Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi

Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul MananSimatupang


Kisaran Tahun 2016

Misrah Panjaitan, S.Kep, Ns, M.Kep

ABSTRAK

Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan
gizinya. Masalah gizi di wilayah Kabupaten Batu Bara masih memerlukan perhatian serius. Data
di Puskesmas Lalang, dari 70 orang ibu yang mempunyai balita tersebut, terdapat 36 orang balita
yang mengalami kurang gizi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan ibu tentang gizi pada balita di Puskesmas Lalang Kecamatan
Medang Deras Kabupaten Batu Bara tahun 2016.
Jenis penulisan ini adalah penulisan eksperimen dengan desain pre-experimental design
dalam bentuk pretest-posttest control group design atau pretest-posttest kelompok control.
Teknik pengambilan sampel dalam penulisan ini adalah total sampling yang dibagi dalam 2
kelompok yaitu intervensi dan kontrol masing-masing sebanyak 16 orang. Jenis data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulan dengan menggunakan lembar
kuesioner kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan Wilcoxon Test.
Hasil penulisan menunjukkan terdapat perbedaan bermakna pengetahuan responden
kelompok intervensi ketika diberi pretest dan posttest setelah diberi pendidikan kesehatan
dengan nilai p-value < α (0,001 < 0,05). Namun untuk kelompok kontrol, tidak terdapat
perbedaan yang bermakna ketika pretest maupun posttest, dengan nilai p-value > α (0,791 >
0,05).
Kesimpulan dalam penulisan ini adalah terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan ibu tentang gizi pada balita. Diharapkan bagi pelayanan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Lalang yang sudah menjadi kepercayaan masyarakat dapat lebih mengaplikasikan
perannya sebagai konselor dan edukator dalam mengoptimalkan kinerja untuk menangani balita
yang kekurangan gizi terus memberikan penyuluhan tentang gizi kepada masyarakat agar
pengetahuan mereka menjadi lebih baik.
Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Gizi Balita
Daftar Pustaka : 18 Buku + 2 Website (2005 + 2016)
PENDAHULUAN (Mansjoer, 2000). Apendisitis adalah
penyebab paling umum inflamasi akut pada
1. Latar Belakang
kuadran kanan bawah rongga abdomen,
Apendisitis merupakan peradangan
penyebab paling umum untuk bedah
dari apendiks vermiformis, dan merupakan
abdomen darurat (Smeltzer, 2002).
penyebab abdomen akut yang paling sering

184
Menurut Sjamsuhidajat (2004), Indonesia, apendisitis akut merupakan salah
diagnosis apendisitis akut baru dapat satu penyebab dari akut abdomen dan
ditegakkan jika semua syarat terpenuhi yaitu beberapa indikasi untuk dilakukan operasi
riwayat nyeri perut kanan bawah yang lebih kegawatdaruratan abdomen. Insiden
dari dua minggu, terbukti terjadi radang akut apendisitis di Indonesia menempati urutan
apendiks baik secara makroskopik maupun tertinggi di antara kasus kegawatan
mikroskopik, dan keluhan menghilang pasca abdomen lainnya (Taufik, 2011 dalam Yanti
apendiktomi. Bila diagnosis klinis sudah 2012).
jelas, tindakan paling tepat dan merupakan Apendiktomi merupakan
satu-satunya pilihan yang baik adalah pembedahan atau operasi klasik
apendektomi. pengangkatan apendiks. Operasi
WHO memperkirakan insidens Apendiktomi merupakan salah satu jenis
apendicitis di dunia tahun 2007 mecapai 7% operasi mayor. Operasi mayor biasanya
dari keseluruhan jumlah penduduk dunia. Di membawa beberapa derajat resiko bagi
Amerika Serikat appendicitis merupakan pasien yang menjalaninya seperti adanya
kedaruratan bedah abdomen paling sering bagian tubuh yang dihilangkan sehingga
dilakukan, dengan jumlah penderita pada akan terjadi kecacatan dan perubahan bentuk
tahun 2008 sebanyak 734.138 orang dan tubuh. Pembedahan juga dapat
meningkat pada tahun 2009 menjadi menimbulkan trauma fisik yang luas, dan
739.177 (Santacrore & Craigh, 2012 dalam resiko kematianya sangat serius, misalnya
Yusuf 2014). total abdominal histerektomi, reseksi kolon,
Data Departemen Kesehatan RI pada dan lain-lain. Resiko tinggi ini menimbulkan
tahun 2008 jumlah penderita appendicitis di dampak atau pengaruh psikologis pada
indonesia mencapai 591.819 orang dan pasien pre operasi.
meningkat pada tahun 2009 sebesar 596.132 Rumusan Masalah
orang. Kelompok usia yang umumnya Berdasarkan latar belakang di atas
mengalami appendicitis yaitu pada usia penulis merumuskan suatu permasalahan
antara 10-30 tahun. Dimana insiden laki-laki penelitian yakni apakah ada hubungan
lebih tinggi daripada perempuan (Eylin, dukungan keluarga dengan tingkat
2009 dalam Yusuf 2014). Dari hasil Survei kecemasan pasien pre operasi Apendiktomi
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul

