LANDASAN TEORI
1. Pengertian Perjanjian
hukum berdasarkan sepakat di antara dua orang atau lebih yang menimbulkan
hukum atau perbuatan hukum adalah dimana seseorang berjanji kepada orang
lain dimana dua orang saling mengikat dirinya atau saling berjanji untuk
1
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata), Pasal 1313.
2
Surajiman, Perjanjian Bernama, Jakarta: Pusbakum, 2001, hal.31.
2. Jenis-jenis Perjanjian
berprestasi dan memberi hak kepada pihak yang lain untuk menerima
perjanjian jual beli saja belum mengakibatkan beralihnya hak milik dari
3
Surajiman, Perjanjian Bernama, Jakarta: Pusbakum, 2001.hal 31:2. Ibid. hal.30.
diakui dan diberi akibat hukum (legally concluded contract). Menurut
(konsesus).
pokok perjanjian, apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu juga
artinya tidak ada paksaan, tekanan dari pihak manapun juga, benar-benar
atas kemauan dan sukarela dari para pihak. Dalam pengertian persetujuan
artinya sudah mencapai usia 21 tahun atau sudah kawin walaupun belum
membuat perjanjian ialah orang yang belum dewasa, orang yang berada di
bagi pihak-pihak.
prestasi yang wajib dipenuhi. Prestasi itu harus tertentu atau sekurang-
Causa yang halal dalam Pasal 1320 KUHPerdata adalah tujuan, dalam arti
isi perjanjian yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai oleh para
pihak. Dalam hal ini, isi perjanjian tidak boleh melanggar peraturan
disebut syarat objektif. Bila syarat objektif tidak terpenuhi, maka akibat
5
Surajiman, Op.cit., hal. 34
6
Ricardo Simanjuntak, Hukum Kontrak: Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, Jakarta: PT Gramedia,
2011, hal. 149-150.
e. Asas-asas Perjanjian
asas moral, persaman hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum , asas
Kebebasan ini adalah perwujudan dari kehendak bebas, pancaran hak asasi
orang diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja,
dan perjanjian akan mengikat para pihak yang mebuatnya seperti undang-
undang . Asas kebebasan berkontrak ini dibatasi oleh hukum yang sifatnya
7
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: PT Citra Adtya Bakti, 2016,
hal. 66.
memaksa, sehingga para pihak yang membuat persetujuan harus menaati
Artinya dengan adanya kata sepakat antara kedua belah pihak, perjanjian
(Pasal 1754KUHPerdata). .
c. Asas kepercayaan
kepercayaan diantaranya kedua belah pihak bahwa satu sama lain akan
ada kepercayaan pada kedua belah pihak maka perjanjian itu tidak akan
Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. Mengikat
pada perjanjian tida semata-mata terbatas pada apa yang diperjanjikan, tetapi
juga terhadap beberapa unsur lain sepanjang dikehendaki oleh kebiasaaan dan
Asas ini menetapakan para pihak didalam persamaan derajat dan tidak ada
persamaan ini dan mengahruskan kedua belah pihak untuk menghormati satu
f. Asas keseimbagan
perjanjian itu. Asas ini keseimbangan ini merupakan kelanjutan dari asas
persamaan.
menurut asas ini perjanjian harus mengandung kepastian hukum para pihak
h. Asas moral
asas ini terlohat dalam perikatan wajar, dimana suatu perbuatan sukarela dari
Asas ini dituangkan dalam pasal 1339 KUHPerdata . Asas ini berkaitan
j. Asas kebiasaan
Asas ini diatur dalam pasal 1339 jo. 1347 Kuhperdata suatu perjanjian tidak
hanya mengikat untuk apa yang secara tegas diatur, akan tetapi juga hal-hal
f. Berakhirnya Perjanjian
misalnya habisnya jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian, atau
semua hutang dan bunga atau denda jika ada telah dibayarkan.
a. Pembayaran
sebelum waktunya.
satu cara pembayaran untuk menolong debitur. Dalam hal ini si kreditur
kepada notaris atau panitera. Setelah itu notaris atau uang yang harus
dibayarkan selanjutnya menjumpai kreditur untuk melaksanakan
rnaka hal ini dicatat dalam berita acara tersebut. Hal ini merupakan bukti
DARUS BADRULZAMAN!)
