Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desti Santi Natalia Pasaribu

NIM : 4173141012

Kelas : Pendidikan Biologi B 2017

Tugas Rutin Pertemuan 10 – “Asal-Usul Variabilitas”

“Salah satu penyebab terjadinya evolusi adalah mutasi, namun mutasi yang umumnya
menyebabkan terjadinya evolusi adalah mutasi kecil dan membutuhkan waktu yang sangat
lama, sehingga menghasilkan organisme yang berbeda dengan nenek moyangnya. Justru
sebaliknya mutasi besar pada umumnya jarang menyebabkan terjadinya evolusi pada suatu
organisme.” Berikan penjelasan terkait dengan hal tersebut.

Jawab :

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA),
baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada
tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada
munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai
munculnya variasi-variasi baru pada spesies.

Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami


mutasi disebut mutagen. Mutasi bersifat acak, 90% sesungguhnya bersifat merugikan bagi
individu atau populasi suatu spesies. Dikatakan bersifat merugikan karena mutasi
menimbulkan perubahan suatu karakter dari keadaan yang biasanya padahal karakter itu
sudah beradaptasi selama jutaan tahun terhadap lingkungan. Dengan adanya perubahan,
maka makhluk itu harus beradaptasi lagi.

Penyebab mutasi disebut dengan mutagen (agen mutasi). Kebanyakan mutagen


adalah bahan fisika, kimia atau biologi yang memiliki daya tembus yang kuat sehingga
dapat mencapai bahan genetis dalam inti sel. Contohnya: zat radioaktif, zat kimia yang
keras dan virus.

Berdasarkan tempat terjadinya, mytasi dibedakan menjadi dua, yaitu


1) Mutasi kecil( point mutation)

Mutasi kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul (ADN)gen.
Lokus gen sendiri tetap. Mutasi jenis ini yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi
gen diartikan sebagai suatu perubahan fisiokimiawi gen. Perubahan fisiokimiawi
gen yang terjadi antara lain dapat berupa perubahan atau pergantian pasangan basa.
Misalnya pasangan A-T diganti menjadi G-C: peristiwa semacam ini antara lain
disebabkan karena terjadi satu basa purin ataupun pirimidin oleh senyawa lain yang
analog semacam zaguanin atau bromouracil C-G. Sebagai akibat peristiwa lain

2) Mutasi Besar (gross mutation)

Mutasi besar adalah perubahan yang terjadi pada stuktur dari kromosom. Istilah
khusus mutasi kromosom yakni aberasi. Sehingga untuk selanjutnya istilah aberasi
dipakai untuk mutasi kromosom, sedangkan istilah mutasi khusus untuk mutasi gen
saja.

“Mutasi adalah dasar evolusi,” kata The World Book Encyclopedia. Dengan nada
serupa, paleontolog Steven Stanley menyebut mutasi sebagai “bahan mentah” bagi
evolusi. Dan, ahli genetika Peo Koller menyatakan bahwa mutasi “diperlukan untuk
perkembangan evolusioner”

Dikatakan juga bahwa mutasi mungkin merupakan faktor kunci untuk menghasilkan
perubahan cepat dalam teori “keseimbangan terganggu”. John Gliedman menulis dalam
Science Digest, “Para perevisi evolusi percaya bahwa mutasi dalam gen-gen regulator
utama itulah motor penggerak genetik yang dibutuhkan dalam teori perubahan mendadak
yang mereka gagas.” Namun, zoolog asal Inggris Colin Patterson mengatakan, “Orang bisa
berspekulasi apa saja. Kita tidak tahu apa-apa tentang gen-gen regulator induk ini.” Tetapi,
terlepas dari spekulasi demikian, pada umumnya dipercaya bahwa mutasi yang konon
terlibat dalam evolusi itu adalah kecelakaan-kecelakaan kecil yang terakumulasi dalam
jangka waktu lama.”

Terdapat dua pandangan yang berbeda mengenai laju perubahan evolusioner.


