berpasangan. Tidak hanya yang fisik, tapi juga yang abstrak. Kebaikan dan keburukan, pria dan wanita, surga dan neraka, dsb. Kita bisa jadi adalah salah satu aktor dalam menjaga keseimbangan itu. Kita diminta pula agar hidup seimbang. Bekerja dengan orientasi dunia dan akhirat. Hidup terkadang suka kadang duka. Sehingga kunci kesuksesan itu mestinya juga ada kaitannya dengan menyeimbangkan.
Salah satu keseimbangan yang bisa
mengantar pada kesuksesan adalah seimbang dalam bersabar dan bersyukur dalam kondisi apapun. MENGENALI DIRI KENALI DIRI
Setiap orang memiliki karakter dan
aktifitas yang berbeda serta problem yang pasti berbeda pula. Bisa jadi masalah yang sama yang dialami orang lain dapat diatasi dengan cara A tapi tidak efektif jika kamu yang menggunakan cara tersebut. Dengan mengenali diri, kamu bisa menyadari anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada orang lain.
Dengan menyadarinya, kamu akan
lebih mudah untuk bersabar dan bersyukur. Lebih mudah menikmati segala macam ujian kehidupan. Telinga Tuli, Hati Peka Cuek dan Perhatian di saat tepat
Tidak semua orang menginginkanmu
sukses. Pada orang seperti itu, abaikan saja nasehatnya. Bagaimana bisa tahu? Kalau ternyata nasehatnya ikhlas dari hati terdalam demi kemajuan, bagaimana?
Setelah mengenali diri sendiri, kenali juga
orang-orang terdekatmu. Penghambat kesuksesan tidak selalu orang jauh. Jangan ragu pula mengikuti nasehat orang yang baru kau kenal. Bisa jadi hidayah Allah dilewatkan pertemuan tersebut.
Kedekatanmu dengan Allah yang
membantumu mengidentifikasi, mana yang tepat mana yang sesat. RIZKI = PROFIT + BENEFIT Lebih Banyak Benefit
Kita sering terpaku pada stigma bahwa
rizki itu berwujud keuntungan materi: sandang pangan papan. Akibatnya, saat berdoa “Ya Allah, Aku mohon rizki yang banyak dan halal dan...” terbersit dalam hati semisal upah naik, dapat traktiran, dapat jodoh saat kerja dll. Sementara keuntungan yang sifatnya tidak langsung kita rasakan ternyata tidak kita sadari.
Coba kita renungkan benefit apa yang
kita dapatkan selama ini tapi tidak kita konversikan menjadi modal meraih kesuksesan? Tidak semua kebaikan yang kita kerjakan berbuah keuntungan materi secara langsung. Bisa jadi salah satu buah kebaikan itu berupa benefit yang menghantarkan kita menuju keadaan yang lebih baik di masa mendatang. Dia sebelum dia Karena Dia selalu ada
Betapa seringnya kamu curhat kepada
orang lain sebelum kamu curhat kepadaNya. Nyatanya, Allah lebih maha mendengar dan maha adil sementara orang lain belum tentu simpati kepadamu, sekalipun berempati belum tentu bisa membantumu. Bisa jadi malah ia menertawakanmu dalam hati.
Betapa banyak orang mengadakan ta’aruf
atau PDKT kepada yang dicintai tanpa menyertakan Allah yang lebih dulu mencintai. Selalu memprioritaskan orang tercinta tapi menyepelekan bertemu denganNya.
Betapa sering kita menyandarkan diri dan
butuh kepada orang lain sehingga mengurangi keyakinan bahwa kesuksesan itu bisa tetap diraih dengan mandiri berdikari (dengan bantuan Allah). Bidayah, Hidayah, Nihayah Kebaikan di seluruh tahapan
Banyak orang berniat baik tapi
caranya salah. Yang niat dan caranya baik pun bisa jadi akhirnya belum tentu bagus.
Dalam urusan meraih kesuksesan,
permulaan (bidayah) harus baik sehingga dengan kebenaran niat itu Allah akan menurunkan petunjuk (hidayah) dalam berproses yang baik sehingga akan menghantar kita menuju tujuan (nihayah).
Coba introspeksi. Adakah yang salah
dalam kita berproses selama ini sehingga merasa belum sukses saat ini? Hijrah dari Masa Lalu Sejarah untuk masa depan
Sejarah memang penting. Tapi
kalau memang itu kelam, suram apalagi seram, lupakanlah dan ambil puing-puing yang sekiranya berguna untuk membangun masa depan. Dan jika masa lalumu sangat brilian, jauhkan itu dan jangan pamerkan.
Lupakan masa lalumu. Jika itu
kebaikan, maka kebaikan itu akan kekal dan berlimpah pahalanya. Jika itu keburukan, langkah taubatmu akan lebih ringan menuju gawang kesuksesan. Meretas Ambang Batas Sudah saatnya naik kelas
Otak kita tercipta untuk berkembang makin
kompleks sesuai dengan kompleksitas masalah yang dihadapi. Iman kita semakin teruji seiring dengan makin sulitnya cobaan dari Allah.
