Untuk t = 0 yaitu
𝑟
ℎ(𝑡) = 1 − 𝑟 + 4
𝜋
Untuk 𝑡 = ± 𝑇 yaitu
4𝑟
ℎ(𝑡) = 𝑟 2 𝜋 2 𝜋
( ) sin ( )]
[1+ ) + (1 − ) cos (
√2 𝜋 4𝑟 𝜋 4𝑟
Untuk t yang lain yaitu
𝑡 𝑡
sin *𝜋(1 − 𝑟) + + 4𝑟 cos *𝜋(1 + 𝑡
) +
𝑟
ℎ(𝑡) = 𝑇 𝑇
𝑡 2 𝑇
𝜋 [1 − (4𝑟 𝑡 ) ]
𝑇 𝑇
dimana r adalah faktor roll-off yang dipilih. Apabila diubah ke domain frekuensi maka
persamaan di atas secara umum dapat diubah menjadi bentuk
𝐻(ƒ) = √𝑃(ƒ)
Dimana P(f) adalah spektrum pulsa RC yang diperlihatkan pada job 1. Faktor roll-off pada
pulsa RRC yang mirip dengan faktor roll-off pada pulsa RC mengindikasikan berapa banyak
bandwidth yang digunakan terhadap bandwidth ideal. Jika nilai faktor lebih kecil maka skema
lebih efisien. Persentasenya terhadap bandwidth minimum yang diminta Nyquist dinamakan
kelebihan bandwidth.
2𝐹𝑠i𝑚𝑏𝑜𝑙 𝐹𝑠i𝑚𝑏𝑜𝑙
=
4𝑁 2𝑁
dimana 𝐹𝑠i𝑚𝑏𝑜𝑙 adalah kecepatan symbol. Penilaian frekuensi offset disimpan dalam sebuah
−j2𝜋ðf𝐹𝐹 T
variabel. Titik-titik sampel kemudian dikalikan dengan 𝑒 𝑐 m. Jadi frekuensi offset yang
tersisa adalah 𝛿ƒ𝑐 = ƒ′ − ƒ′′. Tergantung pada nilai frekuensi sampling jumlah frekuensi
offset yang kita dapat nilainya akan berada dalam rentan nilai antara − 𝐹 𝑠i𝑚𝑏𝑜𝑙 sampai 𝐹
𝑠i𝑚𝑏𝑜𝑙. Resolusi
4 4
adalah 𝐹𝑠i𝑚𝑏𝑜𝑙.
2𝑁
3. Ketepatan Pewaktuan
Sampel-sampel yang disampling dalam ADC tidak terjadi pada sampel yang bebas ISI.
Untuk menentukan sampel bebas ISI, kita menggunakan filter polyphase dan menginterpolasi 20
nilai dalam sebuah durasi simbol untuk keduanya simbol I dan Q. Respon impuls pada filter
polyphase adalah pulsa RRC karena pulsa pancar adalah RRC bukan RC. Dalam job 1 kita hanya
menggunakan kanal I untuk menilai sampel yang kira-kira bebas ISI dan melakukan pairing
sampel. Dalam QPSK akan ada cross talk antara I dan Q pada output IF demodulator. Sehingga
kita tidak dapat menggunakan metode pairing, menginterpolasi, merata-ratakan dengan
menggunakan salah satu sinyal I dan Q yang sama dengan baseband komunikasi pada job 1.
Malahan kita melakukan interpolasi pada kedua sinyal I dan Q pada pewaktuan sampel diantara
kedua pairing yang mungkin, dan merata-ratakan energi untuk menilai pewaktuan. Cara ini
dinamakan strategi penilaian waktu non-coherent. Karena phasa offset, gelombang kanal I dan Q
setelah LPF adalah
Jika kita mengambil (𝐼2 + 𝑄2) maka efek 𝜃 dihilangkan. Sampel pada nilai maksimum
adalah sampel sampling yang paling bagus. 20 interpolator disimpan dalam pola array dan dari
nila-nilai interpolator yang dihitung kita memutuskan sampel sampling yang benar dengan
akurasi sebesar
1/20 durasi simbol. Dari sini mematched filter yang paling bagus dari 20 itu ditentukan. Nilai
sampel pewaktuan disimpan dalam sebuah variabel. Disebabkan karena frekuensi offset
pewaktuan, interpolator yang memberikan nilai puncak tetap berubah.
4. Matched Filter
Seperti yang dijelaskan pada sesi ketepatan pewaktuan, matched filter yang paling bagus
diperoleh dengan penilaian pewaktuan. Sampel yang datang setelah kompensasi untuk frekuensi
offset kemudian difilter dengan matched filter yang benar untuk memperoleh simbol yang
didemodulasi yang disimpan dalam sebuah array.
6. Tracking Pewaktuan
Sekali sampel pewaktuan paling bagus untuk blok pertama diperoleh dengan
menggunakan algoritma ketepatan pewaktuan seperti yang dijelaskan di atas, maka itu cukup
untuk memperoleh nilai yang diinterpolasi untuk posisi sebelahnya pada salah satu sisi dari
sampel paling bagus dan pada sampel pewaktuan paling bagus (metode awal-akhir) pada job 1.
Dalam algoritma LSM, kita akan menyesuaikan filter adaptif 1-tap untuk meminimalkan nilai
mean square pada error antara nilai yang diinginkan d dan output y.
Dalam steady state filter adaptif 1-tap dapat mengganti phase offset yang terus berubah secara
lambat disebabkan karena frekuensi offset yang tersisa.
2. Pasang modul pada gambar di atas ke modul BaseUnit yang diperlihatkan pada gambar
di bawah.
c. Klik tombol ‘INITIALIZE’ dan akan muncul window “ Cypress USB Console “.
d. Pilih Option pada menu paling atas, kemudian pilih ‘EZ-USB Interface’ maka akan
ditampilkan window WBU seperti pada gambar di bawah.
e. Klik tombol download untuk mendownload driver WBU’s USB yaitu file
‘WBU_USB.hex’. ini dilokasikan pada ‘C:\WiCOMM-T\Drivers\’ by
default.
f. Setelah didownload, pilih window USB Console dan pilih ‘Alt setting’ as ‘2’ pada
item Configuration Interfaces seperti pada gambar di bawah.
Kemudian close.
g. Kembali ke gambar WiCOMM_T console pada langkah 5.b, klik tombol
‘EXPERIMENT’ dan akan muncul gambar WEC seperti di bawah.
h. Pada item ‘Experiment’ pilih ‘QPSK’ dan kotak sebelah kanannya pilih ‘IF’.
i. Klik tombol ‘GENERATE’ yang akan membangkitkan sampel-sampel modem untuk
ditransmisikan.
j. Atur nilai parameter untuk SNR = 100 dB seperti yang diperlihatkan pada table
berikut :
Frequency Offset
0 Hz 60 Hz 120 Hz
Phase Offset
0 derajat SNR = 100 dB SNR = 100 dB SNR = 100 dB
60 derajat SNR = 100 dB SNR = 100 dB SNR = 100 dB
6. Transmisikan sampel-sampel modem melalui WiCOMM-T untuk setiap nilai parameter
di atas dengan cara sebagai berikut :
a. Kembali ke gambar WiCOMM_T console pada langkah 5.b, klik tombol ‘RUN’ dan
akan muncul gambar WBU console seperti gambar di bawah.
Frequency Offset
0 Hz 60 Hz 120 Hz
Phase Offset
0 derajat SNR = 50 dB SNR = 50 dB SNR = 50 dB
60 derajat SNR = 50 dB SNR = 50 dB SNR = 50 dB