Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 3 : FONETIK DAN FONEMIK

Fonetik adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan
apakah bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Kemudian,
menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, dibedakan menjadi adanya tiga jenis fonetik,
yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustik, dan fonetik auditoris.

Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis mempelajari
bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta
bagaimana bunyi-bunyi diklasifikasikan.Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai
peristiwa fisis atau fenomena alam.Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya,
amplitudonya, intensitasnya, dan timbrenya.Sedangkan fonetik auditoris mempelajari bagaimana
mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita

Proses Fonasi
Terjadinya bunyi bahasa pada umumnya dimulai dengan proses pemopaan udara keluar
dari paru-paru melalui pangkal tenggorok ke pangkal tenggorok yang didalamnya terdapat pita
suara. Berkenaan dengan hamabatan pada pita suara ini perlu dijelaskan ada 4 macam posisi pita
suara yaitu :

1. pita suara terbuka lebar


2. pita suara terbuka agak lebar
3. pita suara terbuka sedikit
4. pita suara tertuup rapat-rapat
Jika pita suara terbuka lebar maka tidak akan terjadi bunyi bahasa. Jika pita suara terbuka
agak lebar maka akan terjadi bunyi ahasayang disebut bunyi tak bersuara (voiceless). Kalau pita 
suaraterbuka sedikit maka akan terjadilah bunyi bahasa yang disebut bunyi bersara(voice). Jika
pita suara tertutup rapat maka akan terjadilah bunyi hamzah atau glotal stop.

Jika pita suara terbuka lebar berarti tidak ada hambatan apa-apa, maka berarti juga tidak
ada bunyi yang dhasilkan. Posisi terbuka agak lebar akan menghasilkan bunyi-bunyi tak bersuara
apabila arus udara diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung. Posisi terbuka sedikit akan
menghasilkan bunyi bersuara apabila arus udara diteruskan ke rongga mulut atau rongga hidung.
Sedangkan posisi pita suara menutup sama sekali langsung menghasilkan bunyi hamzah atau
bunyi glottal.

Tempat bunyi bahasa terjadi atau dihasilkan disebut tempat artikulasi. Proses terjadinya
disebut proses artikulasi. Dan alat-alat yangdigunakan disebut artikulator. Dalam proses
artikulasi ini biasanya terlibat dua macam articulator yaitu articulator aktif dan pasif.
Dalam tulisan fonetik setiap bunyi baik yang segmental maupun yang suprasegmental
dilambangkan secara akurat.Artinya, setiap bunyi mempunyai lambang-lambangnya sendiri,
meskipun perbedaanya hanya sedikit, tetapi dalam tulisan fonemik haya perbedaan bunyi yang
distingtif saja yakni yang membedakan makna, yang dibedakan lambangnya.

Unsur Suprasegmental
Dalam arus ujaran ada bunyi yang dapat disegmentasikan sehigga disebut bunyi segmental,
tetapi yang berkenaan dengan keras lembut, panjang  pendek, dan jeda bunyi tidak dapat
disegmentasikan. Dalam studi bunyi mengenai bunyi atau unsure suprasegmental itu biasanya
dibedakan pula atas sebagai berikut

 Tekanan atau stress


Tekanan menyangkut masalah keras lunaknya bunyi. Tekanan ini mungkin terjadi secara soradis,
mungkin juga telah berpola,mungkin bersifat distingtif, dapat membedakan makna, mungkin
tidak distingtif.

 Nada atau Pitch

Nada berkenaan dengan tinggi rendahnya suatu bunyi.Nada dalam bahasa-bahasa tertentu
bisa bersifat fonemis maupun morfemis. Dalam bahasa tonal biasanya dikenal dengan adanya
lima macam nada.

 Jeda atau persendian


Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi dalam arus ujar persambungan antara
segmen yang satudengan yang lain.
 silabel
 Silabel adalah satuan ritms terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi
ujaran
 Onset adalah bunyi pertama pada sebua silabel, seperti bunyi [s] pada kata sampah.
 Koda adalah bunyi akhir paa sebuah silabel seperti bunyi [n] pada kata paman.

 Fonemik
Objek penelitian fonetik adalah fon, yaitu bunyi bahasa yang mengandung bunyi tersebut
mempunyai fungsi sebagai pembeda makna kata atau tidak.
Objek penelitian fonemik adalah fonem yakni buyi bahasa yang dapat atau berfungsi
membedakan makna kata.

 Identitas Fonem
Bunyi bisa disebut fonem apabila satuan bahasanya memiliki beda makna. Fonem dari sebuah
bahasa ada yang mempunyai beban fungsional tinggi dan rendah.Dikatakaan bebab fungsional
tinggi apabila banya ditemui pasangan mnimal yang mengandung fonem tersebut.
 alofon
Bunyi-bunyi yang merupakan realisasi dari sebuah fonem disebut alofon.Alofon- alofon dari
seuah fonem memiliki kemirian fonetis.Artinya banyak mempunyai kesamaan dalam
pengucapannya. Tentang distribusinya mungkin bersifat komplementer  mungkin juga
bersifat bebas.

