Anda di halaman 1dari 14

NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP

“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”


Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB

01. Bagaimana apabila kita telah bersemangat dalam meraih kesuksesan terkadang
di tengah jalan merasa kendor? Bagaimana menghadapinya?
(Inayatun Ni'mah, IAIN Kudus)

Jawaban:
Dalam kaidah tasawuf, iman saja bisa bertambah dan berkurang. Hati saja
bisa berbolak balik sebagaimana falsafah Jawa: esuk dele sore tempe. Apalagi
dengan semangat. Di sinilah kita perlu mereview tujuan kita. Kalau tujuan itu
belum membuat kita bersemangat, maka perlu direvisi. Boleh jadi niat awal tidak
karena Allah tapi di pertengahan dialihkan untuk Allah, dan itu sah-sah saja. Kita
mengenal hadis innamal a’maalu binniyaat tapi juga ada hadis lain: innamal
a’maalu bikhowaatimihaa. Amal itu tergantung pada niat di awal, tapi
diterimanya amal itu juga bisa jadi karena faktor endingnya. Ada cerita tentang
KH. Bisri Musthofa (ayahanda Gus Mus, Rembang) yang ditanya oleh KH. Ali
Maksum mengapa beliau bisa sangat produktif menulis, jawabannya: Saya niat
menulis itu nyambut gawe. Saya seperti halnya penjahit. Lihatlah penjahit,
walaupun ada tamu, penjahit tidak akan berhenti menjahit. Dia menemani
tamunya sambil terus menjahit, jika tidak, dia tidak bisa makan. Saya juga begitu.
Kalau diawali dengan niat mulia, setan akan mengganggu sampeyan dan tulisan
sampeyan tidak akan selesai. Nanti kalau tulisan sudah jadi, dan akan diserahkan
ke penerbit, baru kita niati yang mulia-mulia, linasyril ‘ilmi misalnya. Jadi, setan
perlu kita tipu.
Dalam salah satu bahasan materi saya, ada istilah bidayah, hidayah, nihayah.
Sesuai penuturan ulama, bidayah (permulaan) itu bisa mempengaruhi nihayah
(tujuan akhir). Kita harus meniti jalan setelah mengawali dengan bidayah yang
baik. Kenapa kita kendor di tengah jalan? Bisa jadi karena hidayah (petunjuk)
dari Allah tercabut sebab kita bermaksiat sehingga Allah melalaikan kita dari
jalan yang lurus, menguji kita apakah tetap fight atau tidak. Bisa juga kendor itu
karena tujuan akhir kita tidak jelas.
Mungkin kita tidak bisa mengubah haluan niat semudah Mbah Kiai Bisri.
Oleh karena itu, demi amannya mari kita muliakan niat sejak awal beraktifitas.
Usahakan setiap kegiatan duniawi tetap bernilai ukhrawi dengan diniati mencari
ridha Allah. Karena biarpun nanti ternyata kendor, niat baik itu tetap tercatat
pahalanya dan sedikit banyak bisa mempengaruhi perilaku kita. Kata guru saya,
ibaratnya kalau kita menanam padi, selain bisa memanen padi pasti akan dapat
bonus rumput. Tapi kalau tanam rumput, selamanya tidak akan tumbuh padi.
Kalau kita niat akhirat, dunia dapat. Kalau orientasinya hanya dunia, akhirat
tamat.
Wallahu waliyyut taufiq.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
02. Bagaimana meningkatkan rasa keyakinan dalam diri sendiri bahwa kita bisa dan
bagaimana menghindari ucapan orang lain yang membuat sakit hati walaupun
disuruh tuli tapi hati manusia tidak bisa dipungkiri merasakan sakit apabila di
ejek/diomongkan orang bahwa si A lulusan sarjana kok gak kerja layak, sarjana
kok masuk pabrik dan lain sebagainya...bagaimana mengatasi hal tersebut supaya
semangat dalam mengejar apapun?
(Siti Lailatur Rohmaniyah, Kramat Dempet Demak)
Jawaban:
Normal sekali bila orang menilai kita. Kita saja yang harus pandai-pandai
mengabaikan penilaian yang meruntuhkan mental dan memblokirnya agar tidak
sampai masuk ke alam pikiran. Sebenarnya kalau kita merenungkan, tidak ada
pekerjaan yang hina. Tak ada yang patut dicela. Kita bisa duduk enak belajar di
gedung perkuliahan itu berkat jasa tukang bangunan, berarti profesi tukang itu
sangat mulia. Tidak bisa ke mana-mana sebab tak punya kendaraan, maka profesi
ojek online juga tak kalah mulia. Lalu apa salahnya seorang sarjana kemudian
berprofesi yang tidak sesuai dengan ijazahnya, ikut bekerja bersama mereka yang
mungkin bahkan tak punya ijazah. Pekerjaan apapun bagi Nabi adalah mulia
asalkan halal. Jika beliau ditanya oleh seseorang tentang pekerjaan paling mulia,
beliau menjawab yang paling mulia adalah pekerjaannya orang tersebut sehingga
orang itu puas dan berbesar hati.
Suatu ketika Nabi ditemui oleh seseorang yang meminta bantuan karena ia
tidak punya apa-apa untuk menafkahi keluarganya yang belum makan. Nabi
memilih untuk tidak memberi bantuan langsung tapi meminta orang itu mencari
kayu bakar untuk bisa dijual yang hasilnya sebagian untuk makan dan
sebagiannya ditabung. Begitu seterusnya sehingga tabungannya bisa untuk modal
bekerja yang lebih layak. Dalam hal ini Nabi telah mengajarkan bahwa memberi
kail/pancing itu lebih berharga daripada memberi ikan.
Kita harus menanam keyakinan di lubuk hati terdalam bahwa yang paling
mulia adalah yang paling bertakwa. Ketakwaan itu tidak bisa diukur dengan
pekerjaan maupun ijazah pendidikan formal.
Fokus tentang masalah kebingungan kerja apa setelah lulus kuliah agar tidak
mudah diejek orang, silakan mulai dengan mencari pekerjaan yang berbasis jasa
seperti guru, editor, copywriting, salesman dsb. Bertahanlah dengan pekerjaan
tersebut sampai ilmu dan tabunganmu cukup lalu mulailah menciptakan kerja
sendiri, berbisnis, atau jenis kerja lain yang penghasilannya lebih besar. Jangan
sejak awal menetapkan target tidak mau bekerja kalau tidak kerjaan tertentu,
karena sebagaimana mencari pasangan yang tepat, terkadang pekerjaan yang
tepat itu tidak bisa langsung didapat, kecuali tipe orang yang selalu beruntung.
Pengalaman saya pribadi, bekerjalah dengan penuh dedikasi dan integritas
tinggi dalam pekerjaanmu sekarang. Itu akan membukakanmu jalan menuju
pekerjaan yang lebih layak, sesuai kualitas kepribadianmu yang semakin
meningkat. Biidznillah.
Wallahu waliyyut taufiq.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB

