Anda di halaman 1dari 28

BALANCE

KESEIMBANGAN

Allah menciptakan semua makhluk


berpasangan. Tidak hanya yang fisik,
tapi juga yang abstrak. Kebaikan dan
keburukan, pria dan wanita, surga dan
neraka, dsb. Kita bisa jadi adalah salah
satu aktor dalam menjaga
keseimbangan itu. Kita diminta pula
agar hidup seimbang. Bekerja dengan
orientasi dunia dan akhirat. Hidup
terkadang suka kadang duka.
Sehingga kunci kesuksesan itu
mestinya juga ada kaitannya dengan
menyeimbangkan.

Salah satu keseimbangan yang bisa


mengantar pada kesuksesan adalah
seimbang dalam bersabar dan
bersyukur dalam kondisi apapun.
MENGENALI
DIRI
KENALI DIRI

Setiap orang memiliki karakter dan


aktifitas yang berbeda serta problem
yang pasti berbeda pula. Bisa jadi
masalah yang sama yang dialami
orang lain dapat diatasi dengan cara A
tapi tidak efektif jika kamu yang
menggunakan cara tersebut.
Dengan mengenali diri, kamu bisa
menyadari anugerah Tuhan yang
tidak diberikan kepada orang lain.

Dengan menyadarinya, kamu akan


lebih mudah untuk bersabar dan
bersyukur. Lebih mudah menikmati
segala macam ujian kehidupan.
Telinga Tuli,
Hati Peka
Cuek dan Perhatian di saat tepat

Tidak semua orang menginginkanmu


sukses. Pada orang seperti itu, abaikan saja
nasehatnya. Bagaimana bisa tahu? Kalau
ternyata nasehatnya ikhlas dari hati
terdalam demi kemajuan, bagaimana?

Setelah mengenali diri sendiri, kenali juga


orang-orang terdekatmu. Penghambat
kesuksesan tidak selalu orang jauh. Jangan
ragu pula mengikuti nasehat orang yang
baru kau kenal. Bisa jadi hidayah Allah
dilewatkan pertemuan tersebut.

Kedekatanmu dengan Allah yang


membantumu mengidentifikasi, mana yang
tepat mana yang sesat.
RIZKI =
PROFIT +
BENEFIT
Lebih Banyak Benefit

Kita sering terpaku pada stigma bahwa


rizki itu berwujud keuntungan materi:
sandang pangan papan. Akibatnya, saat
berdoa “Ya Allah, Aku mohon rizki yang
banyak dan halal dan...” terbersit dalam
hati semisal upah naik, dapat traktiran,
dapat jodoh saat kerja dll. Sementara
keuntungan yang sifatnya tidak
langsung kita rasakan ternyata tidak
kita sadari.

Coba kita renungkan benefit apa yang


kita dapatkan selama ini tapi tidak kita
konversikan menjadi modal meraih
kesuksesan?
Tidak semua kebaikan yang kita
kerjakan berbuah keuntungan materi
secara langsung. Bisa jadi salah satu
buah kebaikan itu berupa benefit yang
menghantarkan kita menuju keadaan
yang lebih baik di masa mendatang.
Dia
sebelum dia
Karena Dia selalu ada

Betapa seringnya kamu curhat kepada


orang lain sebelum kamu curhat
kepadaNya. Nyatanya, Allah lebih maha
mendengar dan maha adil sementara
orang lain belum tentu simpati kepadamu,
sekalipun berempati belum tentu bisa
membantumu. Bisa jadi malah ia
menertawakanmu dalam hati.

Betapa banyak orang mengadakan ta’aruf


atau PDKT kepada yang dicintai tanpa
menyertakan Allah yang lebih dulu
mencintai. Selalu memprioritaskan orang
tercinta tapi menyepelekan bertemu
denganNya.

Betapa sering kita menyandarkan diri dan


butuh kepada orang lain sehingga
mengurangi keyakinan bahwa kesuksesan
itu bisa tetap diraih dengan mandiri
berdikari (dengan bantuan Allah).
Bidayah,
Hidayah,
Nihayah
Kebaikan di seluruh tahapan

Banyak orang berniat baik tapi


caranya salah. Yang niat dan caranya
baik pun bisa jadi akhirnya belum
tentu bagus.

Dalam urusan meraih kesuksesan,


permulaan (bidayah) harus baik
sehingga dengan kebenaran niat itu
Allah akan menurunkan petunjuk
(hidayah) dalam berproses yang
baik sehingga akan menghantar kita
menuju tujuan (nihayah).

Coba introspeksi. Adakah yang salah


dalam kita berproses selama ini
sehingga merasa belum sukses saat
ini?
Hijrah dari
Masa Lalu
Sejarah untuk masa depan

Sejarah memang penting. Tapi


kalau memang itu kelam, suram
apalagi seram, lupakanlah dan
ambil puing-puing yang sekiranya
berguna untuk membangun masa
depan. Dan jika masa lalumu
sangat brilian, jauhkan itu dan
jangan pamerkan.

Lupakan masa lalumu. Jika itu


kebaikan, maka kebaikan itu akan
kekal dan berlimpah pahalanya.
Jika itu keburukan, langkah
taubatmu akan lebih ringan
menuju gawang kesuksesan.
Meretas
Ambang
Batas
Sudah saatnya naik kelas

Otak kita tercipta untuk berkembang makin


kompleks sesuai dengan kompleksitas
masalah yang dihadapi. Iman kita semakin
teruji seiring dengan makin sulitnya cobaan
dari Allah.

