Anda di halaman 1dari 2

3.

Hubungan timbal balik (interelationship)


Setiap gejala di permukaan bumi ini, pada dasarnya adalah hasil hubungan
timbal balik antara berbagai faktor. Hubungan ini dapat berupa antarfaktor fisik,
faktor fisik dengan manusia dan antarfaktor manusia.

Contoh hubungan antar faktor fisik : ketinggian tempat dengan iklim mikro;
kemiringan lereng dengan erosi; kesuburan lahan dengan jenis batuan;
ketersediaan air tanah dengan curah hujan, jenis tanah, vegetasi penutup lahan,
kemiringan lereng dengan organisme hidup di atas lahan. Hubungan antara faktor
fisik dengan manusia, pemusatan penduduk di daerah subur dan dataran;
kesuburan lahan dan iklim dengan jenis usaha tani; bentuk lahan dengan pola
jalan.

Contoh hubungan antara faktor manusia, manusia adalah individu yang serba
tergantung terhadap individu lain, tidak ada manusia yang dapt hidup dan
memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri penuh; ketergantungan ini
tercermin dari adanya masyarakat, perdagangan, transportasi, komunikasi,
berbagai organisasi sosial, politik, kebudayaan dan sebagainya. Manusia selalu
bersifat dinamis, baik dilihat dari jumlahnya maupun kualitasnya.  Melalui
penguasaan  ilmu  dan  teknologi  itu  manusia   dapat beradaptasi dengan alam,
dan berusaha merubah atau memodifikasi alam agar menjadi tempat yang sesuai
dengan hidupnya. Perbuatan manusia itu menimbulkan berbagai dampak, baik
dampak positif maupun negatif, baik yang dikehendaki maupun tidak
dikehendaki. Seperti penggundulan hutan dapat menimbulkan banjir, industri
dapat menimbulkan pencemaran udara, tanah dan air; penggalian tambang yang
berlebihan dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Dampak tersebut termasuk
dampak negatif yang tidak dikehendaki.

Contoh dampak positif yang dikehendaki misalnya irigasi untuk pengairan


pertanian, industri dapat meningkatkan daya dukung lahan; pemanfaatan sinar
matahari untuk sumber energi dan pertanian (greenhouse).
Geografi sebagai Relasi Hubungan Timbal Balik antara Manusia
Alam
Konsep geografi yang masih berlaku di kalangan orang awam adalah
menyingkap bagaimana lingkungan alam berpengaruh terhadap kondisi
tingkah laku manusia. Gagasan ini berasal dari awal abad ke-19 ketika
gagasan Darwin mampu menawarkan jawaban-jawaban tentang evolusi dan
variasi masyarakat umat manusia. Adanya gagasan Darwin ini
menyebabkan ahli-ahli ilmu pengetahuan sosial mengembangkan pemikiran
tersebut lebih luas lagi. Sebagai contoh, bagaimana iklim tropis
menghalangi kemajuan kebudayaan masyarakat setempat, sedangkan iklim
sedang merangsang perkembangan kebudayaan masyarakat yang
mendiaminya. Pemikiranpemikiran semacam ini sebenarnya bukanlah hal
yang baru (pemikiran ini sudah ada pada zaman Yunani kuno), tetapi
pandangan bahwa lingkungan alam memengaruhi kondisi tingkah laku
manusia di suatu wilayah merupakan persoalan di kalangan para ahli
geografi. Bentuk pandangan geografi ini masih berurat dan berakar di
Amerika Serikat hingga tahun 1920-an. Walaupun hampir semua ahli
geografi Amerika sudah meninggalkan pandangan ini sejak tahun 1920-an,
pandangan kaum environmentalisme ini masih dapat dijumpai dalam
berbagai buku pelajaran di sekolah-sekolah.

Anda mungkin juga menyukai