03. Setelah saya membaca, menelaah dan memahami materi-materi tersebut diatas
terdapat pesan yg sangat luar biasa pak dan insyaAllah saya terinspirasi, namun
saya ada pertanyaan; Pada sub bab sejarah untuk masa depan terdapat kalimat:
Dan jika masa lalumu sangat brillian, jauhkan itu dan jangan pamerkan. Yang saya
tanyakan, bukankah sesuatu hal yg brillian seharusnya lebih kita gali, ungkit dan
kembangkan lagi? bukan malah kita jauhi dan tidak memamerkannya. Mohon
penjelasan dan jawabannya ustadz, sekian terima kasih.
(Ayu Listianasari, IAIN Kudus)

Jawaban:
Dalam QS. Adl-Dluha ayat terakhir kita memang dianjurkan untuk tahadduts
binni’mah, membicarakan nikmat, kebaikan dan prestasi yang pernah didapat
agar bisa memotivasi orang lain. Tapi masalahnya, jika orang tak terbiasa
melakukan hal itu, setan akan memanipulasinya sehingga timbullah rasa
sombong, atau minimal ujub. Ini yang harus kita jauhi karena salah satu faktor
penghambat kesuksesan seseorang adalah sombong, di samping dengki dan
dusta. Orang sombong itu tak akan mau mengambil faidah atau belajar dari orang
lain sebab terkena virus iktifa’ yang harus dijauhi oleh semua penuntut ilmu,
yakni merasa cukup. Virus inilah yang membuat kita tidak peka untuk bertanya di
kelas sebab mengira penjelasan rekan pemateri atau dosen sudah jelas. Padahal
penuntut ilmu itu dalam bahasa Arab disebut tholib sebab dulu para pelajar atau
santri itu hobinya selalu meminta penjelasan kepada gurunya, mencari
keterangan yang belum diketahuinya.
Kalau belum terbiasa tahadduts binni’mah, maka opsi terbaik adalah jauhi
dulu agar jangan sampai kesombongan itu merampas potensi kesuksesan dari
awal. Sama halnya jika ada orang yang ingin mendapat kesunnahan dengan
memakai jubah tapi ternyata timbul riya’ atau ujub dalam hatinya, malah
berujung dapat dosa. Cara yang baik dalam tahadduts binni’mah sebagaimana
dicontohkan Nabi Yusuf AS saat Raja Mesir kesulitan mencari figur orang yang
pantas dan mampu menangani potensi paceklik tujuh tahun yang akan melanda,
lalu Nabi Yusuf tampil ke depan dan mengaku, “Aku bisa”. Dalam konteks masa
kini, curriculum vitae atau portofolio kita diisi dengan baik dan lengkap dan
diajukan saat dibutuhkan sehingga orang lain tahu kapasitas, kapabilitas dan
kompetensi kita tanpa harus dipamerkan dalam status media sosial yang itu bisa
jadi mengundang kedengkian dari orang yang tak suka dengan kita.
Dalam hal ini, kiranya nasehat sahabat Ali bin Abi Thalib sudah cukup
mewakili apa yang saya maksudkan sejak awal: Jangan menjelaskan tentang
dirimu kepada siapapun. Karena orang yang menyukaimu tidak butuh itu, dan
orang yang membencimu tidak percaya itu.
Wallahu waliyyut taufiq.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
04. Saya ingin bertanya beberapa hal berikut:
- Sejauh mana hubungan antara profit dan benefit dalam memupuk rasa
percaya diri?
- Bagaimana menentukan sebuah prioritas disaat yang sulit?
- Bagaimana pendapat narsum tentang pernyataan berikut:
Apakah singa adalah hewan berbahaya? Tidak. Jika singa itu sedang tidur.
Sama dengan kamu. Sehebat apa pun potensi dalam dirimu. Itu tidak akan
menjadi apa apa jika potensi itu kamu biarkan tertidur dan terkubur. Sudah
saatnya kamu bangun, gali dan berdayakan segenap potensi dirimu. Tanpa tapi
dan tanpa nanti.
(Nani Tuti Juliana, Kanwil Kemenag Propinsi Banten)

