Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

TENTANG KEUANGAN

Oleh :

WANDANI SRI NINGRUM 1796142028

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Keuangan “Uang , Bank dan Nilai Tukar atau Kurs”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ekonomi Internasional Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang
Uang, Bank dan system Kurs mata uang
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini, penulis
sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam proses belajar serta
memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Moneter.
Sekian dan terima kasih.

Makassar, 28 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................... 2
1.3 TUJUAN........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH UANG................................................................................................ 3
2.2 FUNGSI DAN JENIS UANG................................................................................ 5
2.3 TEORI UANG..................................................................................................... 8
2.4 PENGERTIAN BANK..........................................................................................13
2.5 JENIS DAN PRODUK BANK...............................................................................14
2.6 LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA......................................................................15
2.7 NILAI TUKAR RUPIAH.......................................................................................16
2.8 NILAI TUKAR MATA UANG...............................................................................17
2.9 SEJARAH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR DI INDONESIA.................................18
2.10 SYSTEM KURS MATA UANG...........................................................................19

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN....................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan
perekonomian. Uang sebagai alat pembayaran digunakan untuk transaksi jual
beli, baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun, tidak cukup hanya
mengenal uang sebagai alat pembayaran, kita juga perlu mengetahui
pengertian uang, sejarah terbentuknya uang, syarat – syarat terbentuknya
uang,jenis maupun fungsi uang dalam kehidupan sehari – hari.

Bank sangat erat kaitannya dengan uang. Bank berperan dalam lalu
lintas uang dan surat berharga dalam perekonomian. Bank juga dikenal sebagai
tempat meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Namun perlu
diketahui bank juga menerima segala bentuk pembayaran, seperti listrik, air,
dan telepon.

System kurs valuta asing ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu


kekuatan permintaan dan penawaran pasar serta berbagai cara pengaturan
campur tangan pemerintah di bidang ini. Pola perilaku kurs tergantung pada
system moneter yang berlaku.

Pada masa orde lama berlaku system pengendalian ketat devisa dimana
pemerintah menetapkan kurs jauh dibawah tingkat kurs menurut pasar bebas
yang menimbulkan pasar bebas devisa. Pada masa orde baru system
pengendalian dihapus secara bertahap dan diganti system kurs mengambang
terkendali. Pada masa reformasi sekarang ini pengendalian devisa lebih
dikendalikan pemerintah sesuai dengan kondisi ekonomi pemerintah dalam hal
ekspor dan impor.

1
Pasangan masalah ekonomi domestic dan internasional yang dihadapi
serta kebijakan yang tepat diambil untuk masing-masing maslah mungkin
bersesuaian dan atau mungkin bertentangan. Dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut tentang nilai tukar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah uang?
2. Apakah fungsi uang dan apa saja jenis uang?
3. Bagaimana teori uang?
4. Apakah pengertian bank?
5. Apa saja jenis dan produk bank?
6. Bagaimana sejarah perkembangan kebijakan nilai tukar di Indonesia ?
7. Bagaimana system kurs mata uang ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian uang dan bank
2. Untuk mengetahui fungsi dan jenis uang
3. Untuk mengetahui teori uang
4. Untuk mengetahui jenis dan produk bank
5. Untuk mengetahui jenis dan produk bank sejarah perkembangan
kebijakan nilai tukar di Indonesia
6. Untuk mengetahui system kurs mata uang

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH UANG


Uang pada jaman sekarang berbeda dengan zaman dulu. Sebelum uang
ditemukan manusia menggunakan sistem barter atau sistem pertukaran antara barang
atau jasa dengan barang atau jasa lainnya. Akibat sulitnya untuk menemukan
kesamaan keinginan dalam pertukaran barang dengan sistem barter maka
dipergunakanlah uang sebagai alat pembayaran yang sah dan diterima dengan suka
rela. Pada zaman dahulu kala wang tidak seperti pada saat sekarang yang berbentuk
koin dan kertas. Dulu orang sempat menggunakan kerang, garam, dan lain sebagainya
dalam melakukan transaksi ekonominya. Pada masa sekarang uang umumnya dapat
berupa uang kertas dan uang logam serta sesuatu yang dianggap setara dengan uang
seperti cek, giro, surat berharga, dan sebagainya.

