Anda di halaman 1dari 21

(PERILAKU ORGANISASI)

Disusun Oleh :

MUADZIN JEMMA

MIFTAHUL KHAER

RENALDI

RINI ASDANIANTI

IRMA SUSANTI ARIFIN

STIE-LPI MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
SEMESTER IV
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita dan tak lupa pula kita mengirim salam dan salawat

kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu

ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah Perilaku Pengembangan Organisasi yang berjudul “Kepemimpinan”  ini

dengan lancar.

Makalah Perilaku Organisasi mengenai Kepemimpinan ini kami susun

guna memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi yang diberikan oleh Bapak

Muhammad Umrah S.Pd.,M.Si. selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Muhammad Umrah

S.Pd.M.Si selaku dosen mata kuliah Perilaku Organisasi yang telah memberikan

pengajaran kepada kami, serta kepada teman-teman yang membantu dalam

penyelesaian makalah ini.

Namun, makalah Perilaku Organisasi tentang Kepemimpinan ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan

saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Sengkang, Mei 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
....................................................................................................................................

ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................
....................................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
...................................................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah.................................................................................
...............................................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat..............................................................................


...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................
...................................................................................................................

A. Definisi Kepemimpinan.......................................................................
.............................................................................................................

B. Teori Kepemimpinan...........................................................................

iii
.............................................................................................................

C. Tipe Kepemimpinan............................................................................
.............................................................................................................

D. Masalah Dalam Kepemimpinan..........................................................


.............................................................................................................

13

BAB III PENUTUP..................................................................................................


...................................................................................................................

16

A. Kesimpulan..........................................................................................
.............................................................................................................

16

B. Saran ...................................................................................................
.............................................................................................................

16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
....................................................................................................................................

17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam

hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.

Pada dasarnya Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar

maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah.

Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok

haruslah saling menghormati dan menghargai.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk

Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,

kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk.

Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan

dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik,

kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah

dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang

berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan

berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok &

lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang

relatif pelik & sulit.

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar

perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan

dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas

1
pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat

keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

2. Bagaimana teori-teori kepemimpinan?

3. Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan?

4. Bagaimana masalah dalam kepemimpinan?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetaui apa yag dimaksud dengan kepemimpinan.

2. Untuk mengetahui teori-teori kepemimpinan.

3. Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan.

4. Untuk mengetahui masalah dalam kepemimpinan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Kepemimpinan

Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya

dengan menggunakan kekuasaan.  Dalam kegiatannya bahwa pemimpin

memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya

sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Pada tahap

pemberian tugas pemimpin harus memberikan suara arahan dan bimbingan

yang jelas, agar bawahan dalam melaksanakan tugasnya dapat dengan mudah

dan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian kepemimpinan mencakup distribusi kekuasaan yang

tidak sama di antara pemimpin dan anggotanya. Pemimpin mempunyai

wewenang untuk mengarahkan anggota dan juga dapat memberikan

pengaruh, dengan kata lain para pemimpin tidak hanya dapat memerintah

bawahan apa yang harus dilakukan, tetapi juga dapat mempengaruhi

bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sehingga terjalin suatu

hubungan sosial yang saling berinteraksi antara pemimpin dengan bawahan,

yang akhirnya tejadi suatu hubungan timbal balik.

Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah

sebagai berikut :

3
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau

pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam

hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan

2. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)

Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok

mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama

dari tiap-tiap individu.

3. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”

Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain

untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk

dikerjakannya.

4. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”

Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong

memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-

tujuannya

B. Teori Kepemimpinan

Beberapa literature yanag membahas tenang teori kepemimpinan pada

prinsipnya sama, yakni: ada empat asumsi dasar dalam teori tersebut yang

berusaha menenrangkan factor yang memungkinkan munculnya

kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan. Pertama, ada teori yang

berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, Kedua, ada teori

yang berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya

4
memungkinkan ia ada. Ketiga, ada teori yang berasumsi bahwa

kepemimpinan itu terjadi karena adanya kelompok orang-orang, dania

melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat, ada pula teori yang

berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku organisasi.