Jawaban:
Benefit biasa diartikan keuntungan non materi. Bisa berupa relasi bisnis
maupun karir dan sesuatu yang menambah pengetahuan atau keahlian kita di
bidang kita sendiri. Sementara profit adalah sesuatu keuntungan yang berupa
materi atau bernilai uang. Manusia itu memang diciptakan dalam fitrah menyukai
keuntungan sehingga dicipta pula surga dan neraka karena dalam tingkatan
hamba tertentu ada hamba Allah yang beribadah yang orientasinya ingin surga.
Kita bisa sukses itu kalau kita tahu tujuan kita, tujuan yang nantinya bisa
dibanggakan. Kalau kita fokus bekerja dengan profit oriented saja, maka itu akan
sangat rugi karena kita bisa hidup sampai sekarang nyatanya berkat banyaknya
benefit. Contoh, di daftar kontak HP kita mungkin menyimpan nomor seseorang
yang tidak pernah kita hubungi tapi tiba-tiba sangat kita butuhkan dan
untungnya nomornya ada kita simpan. Dalam contoh lain, kita mungkin pernah
bertemu dengan teman yang lama tidak kita jumpai dan tiba-tiba dalam
pertemuan itu teman itu menolong kita yang memang saat itu benar-benar butuh
pertolongan. Kenapa orang itu mau menolong? Bisa jadi karena ia tahu karakter
kita baik dan bisa dipercaya. Nah, kalau kita tidak yakin kalau nanti ada profit
atau benefit, maka kerja bisa jadi tidak fokus sebab ketika pekerjaan itu selesai,
tidak ada apresiasi yang pantas. Di sinilah profit dan benefit bisa membantu
dalam pembentukan rasa percaya diri yang biasanya dikonversi dalam kalimat:
“Aku pasti bisa kerjakan dan hasilnya pasti akan aku dapatkan!”
Menentukan prioritas di kala genting itu dibutuhkan kecepatan memilih dan
memilah lebih jeli mana yang lebih penting (bagi diri sendiri). Dari yang sama-
sama penting itu mana yang lebih urgen (mendesak harus segera dilaksanakan).
Dari yang sama-sama urgen itu manakah yang nilai manfaatnya lebih banyak bagi
orang lain. Pasti ada dari sekian opsi itu yang paling penting, urgen dan
bermanfaat. Yang biasa dicontohkan oleh guru saya adalah, jika kamu hendak
salat saat waktu tersisa beberapa menit saja dan tiba-tiba di dekat kamu ada
orang yang tercebur ke sungai dan tidak bisa berenang, maka tinggalkanlah salat
untuk menolongnya, karena salat bisa diqodlo’ sementara nyawa tak bisa diganti.
Banyak orang terkubur bersama impian dan bakatnya yang selama hidup
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
belum sempat tercapai atau tersalurkan. Bekerjalah sesuai hati nuranimu, sesuai
yang kamu sukai, karena bekerja di lingkungan atau bersama orang yang tidak
kita sukai, kerja itu tidak akan terasa nikmat. Maka sebisa mungkin sejak dini
harus dilatih untuk mengenal diri dengan segala macam potensi yang terpendam.
Kita memang singa yang sedang tertidur dan kalaupun sudah bangun, belum
tentu bangun dengan kesadaran yang penuh. Kita harus sadar bahwa seindah-
indahnya mimpi, mimpi terindah adalah yang terealisasikan dengan bangun dari
tidur.

05. Bagaimanakah cara mengatasi setiap masalah yang datang, bertubi-tubi, dan
datangnya masalah itu selalu masalah yang besar? Dan Bagaimana cara
memotivasi, meyakinkan pada diri sendiri, sedangkan masalah selalu datang?
(Isti Noor Rukhah, Universitas Terbuka)
Jawaban:
Kita harus mawas diri. Sebelum menyelesaikan masalahnya, ada yang lebih
penting yakni mengapa masalah itu datang. Bisa jadi kehidupan seseorang penuh
dengan masalah sebab dulu pernah durhaka kepada orang tua yang belum
termaafkan, terikhlaskan oleh mereka. Bisa juga sebab ketidakridhoan pasangan,
jika sudah menikah sehingga masalah muncul tak pernah usai, semisal anaknya
sakit-sakitan. Kita juga harus sadar bahwa masalah datang bisa sebagai ujian dari
Allah bagi hambaNya agar bisa naik kelas. Dalam Al-Qur’an sudah
َ dijelaskan,
َ َ
َ ‫ُ رَُ ْٓ َ ُ ُْٓ َ َ ُ َ ر‬
‫ام َّنا َوه رم َل ُيف َت ُنون‬ ُ َّ‫ِب ٱنل‬
‫اس أن يۡتكوا أن يقولوا ء‬ َ ‫أ َحس‬
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami
telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? QS. Al-Ankabut: 2.
Orang itu semakin sulit ujiannya, kadar keimanannya lebih istimewa dari
orang yang hampir tak pernah kena masalah. Atau bisa juga lebih disayangi,
diperhatikan oleh Allah, karena semisal Fir’aun yang tak pernah sakit seumur
hidup bukan karena sebab karomah, tapi tadarruj sebab kesombongannya.
Dibiarkan bermaksiat tanpa diingatkan kembali ke jalanNya. Kita husnudhon saja,
dengan diberi ujian yang berat, kita dimampukan untuk melalui ujian itu dan
endingnya akan dinaikkan kelasnya ke dalam golongan orang-orang beriman dan
bertakwa. Kita juga harus sadar bahwa hidup ini pasti penuh dengan masalah
karena yang tidak bermasalah ya yang sudah mati. Bahkan yang sudah mati pun
jika ia kafir atau selama hidupnya punya banyak masalah, ya tetap bermasalah di
alam selanjutnya. Perlu kita cermati pula bahwa sebanyak-banyaknya kita dapat
masalah, jangan sampai orang lain tertular masalah kita, karena jika orang lain
terkena masalah sebab masalah kita, itu akan merembet menjadi masalah baru.
Kita kembalikan masalah yang bertubi-tubi itu kepada Allah karena Ia tak
pernah membebani manusia dengan beban yang melebihi batas (QS. Al-Baqarah:
286) walaupun dalam ilmu kalam, Ia berhak untuk memberi beban seberapapun
kepada siapapun tapi tak jadi sebab rahmatNya yang luas.
Wallahu waliyyut taufiq.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB

06. Dalam kita menjalani kehidupan tentu harus ada motivasi diri utamanya dalam
belajar/menuntut ilmu. Bagaimana cara kita mengamalkan kaidah:
‫المحافظة على القديم الصالح واألخذ بالجديد األصلح‬
untuk diri kita dan orang lain dalam menuntut ilmu?
(Muhammad Ma'ruf Marzuqi, IAIN KUDUS)
Jawaban:
Kaidah tersebut masih sangat relevan bisa kita terapkan. Khususnya dalam
kaitan menuntut ilmu, banyak metode yang ditemukan manusia dalam belajar
sejak dulu kala. Di antara “menjaga perkara lama yang masih bagus” contohnya
adalah metode menghafal. Memang benar bahwa menurut sebagian pakar
pendidikan metode hafalan itu bukan cara belajar yang baik tapi tetap saja itu
termasuk salah satu metode belajar yang disarankan dalam Islam. Buktinya,
dengan hafalan memang materi bisa menancap di hati. Di sisi lain, kita dengan
menghafal juga mengikuti teladan paripurna dari Nabi Muhammad yang metode
belajarnya adalah menghafal ejaan yang didiktekan Jibril AS sebab beliau yang
ummi yang artinya tidak membaca dan tidak menulis. Lalu jika dikombinasikan
dengan kaidah “mengambil perkara baru yang lebih lebih baik” metode hafalan
model lama itu disempurnakan dengan model terbaru. Kalau dulu monoton
dengan membaca lalu diingat-ingat dalam otak, maka di zaman sekarang bisa
dengan bantuan warna atau cerita sehingga hafalan bisa lebih cepat diselesaikan
atau lebih awet di otak. Sama halnya metode membaca huruf hijaiyah yang dulu
hanya ada Baghdadiyah sedangkan kini dikembangkan menjadi beragam metode
seperti Yanbu’a, Qiroati, An-Nahdliyah, Ummi dsb. Yang perlu diketahui bahwa
metode A mungkin cocok bagi seseorang tapi belum tentu cocok diterapkan pada
orang lain sebab karakter, watak, sifat tiap orang berbeda. Kaidah menjaga yang
lama yang masih baik dan mengambil hal baru yang lebih baik itu juga bisa
diterapkan untuk pembelajaran di kampus dan di manapun dalam aktifitas
apapun.
Kenapa kita harus menjaga tradisi orang-orang lama? Karena berkat
pendahulu kita itu, sanad keilmuan kita masih tersambung hingga kepada Rasul.
Dengan kita menjaga warisan mereka, kita dapat pahala belajar dan mereka juga
tetap dapat pahala mengalir sebab merekalah yang memulai kebaikan itu,
sebagaimana kita ketahui dari hadis: man sanna sunnatan hasanatan... dst

07. Bagaimana cara menumbuhkan mindset positif pada diri yang sering insecure?
(Nabila Aufa F., IAIN Kudus)
Jawaban:
Kondisi insecure merupakan salah satu kondisi mental ketika kamu merasa
cemas dan takut secara berlebihan sehingga kamu melakukan sesuatu dengan
berhati-hati. Bahkan, terkadang seseorang yang mengalaminya sering menaruh
curiga pada orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Mindset itu harus selalu dilatih. Dalam QS. Al-Hujurat kita diminta untuk
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
menjauhi banyak prasangka karena sebagian prasangka itu dosa. Nah, suudhon
yang terlalu sering (over) itu bisa menghalangi diri dari kemajuan. Hanya pada
profesi tertentu, prasangka buruk itu boleh bahkan wajib seperti hakim,
pengacara, detektif dsb. Tapi untuk orang umum, sebaiknya berbaik sangka.
Berprasangka itu ada bisa jadi karena ingin mencampuri urusan orang lain. Ingin
tahu urusan orang. Ini yang harus dihindari. Cukuplah kita mengurus diri kita,
bermuhasabah, tidak perlu memikirkan urusannya orang.
Kita urai dulu pokok permasalahannya. Masalah dimulai dengan 1) rasa
cemas dan takut, yang kemudian menjadi 2) berlebihan. Akibatnya muncul
masalah baru, yakni 3) terlalu hati-hati bertindak, bahkan bermuara pada 4)
curigaan pada orang.
Dari situ kita simpulkan bahwa rasa cemas dan takut itu manusiawi, tapi
harus segera dialihkan agar tidak sampai ke taraf berlebihan, karena apapun yang
berlebihan itu pasti tidak baik, bahkan sekalipun itu menyangkut kebaikan.
Pengalihan rasa cemas dan takut bisa dengan beragam cara dan kamu harus tahu
cara manakah yang paling cocok untukmu. Dalam Islam, pengalihan itu bisa
dengan dzikir, sholawat, baca al-Qur’an dsb. Ada yang dengan cara berbincang
dengan teman. Ada kalanya dengan jalan-jalan. Apapun itu, jangan sampai akar
masalah itu merembet sampai berlebihan. Kalau sudah begitu, kehati-hatian dan
curigaan bisa diantisipasi untuk tidak datang lagi.
Orang dengan tipikal seperti ini biasanya butuh teman akrab yang bisa
mengerti keadaan dan memberi support secara konsisten karena memang butuh
waktu hingga benar-benar berubah dari insecure menjadi in syukur.
Wallahu waliyyut taufiq.