Uang yang kita kenal sekarang ini mengalami proses perkembangan


yang panjang. Pada mulanya, masyarakat belum mengenal pertukaran karena
setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannnya dengan usaha sendiri.
Manusia berburu jika ia lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan yang
sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri; singkatnya, apa yang
diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan selanjutnya mengahadapkan manusia kepada kenyataan bahwa
apa yang diproduksi sendiri ternyata tidak cukup untuk memenuhui seluruh
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan
sendiri mereka mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya
dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya timbul “barter”, yaitu
barang yang ditukar dengan barang. Namun pada akhirnya, banyak kesulitan-
kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini, di antaranya adalah kesulitan untuk
menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau
menukarkan barang yang dimilikinya; dan kesulitan untuk memperoleh barang

3
yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang
seimbang atau hampir sama nilainya. Untuk mengatasinya, mulailah timbul
pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan
sebagai alat tukar.

Kesulitan dalam sistem barter mendorong manusia untuk menciptakan


kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu
sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran
adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accpeted). Benda-
benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan
mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari.
Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun
sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat
sampai sekarang; orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari
bahasa Latin salarium yang berarti garam. Meskipun alat tukar sudah ada,
kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena
benda-benda yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan, sehingga
sulit menentukan nilai uang, penyimpanan (storage) dan pengangkutan
(transportation) menjadi sulit dilakukan; serta timbulnya kesulitan akibat
kurangnya daya tahan benda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau
tidak tahan lama.

Kemudian muncul apa yang dinamakan dengan uang logam. Logam


dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari
umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi
nilai, dan mudah dipindah-pindahkan Logam yang dijadikan alat tukar karena
memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang logam emas
dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money), artinya nilai
intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum
pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur,

4
menjual, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas
dalam menyimpan uang logam. Sejalan dengan perkembangan perekonomian,
timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani
dengan uang logam bertambah, sedangkan jumlah logam mulia (emas dan
perak) terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi
dalam jumlah besar (sulit dalam pengangkutan dan penyimpanan). Sehingga
lahirlah uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan
emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan
kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin
100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan
sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Selanjutnya,
masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya, mereka menjadikan ‘kertas-bukti’ tersebut
sebagai alat tukar.

2.2 FUNGSI DAN JENIS UANG


 Fungsi Uang
Fungsi uang dapat dibedakan menjadi fungsi asli dan fungsi turunan.
1. Fungsi Asli
a. Fungsi sebagai alat penukar (medium of exchange)
Seorang nelayan yang menginginkan pakaian, tidak perlu menukarkan ikannya
dengan pakaian secara langsung. Nelayan tersebut dapat menjual ikannya
terlebih dahulu kemudian uang hasil penjualan ika itu digunakan untuk
membeli pakaian. Apabila belum ada uang, Nelayan akan kesulitan menemukan
orang yang bersedia menukarkan pakaiannya dengan ikan.

b. Fungsi sebagai satuan hitung (unit of account)

5
Untuk menyatakan berat suatu barang, kita dapat menggunakan satuan
gram, satuan meter untuk menyatakan satuan panjang suatu barang/benda,
satuan menit untuk menyatakan waktu, dan untuk menyatakan nilai suatu
barang/ jasa digunakan satuan uang. Misalnya nilai dari sebuah pulpen seharga
Rp 2.000,-.
2. Fungsi Turunan
a. Uang sebagai alat pembayaran
Fungsi uang sebagai alat penukar berbeda dengan fungsi uang sebagai alat
pembayaran. Apa bedanya uang berfungsi sebagai alat penukar dan sebagai
alat pembayaran ??
Uang berfungsi sebagai alat penukar bila pembayaran uang tersebut diikuti
dengan penerimaan barang atau jasa dari pihak yang menerima pembayaran
uang.
Misalnya, seseorang menggunakan uang untuk membeli barang atau jasa.
Oleh karena itu, orang yang membayar dengan uang tersebut akan menerima
imbalan berupa diterimanya barang atau jasa.
b. Uang sebagai alat penimbun kekayaan
Apabila kita mempunyai uang berarti kita mempunyai kekayaan.
Contohnya : untuk bekal ke sekolah, kita tidak harus selalu membawa makanan
dan minuman dari rumah, tetapi cukup dengan membawa uang. Uang tersebut
dapat digunakan untuk membeli makanan dan minuman di kantin. Contoh lain :
untuk pergi ke sekolah, kita tidak perlu membawa ban sepeda sebagai ban
cadangan, tetapi cukup dengan membawa uang. Sewaktu ban sepeda kita
pecah di tengah jalan, kita bisa membeli ban sepeda untuk mengganti ban yang
pecah.
“Dengan mempunyai uang berarti kita mempunyai kekayaan. Uang dapat
digunakan sebagai alat penimbun kekayaan”

 JENIS - JENIS UANG

6
1. Uang kartal
Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi
jual beli sehari-hari.
2. Uang giral
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat
akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di
Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain
Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi
uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan
sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek,
giro, atau telegrafic transfer.
3. Uang kuasi
Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat
pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan
tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik. Uang menurut
bahan pembuatannya Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi
dua, yaitu uang logam dan uang kertas.
a. Uang menurut nilainya
Menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan
uang tanda (token money)
1) Uang Penuh (full bodied money)
Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas
uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain,
nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung
dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama
dengan nilai emas yang dikandungnya.

2) Uang Tanda (token money)

7
Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera
diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang
atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut.
Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya
Rp750,00.
b. Uang menurut bahan pembuatannya
Uang menurut bahan pembuatannya terbagi menjadi dua, yaitu uang logam
dan uang kertas.
1) Uang logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam; biasanya dari emas atau
perak karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil,
bentuknya mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan
dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang
logam memiliki tiga macam nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk
membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan
untuk mata uang.
2) Uang kertas
Sementara itu, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang yang terbuat
dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran
yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang
terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

2.3 TEORI UANG


a. Menurut J.M Keynes
Meskipun bisa dikatakan bahwa teori uang Keynes adalah teori yang
bersumber dari teori Cambridge, tetapi Keynes mengemukakan sesuatu yang
berbeda dengan teori moneter tradisi klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini
terletak pada penekanan pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of

8
value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian dikenal
dengan nama teori Liquidity Preference.

1) Motif Transaksi dan Berjaga-jaga


Orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksinya, dan
permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan ini sangat dipengaruhi
oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat
pendapatan semakin besar volume transaksi dan semakin besar pula
kebutuhan uang untuk tujuan transaksi. Permintaan uang untuk tujuan
transaksi ini pun tidak merupakan suatu proporsi yang selalu konstan, tetapi
dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Hanya saja faktor tingkat
bunga untuk permintaan transaksi untuk uang ini tidak ditekankan oleh Keynes,
akan tetapi tingkat bunga ditekankan pada permintaan uang untuk tujuan
spekulasi.
Motif berjaga-jaga (precautionary motive), orang akan mendapat manfaat
dari memegang uang untuk menghadapi keadaan-keadaan yang tidak terduga,
karena sifat uang yang liquid, yaitu mudah ditukarkan dengan barang-barang
lain. Menurut Keynes permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mempengaruhi
permintaan uang untuk transaksi, yaitu terutama dipengaruhi pula oleh tingkat
penghasilan orang tersebut, dan mungkin dipengaruhi pula oleh tingkat bunga
(meskipun tidak kuat pengaruhnya).

2) Motif Spekulasi
Sesuai dengan namanya , motif dari memegang uang ini adalah terutama
untuk tujuan memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si
pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan benar. Pada
teori Cambridge faktor ketidaktentuan masa depan (uncertainly) dan faktor
harapan (expectations) dari pemilik kekayaan bisa mempengaruhi permintaan

