Anda di halaman 1dari 13

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul MananSimatupang Kisaran


Tahun 2016

Misrah Panjaitan, S.Kep, Ns, M.Kep

ABSTRAK

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan
gizinya. Masalah gizi di wilayah Kabupaten Batu Bara masih memerlukan perhatian serius. Data
di Puskesmas Lalang, dari 70 orang ibu yang mempunyai balita tersebut, terdapat 36 orang balita
yang mengalami kurang gizi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang gizi pada balita di Puskesmas Lalang Kecamatan
Medang Deras Kabupaten Batu Bara tahun 2016.

Jenis penulisan ini adalah penulisan eksperimen dengan desain pre-experimental design
dalam bentuk pretest-posttest control group design atau pretest-posttest kelompok control.
Teknik pengambilan sampel dalam penulisan ini adalah total sampling yang dibagi dalam 2
kelompok yaitu intervensi dan kontrol masing-masing sebanyak 16 orang. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulan dengan menggunakan lembar
kuesioner kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan Wilcoxon Test.
Hasil penulisan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pengetahuan responden
kelompok intervensi ketika diberi pretest dan posttest setelah diberi pendidikan kesehatan dengan
nilai p-value < α (0,001 < 0,05). Namun untuk kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang
bermakna ketika pretest maupun posttest, dengan nilai p-value > α (0,791 > 0,05).

Kesimpulan dalam penulisan ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan ibu tentang gizi pada balita. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Lalang yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat dapat lebih mengaplikasikan
perannya sebagai konselor dan edukator dalam mengoptimalkan kinerja untuk menangani balita
yang kekurangan gizi terus memberikan penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat agar
pengetahuan mereka menjadi lebih baik.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Gizi Balita


Daftar Pustaka : 18 Buku + 2 Website (2005 + 2016)
PENDAHULUAN (Mansjoer, 2000). Apendisitis adalah
penyebab paling umum inflamasi akut pada
1. Latar Belakang kuadran kanan bawah rongga abdomen,
Apendisitis merupakan peradangan penyebab paling umum untuk bedah
dari apendiks vermiformis, dan merupakan abdomen darurat (Smeltzer,
2002).
penyebab abdomen akut yang paling sering

184
Menurut Sjamsuhidajat (2004), satu penyebab dari akut abdomen dan
diagnosis apendisitis akut baru dapat beberapa indikasi untuk dilakukan operasi
ditegakkan jika semua syarat terpenuhi yaitu kegawatdaruratan abdomen. Insiden
riwayat nyeri perut kanan bawah yang lebih apendisitis di Indonesia menempati urutan
dari dua minggu, terbukti terjadi radang akut tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen
apendiks baik secara makroskopik maupun lainnya (Taufik, 2011 dalam Yanti 2012).
mikroskopik, dan keluhan menghilang pasca Apendiktomi merupakan
apendiktomi. Bila diagnosis klinis sudah pembedahan atau operasi klasik
jelas, tindakan paling tepat dan merupakan pengangkatan apendiks. Operasi
satu-satunya pilihan yang baik adalah Apendiktomi merupakan salah satu jenis
apendektomi.
operasi mayor. Operasi mayor biasanya
WHO memperkirakan insidens
membawa beberapa derajat resiko bagi
apendicitis di dunia tahun 2007 mecapai 7%
pasien yang menjalaninya seperti adanya
dari keseluruhan jumlah penduduk dunia. Di
bagian tubuh yang dihilangkan sehingga
Amerika Serikat appendicitis merupakan
akan terjadi kecacatan dan perubahan bentuk
kedaruratan bedah abdomen paling sering
tubuh. Pembedahan juga dapat menimbulkan
dilakukan, dengan jumlah penderita pada
trauma fisik yang luas, dan resiko
tahun 2008 sebanyak 734.138 orang dan
kematianya sangat serius, misalnya total
meningkat pada tahun 2009 menjadi 739.177
abdominal histerektomi, reseksi kolon, dan
(Santacrore & Craigh, 2012 dalam Yusuf
lain-lain. Resiko tinggi ini menimbulkan
2014).
dampak atau pengaruh psikologis pada
Data Departemen Kesehatan RI pada
pasien pre operasi.
tahun 2008 jumlah penderita appendicitis di
Rumusan Masalah
indonesia mencapai 591.819 orang dan
Berdasarkan latar belakang di atas
meningkat pada tahun 2009 sebesar 596.132
penulis merumuskan suatu permasalahan
orang. Kelompok usia yang umumnya
penelitian yakni apakah ada hubungan
mengalami appendicitis yaitu pada usia
dukungan keluarga dengan tingkat
antara 10-30 tahun. Dimana insiden laki-laki
lebih tinggi daripada perempuan (Eylin, kecemasan pasien pre operasi Apendiktomi

