PURWOKERTO
2017
KEPUTUSAN DIREKTUR RSKB JATIWINANGUN
TENTANG
2. Bahwa agar Pelayanan Tranfusi Darah dapat terlaksana dengan baik perlu
pelaksanaan tugas.
Rumah Sakit
MEMUTUSKAN
Menetapkan :Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Khusus Bedah Jatiwinangun Purwokerto
tentang Panduan Pelayanan Tranfusi Darah di RSKB Jatiwinangun.
Kedua :Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat hal – hal yang perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan
dan penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal :
Direktur Utama
KEPUTUSAN DIREKTUR RSKB JATIWINANGUN NOMOR : SKEP / / IV / 2017
TENTANG
DI RSKB
Menimbang :
a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSKB, maka diper lukan
penyelenggaraan pelayanan transfusi darah dan produk darah yang berkualitas dan
bermutu.
b. Bahwa agar pelayanan transfusi darah dan produk darah di RSKB dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan DIREKTUR RSKB sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan RSKB.
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b perlu ditetapkan dengan
Keputusan DIREKTUR RSKB
Mengingat :
Menetapkan
Ditetapkan : di Banyumas
Pada Tanggal :
Direktur RSKB Jatiwinangun
Kebijakan Umum :
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Peralatan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.
3. Semua petugas unit wajib memliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi , standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin bulanan
minimal satu bulan sekali.
Kebijakan Khusus
1. Setiap permintaan darah harus berdasarkan atas permintaan dokter
2. Pelayanan Unit Bank Darah harus selalu berorientasi kepada mutu dan Keselamatan
Pasien
5. Darah untuk pasien kelompok “cito” akan diprioritaskan dibandingkan dengan pasien
yang tidak tergolong “cito”.
7. Bila persediaan darah di Unit Bank Darah tidak mencukupi atau tidak ada, maka dicari
ke PMI.
Ditetapkan : di Banyumas
Pada Tanggal :
Direktur RSKB Jatiwinangun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah dan produk darah transfusi mungkin diperlukan untuk kehilangan darah akut,
atau kegagalan produksi seperti penekanan pada sumsum tulang. Terapi produk darah hanya
diberikan bila manfaat yang diharapkan kepada pasien cenderung lebih besar daripada potensi
bahaya.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
b. Proses penggunaan peralatan yang mengurangi gerakan sesuai dengan kebutuhan dan
C. SASARAN
Sasaran pada program ini adalah semua unit pelayanan medis di Rumah Sakit Khusus
D. RUANG LINGKUP
E. KEBIJAKAN
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Restrain umumnya didefinisikan sebagai perangkat, material atau peralatan apapun yang
terpasang atau berdekatan dengan tubuh seseorang yang tidak dapat dengan mudah dilepas oleh
orang tersebut, sehingga melumpuhkan atau mengurangi kemampuan individu untuk
menggerakkan bagian tubuhnya secara bebas dan/ atau untuk memiliki akses normal ke tubuhnya
sendiri.
Restrain sendiri sebenarnya bermakna lebih luas ketika tidak hanya dilihat sebagai alat
untuk mengekang secara fisik saja. Obat-obatan yang bisa memberikan efek penenang pada
pasien juga bisa dilihat sebagai restrain dalam bentuk kimia. Akan tetapi, pembahasan dan
pengertian restrain secara umum lebih condong kepada restrain fisik pada saat ini.
B. INDIKASI
Untuk perlindungan pasien sendiri dan perlindungan orang lain, seorang petugas
kesehatan mungkin menganggap perlu untuk menggunakan restrain pada pasien. Restrain hanya
dapat digunakan dalam situasi darurat dimana diperlukan untuk menjamin keselamatan fisik dan
jika intervensi yang lebih longgar telah dianggap tidak efektif. Ada ketidakjelasan tentang apa
saja situasi yang dianggap darurat dan dokter harus memiliki penilaian klinis yang baik dan hati-
hati mendokumentasikan penalaran mereka. Selain itu, pasien memiliki hak untuk bebas dari
restrain. Restrain tidak boleh digunakan untuk kenyamanan.
Mengingat prinsip-prinsip ini, ada indikasi tertentu yang dapat mendorong penggunaan
restrain:
2. Ketika pasien menjadi bahaya yang jelas dan langsung ke diri sendiri atau orang lain.
4. Ketika terlihat bahwa penundaan restrain akan memberi pasien dan orang lain resiko
1. Secara verbal meminta kerjasama dengan tetap menjaga postur dan nada suara yang tidak
agresif.
2. Memiliki petugas keamanan yang memadai di dekatnya yang terlihat oleh pasien.
C. KONTRAINDIKASI
D. PERSIAPAN TINDAKAN
1. Peralatan
b. Restrain
c. Instruksi dari pabrik jika menggunakan restrain khusus dari pabrik tertentu.
2. Persiapan pasien
Anastesi jika diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal dimana pasien terkadang
menjadi lebih kasar dan gelisah setelah dipasang restrain. Pasien diposisikan terlentang
dengan bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat untuk mengurangi resiko aspirasi.
Tidak perlu menggunakan bantal pada posisi ini.
3. Komplikasi
Cedera pada pasien yang mungkin timbul terutama akibat mencoba melepaskan diri dari
restrain antara lain lecet, memar, dislokasi, fraktur, kesemutan, dan cedera otot. Semakin
agresif pasien tersebut semakin tinggi resiko komplikasi.
E. PROSEDUR
Teknik yang tepat dimulai dengan memiliki jumlah personil yang cukup. Idealnya, harus
ada tim berisi lima anggota, dengan satu pemimpin dan satu anggota untuk setiap ekstremitas.
Petugas keamanan rumah sakit dan polisi harus dipanggil untuk membantu menundukkan pasien
dengan kekerasan.
Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien apa yang anda lakukan sewaktu restrain
sedang dipasang dan jelaskan mengapa anda menggunakan restrain. Mintalah setiap anggota
memasang restrain untuk setiap ekstremitas. Restrain mungkin perlu dipasang satu per satu
sementara ekstremitas lainnya ditahan. Setelah restrain dipasang, integritas mereka harus diuji
dan ekstremitas pasien harus diperiksa untuk tanda-tanda gangguan sirkulasi. Pasien harus terus
dikaji, dipantau, dan dievaluasi ulang. Jika pasien dianggap sudah dapat bekerja sama, lepas
restrain satu demi satu sambil melihat respon perilaku pasien untuk menjamin keamanan.
BAB III
PELAKSANAAN
Monitoring dan evaluasi pasien dengan restrain dilakukan secara berkala oleh petugas
kesehatan pelaksana sesuai arahan dari dokter yang bertugas untuk memastikan keamanan pasien
selama penggunaan restrain. Semua tindakan restrain termasuk hasil monitoring dan evaluasi
didokumentasikan secara lengkap di rekam medis. Pasien dan keluarga tetap diinformasikan
tentang alasan penggunaan restrain dan juga informasi mengenai kondisi pasien tersebut lengkap
dengan rencana terapi dan hasil evaluasi pasien selama dirawat.
Pelepasan restrain dilakukan secara bertahap pada satu ikatan setiap waktu untuk melihat
respon pasien sehingga keamanan tetap terjaga. Pasien restrain dengan kondisi penyakit khusus
di luar kemampuan perawatan rumah sakit akan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
memadai untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut sebagaimana mestinya.