9
akan uang dari pemilik kekayaan tersebut. Namun sayangnya teori ini tidak
pernah membakukan faktor-faktor ini ke dalam perumusan teori moneter
mereka. (Kita lihat bahwa bentuk permintaan dari teori Cambridge tidak
berbeda dengan Fisher, dan faktor-faktor ini hanya masuk analisa secara
kualitatif). Perumusan permintaan uang untuk motif spekulasi dari Keynes
merupakan langkah “formalisasi” dari faktor-faktor ini ke dalam teori moneter.
Keynes tidak membicarakan faktor “uncertainly” dan “expectations” hanya
secara umum, seperti teori Cambridge. Tetapi ia membatasi “uncertainly” dan
“expectations” mengenai satu variable yaitu tingkat bunga. Pada garis besarnya
teori Keynes membatasi pada keadaan dimana pemilik kekayaan bisa memilih
memegang kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau obligasi (bond). Uang
tunai dianggap tidak memberikan penghasilan sedangkan obligasi dianggap
memberikan berupa sejumlah uang tertentu setiap periode. Dalam teori Keynes
dibicarakan khusus obligasi yang memberikan suatu penghasilan berupa
sejumlah uang tertentu setiap periode selama waktu yang tak terbatas
(perpetuity).
Secara umum bisa ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
K = RP………………………………………(1)
Dimana K adalah hasil per tahun yang diterima, R adalah tingkat bunga, dan
P adalah harga pasar atau nilai sekarang dalam obligasi “perpetuity” tersebut.
Persamaan tersebut bisa juga ditulis sebagai berikut :
P = K/R………………………………………..(2)
yang menunjukkan bahwa (karena K adalah konstan) harga pasar obligasi (P)
berbanding terbalik dengan tingkat bunga R bila tingkat bunga turun, maka
berarti harga pasar obligasi naik, dan sebaliknya bila tingkat bunga naik maka
harga pasar obligasi turun, atau dengan kata lain semakin tinggi tingkat suku
bunga semakin rendah permintaan uang tunai oleh seseorang atau masyarakat.
Karena, semakin tinggi tingkat suku bunga, maka semakin besar ongkos
memegang uang tunai sehingga seseorang atau masyarakat lebih baik membeli

10
obligasi. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga semakin rendah maka semakin
rendah pula ongkos memegang uang tunai dan semakin besar seseorang atau
masyarakat untuk menyimpan uang tunai.
Permintaan total akan uang :
Bentuk yang sederhana dari fungsi permintaan (total) akan uang dari teori
Keynes adalah:
Md/P = [ k Y + Ø (R, W) ]…………………………….(1)
Md/P adalah permintaan uang total dalam arti riil, suku pertama dalam kurung,
yaitu k Y adalah permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga, yang
dinyatakan sebagai suatu proporsi (k) dari pendapatan nasional riil. Ø (R, W)
adalah permintaan akan uang untuk motif spekulasi yang dinyatakan sebagai
fungsi dari tingkat bunga yang berlaku (R) dan nilai asset (kekayaan atau
wealth) yang ada di masyarakat (W). Variable W ini dimasukkan karena
permintaan uang untuk motif spekulasi dinyatakan sebagai bagian dari W yang
dipegang dalam bentuk uang tunai. Persamaan (1) tersebut bisa pula
dinyatakan dalam bentuk permintaan akan uang dalam satuan moneter sebagai
berikut : Md = [ k Y + Ø (R, W) ] P…………………………..(2) dalam analisa jangka
pendek W biasanya dianggap konstan sehingga fungsi (2) menjadi :
Md = [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(3)
dimana Ø (R) = Ø (R,W), dalam posisi equilibrium, supply uang (Ms), yang
dianggap juga oleh Keynes sebagai variable yang ditentukan oleh pemerintah,
sama dengan Md. Sehingga :
Ms = [ k Y + Ø (R) ] P………………………………(4)
Teori permintaan uang Keynes mempunyai implikasi bahwa fungsi
permintaan akan uang (Liquidity Preference) adalah fungsi yang tidak stabil,
dalam arti bahwa fungsi ini bisa bergeser dari waktu ke waktu. Hal ini karena
Keynes menekankan faktor uncertainly dan expectation dalam menentukan
posisi permintaan uang untuk tujuan spekulasi (Boediono, 2005 : 27).

