Tujuan Kontrasepsi
1. Untuk menunda kehamilan
2. Untuk menjarangkan kehamilan
3. Untuk menghentikan kehamilan / mengakhiri kehamilan / kesuburan
Sasaran
Sumber: Hasmi, Hasmi. Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Pil Oral Kombinasi tentang
Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi di Puskesmas Bajeng Kec. Bajeng, Kab. Gowa Tahun 2016.
Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
Sumber: http://monika.bkkbn.go.id/mal
(Handayani, 2010).
yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani,
2010).
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering
antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal dengan nama
vasektomi, vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens sehingga cairan sperma
tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani,
2010).
Sumber: Hasmi, Hasmi. Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Pil Oral Kombinasi tentang
Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi di Puskesmas Bajeng Kec. Bajeng, Kab. Gowa Tahun 2016. Diss.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017
3. Apa hubungan keadaan keluhan diatas dengan penggunaan kontrasepsi?
Fibroadenoma:
Kejadian FAM dapat dipicu oleh karena penggunaan kontrasepsi hormonal terutama hormon
estrogen dan progesteron bagi wanita. Paparan hormon yang terlalu lama bisa menyebabkan
gangguan abnormal pada payudara wanita. Salah satu akibat negatif dari hormon adalah
dapat menimbulkan terjadinya FAM yaitu tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada usia reproduktif yang disebabkan oleh akibat sensitivitas jaringan payudara yang berlebihan
terhadap estrogen.
Harianto (2005) mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya tumor jinak payudara
dikarenakan pertumbuhan jaringan payudara yang sangat sensitiv terhadap hormon
estrogen, maka wanita yang terpapar dengan hormon estrogen dalam waktu yang panjang
akan memiliki risiko besar terkena tumor jinak payudara. Terjadinya pemaparan hormon
estrogen dapat disebabkan karna penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung
kombinasi hormon yaitu estrogen dan progesteron. Sedangkan di indonesia pemakaian
kontrasepsi hormonal terbanyak adalah jenis suntik dan pil.
DM:
Hal ini juga didukung Nurrahmini yang mengatakan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik
kombinasi meningkatkan kadar glukosa darah dimana kontrasepsi ini mengandung hormon
estrogen dan progesteron. Namun hormon yang paling berpengaruh adalah hormon estrogen
dimana hormon tersebut menghasilkan kadar glukosa darah dan menekan (supresi) respon
insulin terhadap peningkatan tersebut, sehingga kerja kontrasepsi suntik berlawanan
dengan kerja insulin. Perlawanan kerja insulin menyebabkan kerja pankreas semakin
berat untuk memproduksi insulin. Semakin lama, pankreas menjadi tidak berfungsi secara
optimal dan berdampak pada peningkatan kadar glukosa darah (Rahayu, Sundari, &
Widiyani, 2015).
Hepatitis: adanya kerusakan pada hepar , apa bila minum kontrasepsi pil meyebabkan
keparahan pada hepar dikarenakan obat digradasi pada hepar
Hipertensi
Lestari, Indah Putri. "Hubungan Antara Lama Penggunaan Metode Kontrasepsi Hormonal
Dengan Kejadian Hipertensi." Karya Ilmiah (2013).
Griseofulvin merupakan obat antibiotic yg berfungsi sbg antifungi. Secara in vitro griseofulvin efektif
terhadap berbagai jenis jamur dermatofit seperti Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum.
griseofulvin secara selektif dikonsentrasikan dilapisan keratin dan merupakan obat terpilih untuk
dermatofitosis yang luas dan bandel (Ganiswarna, 1995; BPOM, 2000).
Dosis griseofulvin 500 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dosis terbagi. Dosis dapat digandakan
pada infeksi berat, turunkan dosis bila terjadi perbaikan. Untuk anak dosis diberikan 10 mg/kg/hari
sebagai dosis tunggal atau terbagi (BPOM, 2000
Interaksi obat ??