          Untuk memberikan gambaran secara rinci tentang teori-teori

kepemimpinan, berikut dikutipkan beberapa pendapat sebagai berikut:

1. Teori Sifat (Traits Theory)

          Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan

serangkaian sifat-sifat, cirri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin

keberhasilan pada setiap situasi. Seorang pemimpin akan berhasil apabila

memiliki sifat-sifat, cirri-ciri perangai tersebut. Teori ini berkesimpulan

bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan ada sifat-sifat yang

dibawa sejak lahir, jadi merupakan suatu yang diwariskan. Itulah sebabnya

teori ini dikenal sebagai “teori genetis”. Artinya, pemimpin-pemimpin

adalah dilahirkan dan dibentuk.

2. Teori Lingkungan (Environmental Theory)

          Teori ini berasumsi bahwa munculnya pemimpin-pemimpin itu

merupakan hasil dari waktu, tempat, dan keadaan atau situasi dan kondisi.

Situasi dan kondisi tertentu melahirkan tantangan-tantangan tertentu. Dan

dengan sendirinya diperlikan orang-orang yang memiliki sifat-sifat atau

cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan kejatuhan seorang

pemimpin dixebabkan oleh situasi dan kondisi.

5
          Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa

pemimpin-pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not

born).. seseorang akan muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam

lingkungan social, yaitu sustu kehidupan kelompok, dan memanfaatkan

situasi dan kondisi social untuk bertindak dan berkarya mengatasi

masalah-masalah social yang timbul.

3. Teori Pribadi dan Situasi (Personal situation Theory)

         Teori ini berasumsi bahwa kepemimpinan merupakan produk dari

terrkaitnya tiga factor yaitu:

a. Perangai (sifat-sifat) pribadi dari pemimpin.

b. Sifat dari kelompok dan anggota-anggotanya.

c. Kejadian-kejadian (atau masalah-masalah) yang dihadapi oleh

kelompok.

Penganut teori ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang

kepemimpinan harus berkenaan dengan status, interaksi, persepsi dan

perilaku individu-individu dalam hubungan dengan anggota-anggotanya

lain dari kelompok yang terorganisasi. Pemimpin harus mengenal dirinya

(dalam arti sifat-sifatnya, mengenal kelompok yang dipimpin, mengenla

situasi dan kondisi) untuk selanjutnya mengembangkan sifat-sifatnya

sendiri kea rah yang sesuai dengan kelompok yang dipimpinnya dan sesuai

pula dengan situasi dan kondisi dimana ia memimpin.

6
4. Teori Interaksi dan Harapan

            Teori ini berasumsi bahwa semakin terjadi interkasi dan partisipasi

dalam kegiatan bersama semakin meningkat perasaan saling menyukai

atau menyayangi astu sama lain dan semakin memperjelas pengertian atas

norma-norma kelompok. Demikian pula semakin tinggi seseorang dalam

kelompok,semakin mendekati kesesuaian kegiatannya denagn norma-

norma, semakin luas jangkauan interaksinya dan semakin besar pula

jumlah anggota kelompok yang tergerak. Yang penting harus dijaga agar

aksi-aksi pemimpin tidak menegecewakan.

5. Teori Humanistik (Humanistik Theory)

            Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan

berahsil dalam mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu

memberdayakan orang-orang yang ada di dalamnya. Dengan kata lain, ia

mampu membuat organisasi sedemikian rupa sehingga member kebebasan

dan kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan motivasinya sendiri

yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat yang

bersamaan member sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.

6. Teori Tukar-menukar (Exchange Theory)

            Teori ini berasumsi bahwa interaksi social menggambarkan suatu

bentuk tukar-menukar dimana anggota-anggota kelompok memberikan

konstribusi dengan pengorbanan-pengorbanan kempok anggota-anggota

yang lain. Proses ini sesungguhnya menekankan adanya “give and take”

7
antara pemimpin dan yang dipimpin. Itulah sebabnya teori ini juga

dinamai sebagai teori beri-memberi.

7. Teori Kepemimpinan Psikonalisis

            Seseorang berperilaku tertentu barangkali bukan karena untuk

memenuhi kepentingan bawahanya, tetapi barangkali untuk

mengkompensasi kepribadiannya yang frustasi. Teori ini mengatakan

bahwa manusia sangat kompleks. Penampilan luar tidak dapat dijadikan

pegangan. Analis perlu kembali pada teori alam/manusia yang paling dasar

untuk  memahami perilaku manusia atau oemimpin yang sangat kompleks.