11
b. Menurut irving fisher
MVt = PT…………………………………….(1)
Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang
dibayarkan oleh pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual.
Hal ini berlaku juga untuk seluruh perekonomian: didalam suatu periode
tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli harus sama dengan
nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan volume
transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai
dari barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada
dimasyarakat (M) dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu
ke tangan yang lain, atau rata “perputaran uang”, dalam periode tersebut (Vt).
MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada dirinnya bukan merupakan suatu
teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh Fisher, menjadi
teori moneter sebagai berikut:
Vt, atau “transaction velocity of circulation” adalah suatu variable yang
ditentukan oleh faktor-faktor kelembagaan yang ada didalam suatu
masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap konstan. T, atau volume
transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output masyarakat
(pendapatan nasional). Identitas tersebut diberi “nyawa” dengan
mentransformasikannya dalam bentuk:
Md = 1/Vt PT…………………………………….(2)
Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu
proporsi tertentu 1/Vt dari nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan
persamaan yang menunjukkan posisi equilibrium di sektor moneter
Md = Ms………………………………………….(3)
Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah)
menghasilkan
Ms = 1/Vt PT……………………………………..(4)

12
Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah
secara proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah.
Dalam teori ini T ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang
untuk Fisher dan para ahli ekonomi Klasik, adalah selalu pada posisi “full
employment” (Hukum Say atau Say’s Law). Vt atau transaction velocity of
circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari
penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh
sifat proses transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode
(Boediono,2005 : 18)

2.4 PENGERTIAN BANK


Asal dari kata bank adalah dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti
tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah
lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan
untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes
atau yang dikenal sebagai banknote.

Sedangkan pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik


Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari pengertian bank menurut Undang-undang Negara Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya
hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa
mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

13
dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga
dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat agar lebih senang menabung.
Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.
Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran
kegiatan utama tersebut.

2.5 JENIS DAN PRODUK BANK


a. JENIS – JENIS BANK
1) Bank Sentral
yaitu bank yang tugasnya dalam menerbitkan uang kertas dan logam sebagai
alat pembayaran yang sah dalam suatu negara dan mempertahankan konversi
uang dimaksud terhadap emas atau perak atau keduanya.
2) Bank Umum
yaitu bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan
berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan
pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral.
3) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran.
4) Bank Syariah
yaitu bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil (sesuai kaidah ajaran
islam tentang hukum riba).
b. PRODUK BANK
1. GIRO
Rekening Giro adalah rekening yang uangnya bisa diambil setiap hari, di
mana rekening ini dilengkapi fasilitas pembayaran dengan cek dan giro bilyet.
Bila Anda bertransaksi dengan pihak lain, maka Anda bisa membayarnya
dengan menggunakan cek atau giro bilyet. Cek adalah surat berharga di mana

14
orang yang Anda beri cek ini bisa langsung menguangkannya di bank.
Sedangkan giro bilyet adalah surat berharga di mana orang yang Anda beri giro
tersebut tidak bisa menguangkan giro itu di bank, tapi harus disetorkan lebih
dulu ke rekeningnya. Barulah setelah itu uang akan cair di dalam rekeningnya.
2. TABUNGAN
Tabungan adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun
penarikannya dapat dilakukan kapan saja. Hampir setiap orang merasa wajib
memiliki tabungan di Bank. Tidak hanya di satu bank, tetapi juga di dua atau
tiga bank sekaligus. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena saat ini
tabungan tidak saja digunakan sebagai sarana menyimpan uang saja, tetapi
juga ditambah dengan fasilitas lain yang sebetulnya sudah agak diluar dari
maksud menabung itu sendiri. Contohnya seperti fasilitas debet, fasilitas ATM,
transfer, dan lain sebagainya.
3. DEPOSITO
Deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetoran maupun
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu saja. Sebagai contoh,
kalau Anda menaruh uang Rp 1 juta pada deposito yang berjangka waktu 3
bulan, maka uang Rp 1 juta tersebut baru bisa Anda ambil setelah 3 bulan
berlalu. Tentunya, Anda juga dijanjikan pemberian bunga tertentu yang bisa
Anda nikmati pada saat deposito itu jatuh tempo.