2009 dalam Yusuf 2014). Dari hasil Survei di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Manan Simatupang Kisaran Tahun 2016.


Indonesia, apendisitis akut merupakan salah
185
2. Tujuan Penelitian mengidentifikasi sejauh mana
a. Tujuan Umum dukungan yang telah diberikan
Untuk mengidentifikasi hubungan keluarga pada anggota
dukungan keluarga dengan keluarga/pasien yang akan menjalani
tingkat kecemasan pasien pre operasi operasi Apendiktomi sehingga dapat
Apendiktomi di Rumah Sakit Umum Daerah menjadi acuan bagi petugas
Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran kesehatan terutama dokter dan
tahun 2016 perawat agar segera dilakukan
b. Tujuan Khusus konseling terhadap keluarga terdekat
1) Mengidentifikasi dukungan keluarga pasien.
pasien pre operasi Apendiktomi di b. Peneliti
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Untuk menambah pengetahuan dan
Abdul Manan Simatupang Kisaran wawasan peneliti tentang hal-hal yang dapat
tahun 2016 mempengaruhi kecemasan pasien pre operasi
2) Mengidentifikasi tingkat kecemasan Apendiktomi berupa pemberian dukungan
pasien pre operasi Apendiktomi di oleh keluarga serta menambah pengalaman
Rumah Sakit Umum Daerah Haji peneliti dalam melakukan penelitian.
Abdul Manan Simatupang Kisaran c. Responden
tahun 2016 Memberi pengetahuan tentang
3) Mengetahui hubungan manfaat dari dukungan yang diberikan
dukungan keluarga dengan keluarga pada pasien pre operasi dan
tingkat kecemasan pasien pre operasi memotivasi serta menurunkan tingkat
Apendiktomi di Rumah Sakit Umum kecemasan responden yang akan menjalani
Daerah Haji Abdul Manan operasi.
Simatupang Kisaran tahun 2016
METODOLOGI PENELITIAN
3. Manfaat Penelitian 3.1 Desain Penelitian
a. Tempat Penelitian Desain Penelitian yang digunakan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan adalah deskriftif korelasi yakni
sebagaisumber menggambarkan suatu keadaan
informasi/pengetahuan dalam yang objektif dan menelaah hubungan antara

186
dua variabel pada suatu situasi atau Populasi adalah keseluruhan subjek
sekelompok subjek. Hal ini diakukan untuk penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam
melihat hubungan antara gejala satu dengan penelitian ini adalah pasien yang akan

gejala yang lain atau variabel satu dengan menjalani operasi Apendiktomi di Rumah