08. Kenapa ya Pak, orang seperti saya pada detik-detik mencapai impian malah ada
ujiannya, secara mendadak. Bagaimana cara mensikapinya dan mencari solusinya
Pak?
(M. Syarif Khabibullah, Jepara)

Jawaban:
Nabi pernah menerangkan bahwa ada tipe orang yang pasti kufur jika sehat
sehingga Allah menjadikannya selalu sakit, dan sebaliknya, ada yang pasti kufur
jikalau ditakdirkan sakit sehingga ia selalu sehat. Ada yang pasti kufur jika diberi
kekayaan sehingga ia selalu miskin. Sebaliknya, ada orang yang pasti kufur jika
hidup miskin sehingga Allah menakdirkannya kaya. Itu tanda orang yang dikasihi
Allah. Dengan cara terbaik versi Allah.
Caranya agar kita bisa ikhlas menerima jika diuji seperti itu, ya jangan
membuat takdir terbaik versi sendiri karena yang kita inginkan terkadang bukan
yang kita butuhkan, atau mungkin kita butuhkan tapi menurut Allah belum tiba
saatnya kita mendapatkannya. Nah karena kita tidak tahu apa yang ditakdirkan
untuk kita, maka di sinilah usaha/ikhtiar perlu dilakukan semaksimal mungkin
karena bisa jadi kita tinggal selangkah dalam menggapai kesuksesan.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
Solusi terbaik adalah mengubah sudut pandang terhadap ujian tersebut,
yang awalnya dianggap masalah harus dipandang sebagai berkah. Ada hikmah
yang perlu direnungkan dengan mendadaknya ujian sehingga terhambat belum
sampai garis finish yang tinggal sebentar. Berbesar hati dan pasrah pada ilahi.
Wasta’inuu bishshabri wash sholaah. Sabarlah, salatlah. Bila masih belum cukup,
berarti perlu ibadah sosial. Bersedekahlah sesuai kemampuan untuk orang yang
benar-benar membutuhkan, menyesuaikan kaidah hadis: wallahu fii ‘aunil ‘abdi,
maa kaanal ‘abdu fii ‘auni akhiihi. Allah selalu menolong hambaNya selama
hambaNya itu mau menolong saudaranya (sesama hamba/manusia).
Wallahu waliyyut taufiq.

09. Saya ingin bertanya beberapa hal berikut:


- Yang dimaksud sukses menurut Ustadz Ayyub sendiri itu apa? Karena mnurut
kebanyakan orang sukses itu dikenal banyak orang cita-citanya tercapai, dsb.
Apakah orang yang mempunyai gelar kedudukan tinggi ketenaran atau yang
bagaimana mana pak. Saya selalu ingat kata-kata Pak Mario: sukses adalah
menjadi baik. Jadi saya berfikirnya jadi apapun seseorang jika dia mempunyai
kepribadian yang baik dan bermanfaat itu dikatakan orang sukses.
- Jika kita sudah melakukan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat tapi
orang menilainya kita tidak mementingkan diri sendiri itu bagaimana?
(Suci Hartanti, Jepara)

Jawaban:
Sebenarnya tidak ada kaidahnya bahwa orang yang sukses itu selalu sukses.
Kita hidup di dunia yang sangat relatif dan nisbi. Tidak mutlak. Semuanya serba
dinamis. Sejarah itu pengulangan dan rizki itu perputaran. Apalagi jika dikaitkan
dengan kondisi hati yang serba tidak jelas, selalu berbolak-balik. Dengan
demikian, kesuksesan dalam arti paling sederhanya, yakni keberhasilan diukur
dengan keberhasilan seseorang pada suatu pekerjaan. Pekerjaan tidak melulu
profesi, tapi semua yang dilakukan manusia baik yang bisa diuntung ruginya atau
tidak. Nah, kalau kita kembalikan sukses itu kepada Allah, maknanya lebih
terukur. Yakni kebahagiaan dunia akhirat. Apakah kebahagiaan dunia berarti
orangnya selalu bahagia tanpa sekalipun kena duka lara? Ya jelas pernah terluka.
Pernah terjatuh. Kalau begitu, yang bisa mengukur kebahagiaan seseorang
mestinya adalah orang itu sendiri. Tanpa harus dipengaruhi siapapun, kamu bisa
merasa bahagia, merasa sukses, dan itu sudah cukup. Itu tanda kamu bersyukur.
Lalu orang yang sakit-sakitan selama hidupnya apakah kurang sukses? Tidak
juga. Kalau ia bisa menikmati sakitnya, seperti Nabi Ayyub menikmati selama
puluhan tahun, tentu bisa dikata sukses dalam hal bisa mengendalikan nafsu
kebinatangan, sukses mementalkan godaan setan. Dengan menyukuri
keberhasilan pada satu hal yang mungkin belum tentu orang lain bisa, itulah
kesuksesan. Sementara kesabaran melihat orang lain sukses bahagia tertawa,
tanpa memendam rasa dengki di hati, itu juga kesuksesan yang lain. Bahkan, di
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
balik musibah pun ada kesuksesan yang terpendam jika kita mau merenung dan
menggali lebih dalam. Subhanallah.
Ada kaidah dalam dunia medis dan first aid: tolonglah dirimu sebelum kau
menolong orang lain. Pastikan dirimu aman sebelum membuat yang lain aman.
Dalam Islam, ada dua kaidah berkebalikan. Jika menyangkut ibadah, kamu harus
lebih mendahulukan diri, jangan meminta orang lain maju. Tapi dalam urusan
rizki, makanan dsb, kita diminta mengalah demi orang lain dan itu berpahala.
Pilihannya adalah, kamu mau menjadi lilin yang menyala demi menerangi
sekitar tapi kemudian habis terbakar, atau seperti bubuk kopi yang bisa memberi
warna seberapapun banyaknya air tanpa harus bubuk itu habis menghilang. Kita
tidak bisa menyalahkan orang memilih mendahulukan kepentingan umum,
karena pahlawan bangsa kita dulu juga memilih itu. tinggal bagaimana kita
menerapkan dalam konteks dan situasi yang tepat saja. Semoga mencerahkan.
Wallahu waliyyut taufiq.