 Klasifikasi fonem
Kriteria dan prosedur klasifikasi fonem sama dengan klasifikasi bunyi dan unsur
suprasegmental. Fonem-fonem yang berupa bunyi yang didapat sebagai hasil segmentasi
terhadaap arus ujaran disebut fonem segmental. Fonem yang berupa unsure suprasegmental
dsebut fonem suprasegmental atau fonem nonsegmental.

 Khazanah Fonem

Khazanah fonem adalah banyaknya fonem yang terdapat dalam satu bahasa. Berapa jumlah
fonem yang dimiliki suatu bahasa tidak sama jumlahnya dengan yang dimiliki bahasa lain.
 Asimilasi dan Disimilasi
Asimilasi adalah peristiwa berubahnya sebuah bunyi menjadi bunyi yang lain sebagaiakibat
dari bunyi yang ada di lingkungannya sehingga bunyi itu menjadi sama. Contoh, sabtu dalam
bahasa Indonesia lazim diucapkan [saptu]
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Jelaskan kontraksi yang dimaksud dalam fonologi! (Dewi Rezky Ramadani)
 Kontraksi adalah penyingkatan atau pemendekan pelafalan suatu kata ... perubahan
bunyi dari dua bunyi yang berbeda dalam suatu kata, suku kata, atau gabungan kata
dengan cara penghilangan huruf yang melambangkan fon di dalam kata tersebut.
2. Berikan contoh metatesis dan epentesis! (Rosnaini)
 Contoh  metatesis : Pada  kata batu, fonem /b/, /a/, /t/, dan /u/ dapat berubah menjadi
bentuk kata lain, seperti : buta, tuba, dan tabu.
 Contoh epentesis : Kata kampak, kita lihat bunyi [m] disisipkan ditengah
kata kapak. Contoh lainnya pada jumblah, bunyi [b] disisipkan di tengah kata jumlah.
3. Organ tutur yang tidak dapat berfungsi? (Nurfina)
 Artikulator pasif adalah organ-organ yang tak bergerak sewaktu terjadi artikulasi suara
seperti bibir atas, gigi atas dan alveolum.
4. Proses fonasi ada 4, dapatkah anda menjelaskan keeempat proses tersebut? (Nur Sulis
Ramadani)
 Pita suara terbuka lebar, pada posisi ini tidak akan terjadi bunyi bahasa.
 Pita suara terbuka agak lebar, pada posisi ini terjadi bunyi bahasa yang disebut bunyi
tak bersuara.
 Pita suara terbuka sedikit, bunyi bahasa yang disebut bunyi bersuara akan terjadi pada
posisi ini.
 Pita suara tertutup rapat-rapat, maka yang terjadi bunyi hamzah D
5. Jelaskan yang dimaksud titik artikulasi (Sri Nur Astri Astuti)
 Artikulasi adalah perubahan rongga dan ruang dalam saluran suara untuk menghasilkan
bunyi bahasa. Daerah artikulasi terbentang dari bibir luar sampai pita suara, di mana
fonem-fonem terbentuk berdasarkan getaran pita suara disertai perubahan posisi lidah
dan semacamnya.
 Titik artikulasi adalah sebuah titik yang terjadi karena pertemuan antara dua artikulator
yang saling mengadakan permainan sehingga menghasilkan bunyi.
6. Jelaskan yang dimaksud umlaut, ablaut, dan harmoni vokal! (Muhammad Kadir)
 Umlaut berasal dari bahasa Jerman. Kata ini memiliki pengertian perubahan ikal
sedemikian rupa sehingga vokal itu diubah menjadi vokal yang lebih tinggi sebagai
akibat dari vokal yang berikutnya yang tinggi.
 Ablaut adalah perubahan vokal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa Indo Jerman
untuk menandai pelbagai fungsi gramatikal.
 Perubahan bunyi biasa disebut dengan harmoni vokal, banyak ditemui dalam bahasa
Turki.
KELOMPOK 4 : TENGGOROKAN ATAS

Istilah fonologi  berasal dari bahasa Yunani yaitu phone = ‘bunyi’, logos = ‘ilmu’. Secara
harfiah, fonologi adalah ilmu bunyi. Fonologi mengkaji bunyi bahasa secara umum dan
fungsional. Menurut abdul chaer  (2010:100), secara etimologi istilah “fonologi”   ini dibentuk
dari kata “fon” yang bermakna “bunyi” dan “logi”  yang berarti “ilmu”. Jadi, secara sederhana
dapat dikatakan bahwa fonologi merupakan ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa pada
umumnya. Menurut Kridalaksana (1995: 57) Fonologi ialah bidang dalam linguistik yang
menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.
Berdasarkan beberapa sumber tersebut dapatlah disimpulkan bahwa fonologi ialah bidang
linguisik atau lmu bahasa yang menyelidiki, mempelajari, menganalisis, dan membicarakan
runtutan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berserta fungsi.