variabel yang lain (Notoatmodjo, 2010). Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
Simatupang Kisaran Tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Berdasarkan hasil survey data rekam medik
3.2.1 Lokasi Penelitian
rumah sakit yang telah dilakukan, pada
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit
Januari hingga Juni 2016, tercatat 52 orang
Umum Daerah Haji Abdul Manan
pasien dengan diagnosa apendiktomi di
Simatupang Kisaran Tahun 2016, karena
rumah sakit tersebut dengan jumlah rata –
banyaknya pasien pre operasi khususnya
rata sebesar 17 orang pasien apendiktomi
apendiktomi yang mengalami kecemasan,
setiap bulannya.
jumlah populasi mencukupi, adanya
3.3.2 Sampel Penelitian
referensi yang mendukung, lokasi yang
Sampel adalah sebagian atau wakil
mudah dijangkau, dan sepanjang
populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
pengetahuan peneliti belum pernah
Teknik pengambilan sampel yaitu Accidental
dilakukan penelitian tentang hubungan
Sampling, merupakan teknik pengambilan
dukungan keluarga dengan tingat kecemasan
sampel dengan mengambil kasus atau
pasien pre operasi Apendiktomi di lokasi
responden yang kebetulan ada atau tersedia
tersebut. (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
3.2.2 Waktu Penelitian penelitian ini adalah seluruh pasien yang
Proses penelitian ini dilaksanakan akan menjalani operasi Apendiktomi di
pada Januari – Juni 2016. Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul
3.3 Populasi dan Sampel Manan Simatupang Kisaran pada bulan Mei
3.3.1 Populasi sampai Juni 2016.

Definisi Operasional

187
Untuk menghindari tanggapan tentang konsep, maka peneliti akan memberikan batasan
operasional sebagai berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel Alat
No Definisi Hasil Ukur Skala
Penelitian Ukur

1. Variabel
Indenpeden :
Dukungan
Bantuan yang Kuesioner Penilaian Ordinal
Keluarga
diberikan oleh salah dukungan
satu dari keluarga :
ayah/ibu/suami/istri
pada pasien Pre - 61-80
Operasi dukungan
Apendiktomi di keluarga baik
Rumah Sakit - 41-60 :
Umum Daerah Haji dukungan
Abdul Manan keluarga
Simatupang cukup
Kisaran Tahun - 20-40 :
2016 dukungan
keluarga
kurang
2. Variabel
Dependen :
Tingkat
Kecemasan Respon emosional Kuesioner Penilaian tingkat Ordinal
dan rasa kecemasan :
kekhawatiran yang
- 14-24 : cemas
timbul secara
ringan
subjektif - 25-35 : cemas
pada sedang
pasien Pre Operasi - 36-46 : cemas
Apendiktomi di berat
Rumah Sakit - 47-56 : cemas
Umum Daerah Haji panik
Abdul Manan
Simatupang
Kisaran Tahun
2016

188
Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Tabel 3

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul MananSimatupang Kisaran
Tahun 2016

Kelompok Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Intervensi Baik 6 20,0
Cukup 8 26,7
Kurang 16 53,3
Total 30 100
Kontrol Baik 8 26,7
Cukup 5 16,7
Kurang 17 56,6
Total 30 100

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pengetahuan responden pada kelompok


intervensi dan kelompok kontrol mayoritas adalah kurang masing-masing sebesar 16 orang
(53,3%) dan 17 orang (56,6%).
Tabel 4

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran
Tahun 2016

Kelompok Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Intervensi Baik 19 63,3

Cukup 7 23,3

Kurang 4 13,4

Total 30 100

Kontrol Baik 8 26,7

Cukup 6 20,0

Kurang 16 53,3

Total 30 100

189
Berdasarkan tabel di atas, terlihat
2. Analisa Bivariat
bahwa setelah dilakukan pendidikan Langkah berikutnya adalah
kesehatan kepada kelompok intervensi, melakukan uji hipotesis untuk mengetahui
terjadi perubahan peningkatan pengetahuan bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan
responden yang sebelumnya mayoritas terhadap pengetahuan pencegahan diare pada
berpengetahuan kurang, setelah dilakukan anak usia sekolah dasar. Berdasarkan uji
pendidikan kesehatan menjadi mayoritas Saphiro-wilk diketahui bahwa sebaran data
berpengetahuan baik. Namun pada kelompok tidak normal sehingga dilanjutkan dengan uji
kontrol, baik ketika dilakukan pretest statistik non parametrik Wilcoxon Test.
maupun posttest pengetahuan
responden mayoritas adalah kurang.
.Tabel 5

