Anda di halaman 1dari 12

2.

1 DEFINISI

Peritonitis adalah peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus visera


dalam rongga perut yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi bakteri. 1,2
Peritonitis adalah inflamasi dari peritoneum pada membrana serous pada garis cacum
abdominal dan viserra. Peritonitis biasanya terjadi local atau general dan menghasilkan infeksi
(sering terjadi rupture pada organ pada trauma abdominal atau appendicitis) atau dari proses non-
infeksi. 1

Suatu peritonitis dapat terjadi oleh karena kontaminasi yang terus menerus oleh kuman,
kontaminasi dari kuman dengan strain yang ganas, adanya benda asing ataupun cairan bebas
seperti cairan ascites akan mengurangi daya tahan peritoneum terhadap bakteri. Omentum juga
merupakan jaringan yang penting dalam penmgontrolan infeksi dalam rongga perut.2

Gambar 1.4 Lokasi Penyebab Peritonitis Sekunder

MANIFESTASI KLINIS

PERITONITS dan ILEUS Page 1


Adanya darah atau cairan dalam rongga peritonium akan memberikan tanda – tanda
rangsangan peritonium.
- Rangsangan peritonium menimbulkan nyeri tekan dan defans muskular, pekak hati bisa
menghilang akibat udara bebas di bawah diafragma. Peristaltik usus menurun sampai
hilang akibat kelumpuhan sementara usus. 4
- Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu badan penderita akan naik dan terjadi
takikardia, hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok.4
- Rangsangan ini menimbulkan nyeri pada setiap gerakan yang menyebabkan pergeseran
peritonium dengan peritonium. Nyeri subjektif berupa nyeri waktu penderita bergerak
seperti jalan, bernafas, batuk, atau mengejan. Nyeri objektif berupa nyeri jika digerakkan
seperti palpasi, nyeri tekan lepas, tes psoas, atau tes lainnya.4,5

GAMBARAN RADIOLOGIS

Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan penunjang untuk pertimbangan dalam


memperkirakan pasien dengan abdomen akut. Pada peritonitis dilakukan foto polos abdomen 3
posisi, yaitu : 5,9
1.Tiduran telentang ( supine ), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi anteroposterior ( AP ).
2.Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar horizontal
proyeksi AP.
3.Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus = LLD), dengan sinar horizontal, proyeksi AP.

 Pada dugaan perforasi apakah karena ulkus peptikum, pecahnya usus buntu atau karena
sebab lain, tanda utama radiologi adalah :7
1. Posisi tiduran, didapatkan preperitonial fat menghilang, psoas line menghilang, dan
kekaburan pada cavum abdomen.
2. .Posisi duduk atau berdiri, didapatkan free air subdiafragma berbentuk bulan sabit
(semilunair shadow).
3. Posisi LLD, didapatkan free air intra peritonial pada daerah perut yang paling tinggi.
Letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding
abdomen.

PERITONITS dan ILEUS Page 2


Jadi gambaran radiologis pada peritonitis yaitu adanya kekaburan pada cavum abdomen,
preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra
peritoneal. 2,7

Gambar 1.5 Foto BNO pada peritonitis


A. ILEUS OBSTRUKTIF

I. Definisi

Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yang terjadi karena adanya
daya mekanik yang bekerja atau mempengaruhi dinding usus sehingga menyebabkan
penyempitan atau penyumbatan lumen usus. Hal tersebut menyebabkan pasase lumen usus
terganggu.Ileus obstruktif disebut juga ileus mekanik.