 Macam-macam Fonologi
Fonetik
Fonetik (vokal,konsonan) adalah yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau
bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia bunyi yang keluar dari mulut
tanpa mendapat hambatan,yang menghambat hanya posisi lidah,bentuk bibir.vokal (a,i,u,e,o).
            Fonemik
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional,
artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna. Fonem juga dapat dibatasi
sebagai unit bunyi yang bersifat distingtif  atau unit bunyi yang signifikan.
A. Terjadinya Bunyi Dan Alat Ucap
                        Seperti yang sudah disebutkan, bahwa fonetik (artikulatoris) mengkaji cara membentuk
bunyi-bunyi bahasa. Adapun sumber kakuatan utama untuk membentuk bunyi bahasa yaitu udara
yang keluar dari paru-paru. Udara tersebut dihisap ke dalam paru-paru, kemudian dikeluarkan
ketika bernafas. Ketika udara keluar dari paru-paru melalui tenggorokan, ada yang mendapat
hambatan ada yang tidak mendapat hambatan.
Proses membentuk dan mengucapkan bunyi berlangsung dalam suatu kontinuum.
Menurut analisis bunyi fungsional, arus bunyi yang kontinuum tersebut bisa dikategorisasikan
berdasarkan segmen tertentu. Walaupun denikian, ada pula bunyi yang tidak dapat
dikategorisasikan menjadi segmen-segmen tertentu yang disebut bunyi suprasegmental. Oleh
sebab itu, bunyi bahasa dapat dibagi menjadi :
(1)   Bunyi segmental dan
(2)   Bunyi suprasegmental.
Proses terbentuknya bunyi bahasa secara garis besarnya terbagi atas 4 macam, yakni:
(1)  Proses keluarnya bunyi dari paru-paru,
(2)  Proses fonasi, yaitu lewatnya bunyi dalam tenggorokan,
(3)  Proses artikulasi yaitu proses terbentuknya bunyi oleh artikulator dan,
(4) Proses oro-nasal, proses keluarnya bunyi melalui mulut atau hidung   (ladefoged,
1973: 2-3).

o Terjadinya Bunyi:
1.      Sumber energi utama terjadinya bunyi bunyi bahasa adalah adanya udara dari paru -paru.
2.      Udara dihirup ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan keluar bersama-sama waktu
sedang bernapas.
3.      Udara yang dihembuskan (atau dihirup untuk sebagaian kecil bunyi bahasa) mendapat
hambatan di berbagai tempat alat-alat bicara dengan berbagai cara sehingga terjadi bunyi bahasa.
4.      Tempat atau alat bicara yang dilewati diantaranya batang tenggorok, pangkal tenggorokan,
kerongkongan, rongga mulut, rongga hidung.
5.      Pada waktu udara mengalir keluar pita suara harus dalam keadaan terbuka.
6.      Jika udara tidak mengalami hambatan pada alat bicara, bunyi bahasa tidak akan terjadi.
7.      Syarat terjadinya bunyi bahasa secara garis besar.

o Alat ucap :
1. Paru-paru (lungs)
2. Batang tenggorok (trachea)
3. Pangkal tenggorok (larynx)
4. Tenggorokan atas (pharynx)
5. Rongga mulut
6. Rongga hidung
7. Pita-pita suara (vocal cords)
8. Krikoid (cricoid)
9. Tiroid (thyroid/lekum)
10. Aritenoid (arythenoids)
11. Dinding rongga kerongkongan (wall of pharynx)
12.  Epiglotis (epiglottis)
13. Akar lidah (root of the tongue)
14. Punggung lidah/ pangkal lidah (dorsum)
15. Tengah lidah (medium)
16. Daun lidah (lamina)
17. Ujung lidah (apex)
18. Anak tekak (uvula)
19. Langit-langit lunak (velum)
20. Langit-langit keras (palatum)
21. Gusi dalam/ ceruk gigi (alveolae)
22. Gigi atas (denta)
23. Gigi bawah (denta)
24. Bibir atas (labia)
25. Bibir bawah (labia)
26. Mulut                       
27. Rongga mulut (oral cavity)
28. Rongga hidung (nasal cavity)

