Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan sarana untuk melayani berbagai pasien
dimana setiap Rumah Sakit memiliki sistem pelayanan rumah sakit dan
struktur organisasi yang berbeda-beda. Ada yang rumah sakit tipe A, B,
C , D dan ada  juga Puskesmas. Rumah Sakit Swasta berbeda dengan
Rumah Sakit pemerintah  juga ada Rumah Sakit Umum dan Daerah yang
mempunya pelayanan yang berbeda namun masing-masing sama-sama
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai.

Rumah Sakit tidak bertujuan untuk memberikan keuntungan


melainkan sebagai pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
klien.Seiring berkembangnya zaman, rumah sakit harus memilki sistem
teknologi yang canggih juga seperti tempat tidur otomatis.Struktur
organisasi menggambarkan kerjasama antara berbagai bidang maupun
kepala. Jika struktur organisasi tersebut berjalan dengan baik maka akan
menghasilkan pelayanan dengan kualitas yang baik pula.

Sebagaimana kita ketahui bahwa rumah sakit itu di perlukan oleh


banyak orang setiap hari nya karena rumah sakit adalah tempat untuk ber
obat, dan hanya satu satu nya tempat paling legal atau satu satu nya tempat
yg paling banyak di kunjungi oleh orang yang kurang sehat, hampir tiap
hari orang bisa jatuh sakit dan mereka akan langsung pergi mencari rumah
sakit oleh karena itu pada sebuah rumah sakt di butuhkan suatu organisasi
agar semua berjalan dengan lancar, cepat dan juga efisien. Karena pada
tiap harinya rumah sakit itu pasti di kunjungi oleh banyak pasien jd di
butuhkan suatu organisasi agar para pasien dapat dilayani degan cepat.
Dan juga suatu organisasi di rumah sakit berfungsi agar setiap intasi di
dalemnya tau tujuan mereka untuk apa disana.jadi secara garis besar
organisasi di rumah sakit itu sangat dibutuh kan demi kelancaran rumah
sakit tersebut krn jika kita liat dr banyak nya pengunjung tiap harinya,
suatu organisasi sangat lah di butuh kan demi kelancaran-kelancaran
tersebut. Bisa kita bayangkan jika di sebuah rumah sakit tidak mempunya
organisasi, pasti akan terjadi sebuah chaos atau bisa di sebut sebuah
kekacauan di dalem rumah sakit tersebut krn tidak adanya suatu organisasi
.karena pasti jika tidak ada organisasi, semua akan terasa repot dan tidak
ada nya suatu aturan-aturan yang mengatur para pasien ataupun instasi
yang ada di dalem lingkungan kerja rumah sakit tersebut.

1
Masing-masing memiliki tugas atau kewenangan tersendiri untuk
membangun sebuah manajemen yang tepat untuk rumah sakit. Tidak ada
perbedaan namun harus sama-saama saling melengkapi antara manajer dan
teknisi untuk membangun sebuah pelayanan yang ujung-ujungnya akan
membuat pelayanan prima sehingga rumah sakit baik tipe A, B, C , D dan
puskesmas bisa berjalan dengan baik. Sebaliknya jika tidak ada kerjasama
yang baik dalam sebuah struktur organisasi maka akan membuat kualitas
pelayanan rumah sakit pun menurun.

B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas tentang bagaimana sistem Pelayanan
Kesehatan dan Struktur Organisasi Rumah Sakit Tipe C.

C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan
Mahasiswa/pembaca mengenai sistem Pelayanan Kesehatan dan Struktur
Organisasi Rumah Sakit Tipe C.

D. Manfaat
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, Mahasiswa/pembaca dapat
lebih mudah memahami sistem Pelayanan Kesehatan dan Struktur
Organisasi Rumah Sakit Tipe C.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit dinyatakan bahwa rumah sakit sebagai sarana pelayanan
kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau
dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI : 2004).
Berdasarkan Permenkes RI Nomor 986/Menkes/Per/11/1992 pelayanan
rumah sakit umum pemerintah Departemen Kesehatan dan Pemerintah
Daerah diklasifikasikan menjadi kelas/tipe A,B,C,D dan E (Azwar,1996)

Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan


Perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh
kelompok tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi masalah-masalah
yang berkaitan dengan pengetahuan medik modern untuk tujuan
pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.

Rumah Sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu “suatu


bagian yang menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun
rehabilitative dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga
dan lingkungan rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga
kesehatan serta untuk penelitian biososial” . 