c. Pembaharuan hutang
jual beli menjadi perjanjian sewa, karena pihak pembeli tidak mampu
hukum dalam suatu perjanjian yang diganti dengan perjanjian lain. Dalam
perjumpaan hutang atau kompensasi terjadi jika para pihak yaitu kreditur
mengadakan perjumpaan hutang untuk suatu jumlah yang sama. Hal ini
terjadi jika antara kedua hutang berpokok pada sejumlah uang atau
sejumlah barang yang dapat dihabiskan dari jenis yang sama dan
e. Percampuran Hutang
menjadi satu dengan kedudukan sebagai debitur. Dalam hal ini, demi
8
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung: PT Citra Adtya Bakti, 2016,
hal. 133.
hukum hapuslah perikatan yang semula ada di antara kedua belah pihak
f. Pembebasan Hutang
menjadi hutang debitur, maka perjanjian juga dapat hapus. Dalam hal
9
Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa, 2003, hal. 158.
demikian debitur wajib membuktikan bahwa musnahnya barang tersebut
adalah di luar kesalahannya dan barang itu akan musnah atau hilang juga
meskipun di tangan kreditur. Jadi dalam hal ini si debitur telah berusaha
dengan segala daya upaya untuk menjaga barang tersebut agar tetap
dapat terjadi atas dasar kesepakatan para pihak sebagaimana diatur dalam
pada Pasal 1266 KUHPerdata. Suatu perjanjian akan hapus jika ada suatu
batal demi hukum. Karena jika dilihat batal demi hukum maka akibatnya
perjanjian dianggap telah ada akan tetapi karena suatu pembatalan maka
perjanjian itu hapus dan para pihak kembali kepada keadaan semula.
i. Berlakunya suatu syarat batal
disepakati dalam perjanjian. Syarat batal adalah syarat yang jika dipenuhi,
keadaan semula, yaitu tidak pernah ada suatu perjanjian. Syarat ini tidak
terjadi.
j. Lewatnya waktu
Jika dalam perjanjian tersebut telah dipenuhi salah satu unsur dari
g. Wanprestasi
10
SEBUTKAN SUMBERNYA!
Wanprestasi artinya tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
macam, yaitu:
sanksi/hukuman berupa:
KUHPerdata).
11
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 2005, hal. 45.
Dapat pula dikemukakan, bahwa ia lalai atau alpa atau ingkar janji atau
bahkan melanggar perjanjian dengan melakukan sesuatu hal yang tidak boleh
dilakukan.
menyatakan bahwa seseorang itu lalai atau alpa atau melakukan wanprestasi.12
“Hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang
tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang
tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi
pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.”13
yang digunakan adalah jaminan fidusia bukan gadai, karena yang diserahkan
adalah hak milik atas benda jaminan namun benda jaminan tetap dikuasai oleh
12
Ahamadi Miru dan Yodo Sutarman, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004, hal. 125.
13
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Op.cit., Pasal 1 angka 2.
debitur. Sedangkan pada gadai, benda jaminan harus diserahkan di bawah
Fidusia, yang menjadi objek jaminan fidusia adalah benda bergerak yang
14
Hery Shietra, Praktik Hukum Jaminan Kebendaan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2016, hal. 20.
15
Sutan Remy Sjahdeini, Hak Tanggungan Asas-Asas Ketentuan Pokok Dalam Masalah Yang
Didadapi Oleh Perbankan, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti, 1996, hal. 61.
16
Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia, Bandung: PT. Rajagrafindo, 2014,
hal. ……….. (SEBUTKAN HALAMANNYA!)
terdiri dari benda dalam persedian (inventory), benda dagangan, piutang,
hak tanggungan.
Pemberi fidusia adalah orang perorang atau korporasi pemilik benda yang
Sifat jaminan fidusia adalah perjanjian ikutan (accesoir) dari suatu perjanjian
pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenihi suatu
prestasi.18
17
SEBUTKAN SUMBERNYA!
18
Ibid., hal. 65-66.
1) Dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia. Akta jaminan
sekurang-kurangnya memuat:
d. Nilai penjaminan.
EKSEKUSI? JELASKAN!)
3) Jaminan fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia
4) Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis
benda termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan
19
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Op.cit., Pasal 10.
20
SEBUTKAN SUMBERNYA!
a. Untuk memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang
berkepentingan.
hak kepaa penerima fidusia untuk tetap menguasai benda yang menjadi
21
Ibid., hal. 82.