Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PENYAKIT INFEKSIUS I
ASPERGILLOSIS
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

SITI INTAN KEMALA SARI


NIM: 1702101010190
KELAS: 6
DOSEN PENGAMPU: Prof. Dr. drh. Mahdi Abrar, M.Sc

KELAS 03

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Aspergillosis Penyakit
Zoonosis”.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah “Penyakit Infeksius I”.
Terimakasih penulis ucapakan kepada dosen pengampu mata kuliah Prof. Dr. drh. Mahdi
Abrar. M.Sc. yang telah mengajari dan membimbing penulis dalam matakuliah ini. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan untuk orangtua yang senantiasa mendukung dalam segala
hal. Serta kepada teman-teman yang telah membantu menjelaskan tentang tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis terkhusus dan bagi
pembaca pada umumnya, aamiin Ya Rabbal’alamin.

Aceh Tamiang, 77 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang………………………………………………1
1.2. Rumusan masalah………………………………………… 2
1.3. Tujuan……………………………………………………… 2
BAB II : PEMBAHASAN…………………………………………….3
2.1. Etiologi………………………………………………………3-4
2.2. Epidemiologi…………………………………………………4
2.3. Pathogenesa…………………………………………………..5
2.4. Gejala Klinis………………………………………………….5-6
2.5. Diagnosa………………………………………………………6
2.6. Pemberantasan dan Penanggulangan………………………….6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………........7
A. KESIMPULAN…………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Matakuliah penyakit infeksius merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus
diambil dan diselsaikan oleh mahsiswa kedokteran hewan guna untuk membekali mahasiswa
dalam hal kesehatan hewan terkhusus dalam bidang infeksius. Dalam mata kuliah infeksius
ini mahasiswa diharuskan dapat mengetahui dan menguasai dalam mendiagnosa penyebab
setiap infeksi yang di derita oleh pasien. Untuk menunjang hal tersebut maka dibuatlah
makalah ini dengan judul Aspergillosis pada hewan yang mampu menginfeksi manusia
(zoonosis), selain untuk memenuhi tugas matakuliah dari dosen pengampu Prof. Dr. drh.
Mahdi Abrar. M.Sc. tetapi dapat menjadi salah satu bacaan yang dapat menambah wawasan
pembaca.

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di
Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Selain disebabkan oleh virus, dan fungi/jamur, bakteri
juga tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan penyakit infeksi. Penyakit infeksi bakteri
yang sering menyebabkan penyakit pada manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi..

Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Jamur
tumbuh dimana saja dekat dengan kehidupan manusia, baik diudara, tanah, air, pakaian,
bahkan di tubuh manusia sendiri. Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi
manusia. Penyakit yang disebabkan oleh jamur berasal dari makanan yang kita makan sehari-
hari, atau juga dari konsumsi jamur beracun.

Infeksi yang disebakan oleh jamur pada berbagai organ dapat menimbulkan penyakit
yang disebut mikosis. Beberapa jenis jamur juga dapat tumbuh pada pakan dan berbagai
bahan baku pakan dan menghasilkan toksin (mikotoksin), yang dapat menimbulkan penyakit
yang disebut mikotoksikosis. Mycotoxin merupakan zat beracun yang dihasilkan dari suatu
spesies jamur. Saat ini ada beberapa spesies jamur yang memproduksi mycotoxin seperti
Aspergillus sp. (Litbang Pertanian. 2001).

1
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan aspergillosis ?


2. Mengapa aspergillosis mampu menyerang manusia(zoonosis)

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari aspergilosis.


2. Mengetahui etiologi, pathogenesa,serta gejala klinis dari aspergillosis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Jamur akan tumbuh dan menghasilkan banyak spora. Aspergillus adalah suatu jamur yang
termasuk dalam kelas Ascomycetes yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Jamur
tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada
tanah, debu organik, makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah
sakit dan Laboratorium. Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamenfilamen panjang
bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora. Aspergillus
berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan konidiofora
pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat
dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru (Hasanah,2017).