8. Teori Kepemimpinan Romantis

            Teori ini mengatakan bahwa pemimpin ada karena pengikutnya.

Para pengikut ini mengembangkan pandangan “romantic” (ideal)

mengenai adanya pemimpin yang dapat membantu mereka mencapai

tujuannya atau memperbaiki hidup mereka. Pemimpin dibutuhkan untuk

membantu menyedrhanakan permasalahan dunia yang sangat kompleks.

Jika bawahan sudah tidak mempercayai pwmimpinnya, efektifitas

kepemimpinan akan hilang, tidak peduli denag tindakan pemimpin

tersebut. Jika bawahan sudah mampu mengorganisir mereka sendiri, maka

pemimpin tidak akan diperlukan lagi.

9. Kepemimpinan Transformal Kharismatik

            Pemimpin transaksional adalah sesorang yang menentukan apa

yang harus dikerjakan oleh karyawan agar mereka dapat mencapai tujuan

mereka sendiri atau organisasi, dan membantu karyawan agar memperoleh

8
kepercayaan dalam mengerjakan tugas tersebut. Sebalikny apemimpin

transformational seseorang yang memotivasi bawahan untuk mengerjakan

lebih dari yang diharapkan semula dan meningkatkan rasa pentingnya

bawahan dan nilai pentingnya pekerjaan.

C. Tipe Kepemimpinan

Tipe kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan

seseorang. Tipe kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai

berikut :

1. Tipe Otoriter

Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan

ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya.

Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok.

Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-

undang. Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan

hanyalah mengikuti dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah

atau mengajukan saran. Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin

secara mutlak.

Kelebihan:

a. Keputusan dapat diambil secara cepat

b. Mudah dilakukan pengawasan

Kelemahan:

a. Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.

9
b. Setiap perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai

kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah

atau instruksi yang telah diberikan.

c. Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak

diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.

d. Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol,

apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan

dengan baik oleh anggotanya.

e. Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-

orang yang dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-

orang tersebut diancam dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya,

orang-orang yang berlaku taat dan menyenangkan pribadinya, dijadikan

anak emas dan bahkan diberi penghargaan.

f. Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik

dan kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak

ada pengawasan langsung.

g. Dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau

menimbulkan sifat apatis.

2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis : “biarkan mereka sendiri”)

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak

memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat

sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk

melakukan tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan

10
diambil oleh anak buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada

bawahannya dalam membuat tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka

sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya dengan cara memberikan

informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.

Kelebihan:

a. Keputusan berdasarkan keputusan anggota

b. Tidak ada dominasi dari pemimpin

Kekurangan:

a. Pemimpin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap

pekerjaan bawahannya.

b. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada

bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Dengan

demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokan.

c. Tingkat keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan

karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan

karena pengaruh dari pemimpin.

d. Struktur organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan

tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

3. Tipe Demokratis

Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan

pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi

lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan

usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan

11
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan

kelompoknya.

Kelebihan:

a. Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan

mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya.

b. Ia mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka

mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.

c. Ia selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam

menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya dengan cara

memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Di samping itu, ia juga

memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar mempunyai

kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian

kekuasaan dan tanggung jawabnya.

Kekurangan:

a. Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.

b. Sulitnya pencapaian kesepakatan.

4. Tipe Pseudo-demokratis

Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic.

Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap

demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia

mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga

Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan

dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa

12
sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran

tersebut sebagai keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi

semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam

bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin dilaksanakan tanpa

disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang demokratis.

5. Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang

khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu

memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu

dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.

Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan perilaku

serta gaya dari si pemimpin.

D. Masalah Dalam Kepemimpinan

1. Kurangnya Koordinasi

a. Koordinasi dalam Program kerja

Seringkali dalam sebuah organisasi yang sudah mapan sekali pun,

atau dapat dikatakan ketika dalam organisasi terdapat sebuah program

kerja yang sangat bagus sekali pun, jika tidak ada koordinasi maka

sering kali menyebabkan kesalahpahaman, yang tentunya dapat

menyebabkan kacaunya terlaksanya sebuah program.