II. Klasifikasi

Berdasarkan lokasi obstruksinya, ileus obstruktif dibedakan atas:

 Letak tinggi: duodenum sampai jejunum


 Letak rendah: kolon – sigmoid – rectum

Obstruksi letak tinggi dan letak rendah di batasi oleh iliocecal junction

Berdasarkan stadiumnya, ileus obstruktif dibedakan atas:

 Parsial: menyumbat sebagian lumen

PERITONITS dan ILEUS Page 3


 Simple/komplit: menyumbat seluruh lumen
 Strangulasi: simple dengan jepitan vasa

III. Etiologi

Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal:

a. Adhesi
Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya berasal dari
rangsangan peritoneum akibat adanya peritonitis setempat atau umum. Adhesi dapat
berupa perlengketan mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, mungkin setempat
maupun luas.
b. Hernia
Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum memungkinkan penonjolan
keluar suatu kantong peritoneal (kantong hernia) sehingga segmen suatu dalaman dapat
terjepit.
c. Askariasis
Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum. Obstruksi bisa terjadi
dimana-mana pada bagian usus halus, tetapi biasanya di ileum terminal, tempat lumen
paling sempit. Cacing tersebut menyebabkan kontraksi lokal dinding usus yang disertai
reaksi radang setempat.
d. Invaginasi
Umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon asendens dan mungkin
terus sampai keluar dari rektrum, dapat mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian
usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan peritonitis. Pada bayi dan anak-anak
biasanya spontan dan irreversible, sedangkan pada dewasa jarang terjadi.
e. Volvulus
Pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di usus halus agak jarang
ditemukan. Biasanya volvulus didapatkan di bagian ileum.
f. Kelainan kongenital
Gangguan passase usus dapat berupa stenosis maupun atresia.
g. Radang kronik

PERITONITS dan ILEUS Page 4


h. Tumor
i. Tumpukan sisa makanan

B. ILEUS PARALITIK

I. Definisi

Ileus paralitik merupakan suatu keadaan dimana usus gagal atau tidak mampu melakukan
kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik disebut juga ileus adinamik atau
non mekanik. Ileus paralitik ini bukan merupakan suatu penyakit primer usus, melainkan akibat
dari berbagai penyakit primer, tindakan (operasi) yang berhubungan dengan rongga perut, toksin,
obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus, dan ileus obstruktif yang lama.

II. Etiologi

Ileus paralitik hampir selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen. Keadaan ini
biasanya hanya berlangsung antara 24-72 jam. Beratnya ileus paraltik pasca operasi bergantung
pada lamanya operasi, seringnya manipulasi usus dan lamanya usus berkontak dengan dunia luar.
Selain itu, bisa juga dari inflamasi intraperitoneal atau retroperitoneal (apendisitis, diverticulitis,
dan sebagainya), gangguan metabolik (hipokalemia), obat-obatan (antikolinergik, opioid, dan
sebagainya).

PERITONITS dan ILEUS Page 5


PATOGENESIS

Proses terjadinya ileus mekanik maupun non mekanik memiliki kemiripan setelah terjadinya
obstruksi, tanpa memandang penyebab obstruksi tersebut apakah karena penyebab mekanik atau
fungsional. Perbedaan yang tampak adalah bila ileus tersebut disebabkan oleh penyebab non
mekanik maka peristaltik usus dihambat dari permulaan, sedangkan pada ileus karena penyebab
mekanik maka peristaltik mula-mula kuat kemudian bertambah pelan sampai akhirnya hilang.

Semua etiologi ileus menyebabkan usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal
berdilatasi. Usus yang tersumbat awalnya berperistaltik lebih keras sebagai usaha alamiah dan
akhirnya pasase usus jadi melemah dan hilang. Usus yang berdilatasi menampung cairan dan gas
yang merupakan hasil akumulasi cairan dan gas yang menyebabkan distensi usus. Distensi usus
tidak hanya pada daerah sumbatan tapi dapat menjalar ke daerah proksimal. Distensi yang
menyeluruh menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik)
dan dapat terjadi perforasi.

Usaha usus untuk berperistaltik disaat adanya sumbatan menghasilkan nyeri kolik abdomen dan
penumpukan kuman dalam usus merangsang muntah. Pada obstruksi usus dengan stranguasi,
terdapat penjepitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi iskemia,
nekrosis kemudian gangren. Gangren ini kemudian menyebabkan tanda toksis yang terjadi pada
sepsis yaitu takikardia, syok septik dengan leukositosis.

Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruh pada obstruksi usus halus karena pada
obstruksi kolon, kecuali pada volvulus, hampir tidak pernah terjadi strangulasi. Kolon
merupakan alat penyimpanan feses sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat penyerap
sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat pada obstruksi
kolon distal.

Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau ruptur
sedangkan dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding caecum merupakan bagian
kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Bila terjadi ruptur
maka akan timbul perforasi yang memperberat keadaan pasien.

PERITONITS dan ILEUS Page 6


GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinik obstruksi ileus sangat mudah dikenal, tidak tergantung kepada penyebab
obstruksinya. Hanya pada keadaan strangulasi, nyeri biasanya lebih hebat dan menetap.

Obstruksi ileus ditandai dengan gambaran klinik, berupa nyeri abdomen yang bersifat kolik,
muntah-muntah dan obstipasi, distensi intestinalis, dan tidak adanya flatus. Rasa nyeri perut
dirasakan seperti menusuk-nusuk atau rasa mulas yang hebat, umumnya nyeri tidak menjalar.
Pada saat datang serangan, biasanya disertai perasaan perut yang melilit.

Bila obstruksi tinggi, muntah hebat bersifat proyektil dengan cairan muntah yang berwarna
kehijauan. Pada obstruksi rendah, muntah biasanya timbul sesudah distensi usus yang jelas
sekali, muntah tidak proyektil dan berbau “feculent”, warna cairan muntah kecoklatan.

Gambaran klinis ileus paralitik pada umumnya sama dengan ileus obstruktif terdapat juga
perbedaannya:

Ileus paralitik Ileus obstruktif


Nyeri Kontinu Kolik
Darm contour + +
Darm steifung - +
Bunyi bising usus Menghilang Meningkat
Rectal toucher Terowongan Kolaps

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

1. Foto Polos Abdomen


Ileus merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara mendadak yang
memerlukan tindakan sesegera mungkin. Maka dari itu pemeriksaan abdomen harus
dilakukan secara segera tanpa perlu persiapan. Pada kasus abdomen akut diperlukan
pemeriksaan 3 posisi, yaitu :
1. Posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi antero-posterior
(AP)

PERITONITS dan ILEUS Page 7


2. Duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan, dengan sinar
horizontal proyeksi AP
3. Tiduran miring ke kiri ( left lateral decubitus ), dengan arah horizontal, proyeksi AP.

Sebaiknya pemotretan dibuat dengan memakai kaset film yang dapat mencakup seluruh
abdomen beserta dindingnya. Perlu dipersiapkan ukuran kaset dan film ukuran 35x 45cm.

Hal – hal yang dapat dinilai pada foto – foto di atas ialah:

1. Posisi terlentang (supine)


- Dinding abdomen, yang penting yaitu: lemak preperitoneal kanan dan kiri baik
atau menghilang.
- Garis psoas kanan dan kiri: baik, menghilang atau adanya pelembungan (bulging).
- Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak.
- Kontur ginjal kanan dan kiri.
- Gambaran udara usus :
 Normal
 Pelebaran lambung, usus halus, kolon
 Penyebaran dari usus – usus yang melebar
 Keadaan dinding usus
 Jarak antara dua dinding usus yang berdampingan
2. Posisi duduk atau setengah duduk atau tegak ( Erect)
- Gambaran udara bebas di bawah diafragma
3. Posisi tiduran miring ke kiri ( left lateral dekubitus)
- Hampir sama seperti posisi duduk, hanya udara bebas letaknya antara hati dengan
dinding abdomen

2. Barium Enema
Barium enema adalah sebuah pemeriksaan radiologi dengan menggunakan
kontras positif. Kontras positif yang biasanya digunakan dalam pemeriksaan radiologi
alat cerna adalah barium sulfat (BaSO4). Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih,
berat dan tidak mudah larut dalam air. Garam tersebut diaduk dengan air dalam