2.6 LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA


Lembaga keuangan lain seperti :
a. Perusahaan Asuransi yaitu perusahaan pertanggungan sebagaimana yang
dijelaskan dalam kitab Undang-Undang Hukum Perniagaan ayat 246.
b. PT. Pegadaian (Persero) yaitu Perusahaan milik Pemerintah yang ditugasi
untuk membantu rakyat, meminjami uang secara perorangan dengan
menjaminkan barang-barang bergerak maupun tak bergerak.

15
c. Koperasi Kredit yaitu sejenis koperasi yang kegiatan usahanya adalah
mengumpulkan dana anggota melalui simpanan dan menyalurkan kepada
anggota yang membutuhkan dana dengan cara pemberian kredit.

2.7 NILAI TUKAR RUPIAH


Menurut Adiningsih, dkk (1998: 155), nilai tukar rupiah adalah harga
rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai
mata uang rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negara lain. Misalnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, nilai tukar rupiah terhadap Euro, dan
lain sebagainya. Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi
aktivitas di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan
berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.
Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar
saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati
untuk melakukan investasi portofolio.Terdepresiasinya kurs rupiah terhadap
mata uang asing khususnya dolar Amerika memiliki pengaruh yang negatif
terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003).
Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan
dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh
permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Hukum ini juga
berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih banyak daripada
suplainya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi, demikian pula sebaliknya.
Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila negara menganut kebijakan nilai
tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) sehingga nilai tukar
akan ditentukan oleh mekanisme pasar (Kuncoro, 2001).
Jadi, dapat disimpulkan nilai tukar rupiah adalah suatu perbandingan
antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Heru (2008)
menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan

16
penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US.
Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan
masyarakat terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran
perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing
$US sebagai alat pembayaran internasional. Semkin menguat kurs rupiah
sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin
menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai
tukar domestic semakin melemah terhadap mata uang asing. Hal ini
mengakibatkan menurunnya kinerja suatu perusahaan dan investasi di pasar
modal menjadi berkurang.

2.8 NILAI TUKAR MATA UANG


Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :
• Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka
nominal. Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang
dinamakan kurs nominal.
• Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga relative dari
barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat dimanakita dapat
memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang dari
suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena itu nilai tukar riil
juga disebut terms of trade.
Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x Harga barang domestic /
Harga barang luar negeri
Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal
dan tingkat harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga
barang-barang luar negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic
relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga barang-
barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga barang domestic relative
murah.

17
2.9 SEJARAH PERKEMBANGAN KEBIJAKAN NILAI TUKAR DI INDONESIA
Berdasarkan sejarah, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem
nilai tukar, yaitu:
1. Sistem kurs tetap (1970 - 1978)
Sesuai dengan Undang-Undang No.32 Tahun 1964, Indonesia menganut sistem
nilai tukar kurs resmi Rp. 250/dolar Amerika sementara kurs uang lainnya
dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Untuk menjaga
kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank Indonesia melakukan
intervensi aktif di pasar valuta asing.

2. Sistem mengambang terkendali (1978 - Juli 1997)


Pada masa ini, nilai tukar rupiah didasarkan pada system sekeranjang mata
uang (basket of currencies). Kebijakan ini diterapkan bersama dengan
dilakukannya devaluasi rupiah pada tahun 1978. Dengan sistem ini, bank
Indonesia menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs bergerak
di pasar dengan spread tertentu. Bank Indonesia hanya melakukan intervensi
bila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari spread.

3. Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 - sekarang)


Sejak pertengahan Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US dolar semakin
melemah. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mengamankan
cadangan devisa yang terus berkurang maka bank Indonesia memutuskan
untuk menghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang
terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar

mengambang bebas (free floating exchange rate) pada tanggal 14 Agustus


1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga dimaksudkan untuk mengurangi

18
kegiatan intervensi bank Indonesia terhadap rupiah dan memantapkan
pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri.

2.10 SYSTEM KURS MATA UANG


Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang
berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat
(pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs),sekeranjang
mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate)
1. Sistem kurs mengambang
Kurs ditentukan oleh mekanisme pasar dengan atau tanpa adanya campur
tangan pemerintah dalam upaya stabilisasi melalui kebijakan moneter apabila
terdapat campur tangan pemerintah maka sistem ini termasuk mengambang
terkendali (managed floating exchange rate).