Aspergillus fumigatus
Aspergillus fumigatus termasuk jamur oportunistik yang dapat menginfeksi salah satu
atau semua dari organ tubuh manusia. Konidia jamur ini seringkali ditemukan di udara.
Parasit endogen ini umumnya dapat menimbulkan penyakit pada manusia dengan sistem
kekebalan yang terganggu (Jawetz and Adelberg, 2007).
Taksonomi
Berikut taksonomi Aspergillus fumigatus:
Superkingdom : Eukariot
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycot
Subfilum : Pezizomycotiana
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Keluarga : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus fumigatus
1. ETIOLOGI
Penyakit Aspergillosis disebut juga Brooder Pneumonia, mycotic pneumonia, atau
pneumomycosis. Aspergillosis juga merupakan penyakit system pernapasan yang
disebabkan oleh infeksi jamur dari genus Aspergillus. Aspergillus membutuhkan suhu
yang hangat, kelembaban, dan material organik untuk berkembang biak. Jamur akan
tumbuh dan menghasilkan banyak spora, Aspergillus adalah suatu jamur yang termasuk
dalam kelas Ascomycetes. Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen filamen

3
panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora.
Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau tunas dan menghasilkan
konidiofora pembentuk spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka sehingga
inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam
paru (Hasanah,2017)..
Penyebab aspergillosis yang utama adalah spesies Aspergillus fumigatus. Spesies lain
seperti A. flavus dan A. niger dapat juga menyebabkan penyakit, tetapi frekuensinya
rendah (Hastiono, 1984). Selain A. fumigatus, menyatakan bahwa A. nidulans, A. terreus,
A. versicolor, A. candidus, A. amstelodami dan A. niveus juga dapat berperan sebagai
agen penyakit.
Jenis-Jenis Jamur Aspergillus:

4
Beberapa spesies Aspergillus menyebabkan penyakit serius pada manusia. yang
paling umum adalah spesies patogenik menyebabkan Aspergillus fumigatus dan Aspergillus
flavus. Aspergillus flavus menghasilkan aflatoxin yang bersifat racun dan karsinogen, dan
yang dapat berpotensi mengkontaminasi makanan. Yang paling sering menyebabkan alergi
penyakit Aspergillus fumigatus dan Aspergillus flavus.

Aspergillus flavus

2. EPIDEMOLOGI
Hewan yang rentan terhadap aspergillosis adalah kuda, sapi, domba, kucing, anjing,
kelinci, kambing, kera, dan ayam. Aspergillus secara normal hidup sebagai saprofit, sporanya
Aspergillus fumigatus Aspergillus terreus
dapat dijumpai di udara bebas, debu, jerami,biji-bijian, dan tumbuh-tumbuhan yang sedang
mengalami pembusukan. Cara penularannya yaitu penularan spora dapat melalui udara, debu,
dan bahan pakan. Hewan maupun manusia yang terinfeksi biasanya disebabkan oleh tempat
pemeliharaan atau lingkungan dan pakan yang tercemar dengan spora atau tidak
higinis(Hastiono,1984).

3. PATHOGENESA

Cara penularan Aspergillosis terutama melalui pernafasan, yaitu dengan menghirup


spora dalam jumlah banyak ( perinhalasi ). Selain itu pada unggas/ayam penyakit ini dapat
ditularkan melalui telur, Aspergillus dapat menembus kulit kerabang telur dan mampu
membunuh embrionya, karena organisme ini dapat tumbuh di bagian dalam dalam dari telur,
yang dapat menurunkan daya tetas dan peningkatan kematian embrio. Infeksi juga dapat
terjadi dalam mesin penetas telur yang tercemar (Tabbu.2000).

5
SIKLUS PENULARAN PADA MANUSIA
(Aspergilus Fumigatus)

4. GEJALA KLINIS
Dalam bentuk akut, aspergillosis menyebabkan hewan tidak mau makan, kelihatan
mengantuk, kadang membuka mulut karena kesulitan bernapas, bahkan mengalami kejang.
Apabila menginfeksi otak,akan menimbulkan gejala kelumpuhan dan gangguan syaraf
lainnya. Sedangkan dalam bentuk kronis, aspergillus biasanya menyerang satu atau beberapa
hewan dewasa dengan gejala nafsu makan menurun, batuk, kesulitan bernapas dan menjadi
kurus.