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran
Tahun 2016

Kelompok n Mean SD P-Value

Intervensi Pretest 30 1,67 0,802 0,000


Posttest
2,50 0,731

Kontrol Pretest 30 1,70 0,877 0,317


Posttest
1,73 0,868

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan bermakna pengetahuan responden
kelompok intervensi ketika diberi pretest dan posttest setelah diberi pendidikan kesehatan yang
meliputi penyuluhan, diskusi, dan simulasi dengan nilai p-value < α (0,000 < 0,05). Namun
untuk kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang bermakna ketika pretest maupun
posttest, dengan nilai p-value > α (0,317 > 0,05).

190
Pembahasan tentang cara penularan penyakit diare
1. Dukungan Keluarga Dengan Tingkat mengakibatkan mereka menjadi mudah
Kecemasan Pasien Pre Operasi terserang diare.

Apendiktomi Terlihat dari survey awal yang telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilakukan, bahwa banyak siswa di SD Negeri


No. 013871 yang tidak masuk sekolah
pengetahuan responden tentang penyakit
karena mengalami diare. Hal ini terjadi
diare pada saat dilakukan pretest kurang,
karena mereka sering jajan sembarangan.
baik itu kelompok intervensi maupun
Apalagi letak SD yang berada di pinggir
kelompok kontrol. Berdasarkan kuesioner
jalan raya membuat banyaknya pedagang-
yang dijawab oleh responden, banyak dari
pedagang jajanan yang berjualan di sekitar
responden yang tidak dapat menjawab benar
sekolah. Dan tentunya jajananjajanan ini
mengenai pertanyaan tentang diare. Terlihat
belum tentu higienis dan sehat sehingga
dari jawaban mereka hanya sedikit dari
dapat mengakibatkan terjadinya diare pada
responden yang dapat menjawab benar
orang yang mengkonsumsinya.
bahwa keracunan makanan dapat
menyebabkan diare. Mengenai mual dan Pengetahuan tentang diare merupakan
muntah yang terjadi saat diare, tidak banyak serangkaian pemahaman dan konsep yang
dari mereka yang dapat menjawab dengan telah dimiliki oleh seseorang sehubungan
benar. Responden juga tidak banyak yang dengan kejadian diare yang mencakup
tahu bahwa larutan oralit dapat digantikan penyebab diare, pencegahan dan penanganan
dengan larutan gula garam. Begitu juga secara lengkap. Kejadian diare pada anak
tentang kekurangan cairan atau dehidrasi tidak terlepas dari adanya pemahaman yang
yang merupakan tanda bahaya pada diare, lebih mendalam terhadap orang tua dan
banyak dari mereka yang belum terutama pada ibu sebagian pihak yang
mengetahuinya. Mengenai buang air besar di terdekat dengan anak. Pengetahuan tentang
sembarang tempat dapat menularkan diare diare sehubungan dengan adanya informasi
hanya sedikit yang mengetahuinya dan yang telah diterima sebelumnya oleh anak,
mengenai penularan diare melalui lalat yang dimana informasi tersebut dapat diperoleh
hinggap pada makanan juga tidak banyak dari berbagai sumber baik melalui media
yang mengetahuinya. Ketidaktahuan mereka penyuluhan langsung dari tenaga kesehatan