2. Sistem kurs tertambat


Suatu negara menambatkan nilai mata uangnya dengan sesuatu atau
sekelompok mata uang negara lainnya yang merupakan negara mitra dagang
utama dari negara yang bersangkutan, ini berarti mata uang negara tersebut
bergerak mengikuti mata uang dari negara yang menjadi tambatannya.

3. Sistem kurs tertambat merangkak


Di mana negara melakukan sedikit perubahan terhadap mata uangnya secara
periodik dengan tujuan untuk bergerak ke arah suatu nilai tertentu dalam
rentang waktu tertentu. Keuntungan utama dari sistem ini adalah negara dapat
mengukur penyelesaian kursnya dalam periode yang lebih lama jika dibanding
dengan sistem kurs terambat.

4. Sistem sekeranjang mata uang

19
Keuntungannya adalah sistem ini menawarkan stabilisasi mata uang suatu
negara karena pergerakan mata uangnya disebar dalam sekeranjang mata
uang. Mata uang yang dimasukan dalam keranjang biasanya ditentukan oleh
besarnya peranannya dalam membiayai perdagangan negara tertentu.

5. Sistem kurs tetap


Dimana negara menetapkan dan mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata
uangnya dan menjaga kurs dengan cara membeli atau menjual valas dalam
jumlah yang tidak terbatas dalam kurs tersebut. Bagi negara yang memiliki
ketergantungan tinggi terhadap sektor luar negeri maupun gangguan seperti
sering mengalami gangguan alam, menetapkan kurs tetap merupakan suatu
kebijakan yang beresiko tinggi.

BAB III

20
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Uang memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan


perekonomian. Uang merupakan alat pembayaran yang sah. Dengan
fungsi sebagai alat tukar, alat satuan hitung, alat penimbun dan
pemindah kekayaan serta pembayaran yang ditangguhkan. Uang juga
memiliki jenis yaitu uang kartal dan uang giral. Dan telah tersedia
lembaga keuangan yang menyediakan jasa untuk menyimpan uang.
2. Penciptaan uang merupakan proses memproduksi / menghasilkan uang
baru. Uang tercipta saat bank memberikan kredit. Pencetakkan uang
dilakukan oleh PERUM PERURI.
3. Bank merupakan lembaga yang menyediakan jasa menyangkut
penyimpanan nilai dan perluasan kredit. Jenis Bank yaitu Bank Sentral
dan Bank Umum. Bank Sentral bertugas mengatur peredaran uang dan
sebagainya. Sedangkan Bank Umum bertugas melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Menurut Adiningsih, dkk (1998: 155), nilai tukar rupiah adalah harga
rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupiah
merupakan nilai mata uang rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata
uang negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika,
nilai tukar rupiah terhadap Euro, dan lain sebagainya. Kurs merupakan
salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham
maupun di pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati
untuk melakukan investasi portofolio.
5. Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang
berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs
tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling

21
pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed
exchange rate)

DAFTAR PUSTAKA

22
Nopirin. 2000. “Ekonomi Moneter Edisi 1”. BPFE. Yogyakarta.

http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/13032-mekanika-penciptaan-uang-
semua-uang-adalah-hutang-2.html

http://jausaja.wordpress.com/2011/04/12/uang-bank-dan-penciptaan-uang/

http://dickysyuhada.blogspot.com/2011/05/uang-bank-dan-penciptaan-
uang.html

http://wasnudin.blogdetik.com/2011/04/14/uang-bank-dan-penciptaan-uang/

http://qory-qorycahyapuspita.blogspot.com/2010/05/uang-dan-bank-serta-
peran-sertanya.html

http://www.bi.go.id/web/id/moneter/nilaitukar.html

http://muhammadsoleh.blogspot.com/2008/02/sejarah-perkembangan-
moneter- kebijakan-indonesia.html,

http://reyusky.blogspot.com/2011/01/sistem-kurs-mata-uang.html

23
24

Anda mungkin juga menyukai