Etinil estradiol adalah estrogen pilihan yang banyak digunakan dalam pil KB, dan merupakan senyawa
yang aktif utama pil KB. Dari total zat aktif dalam satu pil, hanya kira-kira 40-50 %-nya saja yang dapat
mencapai peredaran darah sistemik dalam bentuk tidak berubah, dengan rentang variasi individual
berkisar 10 s/d 70%. Sisanya dimetabolisir selama “first pass metabolisme” melalui saluran pencernaan
dan liver/hati. Etinil estradiol yang telah melalui peredaran darah akan diserap oleh tubuh, dan sisa yang
tidak terserap akan mengalami konjugasi dengan senyawa sulfat, terutama di dinding saluran cerna, lalu
ditranspor di pembuluh darah vena ke dalam liver dimana akan terjadi hidroksilasi dan konjugasi dengan
asam glukoronat. Dengan proses metabolisme ini, etinil estradiol berubah menjadi senyawa yang tidak
aktif, yang pada akhirnya akan dikeluarkan melalui feses/tinja.
Proses hidroksilasi ini dikatalisir oleh suatu enzym spesifik yang disebut sitokrom P450, yang dipengaruhi
oleh sifat genetik, yang berarti tergantung pada sifat gen manusia. Dengan demikian, hal ini dapat
menjelaskan mengapa setiap individu, termasuk dari etnik yang berbeda, bisa memiliki perbedaan
kemampuan untuk memproses hidroksilasi etinil estradiol dalam tubuh. Estrogen yang tidak
terhidroksilasi akan mengalami konjugasi dengan glukoronat, dan kemudian diekskresikan ke dalam
empedu, lalu masuk ke dalam usus dan dikeluarkan melalaui tinja. Tetapi, sebagian dari estrogen yang
melalui usus tadi masih dapat diproses lagi oleh suatu bakteria usus yaitu spesies Clostridia kembali
menjadi bentuk yang aktif/bebas dan dapat mengalami re-sirkulasi dalam peredaran darah sistemik dan
mengalami penyerapan lagi. antibiotika juga dapat mengurangi efek pil KB dengan cara membunuh
bakteria usus yang dibutuhkan untuk memproses etinil estradiol menjadi senyawa bebas yang bisa dire-
sirkulasi dan dire-absorpsi. Dengan terbunuhnya bakteri usus yang berguna, yaitu Clostridia, maka
proses reabsorpsi obat akan terhambat, kadar zat aktif dalam tubuh jadi berkurang, yang berarti
mengurangi efek pil KB.
pil seperti rifampisin, fenitoin (Dilantin), barbiturat, griseofulvin, trisiklik antidepresan, ampisislin
dan penisilin, tetrasiklin poten terhadap enzym sitokrom P450 merupakan enzim spesifik yang
mengatur proses hidroksilasi obat sehingga metabolism meningkat, meningkatnya proses metabolisme
etinil estradiol menjadi senyawa tak aktif, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya konsentrasi
pil KB tersebut dalam tubuh dan menyebabkan efeknya jadi berkurang.
a. Faktor pasangan
1) Umur
2) Gaya hidup
3) Frekuensi senggama
6) Sikap kewanitaan
7) Sikap kepriaan.
b. Faktor kesehatan
1) Status kesehatan
2) Riwayat haid
3) Riwayat keluarga
4) Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan panggul
Sumber: Hasmi, Hasmi. Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Pil Oral Kombinasi tentang
Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi di Puskesmas Bajeng Kec. Bajeng, Kab. Gowa Tahun 2016.
Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017
Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun
disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko
infeksi pada rahim.
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang
belum pernah memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah
mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di
atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. Pil KB biasanya menggunakan
hormon estrogen dan atau gestagen sintetik. Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan
fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun
biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi
mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.
Sumber: Hasmi, Hasmi. Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor Pil Oral Kombinasi tentang
Kontrasepsi Pil Oral Kombinasi di Puskesmas Bajeng Kec. Bajeng, Kab. Gowa Tahun 2016.
Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017
Manfaat kontrasepsi
Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah melalui
program KB. Keluarga Berencana dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat:
a. Mencegah Kehamilan terlalu dini. Wanita yang sudah hamil tatkala umurnya belum
mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Karena
tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi.
Lagi pula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun
b. mencegah Kehamilan terlalu terlambat Wanita yang usianya sudah terlalu tua untuk
mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ibu mempunyai
problem kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan.
Sumber: http://monika.bkkbn.go.id/mal
http://digilib.unila.ac.id/6899/13/BAB%20II.pdf