185
Manan Simatupang Kisaran Tahun 2016. dukungan yang telah diberikan keluarga
pada anggota keluarga/pasien yang akan
2. Tujuan Penelitian menjalani operasi Apendiktomi sehingga
a. Tujuan Umum dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan
Untuk mengidentifikasi hubungan terutama dokter dan perawat agar segera
dukungan keluarga dengan tingkat dilakukan konseling terhadap keluarga
kecemasan pasien pre operasi Apendiktomi terdekat pasien.
di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul b. Peneliti
Manan Simatupang Kisaran tahun 2016 Untuk menambah pengetahuan dan
b. Tujuan Khusus wawasan peneliti tentang hal-hal yang dapat
1) Mengidentifikasi dukungan keluarga mempengaruhi kecemasan pasien pre
pasien pre operasi Apendiktomi di operasi Apendiktomi berupa pemberian
Rumah Sakit Umum Daerah Haji dukungan oleh keluarga serta menambah
Abdul Manan Simatupang Kisaran pengalaman peneliti dalam melakukan
tahun 2016 penelitian.
2) Mengidentifikasi tingkat kecemasan c. Responden
pasien pre operasi Apendiktomi di Memberi pengetahuan tentang
Rumah Sakit Umum Daerah Haji manfaat dari dukungan yang diberikan
Abdul Manan Simatupang Kisaran keluarga pada pasien pre operasi dan
tahun 2016 memotivasi serta menurunkan tingkat
3) Mengetahui hubungan dukungan kecemasan responden yang akan menjalani
keluarga dengan tingkat kecemasan operasi.
pasien pre operasi Apendiktomi di
Rumah Sakit Umum Daerah Haji METODOLOGI PENELITIAN
Abdul Manan Simatupang Kisaran
tahun 2016 3.1 Desain Penelitian
3. Manfaat Penelitian 1  Desain Penelitian yang digunakan
a.  Tempat Penelitian adalah deskriftif korelasi yakni
Hasil penelitian ini dapat dijadikan menggambarkan suatu keadaan yang
sebagai sumber informasi/pengetahuan objektif dan menelaah hubungan antara dua
dalam mengidentifikasi sejauh mana variabel pada suatu situasi atau sekelompok

186
subjek. Hal ini diakukan untuk melihat penelitian ini adalah pasien yang akan
hubungan antara gejala satu dengan gejala menjalani operasi Apendiktomi di Rumah
yang lain atau variabel satu dengan variabel Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan
yang lain (Notoatmodjo, 2010). Simatupang Kisaran Tahun 2016.
Berdasarkan hasil survey data rekam medik
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian rumah sakit yang telah dilakukan, pada
3.2.1 Lokasi Penelitian Januari hingga Juni 2016, tercatat 52 orang
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit pasien dengan diagnosa apendiktomi di
Umum Daerah Haji Abdul Manan rumah sakit tersebut dengan jumlah rata –
Simatupang Kisaran Tahun 2016, karena rata sebesar 17 orang pasien apendiktomi
banyaknya pasien pre operasi khususnya setiap bulannya.
apendiktomi yang mengalami kecemasan, 3.3.2 Sampel Penelitian
jumlah populasi mencukupi, adanya Sampel adalah sebagian atau wakil
referensi yang mendukung, lokasi yang populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
mudah dijangkau, dan sepanjang Teknik pengambilan sampel yaitu
pengetahuan peneliti belum pernah Accidental Sampling, merupakan teknik
dilakukan penelitian tentang hubungan pengambilan sampel dengan mengambil
dukungan keluarga dengan tingat kecemasan kasus atau responden yang kebetulan ada
pasien pre operasi Apendiktomi di lokasi atau tersedia (Notoatmodjo, 2010). Sampel
tersebut. dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
3.2.2 Waktu Penelitian yang akan menjalani operasi Apendiktomi di
Proses penelitian ini dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul
pada Januari – Juni 2016. Manan Simatupang Kisaran pada bulan Mei
3.3 Populasi dan Sampel sampai Juni 2016.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam

