Anda di halaman 1dari 20

Persalinan abnormal

Inu Mulyantoro
Putri Sekar Wiyati

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


1
2015/2016
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
DISTOSIA → 3B

• 3B. Gawat darurat


– Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik
dan memberikan terapi pendahuluan pada
keadaan gawat darurat demi menyelamatkan
nyawa atau mencegah keparahan dan/atau
kecacatan pada pasien.
– Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
– Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS
2
2015/2016
Definisi dan klasifikasi
• Persalinan abnormal/Distosia persalinan adalah
– gangguan kemajuan persalinan (kala 1) yang diukur
dalam batasan waktu 2 (dua) jam sejak pemeriksaan
terakhir
– atau setelah dilakukan pimpinan persalinan (kala 2)

Proses kemajuan persalinan pada kala I, dapat dinilai


dari partogram atau kurva Friedman sebagai instrumen
analisis

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


3
2015/2016
Epidemiologi

• Insidens total dari distosia dalam persalinan


sulit ditentukan secara pasti karena definisi
yang berbeda-beda.
• Pada nullipara insidens sekitar 25 %.

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


4
2015/2016
Patofisiologi

• Persalinan → proses dinamis dg ciri kontraksi uterus


yang reguler yang menyebabkan dilatasi dan
pendataran serviks serta penurunan janin melalui jalan
lahir.
• Perjalanan persalinan → dinilai melalui perkiraan
dilatasi serviks dan penurunan presentasi janin.
• Persalinan melibatkan panggul ibu (passage), janin
(passenger) dan kekuatan (power).

• Persalinan yang tidak maju dapat dikarenakan salah


satu atau kombinasi dari ketiga faktor tersebut
Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS
5
2015/2016
Diagnosis
• Beberapa hal yang harus dinilai adalah:
– Tentukan kondisi dan kekuatan kontraksi
– Tentukan kemampuan ibu dalam menghasilkan
tenaga ekspulsi
– Tentukan ukuran panggul dan imbang feto-pelvik
– Tentukan ada/tidaknya tumor pada jalan lahir
yang dapat menghalangi persalinan pervaginam

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


6
2015/2016
Diagnosis (lanjutan)
– Tentukan kondisi janin
• Di dalam atau di luar rahim
• Jumlahnya
• Letaknya
• Presentasi dan penurunan bagian terbawah janin
• Posisi, moulase dan kaput suksedaneum
• Bagian kecil janin disamping presentasi (tangan, tali pusat dll.)
• Anomali kongenital yang dapat menghalangi proses ekspulsi
bayi
• Taksiran berat janin
• Janin mati atau hidup, gawat janin atau tidak

• Berdasarkan hasil penilaian, tentukan dengan segera etiologi


gangguan kemajuan proses persalinan selama kala pembukaan
ataupun saat kala pengeluaran
Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS
7
2015/2016
Penatalaksanaan

• Seksio Sesar pada panggul sempit, makrosomia, letak


lintang atau disproporsi feto-pelvik
• Koreksi yang kemudian dilanjutkan dengan akselerasi
kala 2 (ekstraksi vakum atau cunam) atau Seksio Sesar
pada kasus-kasus malpresentasi atau asinklitismus
• Manuver sekrup atau penekanan bahu secara eksternal
untuk menyelesaikan Distosia bahu
• Pacu kontraksi apabila inersia uteri bukan disebabkan
oleh disproporsi
• Rehidrasi dan pemberian kalori untuk restorasi ibu
yang mengalami kelelahan
Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS
8
2015/2016
Komplikasi

• Komplikasi ibu
– Perdarahan
– Cedera jalan lahir
– Infeksi

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


9
2015/2016
Komplikasi (lanjutan)
• Komplikasi janin
– Asfiksia berat
– Ekskoriasi kulit kepala
– Sefalhematoma
– Perdarahan subgaleal. Perdarahan ini akan cepat
diresorbsi oleh tubuh janin. Pada janin yang
mempunyai gangguan maturitas fungsi hepar,
keadaan ini dapat menimbulkan ikterus neonatorum
yang agak berat.
– Nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan
alopesia di kemudian hari
Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS
10
2015/2016
EFEK DISTOSIA TERHADAP NEONATUS
• Asidosis berat (pH  7,0)
• Nilai Apgar 0–3 lebih lama dari 5 menit
• Manifestasi neurologis pada neonatus seperti
lethargi, hipotonia, pernafasan tidak teratur,
apnea, dan kejang
• Disfungsi organ multisistem

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


11
2015/2016
RISIKO ASFIKSIA TERHADAP BBL
• Hipotermia
• Hipoksia
• Perfusi buruk
• Hipoglikemia
• Abnormalitas neurologis

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


12
2015/2016
Temuan Partograf
• Pembukaan serviks tidak mengalami kemajuan
• Pembukaan serviks maju tetapi tidak disertai dengan
penurunan
• Pembukaan serviks tidak maju tetapi penurunan
mengalami kemajuan
• Grafik garis pembukaan menyilang ke arah kanan garis
waspada
• Kontraksi tidak membaik dan diikuti dengan tidak
majunya pembukaan dan penurunan
• DJJ  160 atau  100 x/mnt
   dsb dsb sebagai indikasi abnormalitas proses
persalinan

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


13
2015/2016
Indikasi Disproporsi (CPD)

• Promontorium bisa dicapai dengan mudah


(konjugasi diagonal < 11,5 cm) CV ≤ 10 cm
• Dinding panggul mencuat di satu sisi
• Bagian panggul asimetri
• Spina isiadika menonjol DI ≤ 9 cm
• Arcus pubis tidak bisa mengakomodasi dua
jari dengan leluasa atau sudut < 90˚
• Jarak antara tuberositas ischiadica kurang dari
satu kepalan tangan

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


14
2015/2016
Fase Aktif Memanjang
• Arrest of Dilation
• Arrest of Descent
• Arrest of Dilatation and Descent
• Secondary Uterine Inertia
• Over sedation or Narcoses or Inhalation
Anesthesia

Modul 7.1 KEGAWATDARURATAN MEDIS


15
2015/2016
• Partograf WHO
yang sudah
dimodifikasi
● Contoh partograph
untuk persalinan
normal
● Partograf yang
memperlihatkan
kontraksi uterus yang
kurang memadai
dikoreksi dengan
pemberian oxytocin
● Partograf yang
memperlihatkan fase
aktif persalinan yang
lama
● Partograf yang
memperlihatkan
persalinan yang
macet/terhalang

Anda mungkin juga menyukai