10. Sering kali kita menemukan orang praktis dimana segala urusan yang
dihadapinya ingin diselesaikan dengan mudah dan cepat tanpa memperhatikan
dan mempertimbangkan tindakan yang tepat untuk ia lakukan. kemudian masih
banyak juga kita temukan orang tak men-tuli-kan telinga dan tak mem-peka-kan
hatinya artinya masih menganggap akan kritikan/cibiran dari orang lain itu
sebuah masalah yang sangat mengusiknya. Dari hal tersebut saya menyimpulkan
bahwa nafsu seseorang sangat mempengaruhi kesuksesan. Padahal jika kita
merujuk pada "Senarai Nasehat" yang telah dipaparkan banyak sekali hal yang
menjadi langkah menuju kesuksesan. Saya tertarik pada dua hal "Keseimbangan
dan juga Telinga tuli, Hati Peka". Pertanyaan saya:
- Apakah benar nafsu merupakan salah satu sebab gagalnya kesuksesan?
- Bagaimana untuk membiasakan hidup yang seimbang dalam kehidupan kita
sekarang?
(Muhamad Abi Ya’sub, PP. Al-Husna Waziyadah Jepara)

Jawaban:
Di antara sekian banyak jenis nafsu (sebagaimana dipelajari dalam ilmu
tauhid, kalam dan tasawuf), memang hanya nafsu muthmainnah yang paling bisa
diarahkan dalam koridor kebenaran dan kebaikan. Selebihnya, bisa
menjerumuskan jika tidak dikendalikan. Nafsu bahimiyah (kebinatangan) kita
sebenarnya mewariskan insting untuk berkompetisi mendapatkan tujuan, tapi
tanpa ajaran agama dan panduan akal, kita akan sangat tergoda mendapatkan
kesuksesan itu dengan cara instan dan bila perlu menerjang habis lawan. Contoh,
suap menyuap beli jabatan. Dalam materi pendahuluan yang saya bagikan
sebelumnya, ada kalimat “kamu mungkin bisa mendapatkan puncak kesuksesan
dengan berbekal kebohongan, tapi itu tidak akan bertahan lama”. Kenapa?
Falsafah Jawa: Becik ketitik ala ketara adalah penyerapan dari ayat al-Qur’an
semacam waqul jaa’al haqqu wa zahaqal bathil, innal baathila kaana zahuuqan.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
Intinya, keburukan pasti akan terungkap. Nah, yang namanya sukses itu adalah
keberhasilan, sementara jika seseorang melakukan cara yang di luar cara baku
berarti tanda ia tak mampu untuk sukses. Orang meminta jabatan sebab KKN dan
berhasil menduduki jabatan tersebut berarti jika dengan cara resmi dia khawatir
tidak bisa. Kekhawatiran dan keraguan itulah yang digelorakan oleh setan dan
diamini oleh hawa nafsu yang sifatnya la ammarotun bissuu’i. Itu pakai Lam
taukid lho.. kalau kita menganggap kesuksesan hanya pada endingnya saja, nafsu
memang bisa sangat membantu sebab kerakusan dan ketamakan yang
diwariskan. Tapi jika kita maknai kesuksesan itu meliputi dzahir batin dan segala
proses awal hingga akhir, maka secara umum nafsu itu boleh jadi menghambat.
Nabi sudah mengingatkan: khairul umuuri awsathuha. Sebaik-baik perkara
adalah pertengahannya. Yang moderat. Dalam hal apapun kita diminta moderat.
Ya itu tergantung kecakapan kita dalam menggunakan “rem dan gas”. Nah,
kecakapan “berkendara” itu juga dipengaruhi oleh pengendara dan bahan
bakarnya. dalam konteks ini, pengetahuan agama orang tersebut serta kehalalan
makanan minuman yang dikonsumsi. Ayo kita lebih memperdalam keilmuan agar
kita tahu mana sih yang paling kanan itu, mana yang paling kiri, sehingga
nantinya kita bisa memutuskan dengan jelas dan tegas mana itu yang tengah.
Orang terlalu kanan akan selalu menyalahkan yang kiri, yang terlalu kiri juga
menyalahkan yang kanan. Kalau sudah begitu, tugas kita tak hanya cukup
menjadi shalih, tapi juga harus mushlih. Tidak hanya hasan, tapi perlu berkarakter
muhsin. Sebagaimana firman Allah: Fa ashlihuu baina akhowaikum wattaqullah..
Wallahu waliyyut taufiq.

11. Saya ingin bertanya beberapa hal berikut:


- Bagaimana caranya menepis rasa malas?
- Bagaimana caranya agar PD dengan bakat yang sudah dimiliki namun malu
dalam mengekspresikannya?
- Bagaimana caranya istiqomah dalam menghafal al-qur'an?
(Uun Fitriyani, IAIN Kudus)

