Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN

PENENTUAN DO DALAM AIR

NAMA: I PUTU AGUS HENGKI DARMAWAN


NIM: 1905561010
KELOMPOK: III
TANGGAL PRAKTIKUM: 10 MARET 2020

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
I. Tujuan
1. Mengetahui metode yang dapat digunakan dalam pengukuran larutan oksigen
dalam air.
2. Mengetahui kandungan oksigen yang terlarut dalam air sampel.

II. Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia sebagai modal dasar dan faktor utama pembangunan.
Air juga merupakan cairan yang memiliki kandungan oksigen yang melimpah. Air
yang mulai terbatas dan populasi manusia yang semakin meningkat dapat
menyebabkan terjadinya krisis air bersih, kualitas air yang ada pun semakin rusak.
Air yang merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi mengalami
penurunan kualitas. Penurunan kualitas air disebabkan karena ada pencemaran dari
berbagai macam limbah, baik limbah domestik dan limbah industri yang masuk ke
badan perairan (Hapsari, 2015; Ningrum, 2018).
Oksigen dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan dan proses
metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk
pertumbuhan dan pembiakan. Oksigen merupakan salah satu unsur kimia penunjang
utama kehidupan. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu
proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut. Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung dari beberapa
factor, seperti kekeruhan air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara
(Hutagalung dkk., 1985; Salmin, 2005).
III. METODE

3.1 Alat dan Bahan


1. Botol BOD
2. Pipet, buret, Erlenmeyer
3. Larutan MnSO₄
4. Larutan Alkali-Iodida-Azida
5. Asam sulfat pekat
6. Larutan Kanji
7. Larutan Standar Na-Tiosulfat
8. Larutan Standar Kalium Dikromat
3.2 Cara Kerja
Pengukuran oksigen terlarut menggunakan air dari sungai. Air sampel di
pindahkan ke botol BOD dengan menggunakan pipet volumetrik sebanyak 250 ml.
Tambahkan berturut-turut 2 ml larutan MnSo₄ dan 2 ml larutan alkali iodide-azida.
Tutup botol BOD secaar berhati-hati sehingga tidak ada gelembung udara,
homogenkan dengan membolak-balikkan botol sebanayk 15 kali setelah dibolak-balik
sebanyak 15 kali, secara hati-hati alirkan H₂SO₄ pekat melalui leher botol dan tutup
kembali botol, homogenkan kembali dengan cara membolak-balikkan botol sampai
endapan terlarut sempurna. Air yang sudah homogen diambil menggunakan pipet
volumetrik sebanyak 50 ml dari botol BOD dan masukan ke dalam Erlenmeyer 250
ml. Air yang sudah dipindahkan ke dalam Erlenmeyer dititrasi dengan Na-tiosulfat
sampai warna kuning keemas an, kemudian tambahakn 1-2 ml larutan amilum/kanji
dan titrasi dilanjutkan samapi warna biru hilang. Na-tiosulfat yang digunakan dicatat
jumlahnya.
3.3 Data Pengamatan
Terlampir .
IV. HASIL DAN PEMBAHASANs

Oksigen terlarut (DO) pada praktikum ini dilakukan dengan metode Winkler
modifikasi azida. Metode Winkler dengan modifikasi azida cocok untuk menganalisis
DO dari air limbah, air permukaan. Metode Winkler dalam menganalisis oksigen
terlarut (DO) adalah lebih mudah karena hanya dilakukan cara titrasi, lebih teliti dan
akurat. Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri adalah penentuan titik
akhir titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat dan penambahan indikator amilumnya.
Titik akhir titrasi dapat diamati dengan memakai indukator kanji, yang berubah warna
dari biru menjadi tidak berwarna pada titik akhir titrasi. (Team Kimia Lingkungan,
2020; Septiawan dkk., 2014). Untuk setiap 50,0 ml contoh air, 1 ml Na-tiosulfat yang
terpakai adalah setara dengan 4mg/L DO. Perhitungan yang digunakan, yaitu
N Na−tiosulfat
Faktor tio ( F 1 )=
0,025
Terjadi pemindahan sejumlah volume contoh air karena pemindahan pereaksi
seharusnya tidak 50,0 ml yang dipipet untuk titrasi maka ditentukan factor volume

50 x volme botol
(F2): Faktor volume ( F 2 )=
50,0(volume−4)
Oksigen terlarut (mg/l) = F1 x F2 x 4 x ml Na-tiosulfat. Praktikum oksigen terlarut
dilakukan sebanayk tiga kali pada kelompok IV mendapatkan hasil sungai (I) 2,74,
(II) 1,96, (III) 2,74 dan pada waduk (I) 2,35, (II) 3,14, (IV) 2,74.

V. KESIMPULAN

1. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi
sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai modal dasar dan faktor
utama pembangunan. Air juga merupakan cairan yang memiliki
kandungan oksigen yang melimpah. Air yang mulai terbatas dan
populasi manusia yang semakin meningkat dapat menyebabkan
terjadinya krisis air bersih, kualitas air yang ada pun semakin rusak.
Air yang merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di bumi
mengalami penurunan kualitas.
2. Oksigen dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan dan
proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan
energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Oksigen merupakan salah
satu unsur kimia penunjang utama kehidupan. Sumber utama oksigen
dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas
dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Hapsari, D. 2015. Kajian Kualitas Air Sumur Gali dan Perilaku Masyarakat di Sekitar
Pabrik Semen Kelurahan Karangtalun Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten
Cilacap. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 7(1), 01-17.

Hutagalung, P.H., Abdul R., dan Irman L. 1985. Beberapa Catatann Tentang
Penentuan Kadar Oksigen Dalam Air Laut Berdasarkan Metode Winkler.
Jurnal Oseana, 10(4), 138-149.

Ningrum, O.S. 2018. Analisis Kualitas Badan Air dan Kualitas Air Sumur di Sekitar
Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kota Madiun. Jurnal Kesehatan Lingkugan,
10(1), 01-12.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) sebagai
Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal Oseana,
31(3), 21-26.

Septiawan, M., Sri M.R.S., dan Fransiska W.M. 2014. Indonesia Journal of Chemical
Science, 3(1), 23-27.
Team Kimia Lingkungan. 2020. Penuntun Praktikum Kimia Lingkungan. Bali:
Fakultas Teknik Universita Udayana.

Anda mungkin juga menyukai