Disusun Oleh
RINA SETIANI
USULINA OKOSERAY
HANSEN GULTOM
SYEANE M. MANSAWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjat kan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Asuhan Keperawatan dengan kegawatdaruratan neorologis pada pediatri.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………… i
Daftar Isi…………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang…………………………………………….........1
2. Rumusan Masalah……………………………………………… 2
3. Tujuan…………………………………………………………. 3
4. Manfaat…………………………………………………………4
A. Definisi……………………………………………...................... 5
B. Etiologi………………………………………………………… 6
C. Patofisiologi…………………………………………………… 7
D. Manifestasi klinis……………………………………………… 7
E. Pemeriksaan Penunjang………………………………………. 10
F. Penatalaksaaan……………………………………………….. 11
G. Discharge Planning…………………………………………… 11
H. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan………………………… 13
A. Kesimpulan…………………………………………………… 17
B. Saran…………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Angka mortalitas penurunan kesadaran pada bayi dan anak dengan etiologi
yang spesifik berkisar antara 3-84%. Pasien yang mengalami kejang atau gejala
delirium dan agitasi yang disebabkan oleh intoksikasi, kesadaran nya akan
cenderung pulih sepenuh nya, sedangkan pasien anak yang mengalami penurunan
kesadaran yang disebabkan infeksi atau trauma kepala yang cenderung mengalami
squele neurologi yang menetapbahkan akan sulit untuk bertahan hidup.
Ada hal hal yang harus mendapat perhatian khusus sehubungan dengan
demam pada anak. Anak yang kejang demam merupakan masalah penting yang
harus di ketahui untuk melakukan tindakan yang tepat jika terjadi, agar tidak
membawa dampak yang serius di kemudian hari, Lusia 2015.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena ada nya
kenaikan suhu tubuh (>38 derajad celcius) akibat suatu proses ekstrakranium
tanpa ada nya infeksi intrakranial atau penyebab lain(UKK,
1
NeurologiIDAI,2006).Kejang demam juga dapat terjadi karena proses intrakranial
dan ekstrakranial(NANDA NIC NOC,2015 jilid2). Kejangdemambiasa nya di
alami oleh anak usia 6 bulan hingga 5 tahun. Bila anak sering kejang, utama nya
kurang dari 6 bulan, kemungkinan besar mengalami epilepsy ( Airlangga
University Press(UAP),2015).Insiden kejang demam 2,2-5% pada anak di bawah
usia 5 tahun.Dalam sebuah penelitian di sebutkan bahwa anak laki laki lebih
sering terjadi kejang dari pada perempuan dengan perbandingan1,2-1,6 : 1.
2
yang minim dan tidak segera membawa anak mereka ke pelayanan kesehatan,
maka bukan tidak mungkin anak tersebut akan mengalami dampak yang salah satu
nya adalah kerusakan otak dan kematian.
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
3
e. Mengetahui komplikasi dari kejang demam
f. Mengetahui pemeriksaan penunjang dari kejang demam
g. Mengetahui penatalaksanaan dari kejang demam
h. Mengetahui asuhan keperawatan bagi penderita kejang demam
4. MANFAAT
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
5
Pada umumnya serangan berhenti sendiri dalam waktu <10 menit.
Tidak terulang dalam waktu 24 jam.
2. Kejang demam kompleks (complex febrile seizure)
Kejang berlangsung lama lebih dari 15 menit.
Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului
kejang parsial.
Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam.
2. Estrakranial :
Gangguan metabolik : hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesia,
gangguan elektrolit (Na dan K) misalnya pada pasien dengan
riwayat diare sebelumnya.
Toksik : intoksikasi, anestesi local sindroma putus obat.
Kongenital : gangguan metabolisme asam basa atau
ketergantungan dan keurangan piridoksin.
B. ETIOLOGI
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari suatu
populasi neuron yang sangat mudah terpicu sehingga mengganggu fungsi normal
otak dan juga dapat terjadi karena keseimbangan asam basa atau elektrolit yang
terganggu. Kejang itu sendiri dapat juga menjadi manifestasi dari suatu penyakit
mendasar yang membahayakan. (Silvia A. Price)
6
Kejang demam disebabkan oleh hipertermia yang muncul secara cepat
yang berkaitan dengan Infeksi virus atau bakteri. umumnya berlangsung singkat
dan mungkin terdapat predisposisi familial. dan beberapa kejadian kejang dapat
berlanjut melewati masa anak-anak dan mungkin dapat mengalami kejang non
demam pada kehidupan selanjutnya.
C. PATOFISIOLOGI
Pada demam, kenaikan suhu 1 derajad celcius akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10-15% dan kebutuhan O2 meningkat 20%. Pada
seorang anak berumur 3 tahun yang sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh
tubuh dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, kenaikan
sushu tubuh dapat mengubah keseimbangan membran sel neuron dan dalam
waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran listrik,
dengan bantuan neurotransmiter, perubahan yang terjadi secara tiba2 ini dapat
menimbulkan kejang. (Ngatiyah, 2005).
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum :
Kejang umum biasanya diawali kejang tonik kemudian klonik
berlangsung 10 s/d 15 menit, bisa juga lebih.