Jawaban:
Malas itu manusiawi. Salah satu penyebab kemalasan adalah kebosanan
pada hal yang dikerjakan. Bosan karena mungkin itu rutinitas yang menurut kita
biasa. Contoh, malas makan karena adanya menu itu-itu saja. Caranya agar tidak
malas kan gampang. Anggap saja aktifitas kamu itu makan yang memang kalau
tidak dilakukan bisa mati kelaparan. Kalau memang malas sebab menu, ya
menunya diubah. Kalau anggaran mengubahnya tidak ada, ya sebisa mungkin
improvisasi. Dengan kreatifitasmu, nasi itu bisa jadi nasi goreng, krawu, mawut,
bubur dll. Analogi tersebut bisa diterapkan pada pekerjaan mana yang kamu
tidak semangat melakukannya. Kuncinya ada pada inovasi, improvisasi, kreasi.
Kalau kamu masih belum tergugah, itu tanda sudah waktunya refreshing. Silakan
bugarkan jiwa raga walaupun sekedar ambil me-time yang berkualitas tanpa
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
diganggu siapapun, bisa disesuaikan dengan hobimu tentunya, dengan kadar
waktu secukupnya. Kalau sudah pernah dilakukan dan tetap mentok, berarti
sudah waktunya ada “penyemangat eksternal” di sisi. Entah itu apa atau siapa,
asal bukan yang dilarang agama.
Alhamdulillah, sudah mulai membuka tabir dengan mengetahui bakat
terpendamnya. Kalau kamu tipe orang yang suka dan boleh berkompetisi, carilah
medan laga yang sesuai. Bertahap saja dari tingkat paling rendah, se-desa,
sekabupaten, se-propinsi dst. Kalau menurutmu lebih asyik kalau bakat itu bisa
sekaligus produktif, silakan mulai sekarang bekerja dengan bakat tersebut. Bakat
apapun sekarang bisa di-online-kan. Tujuannya? Bukan pamer, tapi agar orang
tahu dan bisa mendapat manfaat dari keberadaanmu. Khairunnaas anfa’uhum
linnaas. Jika masih merasa belum PD, ikutlah komunitas terkait bakat tersebut,
perbanyak ilmu dan pengalaman dari mereka yang punya jam terbang tinggi di
bidang yang kamu tekuni itu. so, good luck.
Kembali ke tujuan pertama kenapa menghafal Al-Qur’an. Kalau hanya ingin
sekedar hafal, gantilah goal tersebut ke yang lebih bermakna, bagimu atau bagi
orang banyak. Ingatlah, Nabi Muhammad menghafal al-Qur’an dalam rentang
kurang lebih 22 tahun lamanya. Hadiahkan selalu al-Fatihah untuk guru-guru
yang mengajarimu hijaiyah sejak pertama hingga kini. Mungkin, dengan tarbiyah
ruhiyah dari beliau-beliau bisa jadi wasilah agar kamu makin istiqomah. Ada
banyak orang yang ingin hafal al-Qur’an tapi tak mampu waktu atau tenaga dan
fikirannya, sementara kamu telah terbukti mampu dan kini hanya tinggal berlari
pada lintasan yang benar hingga ke garis finish yang ditentukan, 30 juz mutqin.
Wallahu waliyyut taufiq.

12. Saya pernah merasakan tiba-tiba down dan merasa patah semangat. Apalagi kalau
melihat kelebihan-kelebihan yang dimiliki orang lain lalu saya berkaca pada diri
sendiri seperti ini. Aku bisa apa? Apa kelebihan dalam diriku? Apa keterampilan
yang kupunya? Bisa dikatakan saya terlalu membanding-bandingkan diri saya
dengan orang lain. Nah, di saat seperti itu saya merasa sangat down ustadz,
ditambah lagi saya itu orangnya kurang percaya diri. Nah, bagaimana sikap dan
cara saya agar suatu ketika saya tiba-tiba merasakan down dan bagaimana cara
saya agar saya juga bisa mengenali diri saya dengan potensi yang saya miliki.
Mohon pencerahannya
(Aim Ni'amah, IAIN Kudus)
Jawaban:
Mari kita urai satu persatu dengan menarasikan mind map-nya. Masalah
tersebut bermula karena: 1) potensi diri belum tergali/tersadari utuh; sehingga
merembet pada masalah selanjutnya: 2) kurang percaya diri. Lalu, ketika berada
dalam kerumunan teman yang prestasi atau potensinya terlihat glowing, kamu
terkena masalah lanjutan: 3) down, atau katakan saja rendah diri. Dari situ lalu
muaranya adalah: 4) patah semangat. Lengkap sudah aliran masalah yang
awalnya dari mata air kecil lalu tiba-tiba tanpa tersadari jadi lautan kelam.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
Masalah tersebut bisa diatasi dengan salah satu dari dua cara: model induksi
atau deduksi. Yang mana yang lebih cocok, yang tahu yang mempraktikkan,
panjenengan sendiri. Kalau pakai model induksi, menyelesaikan masalah dari
muara baru ke akar, berikut ini bisa dicoba:
- Patah semangat atasi dengan melihat kembali tujuanmu beraktifitas.
Kalau tujuanmu belum benar, alihkan ke lillahi ta’ala. Dengan
mengalihkan tujuan menuju ridho ilahi, insyaallah dapat garansi berupa
curaha rahmatNya. Walaa tayasuu min rauhillah.. retro tafsirnya adalah
jika kita dilarang berputus asa dari rahmat Allah, maka orang yang tak
berputus asa sangat mungkin dapat rahmatNya, sementara rahmat Allah
itu lebih luas dari apapun: warahmatii wasi’at kulla syai’. Silakan undang
rahmat Allah dengan cara apapun yang kamu sukai.
- Rendah diri atasi dengan merutinkan kalimat hamdalah sambil
membatin menyukuri nikmat Ilahi, boleh nikmat manapun yang langsung
terlintas dalam ingatan. Rendah diri berbeda dengan tawadhu’. Rendah
diri akan berakibat pada malu bertindak, segan berkarya. Setelah
terbiasa bersyukur dengan cara yang paling minimal itu, tanamkan
dalam hati bahwa “aku sama dengan mereka”. Sama-sama makan nasi,
bisa bicara, punya akal, bahkan sempurna jasmani rohani. Bandingkan
dengan orang-orang yang tak lengkap jasmani atau rohaninya. Berarti,
kalau kamu dan mereka sama, masih ada kesempatan untuk juga
berprestasi. Tanamkan bahwa likulli syai’in maziyyah, setiap sesuatu
pasti punya kelebihan. Hanya saja kelebihanmu mungkin belum
terungkap. Tanamkan sedalam-dalamnya bahwa inna akromakum
‘indallahi atqookum, sebaik-baik kamu sekalian adalah yang paling
bertakwa, sehingga kelebihan yang dipunyai oleh teman-teman yang
glowing itu sekarang tidak menyilaukanmu.
- Percaya diri bisa dimunculkan dengan berlatih. Salah satunya dengan
public speaking. Pak Soekarno melatihnya dengan latihan berpidato di
depan cermin sejak kecil sehingga memanen hasilnya di kala dewasa.
Dalam perkuliahan, persiapkan presentasi makalah sematang mungkin,
termasuk dengan kemungkinan pertanyaan apa yang masuk. Sebaliknya,
jika tidak presentasi, selalu siapkan pertanyaan terkait tema presentasi
dan tanyakan segera. Contoh lain, saat saya masih kecil Bapak melatih
saya agar percaya diri dengan meminta saya mengaji al-Qur’an pakai mic
mushola rutin tiap ada khataman selapanan, atau membaca barzanji
bergiliran saat ada hajatan tetangga. Upload video di media sosial dan
menerima respon positif negatif dari netizen juga salah satu usaha
memperbaiki kepercayaan diri.
- Potensi diri belum terungkap. Apakah menunggu orang lain untuk
mengungkapnya? Tidak. Orang lain cukup menilai saja. Secara umum,
bakat kita sudah mulai terlihat sejak masih bayi, hanya saja seringnya
orang tua kurang jeli memperhatikan. Dalam hal ini, literatur tentang
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB
multiple intelligence bisa dibaca untuk memahami yang saya maksudkan.
Jika sudah dewasa, apakah sudah telat? Dianggap telat itu jika sudah
mati. Tidak ada kata terlambat. Ayo mulai dari sekarang lebih mengenal
(kekuasaan) Tuhan dengan mengenali karakter kepribadian dan potensi
diri. ‘arafa nafsah, ‘arafa rabbah. Allah telah menegaskan: wa fil ardli
aayaatun lilmuuqiniin, wa fii anfusikum afalaa tubshiruun?