Kesulitan ada untuk dipecahkan. Adanya kita
belajar itu agar memudahkan yang awalnya terlihat sulit. Kalau ternyata hidup kita terasa datar dan kita bisa menapakinya dengan jalan yang lurus dan tanpa hambatan, jangan- jangan kita memang tak diinginkan naik kelas?
Jika selama ini kita tak tahu batas kekuatan,
akal atau keimanan, sudah waktunya kini untuk upgrade. Caranya? Melakukan aktifitas biasa dengan cara yang luar biasa. Bukan dalam konteks negatif, tapi ke arah positif. Agar apa? Agar zona nyaman yang biasa kita huni tidak terasa membosankan, padahal bosan pada beragam kenikmatan itu salah satu tanda menuju kekufuran. Tinggalkan Keraguan Yakinlah pada pilihan
Di antara cara mengusir keraguan adalah
istikhoroh dan musyawarah. Dalam konteks pilihan yang harus segera diputuskan, ambillah kata hati yang terlintas dengan ucapan basmalah. Tentunya setelah pertimbangan yang pantas berdasar akal sehat.
Lalu, kalau nanti ternyata salah? Kalau
kamu takut salah, bukankah manusia itu tempatnya salah, sehingga dengan fitrahnya itu Allah membekalinya dengan akal dan iman agar segera berbenah setelah melakukan kesalahan. Di sisi lain, bisa jadi pilihan yang kita anggap salah itu benar menurut orang lain, atau ada hikmah tersembunyi di baliknya.
Keraguan adalah pintu yang memudahkan
setan bekerja menyengsarakanmu. Prioritas Mana yang lebih diperhatikan?
Biasanya kita memprioritaskan yang
lebih kita cintai, yang lebih klop di hati. Padahal, urutan perhatian itu sangat berpengaruh pada keberhasilan mendaki tangga sukses.
Dalam kuadran prioritas, kita memang
harus fokus pada yang paling urgen dan penting. Tapi bila ada yang sama- sama urgen dan penting bagaimana? Kita pilih mengerjakan yang lebih bermanfaat.
Yang dimaksud dengan penting adalah
yang berkaitan dengan diri sendiri. Sementara bermanfaat maksudnya adaah yang urusannya dengan banyak orang. Lebih Banyak atau Lebih Beda Hanya perlu satu poin
Jika rata-rata orang bekerja dengan
satu cara yang sama, maka untuk sukses kita hanya perlu bekerja dengan dua cara sekaligus atau satu cara yang berbeda.
Melebihi rata-rata atau berbeda dari
orang lain itu perlu, sama halnya kita melihat matahari menonjol di antara bintang lain yang bisa jadi jauh lebih besar. Atau seperti bulan yang mengalahkan bintang malam padahal ia sendiri tak punya sinar. Hanya sebatas memantulkan.
Di luar sana pasti ada banyak orang
yang lebih sukses darimu. Tapi di tempatmu, desamu, kelasmu, kau bisa menjadi yang tersukses. Sprint vs Marathon Kumpulan dari sukses kecil
Sering orang menuliskan resolusi di tahun
baru dengan target sekian yang ternyata meleset di akhir tahun. Kenapa? Karena tidak membuat finish harian sehingga target besar yang mestinya bisa dicicil dengan kerajinan setiap hari itu menguap begitu saja dan baru kelabakaan saat mendekati deadline.
Sukseskanlah hari ini, besok, lusa, dan
seterusnya, maka setahun penuh kau akan merasa sukses besar. Kau tak perlu berlari kencang setiap waktu. Tapi setelah menggapai garis finish sprint pertama, istirahatlah sejenak dan siapkan diri untuk sprint selanjutnya.
Kamu yang tak pernah berlatih lari rutin
dan memenangkan perlombaan kecil, tak akan menang pada perlombaan besar. Success is step by step. The First or The Best Yang Pertama atau Yang Terbaik
Pilihan untuk jadi sukses dan diingat
banyak orang sebenarnya hanya dua: menjadi yang pertama atau menjadi yang terbaik.
Jika saat ini belum ada yang
melakukan hal yang kamu pikirkan, lakukanlah segera dan cetak sejarah. Ini yang diambil oleh Thomas Alfa Edison, James Watt, dll.
Jika saat ini telah ada yang
melakukan, cobalah mengerjakannya dengan cara yang lebih unik dan berbeda tapi tetap dibutuhkan masyarakat. Ini yang dilakukan setiap atlet pemecah rekor baru. Blue Ocean Strategy Buat Kebaruan
Jika persaingan yang ada telah
sedemikian jenuh dan tak akan bisa kamu menangkan, keluarlah. Hijrah menuju produk atau cara baru. Membuat medan persaingan baru yang pasti mudah kamu menangkan. Berinovasilah. Strategi ini sering diterapkan oleh grup Trans yang digawangi oleh Chairul Tanjung.
Inovasi memang tak selalu berhasil.
Tapi berkat kegagalan itu, akan muncul inovasi baru yang belajar dari kegagalan tersebut.