Anda di halaman 1dari 5

TERAPI CAIRAN

I. Tujuan :
Umum : Mengganti atau mempertahankan volume cairan intra vaskuler
interfisial dan mempertahankan keseimbangan air dan komponen
darah.
Khusus : Mempertahankan beban pra jantung atau preload serta curah jantung
(cardiac - output) sehinggga oksigenasi dari perfusi jaringan dapat
menjamin keseimbanganmetabolisme sel.
II. Tujuan Terapi Oksigen
 Mengganti kekurangan air dan elektrolit.
 Untuk mengatasi shock.
 Untuk mengatasi kelainan yang ditimbulkan karena therapy yang diberikan.
III. Indikasinya
 Ketidak mampuan untuk makan dan minum cukup cairan sehinggga asupan
enteral tidak mencukupi.
 Perlu koreksi keseimbangan cairan jumlah dan komposisi elektrolit.
 Perlu nutrisi intravena karena usus tidak berfungsi.

IV. Perlukah cairan tubuh


a. Perubhan volume
- Defisit volume
- Dehidrasi
b. Kelebihan Volume Cairan
- Gangguan pada ginjal (GFR)
- Serosis Hepatis
- Gagal jantung kognitif
c. Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia (Kadar natrium serum <115 meq/l)
- Hipernatremia (Kadar natrium >155-160 meg/l, kadar natrium normal 135-
145 mmol/l)
V. Dehidrasi
Tanda-tanda dehidrasi secara umum :
 Keadaan umum tampak gelisah hingga lemah
 Mengeluh rasa haus meningkat
 Mulut terasa kering
 Penurunan jumlah urine
VI. a. Pembagian dehidrasi menurut kehilangan cairannya:
Dehidrasi Dewasa Anak
Ringan 4% 4-5%
Sedang 6% 5-10%
Berat 8% 10-15%
Shock 15-20% 15-20%
b. Defisit cairan interstitial dengan gejala sebagai berikut:
 Turgor kulit yang jelek
 Mata cekung
 Ubun-ubun cekung
 Mukosa bibir dan kornea kering

c. Defisit cairan intravaskuler dengan gejala sebagai berikut:


 Hipotensi, takikardi
 vena-vena kolaps
 Capillary refill time memanjang
 Oliguri
 Syok (renjatan)

d. Terapi Cairan sebagai berikut:


Penatalaksanaan terapi cairan meliputi dua bagian dasar yaitu:
1. Resusitasi cairan
Ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh, sehingga
seringkali dapat menyebabkan syock. Terapi ini ditujukan pula untuk
eskpansicepat dari cairan intravaskuler dan memperbaiki perfusi jaringan.
2. Terapi rumatan
Bertujuan untuk memelihara cairan tubuh dan nutrisi yang diperlukan oleh
tubuh.

Hal ini digambarkan dalam diagram berikut :

Terapi cairan

Resusitasi Rumatan

Kristaloid Koloid Elektrolit Nutris

Prinsip pemilihan cairan dimaksudkan untuk:


 Mengganti kehilangan air dan elektrolit yang normal melalui urine,
IWL, dan feses
 Membuat agar hemodinamik agar tetap dalam keadaan stabil
Pada penggantian cairan, maka jelas cairan yang digunakan didasarkan:
 Cairan pemeliharaan (Jumlah cairan yang dibutuhkan selama 24 jam)
 Cairan defisit (jumlah kekurangan cairan yang terjadi)
 Tes cairan bila tekanan darah turun atau shock kita guyur 250cc
cairan RL atau NaCL dan ada peningkatan darah, pasien ini
menandakan dehidrasi, bila tidak ada peningkatan tekanan darah
jangan diteruskan, gunakan obat-obat inetropik positif contoh:
dopamine, dobutamin.
Rumus Rehidrasi:
 Nilai status Rehidrasi sesuai tubuh
Banyaknya cairan yang diberikan (D) : derajat dehidrasi
(%)xBBx1000
 Hitung cairan rumatan (M) yang di perlukan untuk dewasa 40cc/kg
BB/24 jam. menurut Rumus Holiday siger.
 Pemberian cairan dengan rumus
6 jam pertama = ½ D + ½ M atau 8 jam pertama = ½ M (Menurut
Guilot)
 18 jam II = ½ D + ¾ M atau 16 jam II ½ D + ½ M (Menurut Guilot)

CONTOH SOAL :
Tn. A Dehidrasi sedang (6%) dan Berat Badan 50 kg :
 Hitung jumlah cairan Rehidrasi
(6% x 50 kg) x 1000
300/100 x 1000
3 x 1000 = 3000

 Cairan Rumatan
40 x 50kg/24 jam = 2000/24 jam

Rumus ½ D + ¼ M =
3000 X ½ = 1500cc + ¼ x 2000 = 50 cc
Total dalam 6 jam 1550cc

VII. Pendarahan
 Pendarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah.
 Kehilangan darah dapat disebabkan pendarahan internal dan eksternal
 Jika pembuluh darah terbuka atau terluka, maka akan terjadi kontriksi
pembuluh darah sehingga darah dapat berkurang.
Sementara kehilangan darah dapat diperkirakan besarnya melalui
beberapa kriteria klinis seperti table di bawah ini:
Derajat Kelas 1 Kelas ll Kelas III Kelas IV
shock
Darah <750 750-1500 1500 – 2000 >2000
hilang/cc
Darah hilang <15 15-30 30 – 40 >40
% EBV
Nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan Normal Normal Turun Turun
Darah
Tekanan N
Nadi
Respirasi 14-20 20-30 30-40 >35
Produksi >30 10-30 5-15 Tidak ada
Urin
Kesadaran Agak gelisah Gelisah Gelisah dan Bingung dan
bingung Letergik
Cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid
Pengganti dan Darah dan Darah

VIII. Penatalaksanaan
a. Pertahankan jalan nafas
b. Oksigenasi dan pertahankan jalan saturasi 02 >95%
c. Mengendalikan perdarahan
d. Menempatkan posisi agar posisi kaki lebih tinggi
e. Lakukan pemasangan akses IV Line
Cairan resusitasi awal pada shock hipovolemik adalah cairan isotoris (RL,
NaCL 0,9%) jumlah cairan yang diberikan kristaloid 3x (jumlah dari jumlah
darah yang hilang)
f. Apabila kehilangan darah dalam jumlah besar (Kelas III dan kelas IV) maka
berikan transfusi darah, selama menunggu darah dapat diberikan cairan koloid
contoh: dextrans L, HES dll.
g. Nilai respon pasien kekurangan atau kelebihan cairan

Kelebihan cairan:
Tanda-tanda odema paru:
1. sesak nafas
2. Ronchi basah kasar
3. spo2
4. Batuk campur darah warna pink
5. Keluar keringat dingin
6. Nadi cepat.
IX. Jenis Cairan
Kristaloid
- RL (Ringer Laktat)
- Ringer Asetrat
- NacL
- Dextrose
Cairan ini dapar di intravaskuler 1-3 jam
Koloid
Cairan ini bertahan dalam vaskuler 3-6 jam, digunakan saat pasien
kehilangan banyak cairan.
- Dextros L
- HES
- Albumin.

Anda mungkin juga menyukai