Rumah Sakit menurut Mentri Kesehatan RI


No.983/Menkes/per/II/1992 yaitu ”sarana upaya kesehatan dalam
menyelanggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.” (  Hand Book of
Instutionl ParmacyPratice).

B. Fungsi Rumah Sakit


Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI
No.983/Menkes/per/II 1992 “Tugas rumah sakit adalah melaksanakan
upaya kesehatan serta berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan  pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan”. Untuk melaksanakan tugas tersebut, rumah
sakit memiliki fungsi yaitu: Fungsi Perawatan Meliputi  promotif
(Peningkatan kesehatan),  prefentif (Pencegahan penyakit), kuratif

3
( Penyembuhan penyakit), rehabilitatai (Pemulihan penyakit),penggunaan
gizi,pelayanan pribadi,dll.

C. Fungsi Pendidikan
Critical right ( Penggunaan yang tepat meliputi : tepat obat, tepat
dosis, tepat cara pemberian, dan tepat diagnosa). 

D. Fungsi Penelitian
Pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan
rumah sakit (Depkes RI).Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari
rumah sakit yaitu :
1. Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
tambahan.
2. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
3. Melaksanakan pelayanan medis khusus.
4. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
5. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
6. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
7. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat
tinggal (Observasi).
8. Melaksanakan pelayanan rawat inap.
9. Melaksanakan pelayanan pendidikan para medis.  
10. Membantu pendidikan tenaga medis umum.
11. Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
12. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.

E. Unsur dalam Organisasi Rumah Sakit


Keorganisasian dalam rumah sakit menurut UU 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit, yaitu paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit
atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan. Beberapa unsur tersebut diatas dapat
disederhanakan menjadi unsur 8/10/2019 Makalah Struktur RS Revisi Fix
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-struktur-rs-revisi-fix 5/39 staf
medis, administrator atau CEO (manajemen), pegawai, serta
Governing Board. Unsur tersebut memiliki kekuasaan dan peranan yang
berbeda satu sama lain, antara lain:
1. Staf Medis
Staf medis terdiri dari semua dokter yang telah memiliki lisensi
untuk merawat pasien di rumah sakit. Staf medis memiliki sebuah

4
oraganisasi yang disebut Komite Medik. Komite Medik mbertanggung
jawab langsung kepada pemilik rumah sakit  
2. Administrator atau CEO
Administrator atau CEO memiliki peranan dan tanggung jawab
terhadap segala manajemen di semua bagian rumah sakit.
Administrator dapat membuat kebijakan, tidak tergabung dalam
Komite Medik. Administrator mendapatkan mandat dari governing
body untuk menjalankan manajemen di rumah sakit sesuai dengan visi
dan misi rumah sakit tersebut.CEO juga memiliki wewenang terhadap
pegawai atau karyawan yang dipekerjakan di institusi tersebut, tetapi
tidak memiliki wewenang yang besar kepada staf medis, seperti
pemberhentian.
3. Pekerja
Pekerja (employee) dalam UU Ketenagakerjaan 13 tahun 2000
adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain. Namun dalam rumah sakit, pekerja adalah orang
yang bekerja di rumah sakit namun bukan merupakan staff medis.
4. Governing Body 
Governing Body rumah sakit pada intinya adalah badan yang
menjadi penghubung formal antara sistem di dalam rumah sakit
dengan masyarakat.Governing Body  Rumah Sakit adalah unit
terorganisasi yang bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan
dan objektif rumah sakit, menjaga penyelenggaraan asuhan pasien
yang bermutu, dengan menyediakan perencanaan serta manajemen
institusi. (Jacobalis dalam Tinarbuka , 2011)

F. Rumah Sakit Kelas C

1. Pengertian Rumah Sakit Kelas C


Rumah Sakit kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran subspesialis terbatas.Terdapat empat
macam pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan penyakit
dalam, pelayananbedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan
kebidanan dan kandungan. Direncanakan rumah sakit tipe C ini akan
didirikan di setiap kabupaten/kota (regency hospital  ) yang
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.Fasilitasnya pelayanan
medis dasar (pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan kesehatn
gigi) memilki 100-500 kamar tidur.

5
2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas C
Menurut Permenkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 Rumah
sakit umum kelas C dipimpin oleh seorang direktur.Direktur
membawahi 1(satu) bagian dan paling banyak 2 (dua)
bidang.Masingmasing bagian terdiri dari paling banyak 3 (tiga) sub
bagiandan setiap bidang membawahi maksimal 3 (tiga) seksi.

