Anda di halaman 1dari 113

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKSI PADI DI KECAMATAN KAWAY XVI


KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

DESI SAPUTRA RAFIIE


NIM : 07C20101058

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2013

v
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKSI PADI DI KECAMATAN KAWAY XVI
KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

DESI SAPUTRA RAFIIE


NIM : 07C20101058

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2013

v
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKSI PADI DI KECAMATAN KAWAY XVI
KABUPATEN ACEH BARAT

Nama Mahasiswa : DESI SAPUTRA RAFIIE


NIM : 07C20101058
Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Mahrizal, SE Salbidah, S.Pd

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi


Ekonomi Pembangunan

Zulbaidi, MM Yayuk EW, SE., M.Si

Tanggal Lulus : 27 Juli 2012

v
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi dengan Judul

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI


PADI DI KECAMATAN KAWAY XVI
KABUPATEN ACEH BARAT

Yang disusun oleh


Nama : Desi Saputra Rafiie
Nim : 07C20101058
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tanggal 27 Juli 2012 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Abd. Jamal, SE., M.Si ...........................


( Ketua Penguji )

2. Mahrizal, SE ..........................
( Anggota Penguji I )

3. Salbidah, S.Pd ..........................


( Anggota Penguji II )

4. Yenny Ertika, SE ..........................


( Anggota Penguji III )

Alue Peunyareng 27 Juli 2012


Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan

Yayuk EW, SE., M.Si

v
ABSTRAK

Desi Saputra Rafiie, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di


Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Dibawah Bimbingan Mahrizal
dan Salbidah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah


biaya, dan jumlah jam kerja terhadap produksi padi di Kecamatan Kaway XVI.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan
dengan cara menyebarkan daftar kuisioner kepada sebanyak 150 orang kepala
keluarga petani yang meliputi sebanyak 5 desa sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan rata-rata yang digarap oleh
keluarga tani di Kecamatan Kaway XVI seluas 2.395 m2, jumlah jam kerja yang
digunakan rata-rata sebanyak 9 HOK setiap hari dengan jumlah tenaga kerja
sebnyak 4 orang, dan jumlah modal yang dibutuhkan sebesar rata-rata sebesar Rp.
2.363.200,-. Sedangkan hasil produksi padi rata-rata sebanyak 2.462 kilogram.
Hasil pengolahan data diperoleh persamaan Y = -3,624 + 0,273X1 +
0,122X2 + 0,578X3 yang berarti apabila luas lahan, jumlah jam kerja dan jumlah
modal tidak digunakan, maka produksi padi diperoleh sebesar -3,624 kilogram.
Hasil uji parsial (uji t) faktor luas lahan menghasilkan nilai thitung 6,114 > ttabel
0,6761, faktor jumlah jam kerja thitung 3,525 > ttabel 0,6761, dan faktor jumlah
modal nilai thitung 9,962 > ttabel 0,6761. Sedangkan hasil uji simultan (Uji F) pada
taraf keyakinan 95% (=0,05) menghasilkan Fhitung 531.791 > Ftabel 2,666. Hasil
uji (Adjusted R2) adalah sebesar 0,942 atau sebesar 94,20%.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa baik secara parsial
maupun secara simultan faktor luas lahan, faktor jumlah jam kerja, dan faktor
jumlah modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah hasil
produksi padi, dan ketiga faktor tersebut mempunyai kemampuan yang sangat
kuat untuk menerangkan hasil produksi padi di Kecamatan Kaway XVI.
Disarankan kepada pemerintah daerah dapat memberikan bantuan kepada petani
dalam bentuk mencetak sawah baru dan bantual modal seperti bibit, pupuk, dan
obat-obatan tanaman padi, karena bantuan ini akan mendorong peningkatan
produksi tanaman padi di Kecamatan Kaway XVI.

Kata Kunci : Luas Lahan, Jumlah Jam kerja, Jumlah Modal dan Produksi Padi

v
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena hanya

dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

yang berjudul : “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di Kecamatan

Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat”, yaitu sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan (IESP) Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat disusun tanpa adanya

bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis dalam kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan

yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Mahrizal, SE dan Ibu Salbidah, S.Pd, selaku pembimbing yang

telah memberikan arahan dan bimbingan yang baik kepada penulis

sehingga selesainya penulisan proposal penelitian ini.

2. Bapak / Ibu Dewan Penguji yang terdiri dari Bapak Jamal, SE., M,Si

selaku Ketua penguji, Bapak Mahrizal, SE selaku anggota penguji I, Ibu

Salbidah, S.Pd selaku anggota penguji II, dan Ibu Yenny Ertika, SE selaku

anggota penguji III.

3. Ibu Yayuk, EW, SE, M,Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar.

4. Bapak Zulbaidi, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar Meulaboh.

5. Bapak-bapak dan Ibu Dosen Pengajar dilingkungan Fakultas Ekonomi

Universitas Teuku Umar Meulaboh.

v
6. Ayahanda Kamaruddin S.Pd dan ibunda Halimah S.Pd tercinta yang telah

memberikan dukungan moril dan spritual serta do’a restu dan kasih

sayangnya yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi

hingga dapat meraih gelar sarjana.