190
maupun dengan media lain seperti media keehatan adalah suatu penerapan konsep
cetak surat kabar, majalah, buku dan lainlain pendidikan di dalam bidang kesehatan.
(Rauf et al, 2013, hal. 49). Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu praktik pendidikan.
Pengetahuan sebagai parameter
Oleh karena itu, konsep pendidikan
keadaan sosial dapat sangat menentukan
kesehatan adalah konsep pendidikan yang
kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat
diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep
terhindar dari penyakit asalkan pengetahuan
dasar pendidikan adalah suatu proses belajar,
tentang kesehatan dapat ditingkatkan,
yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi
sehingga sikap dan perilaku menjadi sehat
proses pertumbuhan, perkembangan, atau
(Slamet, 2009).
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih
baik, dan lebih matang pada diri individu,
kelompok, atau masyarakat. (Notoadmodjo,
2. Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi
2007, hal. 108).
Apendiktomi
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat Pendidikan dilakukan dengan cara
bahwa setelah dilakukan pendidikan memberikan penyuluhan tentang diare
kesehatan kepada kelompok intervensi, kepada responden (kelompok intervensi).
terjadi perubahan peningkatan pengetahuan Selain penyuluhan, responden juga diberikan
responden yang sebelumnya mayoritas leaflet tentang pencegahan penyakit diare.
berpengetahuan kurang, setelah dilakukan Setelah itu responden diberitahu cara
pendidikan kesehatan menjadi mayoritas mencuci tangan dengan sabun dengan cara
berpengetahuan baik. Namun pada kelompok yang benar. Untuk pencegahan dan
kontrol, baik ketika dilakukan pretest penanganan awal dari penyakit diare,
maupun posttest pengetahuan responden responden diajarkan cara membuat oralit dan
mayoritas adalah kurang, yaitu ketika larutan gula garam. Dengan pemberian
diberikan pretest dan ketika dilakukan pendidikan kesehatan yang baik dan
posttest. bermanfaat ini, telah membentuk
pengetahuan responden meningkat menjadi
Ini berarti pendidikan kesehatan
lebih baik.
sangat penting dalam merubah pengetahuan
Sekolah merupakan
seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan
lembaga/komunitas terorganisasi yang

191
membina dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Usia sekolah merupakan DAFTAR PUSTAKA
proporsi kelompok umur terbanyak dan peka
terhadap perubahan. Program pendidikan
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
kesehatan di sekolah berupaya menciptakan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
lingkungan sekolah yang sehat, baik aspek (edisi revisi VI). Jakarta. Rineka Cipta
nonfisik/mental sosial dan aspek fisik,
Chandra, Venny Ayuni. 2014. Hubungan
melalui penyuluhan kesehatan serta Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
pemeliharaan dan pelayanan kesehatan Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
Ruang Bedah RSUD Padang Panjang.
sekolah. Penyuluhan kesehatan dilakukan
diunduh dari website
dengan cara memberikan pengetahuan http://jurnal.umsb.ac.id/wpcontent/uplo
tentang prinsip dasar hidup sehat, ads/2014/09/JURNAL-
VENNY-AYUNI-CHANDRA-
mengajarkan sikap dan perilaku hidup sehat, S.Kep_.pdf pada tanggal 9 April
serta membentuk kebiasaan hidup sehat Maret 2016 jam 18.02 wib
(Mubarak, 2012, hal. 12-13).
Friedman, M.M, Bowden, V.R, & Jones,
E,G. 2010. Buku ajar keperawatan
Pelaksanaan diberikan melalui keluarga: Riset, Teori, dan Praktik
peningkatan pengetahuan penanaman nilai Edisi 5. Jakarta. EGC
dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
Hawari, Dadang. 2009. Psikometri Alat Ukur
dan peningkatan keterampilan dalam (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta.
melaksanakan hal yang berkaitan dengan FKUI

pemeliharaan, pertolongan dan perawatan Hidayat, A.Aziz A. 2010. Metodologi


kesehatan. Salah satu materi pendidikan Penelitian Keperawatan Teknik
Analisa Data. Jakarta. Salemba
kesehatan adalah mengenal bahaya penyakit
Medika
diare.
Jumaidar. 2009. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Dukungan
Keluarga Terhadap Perawatan Pasien
Pasca Stroke Di Poliklinik Syaraf
Rumah Sakit Umum Pusat DR. M.
Djamil Padang. diunduh dari website
http://repository.unand.ac.id/17990/1/P
ENELITIAN.pdf pada tanggal 9 April
Maret 2016 jam 16.54 wib