PERITONITS dan ILEUS Page 8


perbandingan tertentu sehingga menjadi suspensi. Suspensi tersebut diminum oleh pasien
pada pemeriksaan esophagus, lambung dan usus halus atau dimasukkan lewat kliasma
pada pemeriksaan kolon (lazim disebut enema).
Sinar rontgen tidak dapat menembus barium sulfat tersebut, sehingga menimbulkan
bayangan dalam foto rontgen. Setelah pasien meminum suspensi barium dan air, dengan
fluroskopi diikuti kontrasnya sampai masuk ke dalam lambung, kemudian dibuat foto –
foto dalam posisi yang di perlukan.Pemeriksaan radiologi dengan Barium
Enemamempunyai suatu peran terbatas pada pasien dengan obstruksi usus halus.
Pengujian Enema Barium terutama sekali bermanfaat jika suatu obstruksi letak rendah
yang tidak dapat pada pemeriksaan foto polos abdomen.

3. CT-Scan Abdomen
CT ( Computed Tomograhy) merupakan metode body imaging dimana sinar X
yang sangat tipis mengitari pasien. Detektor kecil akan mengatur jumlah sinar x yang
diteruskan kepada pasien untuk menyinari targetnya. Komputer akan segera menganalisa
data dan mengumpulkan dalam bentuk potongan cross sectional. Foto ini juga dapat
disimpan, diperbesar maupun di cetak dalam bentuk film. Pemeriksaan ini dikerjakan jika
secara klinis dan foto polos abdomen dicurigai adanya strangulasi. CT–Scan akan
mempertunjukkan secara lebih teliti adanya kelainan-kelainan dinding usus,
mesenterikus, dan peritoneum. CT–Scan harus dilakukan dengan memasukkan zat
kontras kedalam pembuluh darah. Pada pemeriksaan ini dapat diketahui derajat dan
lokasi dari obstruksi.

RADIOLOGI ILEUS

Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :

1. Posisi terlentang (supine). Gambaran yang diperoleh yaitu pelebaran usus di proksimal
daerah obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring Bone

PERITONITS dan ILEUS Page 9


Appearance). Gambaran ini didapat dari pengumpulan gas dalam lumen usus yang
melebar.
2. Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis didapatkan adanya air fluid level
dan step ladder appearance.
3. Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus. Dari air fluid
level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus
letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang kemungkinan gangguan di kolon. Gambaran
yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma dan air fluid level.

Pada foto polos abdomen, 60-70% dapat dilihat adanya pelebaran usus dan hanya 40% dapat
ditemukan adanya air fluid level. Walaupun pemeriksaan radiologi hanya sebagai pelengkap
saja, pemeriksaan sering diperlukan pada obstruksi ileus yang sulit atau untuk dapat
memperkirakan keadaan obstruksinya pada masa pra-bedah.

Ileus obstruktif letak tinggi

Pada foto abdomen 3 posisi ileus obstruktif letak tinggi tampak dilatasi usus di proksimal
sumbatan (sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan kolaps usus dibagian distal sumbatan.
Penebalan dinding usus halus yang terdilatasi memberikan gambaran herring bone appearance,
karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra (dari
ikan), dan muskulus yang sirkular menyerupai kostanya. Tampak gambaran air fluid level yang

PERITONITS dan ILEUS Page 10


pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step ladder appearance karena cairan
transudasi berada dalam usus halus yang mengalami distensi

Ileus obstruktif letak rendah

Pada ileus obstruktif letak rendah tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan di
kolon) dan kolaps usus di bagian distal sumbatan. Penebalan dinding usus halus yang mengalami
dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang
menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai
kosta dan gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak
gambaran air fluid level yang pendek-pendek yang berbentuk seperti tangga disebut juga step
ladder appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang terdistensi dan air fluid
level yang panjang-panjang di kolon.

Ileus Paralitik

PERITONITS dan ILEUS Page 11


Pada ileus paralitik terdapat dilatasi usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum.
Penebalan dinding usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone
appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran
vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran penebalan usus besar yang
juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek
yang berbentuk seperti tangga atau disebut juga step ladder appearance di usus halus dan air fluid
level yang panjang-panjang di kolon.

PERITONITS dan ILEUS Page 12

Anda mungkin juga menyukai