187
Definisi Operasional
Untuk menghindari tanggapan tentang konsep, maka peneliti akan memberikan batasan
operasional sebagai berikut :
Tabel 3.1. Definisi Operasional

Variabel
No Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian

1. Variabel
Indenpeden :
Dukungan Bantuan yang Kuesioner Penilaian Ordinal
Keluarga diberikan oleh salah dukungan
satu dari keluarga :
ayah/ibu/suami/istri
pada pasien Pre - 61-80
Operasi dukungan
Apendiktomi di keluarga baik
Rumah Sakit - 41-60 :
Umum Daerah Haji dukungan
Abdul Manan keluarga
Simatupang cukup
Kisaran Tahun - 20-40 :
2016 dukungan
keluarga
kurang
2. Variabel
Dependen :
Tingkat Respon emosional Kuesioner Penilaian tingkat Ordinal
Kecemasan dan rasa kecemasan :
kekhawatiran yang
timbul secara - 14-24 : cemas
subjektif pada ringan
pasien Pre Operasi - 25-35 : cemas
Apendiktomi di sedang
Rumah Sakit - 36-46 : cemas
Umum Daerah Haji berat
Abdul Manan - 47-56 : cemas
Simatupang panik
Kisaran Tahun
2016

188
Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

Tabel 3

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul MananSimatupang Kisaran
Tahun 2016

Kelompok Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


Intervensi Baik 6 20,0
Cukup 8 26,7
Kurang 16 53,3
Total 30 100
Kontrol Baik 8 26,7
Cukup 5 16,7
Kurang 17 56,6
Total 30 100

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa pengetahuan responden pada kelompok


intervensi dan kelompok kontrol mayoritas adalah kurang masing-masing sebesar 16 orang
(53,3%) dan 17 orang (56,6%).
Tabel 4

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran
Tahun 2016

Kelompok Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Intervensi Baik 19 63,3

Cukup 7 23,3

Kurang 4 13,4

Total 30 100

Kontrol Baik 8 26,7

Cukup 6 20,0

Kurang 16 53,3

Total 30 100

189
Berdasarkan tabel di atas, terlihat Langkah berikutnya adalah
bahwa setelah dilakukan pendidikan melakukan uji hipotesis untuk mengetahui
kesehatan kepada kelompok intervensi, bagaimana pengaruh pendidikan kesehatan
terjadi perubahan peningkatan pengetahuan terhadap pengetahuan pencegahan diare
responden yang sebelumnya mayoritas pada anak usia sekolah dasar. Berdasarkan
berpengetahuan kurang, setelah dilakukan uji Saphiro-wilk diketahui bahwa sebaran
pendidikan kesehatan menjadi mayoritas data tidak normal sehingga dilanjutkan
berpengetahuan baik. Namun pada dengan uji statistik non parametrik Wilcoxon
kelompok kontrol, baik ketika dilakukan Test.
pretest maupun posttest pengetahuan
responden mayoritas adalah kurang.

2. Analisa Bivariat

.Tabel 5

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi


Apendiktomi Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Manan Simatupang Kisaran
Tahun 2016

Kelompok n Mean SD P-Value

Intervensi Pretest 1,67 0,802 0,000


30
Posttest 2,50 0,731

Kontrol Pretest 1,70 0,877 0,317


30
Posttest 1,73 0,868

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan bermakna pengetahuan


responden kelompok intervensi ketika diberi pretest dan posttest setelah diberi pendidikan
kesehatan yang meliputi penyuluhan, diskusi, dan simulasi dengan nilai p-value < α (0,000 <
0,05). Namun untuk kelompok kontrol, tidak terdapat perbedaan yang bermakna ketika pretest
maupun posttest, dengan nilai p-value > α (0,317 > 0,05).