Kekacauan tersebut dapat terjadi ketika antar penanggung jawab

tidak mengetahui batasan-batasan kerjanya, yang seringkali hanya dapat

diperoleh melalui koordinasi antar penanggungjawab

13
b. Koordinasi antar Pimpinan

Parahnya lagi, koordinasi yang buruk dapat mengarah pada

komunikasi yang buruk pula. Komunikasi yang buruk antar pimpinan

tersebut dalam sebuah program dapat berakibat pada program-program

selanjutnya. Maka seringkali terjadi salah sangka dan salah paham

diantaranya. Padahal para pimpinan selain berhubungan dalam

pelaksanaan program kerja seharusnya memiliki ikatan cultural, ketika

terjalin komunikasi yang baik diantaranya.

2. Pengkaderan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah “kader” berarti : (1)

perwira atau bintara dl ketentaraan; (2) orang yg diharapkan akan

memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb. Jika dalam hal

ini kita ambil definisi kedua, maka, istilah “pengkaderan” bisa diartikan

sebagai : sebuah proses yang menghasilkan orang yg diharapkan akan

memegang peran yg penting di pemerintahan, partai, dsb.

a. Rekrutmen

Bagi sebagian periode organisasi, dan bagi berbagai macam

organisasi masalah pengkaderan ini dirasakan berbeda-beda, oleh

karena tingkat animo peminat organisasi yang berbeda beda misalnya.

( Animo artinya hasrat dan keinginan yg kuat untuk berbuat,

melakukan, atau mengikuti sesuatu). Namun pernyataan “kesuksesan

suatu periode adalah bukan sekedar sukses ketika masa jabatanya

namun ketika dapat menghasilkan (kader-kader) periode yang lebih

14
sukses”. Maka dapat dikatakan dalam sebuah organisasi adalah ketika

dalam suatu periode dapat dikatakan sebagai masa kejayaan.

b. Mempertahankan kader

Pengkaderan ini, terkait erat pada pengembangan organisasi.

Ketika suatu organisasi dapat merekrut kader dalam animo besar,

memungkinkan jangkauan organisasi tersebut pada komunitas yang

luas, serta hal tersebut merupakan sumber daya yang tidak bisa

diremehkan. Setelah berhasil merekrut kader dalam animo yang besar,

jika tidak dapat memberdayakan, dalam rangka mempertahankan kader-

kadernya maka seringkali kader-kader tersebut akan mengalami seleksi

alam.

3. Praktik – praktik Organisasi

a. Rasa hormat, martabat, dan kebebasan perorangan. 

Masalah ini berhubungan dengan cara organisasi memperlakukan

anggotanya. Dari sudut pandang sebagian besar anggota oraganisasi,

kepentingan organisasi didahulukan dan kepentingan anggota dijadikan

yang paling akhir.

b. Kebijakan dan praktik personel. 

Masalah ini berkenaan dengan etika kepegawaian, pemberian gaji,

kenaikan pangkat, pendisiplinan, dan masalah pensiun anggota

organisasi. Kewajiban umum organisasi adalah berlaku adil pada

anggota organisasi yang prospektif disetiap jenjang karirnya.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengarahkan

pengikut-pengikutnya untuk bekerja sama dengan kepercayaan serta tekun

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan mereka.

Kepemimpinan dapat juga di artikan sebagai kemampuan seseorang

mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai

tujuan bersama.

Sedangkan sifat dan konsep kepemimpinan itu ada lima tipe pokok

kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi,

Pseudo-demokratis dan Kharismatik. Adapun faktor yang mempengaruhi

perilaku pemimpin, diantaranya keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya,

jenis pekerjaan atau lembaga yang dipimpinnya, sifat-sifat dan

kepribadiannya, sifat-sifat dan kepribadian pengikutnya, serta kekuatan-

kekuatan yang dimilikinya. Secara internal, seorang pemimpin dapat

melakukan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuannya

B. Saran

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi

manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan.

Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

16
Daftar Pustaka

http://libraez.blogspot.com/2012/12/makalah-kepemimpinan_842.html

https://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/

http://ukhuwahislah.blogspot.com/2014/04/makalah-kepemimpinan-

pendidikan_4.html

http://sandi-prambanan.blogspot.com/2011/11/makalah-kepemimpinan.html

17

Anda mungkin juga menyukai