Kesulitan ada untuk dipecahkan. Adanya kita


belajar itu agar memudahkan yang awalnya
terlihat sulit. Kalau ternyata hidup kita terasa
datar dan kita bisa menapakinya dengan jalan
yang lurus dan tanpa hambatan, jangan-
jangan kita memang tak diinginkan naik kelas?

Jika selama ini kita tak tahu batas kekuatan,


akal atau keimanan, sudah waktunya kini
untuk upgrade. Caranya? Melakukan aktifitas
biasa dengan cara yang luar biasa. Bukan
dalam konteks negatif, tapi ke arah positif.
Agar apa? Agar zona nyaman yang biasa kita
huni tidak terasa membosankan, padahal
bosan pada beragam kenikmatan itu salah
satu tanda menuju kekufuran.
Tinggalkan
Keraguan
Yakinlah pada pilihan

Di antara cara mengusir keraguan adalah


istikhoroh dan musyawarah. Dalam konteks
pilihan yang harus segera diputuskan,
ambillah kata hati yang terlintas dengan
ucapan basmalah. Tentunya setelah
pertimbangan yang pantas berdasar akal
sehat.

Lalu, kalau nanti ternyata salah? Kalau


kamu takut salah, bukankah manusia itu
tempatnya salah, sehingga dengan fitrahnya
itu Allah membekalinya dengan akal dan
iman agar segera berbenah setelah
melakukan kesalahan. Di sisi lain, bisa jadi
pilihan yang kita anggap salah itu benar
menurut orang lain, atau ada hikmah
tersembunyi di baliknya.

Keraguan adalah pintu yang memudahkan


setan bekerja menyengsarakanmu.
Prioritas
Mana yang lebih diperhatikan?

Biasanya kita memprioritaskan yang


lebih kita cintai, yang lebih klop di hati.
Padahal, urutan perhatian itu sangat
berpengaruh pada keberhasilan
mendaki tangga sukses.

Dalam kuadran prioritas, kita memang


harus fokus pada yang paling urgen
dan penting. Tapi bila ada yang sama-
sama urgen dan penting bagaimana?
Kita pilih mengerjakan yang lebih
bermanfaat.

Yang dimaksud dengan penting adalah


yang berkaitan dengan diri sendiri.
Sementara bermanfaat maksudnya
adaah yang urusannya dengan banyak
orang.
Lebih
Banyak atau
Lebih Beda
Hanya perlu satu poin

Jika rata-rata orang bekerja dengan


satu cara yang sama, maka untuk
sukses kita hanya perlu bekerja
dengan dua cara sekaligus atau satu
cara yang berbeda.

Melebihi rata-rata atau berbeda dari


orang lain itu perlu, sama halnya kita
melihat matahari menonjol di antara
bintang lain yang bisa jadi jauh lebih
besar. Atau seperti bulan yang
mengalahkan bintang malam padahal
ia sendiri tak punya sinar. Hanya
sebatas memantulkan.

Di luar sana pasti ada banyak orang


yang lebih sukses darimu. Tapi di
tempatmu, desamu, kelasmu, kau bisa
menjadi yang tersukses.
Sprint vs
Marathon
Kumpulan dari sukses kecil

Sering orang menuliskan resolusi di tahun


baru dengan target sekian yang ternyata
meleset di akhir tahun. Kenapa? Karena
tidak membuat finish harian sehingga
target besar yang mestinya bisa dicicil
dengan kerajinan setiap hari itu menguap
begitu saja dan baru kelabakaan saat
mendekati deadline.

Sukseskanlah hari ini, besok, lusa, dan


seterusnya, maka setahun penuh kau akan
merasa sukses besar. Kau tak perlu berlari
kencang setiap waktu. Tapi setelah
menggapai garis finish sprint pertama,
istirahatlah sejenak dan siapkan diri untuk
sprint selanjutnya.

Kamu yang tak pernah berlatih lari rutin


dan memenangkan perlombaan kecil, tak
akan menang pada perlombaan besar.
Success is step by step.
The First
or
The Best
Yang Pertama atau Yang Terbaik

Pilihan untuk jadi sukses dan diingat


banyak orang sebenarnya hanya dua:
menjadi yang pertama atau menjadi
yang terbaik.

Jika saat ini belum ada yang


melakukan hal yang kamu pikirkan,
lakukanlah segera dan cetak sejarah.
Ini yang diambil oleh Thomas Alfa
Edison, James Watt, dll.

Jika saat ini telah ada yang


melakukan, cobalah mengerjakannya
dengan cara yang lebih unik dan
berbeda tapi tetap dibutuhkan
masyarakat. Ini yang dilakukan
setiap atlet pemecah rekor baru.
Blue Ocean
Strategy
Buat Kebaruan

Jika persaingan yang ada telah


sedemikian jenuh dan tak akan bisa
kamu menangkan, keluarlah. Hijrah
menuju produk atau cara baru.
Membuat medan persaingan baru
yang pasti mudah kamu menangkan.
Berinovasilah. Strategi ini sering
diterapkan oleh grup Trans yang
digawangi oleh Chairul Tanjung.

Inovasi memang tak selalu berhasil.


Tapi berkat kegagalan itu, akan
muncul inovasi baru yang belajar
dari kegagalan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai