are-21st- 03:35) century-skills, (Online), Rusijono & Mustaji. 2008. Penelitian (http://atc21s.org/index.php/about Teknologi Pembelajaran. /what-are-21st-century-skills/, Surabaya: Unesa University Press. diakses 26 Agustus 2013 pukul Singh, Raja Roy. 1991. Education 22:41). For The Twenty-First Century: Asia-Pacific Perspectives. Asia and the Pacific Programme of Educational Innovation for Development, (Online), (http://www.unesco.org/education /pdf/15_15.pdf, diakses 26 Agustus 2013 pukul 22:30). Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata. 2009. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Pascasarjana UPI & Rosdakarya.