190
Pembahasan mengakibatkan mereka menjadi mudah
1. Dukungan Keluarga Dengan Tingkat terserang diare.
Kecemasan Pasien Pre Operasi
Terlihat dari survey awal yang telah
Apendiktomi
dilakukan, bahwa banyak siswa di SD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Negeri No. 013871 yang tidak masuk
pengetahuan responden tentang penyakit sekolah karena mengalami diare. Hal ini
diare pada saat dilakukan pretest kurang, terjadi karena mereka sering jajan
baik itu kelompok intervensi maupun sembarangan. Apalagi letak SD yang berada
kelompok kontrol. Berdasarkan kuesioner di pinggir jalan raya membuat banyaknya
yang dijawab oleh responden, banyak dari pedagang-pedagang jajanan yang berjualan
responden yang tidak dapat menjawab benar di sekitar sekolah. Dan tentunya jajanan-
mengenai pertanyaan tentang diare. Terlihat jajanan ini belum tentu higienis dan sehat
dari jawaban mereka hanya sedikit dari sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
responden yang dapat menjawab benar diare pada orang yang mengkonsumsinya.
bahwa keracunan makanan dapat
Pengetahuan tentang diare
menyebabkan diare. Mengenai mual dan
merupakan serangkaian pemahaman dan
muntah yang terjadi saat diare, tidak banyak
konsep yang telah dimiliki oleh seseorang
dari mereka yang dapat menjawab dengan
sehubungan dengan kejadian diare yang
benar. Responden juga tidak banyak yang
mencakup penyebab diare, pencegahan dan
tahu bahwa larutan oralit dapat digantikan
penanganan secara lengkap. Kejadian diare
dengan larutan gula garam. Begitu juga
pada anak tidak terlepas dari adanya
tentang kekurangan cairan atau dehidrasi
pemahaman yang lebih mendalam terhadap
yang merupakan tanda bahaya pada diare,
orang tua dan terutama pada ibu sebagian
banyak dari mereka yang belum
pihak yang terdekat dengan anak.
mengetahuinya. Mengenai buang air besar di
Pengetahuan tentang diare sehubungan
sembarang tempat dapat menularkan diare
dengan adanya informasi yang telah
hanya sedikit yang mengetahuinya dan
diterima sebelumnya oleh anak, dimana
mengenai penularan diare melalui lalat yang
informasi tersebut dapat diperoleh dari
hinggap pada makanan juga tidak banyak
berbagai sumber baik melalui media
yang mengetahuinya. Ketidaktahuan mereka
penyuluhan langsung dari tenaga kesehatan
tentang cara penularan penyakit diare

190
maupun dengan media lain seperti media keehatan adalah suatu penerapan konsep
cetak surat kabar, majalah, buku dan lain- pendidikan di dalam bidang kesehatan.
lain (Rauf et al, 2013, hal. 49). Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan
kesehatan adalah suatu praktik pendidikan.
Pengetahuan sebagai parameter
Oleh karena itu, konsep pendidikan
keadaan sosial dapat sangat menentukan
kesehatan adalah konsep pendidikan yang
kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat
diaplikasikan pada bidang kesehatan.
terhindar dari penyakit asalkan pengetahuan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu
tentang kesehatan dapat ditingkatkan,
proses belajar, yang berarti di dalam
sehingga sikap dan perilaku menjadi sehat
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
(Slamet, 2009).
perkembangan, atau perubahan ke arah yang
lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang
pada diri individu, kelompok, atau
2. Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi
masyarakat. (Notoadmodjo, 2007, hal. 108).
Apendiktomi
Berdasarkan hasil penelitian, terlihat Pendidikan dilakukan dengan cara
bahwa setelah dilakukan pendidikan memberikan penyuluhan tentang diare
kesehatan kepada kelompok intervensi, kepada responden (kelompok intervensi).
terjadi perubahan peningkatan pengetahuan Selain penyuluhan, responden juga
responden yang sebelumnya mayoritas diberikan leaflet tentang pencegahan
berpengetahuan kurang, setelah dilakukan penyakit diare. Setelah itu responden
pendidikan kesehatan menjadi mayoritas diberitahu cara mencuci tangan dengan
berpengetahuan baik. Namun pada sabun dengan cara yang benar. Untuk
kelompok kontrol, baik ketika dilakukan pencegahan dan penanganan awal dari
pretest maupun posttest pengetahuan penyakit diare, responden diajarkan cara
responden mayoritas adalah kurang, yaitu membuat oralit dan larutan gula garam.
ketika diberikan pretest dan ketika Dengan pemberian pendidikan kesehatan
dilakukan posttest. yang baik dan bermanfaat ini, telah
membentuk pengetahuan responden
Ini berarti pendidikan kesehatan
meningkat menjadi lebih baik.
sangat penting dalam merubah pengetahuan
seseorang menjadi lebih baik. Pendidikan