3. Sistem Pelayanan Rumah Sakit Kelas C

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


56 Tahun 2014 TentangKlasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit, Sistem
Pelayanan Rumah Sakit Kelas C yaitu:
Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling
sedikit meliputi :
a) Pelayanan medik
Pelayanan medik yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum
tipe C ,  paling sedikit terdiri dari:
1) Pelayanan gawat darurat
Pelayanan gawat darurat yang diberikan harus
diselenggarakan 24 (dua puluh empat) jam sehari secara terus
menerus.
2) Pelayanan medik umum

6
Pelayanan medik umum yang disediakan di Rumah Sakit
Umum tipe D harus meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi
mulut, kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana.
3) Pelayanan medik spesialis dasar
Pelayanan medik spesialis dasar yang sebagaimana
dimaksud harus meliputi meliputi pelayanan penyakit dalam,
kesehatan anak,bedah, dan obstetri dan ginekologi. d. Pelayanan
medik spesialis penunjang Pelayanan medik spesialis penunjang
yang ada harus meliputi pelayanan anestesiologi, radiologi, dan
patologi klinik.
4) Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.
Pelayanan medik spesialis gigi dan mulut paling
sedikit berjumlah 1 (satu) pelayanan.

b) Pelayanan kefarmasian
Pelayanan kefarmasian yang di sediakan di Rumah Sakit
Umum tipe C harus meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi
klinik.

c) Pelayan Keperawatan dan Kebidanan


Pelayanan keperawatan dan kebidanan yang ada harus
meliputi asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.

d) Pelayanan penunjang klinik


Pelayanan penunjang klinik yang sebagaimana dimaksud
harus meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk
semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen
dan rekam medik.

e) Pelayanan penunjang nonklinik


Pelayanan penunjang nonklinik yang ada di Rumah Sakit
Umum tipe D harus meliputi pelayanan laundry/linen, jasa
boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah,
gudang, ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan
jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas
medik, dan pengelolaan air bersih.

f) Pelayanan rawat inap


Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf f harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
1) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30%
(tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah
Sakit milik Pemerintah;

7
2) Jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20%
(dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah
Sakit milik swasta;
3) Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta. Selain itu, sumber
daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C harus memenuhi
standar sesuai peraturan, yang mana terdiri atas:

 Tenaga medis
Tenaga medis sebagaimana dimaksud, paling sedikit
terdiri atas:
 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik
dasar;
 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi
mulut;
 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis dasar;
 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan
medik spesialis penunjang; dan
 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis
pelayanan medik spesialis gigi mulut.

 Tenaga kefarmasian
Tenaga kefarmasian yang di sediakan di Rumah
Sakit Umum tipe C paling sedikit terdiri atas:
 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi
farmasi Rumah Sakit;
  2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang
dibantu oleh paling sedikit 4 (empat) orang tenaga
teknis kefarmasian;
 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu
oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga teknis
kefarmasian;
 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator
penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di
rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga
teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan
dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah
Sakit.

 Tenaga keperawatan

8
Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang ada,
dihitung dengan perbandingan 2 (dua) perawat untuk 3
(tiga) tempat tidur. Sementara itu kualifikasi dan
kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

 Tenaga kesehatan lain


Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain
yang sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit.

 Tenaga nonkesehatan
Untuk jumlah dan kualifikasi tenaga nokesehatan
yang sebagaimana dimaksud disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan Rumah Sakit.
Peralatan Rumah Sakit Umum kelas C harus
memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Peralatan yang ada di Rumah Sakit
Umum tipe C paling sedikit terdiri dari peralatan medis
untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, rawat
intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium
klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi,
instalasi gizi, dan kamar jenazah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Rumah Sakit Umum dan Pendidikan Dirjen Yanmed Depkes RI, Standar
Pelayanan Rumah Sakit cetakan ketiga, Jakarta 1994.

Dirjen Yanmed, 1995. Pembentukan dan Tata Kerja Komite Medik Rumah Sakit, Jakarta

Djuhaeni. H,. 1969. Manajemen Pelayanan Medik dan Keperawatan, Hospital


Management Training PERSI 1993. MC Gibony, Principles of Hospital
Administration Pittsburgh.

Taurany M.H.,. 1989. Pendekatan Sistem dalam Manajemen Rumah Sakit. Dalam :
Taurany M.H. kumpulan materi kuliah KMA 600, FKM - UI, Depok

10

Anda mungkin juga menyukai