Darwin dan para pendukungnya memandang evolusi sebagai proses yang lambat dan
perlahan. Pohon evolusi didasarkan pada pemikiran bahwa perubahan pada spesies
merupakan akibat dari akumulasi perubahan kecil dalam waktu yang sangat lama.

Pandangan bahwa evolusi terjadi secara bertahap didasarkan pada hasil kerja ahli
geologi James Hutton (1726–1797) dengan teorinya yang disebut "gradualisme". Teori
Hutton mensugestikan bahwa perubahan geologis yang sangat bersar merupakan produk
kumulatif operasi proses-proses yang terjadi relatif lambat dan berlanjut yang sampai
sekarang masih dapat terlihat beroperasi. Sudut pandangan uniformitarian diadopsi untuk
perubahan biologis. Pandangan seperti ini tampaknya berkontradiksi dengan catatan fosil
yang menunjukkan bahwa spesies baru muncul secara tiba-tiba dan tidak berubah dalam
waktu yang sangat panjang. Ahli paleontologi Stephen Jay Gould (1940–2002)
mengembangkan suatu model yang mengajukan bahwa evolusi, walaupun menurut manusia
adalah proses yang lambat, mengalami periode perubahan yang relatif cepat dalam
beberapa ribu ataupun jutaan tahun, diikuti oleh periode stabilitas relatif yang panjang.
Model ini disebut sebagai "kesetimbangan bersela" (punctuated equilibrium) yang
menjelaskan catatan fosil tanpa berkontradiksi dengan gagasan Darwin.

Evolusi bukanlah proses yang acak. Manakala mutasi tersebut adalah acak, seleksi
alam tidaklah demikian. Evolusi merupakan akibat yang tak terelakkan dari pengkopian gen
yang tidak sempurna pada organisme yang bereproduksi selama bermilyar-miliar tahun di
bawah tekanan seleksi lingkungan. Hasil dari proses evolusi bukanlah organisme yang
semakin sempurna, melainkan hanya organisme yang dapat bertahan hidup dan
bereproduksi dengan lebih baik dalam lingkungan tertentu. Fosil, kode genetik, dan
distribusi khas kehidupan di Bumi memberikan catatan evolusi dan menunjukkan
keberadaan nenek moyang bersama seluruh organisme, baik yang masih hidup maupun
telah lama mati. Evolusi dapat secara langsung diamati pada seleksi buatan. Biakan kucing,
anjing, kuda, dan tumbuhan yang bermacam-macam merupakan contoh evolusi.

Berdasarkan studi literature di atas maka dapat disimpulkan bahwa, mutasi yang
umumnya menyebabkan terjadinya evolusi adalah mutasi kecil dan membutuhkan waktu
yang sangat lama, teori ini didukung oleh pernyataan Colin Patterson mengatakan bahwa
mutasi yang konon terlibat dalam evolusi itu adalah kecelakaan-kecelakaan kecil yang
terakumulasi dalam jangka waktu lama. Pandangan bahwa evolusi terjadi secara bertahap
mensugestikan juga bahwa perubahan geologis yang sangat bersar merupakan produk
kumulatif operasi proses-proses yang terjadi relatif lambat dan berlanjut yang sampai
sekarang masih dapat terlihat beroperasi. Evolusi merupakan akibat yang tak terelakkan
dari mutase gen atau terjadinya pengkopian gen yang tidak sempurna pada organisme yang
bereproduksi selama bermilyar-miliar tahun di bawah tekanan seleksi lingkungan. Seleksi
alam yang terlibat dalam proses evolusi terjadi ketika kesuksesan reproduksi suatu individu
ditingkatkan ataupun diturunkan oleh sifat-sifat terwariskan. Kesuksesan reproduksi ini
diukur dengan jumlah individu keturunan yang bertahan hidup, yakni bahwasanya ketika
seleksi alam beroperasi sebagai mekanisme evolusioner terhadap gen maupun organisme.

Anda mungkin juga menyukai