191
Sekolah merupakan DAFTAR PUSTAKA
lembaga/komunitas terorganisasi yang
membina dan meningkatkan kualitas sumber
daya manusia. Usia sekolah merupakan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
proporsi kelompok umur terbanyak dan peka (edisi revisi VI). Jakarta. Rineka Cipta
terhadap perubahan. Program pendidikan
Chandra, Venny Ayuni. 2014. Hubungan
kesehatan di sekolah berupaya menciptakan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
lingkungan sekolah yang sehat, baik aspek Kecemasan Pasien Pre Operasi Di
Ruang Bedah RSUD Padang Panjang.
nonfisik/mental sosial dan aspek fisik, diunduh dari website
melalui penyuluhan kesehatan serta http://jurnal.umsb.ac.id/wp-
content/uploads/2014/09/JURNAL-
pemeliharaan dan pelayanan kesehatan VENNY-AYUNI-CHANDRA-
sekolah. Penyuluhan kesehatan dilakukan S.Kep_.pdf pada tanggal 9 April
Maret 2016 jam 18.02 wib
dengan cara memberikan pengetahuan
tentang prinsip dasar hidup sehat, Friedman, M.M, Bowden, V.R, & Jones,
E,G. 2010. Buku ajar keperawatan
mengajarkan sikap dan perilaku hidup sehat, keluarga: Riset, Teori, dan Praktik
serta membentuk kebiasaan hidup sehat Edisi 5. Jakarta. EGC
(Mubarak, 2012, hal. 12-13). Hawari, Dadang. 2009. Psikometri Alat
Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta.
Pelaksanaan diberikan melalui FKUI
peningkatan pengetahuan penanaman nilai
Hidayat, A.Aziz A. 2010. Metodologi
dan sikap positif terhadap prinsip hidup Penelitian Keperawatan Teknik
sehat dan peningkatan keterampilan dalam Analisa Data. Jakarta. Salemba
Medika
melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan dan perawatan Jumaidar. 2009. Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Dukungan
kesehatan. Salah satu materi pendidikan Keluarga Terhadap Perawatan Pasien
kesehatan adalah mengenal bahaya penyakit Pasca Stroke Di Poliklinik Syaraf
Rumah Sakit Umum Pusat DR. M.
diare. Djamil Padang. diunduh dari website
http://repository.unand.ac.id/17990/1/P
ENELITIAN.pdf pada tanggal 9 April
Maret 2016 jam 16.54 wib

Mansjoer, A. Dkk. 2002. Kapita Selekta


Kedokteran. Jakarta. FKUI

192
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi pada tanggal 10 April Maret 2016 jam
Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka 06.56 wib
Cipta.
Yusuf, Nurary. 2014. Faktor-Faktor Yang
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Mempengaruhi Proses Penyembuhan
Metodologi Penelitian Ilmu Luka Post Appendictomy di RSUD
Keperawatan. Jakarta. Salemba Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo
Medika Tahun 2013. diunduh dari website
http://eprints.ung.ac.id/5333/3/2013-1-
Potter dan Perry. 2005. Fundamental 14201-841409087-bab1-
Keperawatan Konsep, Proses, Praktik 26072013032102.pdf pada tanggal 10
Edisi keempat, volume satu. Jakarta. April Maret 2016 jam 06.47 wib
EGC
Yusra, Aini. 2011. Hubungan Antara
Rahman, Rafi Devia. 2013. Asuhan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Keperawatan Nyeri Akut Pada Ny.W Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Dengan Post Operasi Apendiktomi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah
Atas Indikasi Apedisitis Akut Di Ruang Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Cempaka RS Panti Waluyo Surakarta. diunduh dari website
diunduh dari website http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2028
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id 0162-T%20Aini%20Yusra.pdf pada
/files/disk1/10/01-gdl-rafideviar-473- tanggal 9 April Maret 2016 jam 17.18
1-rafidev-n.pdf pada tanggal 9 April wib
Maret 2016 jam 18.14 wib
Yusrizal. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi
Setiadi. 2008. Diktat Psikologi Abnormal. Nafas Dalam Dan Masase Terhadap
Yogyakarta. Nuha Medika Penurunan Skala Nyeri Pada Pasien
Pasca Apendiktomi Di Ruangan Bedah
Smeltzer S.C & Bare B. G. 2002. Buku Ajar RSUD DR M Zein Painan. Tahun
Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2012. diunduh dari website
2. Jakarta. EGC http://repository.unand.ac.id/17872/1/
Stuart dan Sudden. 2006. Buku Saku YUSRIZAL.pdf pada tanggal 9 April
Keperawatan Jiwa Edisi Lima. Jakarta. Maret 2016 jam 18.21 wib
EGC

Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar


Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC

Yanti, Fitri. 2012. Analisis Efektivitas Biaya


Penggunaan Antibiotika Pada Bedah
Apendik Di Rumah Sakit Umum
Daerah Cut Meutia Lhokseumawe
Pada Tahun 2011. diunduh dari
website
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12
3456789/41254/4/Chapter%20I.pdf

193

Anda mungkin juga menyukai