Takikardia : pada bayi frekuensi sering di atas 100-200 per menit.
7
Pulsasi arteri melemah dan tekanan nadi mengecil yang terjadi
sebagai akibat menurunnya curah jantung.
Gejala bendungan siystem vena :
Hepatomegali
Peningkatan tekanan Vena jugularis.
8
menit.
9
Efek fisiologi kejang
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah tepi lengkap,
elektrolit dan glukosa darah dapat dilakukan walaupun kadang tidak
menunjukkan kelainan yang berarti.
Indikasi lumbal pungsi pada kejang demam adalah untuk menegakkan
atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Indikasi lumbal pungsi
pada pasien dengan kejang demam meliputi :
Bayi <12 bulan harus dilakukan lumbal pungsi karena gejala
meningitis sering tidak jelas.
Bayi antara 12 bulan - 1 tahun dianjurkan untuk melakukan lumbal
pungsi kecuali pasti bukan meningitis.
Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada kejang demam yang tidak khas.
Pemeriksaan foto kepala, CT Scan dan / MRI tidak dianjurkan pada anak
tanpa kelainan neurologist karena hampir semuanya menunjukkan
gambaran normal. CT scan atau MRI direkomendasikan untuk kasus
kejang fokal untuk mencari reaksi organik di otak.
10
F. PENATALAKSANAAN (Terlampir)
G. DISCHARGE PLANNING
11
Paracetamol atau asetaminofen 10-15 mg/kgBB/ kali diberikan 4
kali atau setiap 6 jam. Berikan dosis rendah dan pertimbangkan
efek samping berupa hiperhidrosis.
Ibuproven 10 mg/kgBB/ kali diberikan 3 kali.
2. Antikonvulsan
Berikan diazepam oral dosis 0,3-0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada
saat demam menurunkan resiko berulangnya kejang atau
Diazepam rektal dosis 0,5 mg/kgBB/hari sebanyak 3 kali per hari.
12
Selain biodata ada beberapa hal yang perlu di kaji saat menangani pasien
kejang, di antaranya :
Deskripsi kejang
Durasi dan frekuensi kejang
Kesadaran selama dan sesudah kejang/antara kejang
Suhu saat kejang
Awitan kejang sebelum demam
Gejala penyerta : focus pada infeksi
Gejala neurologis lainnya ( kelemahan ekstremitas, penurunan
kesadaran, perubahan perilaku )
Riwayat kejang dalam keluarga
Riwayat kejang sebelumnya dengan maupun tanpa demam
2. Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik umum
Tanda tanda vital, mencari sumber infeksi, tanda tanda dehidrasi
Pemeriksaan Neurologis
Kesadaran, tanda rangsang meningeal, ubun ubun besar, nervous
kranialis,dan refleks patologis.
13
Resiko aspirasi b.d penurunan tingkat kesadaran
Peningkatan Kolaborasi
laju tentang
metabolisme pemberian
cairan intravena
dan pemberian
antipieretik
14
2. Resiko NOC : NIC :
ketidakefetifan Circulation Monitor TIK
perfusi jaringan otak Tissue Monitor intake
prefusion dan out put
Definisi : Kriteria Hasil : Pertahankan
Beresiko mengalami Tidak ada suhu normal
penurunan sirkulasi tanda Tingkatkan
jaringan otak yang peningkatan periode istirahat
dapat mengganggu intrakranial Kolaborasi
kesehatan Tingkat pemberian
kesadaran antikejang
Batasan karakteristik membaik
Trauma kepala
Faktor yang
berhubungan dengan
Kejang
Hypoksia
15
Penurunan mengunyah makanan kecil
tingkat tanpa terjadi kecil
kesadaran aspirasi Lakukan
Gangguan section bila
menelan perlu
Posisi tegak 90
derajad
Pasang Ngt/Ogt
bila perlu, cek
kepatenan nya
sebelum
memberikan
makanan
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
16
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi padakenaikan
suhu tubuh lebih dari batas normal >38 derajad celcius. Kejang demam terjadi
pada 2-4% populasi anak umur 6 bulan—5 tahun, dan yang paling sering pada
usia 17-23 bulan.
Kejang demam merupakan penyakit kejang yang paling sering di jumpai
di bidang neurologi khusus nya anak. Kejang selalu merupakan peristiwa yang
menakutkan bagi orang tua. Penangan kejang demam harus dilakukan secara cepat
dan tepat untuk menghindari komplikasi yang terjadi yaitu penurunan kesadaran
yang akan mengakibatkan anak tersebut menjadi cacat atau bahkan kematian.
Penangan awal kejang tetap harus mengacu pada tindakan A, B, C dan
seterusnya. Ada berapa hal yang bisa kita lakukan dalam membantu mengingat
kejadian kejang, yaitu dengan cara mengkaji karakter kejang, kapan mulai nya
kejang, dimana kejang itu terjadi, dan berapa lama kejang itu berlangsung.
2.SARAN
Sebagai petugas kesehatan kita harus mampu menangani pasien dengan
kejang demam dengan tetap memperhatikan prinsip A,B,C, yang harus di lakukan
secepat dan setepat mungkin agar anak tersebut memiliki prognosis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
17
18