Wallahu waliyyut taufiq.

13. Saya mau bertanya tentang:


- Bagaimana orang yang belajar terus menerus tetapi dia belum paham-paham
atau belum hafal-hafal?
- Bagaimana cara kita mencari teman yang bisa meningkatkan kemampuan
kita?
(Nonik Nurhanifah, IAIN Kudus)
Jawaban:
Sejauh mana bertahan. Itu saja yang membedakan kesuksesan orang
tersebut dengan orang lain yang berkemampuan sama. Sama-sama kesulitan
dalam belajar dan menghafal. Itu seperti yang dialami oleh penulis terkenal, A.
Fuadi dalam kehidupannya dengan menerapkan trilogi mahfuzhat hasil
belajarnya di Gontor. Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh maka
akan mendapat. Saat kaidah itu belum cukup, ternyata harus diterapkan rumus
kedua: man shabara dhafira. Siapa yang bersabar maka akan beruntung. Namun,
saat kesabaran tidaklah cukup, rumus ketiga harus dipraktikkan: man saara
‘aladdarbi washala. Siapa yang berjalan pada suatu jalan (yang benar) maka akan
sampai. Dengan kata lain, kesungguhan dalam belajar tidaklah cukup karena itu
hanya salah satu syarat mencari ilmu yang dalam ta’lim al-muta’allim jumlahnya
total 6 buah. Ketiga rumus di atas itu pula yang dulu dipraktikkan oleh Ibnu Hajar
al-Asqolani usai disadarkan oleh batuan yang terkikir air hujan. Dijalankan oleh
Imam al-Ghazali usai disadarkan perampok yang menasehati bahwa ilmu maa fish
shudur, laa fis suthur.
Tentang teman yang bisa meningkatkan kemampuan, sebenarnya mudah.
Bagi yang mempercayai hukum ketertarikan (law of attraction), berarti paham
bahwa orang akan merasa tertarik dengan orang yang punya kesamaan, dan Allah
berkuasa mempertemukan orang-orang yang memiliki ketertarikan pada bidang
yang sama. Jika belum bertemu, maka perbanyaklah berteman dengan siapapun
dan kenali karakter masing-masing. Akrablah dengan teman yang selalu
mengingatkan kekuranganmu, jauhi yang selalu memujimu. Jika kau terlalu
sering dapat pujian, kau akan merasa cepat puas. Maka teman yang baik adalah
yang tahu dengan baik kekuranganmu, celah kepribadianmu, sifat aslimu, yang
dengan begitu ia akan jujur dalam menilaimu. Maka jika nasehatnya menyakitkan,
bukan karena ia tak sayang, tapi sebaliknya itu tanda cinta dan perhatian.
Wallahu waliyyut taufiq.
NOTULA SEMINAR MOTIVASI ONLINE VIA WHATSAPP GROUP
“BELIEVE IN YOUR SELF YOU CAN DO IT AND ACHIEVE IT”
Narasumber : Mohammad Salahuddin Al-Ayyuubi, S.Ag. (Guru MAN Sumenep, Jawa Timur)
Moderator : Linda Sri Hartati (Mahasiswa Bidikmisi IAIN Kudus, Jawa Tengah)
Peserta : 205 orang Waktu Pelaksanaan : Rabu, 13 Mei 2020 Pukul 20.00-22.00 WIB

Kata Penutup oleh Moderator:


Semua kehidupan manusia pastinya memiliki tujuan dan tujuan adalah salah satu
pendorong penyemangat kita semua dalam melakukan sesuatu hal entah itu pekerjaan
atau pun keinginan lainnya yang dapat mencapai tujuan itu. Begitupun juga pekerjaan
dalam setiap pekerjaan adalah memiliki kebaikan, kebaikan untuk membahagiakan
orang lain itu sudah pasti tujuan dari pekerjaan. Pada intinya semua itu sudah
ditakdirkan Allah Swt. Dan membutuhkan motivasi diri penyemangat keyakinan
keteguhan. Agar dapat mensukseskan apa pun itu yang kita harapkan.

Bila ada yang hendak konsultasi ke narasumber, bisa via WA 085 645 615 264

Anda mungkin juga menyukai