1. Paru-paru (Lungs)
Paru-paru berfungsi untuk bernafas. Bernafas terdiri atas dua proses, yakni: (1) Proses
menghisap udara ke paru-paru, yang berupa oksigen (O2); dan (2) Proses mengeluarkan
udara dari paru-paru, yang berupa karbondioksida (CO2).
Selama hidup, manusia senantiasa menghisap dan mengeluarkan uadara. Dengan
demikian, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan udara yang menjadi sumber terbentuk
bunyi bahasa (Pike, 1974).
2. Pangkal Tenggorokan (Larynx)
Pangkal tenggorokan adalah rongga di ujung saluran pernapasan. Pangkal tenggorokan
ini terdiri atas empat komponen, yakni: (1) tulang rawan krikoid, (2) tulang rawan
Aritenoid, (3) sepasang pita suara, dan (4) tulang rawan tiroid (Malmberg, 1963:22).
Tenggorokan (larynx), rongga anak tekak (pharinx), pita suara (vokal cords), dan anak
tekak (uvula). Tenggorokan berfungsi untuk mengeluarkan  udara dari paru-paru, rongga
tersebut dapat membuka atau menutup. Jika rongga tenggorokan membuka akan
membentuk bunyi vokal, sebaliknya jika rongga tenggorokan menutup akan membentuk
bunyi konsonan. Tentu saja, fungsi pita  suara sangat penting dalam menghasilkan bunyi.
Uraian mengenai fungsi pita suara dijelaskan di bawah ini.
3. Tenggorokan Atas ( Pharynx)
Pharynx ialah tenggorakan diatas larynx, berbentuk corong semacam kantong,
menghubungkan rongga mulut, rongga hidung, larynx, kerongkongan (saluran makanan
menuju ke perut). Pharynx berfungsi sebagai resonator (peninggi bunyi yang ditimbulkan
oleh pita suara). Didalam pharynx terhadap alat-alat tutur sebagai berikut :
a. Anak tekak (uvula)
Fungsi Bersama-sama dengan langit-langit lembut (velum), yang menagtur perjalanan
udara dari paru-paru untuk menuju ke rongga mulut ata ke rongga hidung.
Bila anak tekak diturunkan, sehingga arus udara hanya melalui hidung, terjadilah bunyi-
bunyi sengau.
b. Kelep ajkun = katup tenggorokan =epiglottis
Berupa tulang rawan tipis seperti daun yang berdiri di dasar lidah, membentuk bagian
muka pintu masuk ke larynx (voice box). Permukaan epiglottis itu dilapisi selaput lender
seperti membrane sampai ke rongga mulut. Permukaan dasarnya mempunyai lekukan
yang menyimpan banyak kelenjar selaput lender. Fungsi epiglottis sebagai penjaga
larynx :
- Dalam keadaan normal epiglottis berdiri tegak lurus dan membiarkan udara keluar
masuk melalui larynx.
- Selama makanan sedang ditelan, epiglottis melengkung ke belakang menutup larynx,
agar supaya makanan masuk ke kerongkongan dan tidak masuk ke larynx.
4. Rongga Mulut
Berfungsi sebagai resonator (peninggi bunyi) yang ditimbulkan oleh bergetarnya pita suara.
Di dalam rongga mulut terdapat alat-alat tutur yang penting fungsinya dalam menghasilkan
bunyi Bahasa, ialah :
a. Langit-langit lembut (velum)
Sebagai titik artikulasi
b. Langit-langit keras (palatum)
Sebagai alat artikulasi
c. Lidah (tongue)
Merupakan alat bicara yang penting. Sebab gerakan-gerakan lidah dapat mengubah arus
udara dari paru-paru menjadi bermacam-macam bunyi Bahasa. Sebagai articulator, lidah
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, ialah sebagai berikut :
1) Ujung lidah (apex)
Paling mudah bergerak (ke muka, ke belakang, dapat diangkat, dan diturunkan,
bergetar), sehingga pegang peranan penting sebagai articulator.
2) Depan lidah (front of the tongue)
Bagian permukaan lidah yang langsung di belakang ujung lidah, berfungsi sebagai
articulator.
3) Belakang lidah (darsum/post of the tongue)
Bagian permukaan lidah antara depan lidah dengan akar lidah, berfungsi sebagai
articulator.
4) Akar lidah (root of the tongue)
Sebagai articulator.
d. Gigi (dentum)
1) Gigi bawah (dentum)
Sebagai articulator.
2) Gigi depan atas (dentum)
Sebagai titik artikulasi.
3) Lengkung kaki gigi atas (alveolum)
Sebagai titik artikulasi.
e. Bibir (labium)
1) Bibir atas (labium), menjadi titik artikulasi.
2) Bibir bawah (labium), sebagai articulator.
5. Rongga Hidung a
Berfungsi sebagai resonator (peninggi bunyi) yang ditimbulkan oleh bergetarnya pita suara.

PERTANYAAN DAN JAWABAN

Anda mungkin juga menyukai