192
Yanti, Fitri. 2012. Analisis Efektivitas Biaya
Mansjoer, A. Dkk. 2002. Kapita Selekta Penggunaan Antibiotika Pada Bedah
Kedokteran. Jakarta. FKUI Apendik Di Rumah Sakit Umum
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Daerah Cut Meutia Lhokseumawe
Metodologi Penelitian Kesehatan. Pada Tahun 2011. diunduh dari
Jakarta. Rineka
Cipta.
website
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
3456789/41254/4/Chapter%20I.pdf
Metodologi Penelitian Ilmu
pada tanggal 10 April Maret 2016 jam
Keperawatan. Jakarta.
Salemba 06.56 wib
Medika
Yusuf, Nurary. 2014. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Proses Penyembuhan
Potter dan Perry. 2005. Fundamental
Luka Post Appendictomy di RSUD
Keperawatan Konsep, Proses, Praktik
Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Edisi keempat, volume satu. Jakarta.
Tahun 2013. diunduh dari website
EGC
http://eprints.ung.ac.id/5333/3/2013-1-
14201-841409087-
Rahman, Rafi Devia. 2013. Asuhan
bab126072013032102.pdf pada
Keperawatan Nyeri Akut Pada Ny.W
tanggal 10 April Maret 2016 jam 06.47
Dengan Post Operasi Apendiktomi
wib
Atas Indikasi Apedisitis Akut Di Ruang
Cempaka RS Panti Waluyo Surakarta.
diunduh dari website Yusra, Aini. 2011. Hubungan Antara
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
/files/disk1/10/01-gdl-rafideviar-4731- Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
rafidev-n.pdf pada tanggal 9 April Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Maret 2016 jam 18.14 wib Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
diunduh dari website
Setiadi. 2008. Diktat Psikologi Abnormal. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028
Yogyakarta. Nuha Medika 0162-T%20Aini%20Yusra.pdf pada
tanggal 9 April Maret 2016 jam 17.18
Smeltzer S.C & Bare B. G. 2002. Buku Ajar wib
Keperawatan Medikal Bedah. Volume
2. Jakarta. EGC Yusrizal. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi
Stuart dan Sudden. 2006. Buku Saku Nafas Dalam Dan Masase Terhadap
Keperawatan Jiwa Edisi Lima. Jakarta. Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien
EGC Pasca Apendiktomi Di Ruangan Bedah
RSUD DR M Zein Painan. Tahun
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar 2012. diunduh dari website
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC http://repository.unand.ac.id/17872/1/
YUSRIZAL.pdf pada tanggal 9 April
Maret 2016 jam 18.21 wib

193
194
Comparison
Population Intervention Outcome Time
Intervention
30 orang Jenis penulisan Setelah dilakukan Hasil penelitian Proses
terdiri dari penelitian ini pendidikan kesehatan menunjukkan penelitian
kelompok adalah penulisan kepada kelompok terdapat perbedaan ini
intervensi eksperimen dengan intervensi, terjadi dilaksanak
bermakna
dan kelompok desain pre- perubahan peningkatan an pada
kontrol pengetahuan responden pengetahuan Januari –
experimental
yang sebelumnya responden kelompok Juni 2016.
design dalam
bentuk pretest- mayoritas intervensi ketika
posttest control berpengetahuan diberi pretest dan
group design atau kurang, setelah posttest setelah
pretest-posttest dilakukan pendidikan diberi pendidikan
kelompok control, kesehatan menjadi
kesehatan dengan
serta menggunakan mayoritas
berpengetahuan baik. nilai p-value < α
penyuluhan tentang (0,001 < 0,05).
pencegahan Namun pada kelompok
kontrol, baik ketika Namun untuk
penyakit diare
dilakukan pretest kelompok kontrol,
maupun posttest tidak terdapat
pengetahuan responden perbedaan yang
mayoritas adalah
bermakna ketika
kurang, yaitu ketika
diberikan pretest dan pretest maupun
ketika dilakukan posttest, dengan
posttest. nilai p-value > α
(0,791 > 0,05).

190

Anda mungkin juga menyukai