Aspergilloma adalah kondisi jinak yang mungkin pada awalnya tidak menimbulkan
gejala, tapi seiring, waktu kondisi yang mendasarinya dapat memburuk dan mungkin
menyebabkan: Batuk darah (hemoptitis), Mengi, Sesak napas, Penurunan berat badan,
Kelelahan. c. Kronis necrotizing asper-gillosis (CNA) adalah penyebaran, infeksi kronis
lambat paru-paru (Hasanah,2017).

Gejala yang lazim termasuk demam, batuk dan produksi sputum; presipitasi serum
antibodi positif juga dapat dideteksi (Singh and Bhalodiya, 2005).

5. DIAGNOSA

Untuk membantu memastikan diagnosa harus dilakukan tes darah dan jaringan. Tes
kulit, dahak dan air liur dapat membantu dalam mengkonfirmasi alergi aspergilosis
bronkopulmoner. Kerokan kulit untuk menemukan fragmen hifa yang bersekat dan

6
bercabang. Serta dilakukannya foto rongen bagian thoraks dan terdapat miselium (Gandi et
al., 2019).

6. PEMBRANTASAN DAN PENANGGULANGAN

Prinsip pengobatan yang disebabkan oleh jamur Aspergillus fumigatus adalah dengan
menghilangkan jamur dan sporanya yang terdapat dalam tubuh. Penanganan bergantung pada
jenis dan beratnya infeksi dan pada status imunologi dari pasien. Aspergillosis alergi
biasanya dikontrol dengan menggunakan prednison karenaefektif untuk mengurangi gejala.
Dengan menjaga kebersihan atau managemen kandang dapat menghilangkan sumber
infeksi. Serta lakukan penyemprotan fumigasi pada lingkungan yang memungkinkan jamur
aspergillus sp. tumbuh. Menjaga higienis makanan atau pakan dapat mencegah penularan
aspergillosis tersebut.

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aspergillus merupakan jamur yang mampu hidup pada media dengan derajat keasaman dan
kandungan gula yang tinggi. Jamur ini dapat menyebabkan pembusukan pada buah-buahan atau
sayuran. Aspergillus ada yang bersifat parasit, ada pula yang besifat saprofit. Aspergillus yang
bersifat parasit menyebabkan penyakit aspergillosis pada unggas karena dapat memproduksi
suatu zat racun yang disebut dengan aflatoksin.

Aspergillosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh
adanya gangguan pernafasan yang berat. Penyakit Aspergillosis disebut juga Brooder
Pneumonia, mycotic pneumonia, atau pneumomycosis (Handajani, dan Purwoko, 2008).

Penyakit yang disebabkan oleh Jamur Aspergillus, yaitu :


a. Aflatoxicosis
b. Aspergillosis
c. Aspergilloma

8
DAFTAR PUSTAKA

Gandi, N.L.P.G., I.W. Getas, dan M. Jannah. 2019. Studi jamur Aspergillus fumigatus
penyebab Aspergillosis di pasar Cakranegara kota Mataram dengan media
pertumbuhan Potato Dextrose Agar (PDA). Jurnal Analis Medika Bio Sains.
6(1):2656-2456 (Online)

Handajani, N.S. dan T. Purwoko. 2008. Aktivitas ekstrak rimpang lengkuas (Alpinia galaga)
terhadap pertumbuhan jamur Aspergillus sp. penghasil aflatoksin dan Fusarium
moniliforme. Biodiversitas. 9(5): 161-164.

Hasanah, U. 2017. Mengenal aspergillosis, infeksi jamur genus aspergillus. Jurnal keluarga
sehat sejahtera. 15(2): 1693-1157.

Hastiono, S. 1984. Tinjauan epidemiologik aspergillosis unggas. Wartazoa 1: 45-49.

Jawetz, E., J. melnick, and adelberg., 2005. Mikrobiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
Litbang Pertanian, 2001. didalam Jurnal Litbang Pertanian 20(2). Bogor*Romindo, 2004.
Mycotoksikosis dan Cara Penanggulangannya. Jakarta.

Singh N, Bhalodiya NH. 2005. Sinusitis jamur alergi (AFS) - diagnosis dini dan manajemen.
J Laryngol Otol.119 (11): 875-81.

Tabbu., C.R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya, Volume 1. Kanisius.


Yogyakarta. Hal. 142 – 150 

Anda mungkin juga menyukai