7. Untuk Abang yang tercinta Dedi Kamarlis dan untuk adik-adik ku

Hirman dan Maulida terima kasih telah memberi doa dan semangat dalam

menyelesaikan (Skripsi) ini.

8. Sahabatku Siti Hajar, Aji, Marwan, Reki, Arif, Herian, Fawardinur,

Barona dan kawan – kawan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis senantiasa menantikan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Skripsi ini.

Meulaboh, Januari 2013


Penulis,

Desi Saputra Rafiie

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN TUJUAN ................................................................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi
MOTTO/PERUNTUKAN ............................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1.5. Sistematika Pembahasan.......................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10


2.1. Pengertian Ekonomi Pertanian.................................................. 10
2.2. Pembangunan Pertanian............................................................ 11
2.3 Pengertian Produksi .................................................................. 13
2.3.1. Teori Produksi................................................................. 15
2.3.2. Fungsi Produksi .............................................................. 16
2.4. Faktor Produksi......................................................................... 17
2.4.1. Lahan .............................................................................. 18
2.4.2. Tenaga kerja.................................................................... 22
2.4.3. Modal .............................................................................. 24
2.5. Perumusan Hipotesis................................................................. 25

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 26


3.1. Pupulasi dan Sampel ................................................................. 26
3.2. Data Penelitian .......................................................................... 27
3.3. Model Analisis Data ................................................................. 28
3.4. Definisi Operasional Variabel .................................................. 29
3.5. Pengujian Hipotesis ................................................................. 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 33


4.1. Karakteristik Responden........................................................... 33
4.2. Penggunaan Input Hasil Produksi............................................. 37
4.3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi............ 38
4.4. Pengujian Hipotesis .................................................................. 41

v
4.4.1. Uji Parsial (uji-t) ............................................................. 41
4.4.2. Uji Simultan (uji-F) ........................................................ 42
4.4.3. Uji Determinasi (R2) ....................................................... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 45


5.1. Simpulan .................................................................................. 45
5.2. Saran ........................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 47


LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 48

v
DAFTAR GAMBAR

1. Fungsi Produksi Padi ....................................................... 16

v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Sampel Penelitia....................................................................................... 27

2. Karakteristik Responden menurut Umur, Jenis Kelamin dan


Status Perkawainan.................................................................................. 33

3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan, Pekerjaan


Sampingan, dan Jumlah Tanggungan Keluarga....................................... 35

4. Jumlah Hasil Panen, Luas Lahan, Jumlah Jam kerja, dan


Jumlah Biaya Produksi Padi Petani Kecamatan Kaway XVI.................. 38

5. Hasil Analisis Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Jam kerja,


Jumlah Biaya terhadap Hasil Panen Padi Petani Kecamatan
Kaway XVI.............................................................................................. 39

6 Hasil Uji Simultan (Uji F) Pengaruh Luas Lahan, Jumlah


Jam kerja, dan Jumlah Modal Terhadap Hasil Panen Padi
Petani Kecamatan Kaway XVI................................................................ 43

7. Interval dan Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi................................ 44

v
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1. Daftar Kuisioner....................................................................................... 48

2. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian........................................................... 49

3. Uji Reliability........................................................................................... 53

4. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi..................... 54

5. Hasil Uji Hipotesis................................................................................... 57

6. Titik Persentase Distribusi t (sf 121 – 160).............................................. 60

7. Titik Persentase Distribusi F.................................................................... 61

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... ii
HALAMAN TUJUAN ................................................................................. iii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi
MOTTO/PERUNTUKAN ............................................................................ vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1.5. Sistematika Pembahasan.......................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 10


2.1. Pengertian Ekonomi Pertanian.................................................. 10
2.2. Pembangunan Pertanian............................................................ 11
2.3 Pengertian Produksi .................................................................. 13
2.3.1. Teori Produksi................................................................. 15
2.3.2. Fungsi Produksi .............................................................. 16
2.4. Faktor Produksi......................................................................... 17
2.4.1. Lahan .............................................................................. 18
2.4.2. Tenaga kerja.................................................................... 22
2.4.3. Modal .............................................................................. 24
2.5. Perumusan Hipotesis................................................................. 25

III. METODE PENELITIAN .................................................................... 26


3.1. Populasi dan Sampel ................................................................. 26
3.2. Data Penelitian .......................................................................... 27
3.3. Model Analisis Data ................................................................. 28
3.4. Definisi Operasional Variabel .................................................. 29
3.5. Pengujian Hipotesis ................................................................. 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 33


4.1. Karakteristik Responden........................................................... 33
4.2. Penggunaan Input Hasil Produksi............................................. 37
4.3. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi............ 38
4.4. Pengujian Hipotesis .................................................................. 41

x
4.4.1. Uji Parsial (uji-t) ............................................................. 41
4.4.2. Uji Simultan (uji-F) ........................................................ 42
4.4.3. Uji Determinasi (R2) ....................................................... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 45


5.1. Simpulan .................................................................................. 45
5.2. Saran ........................................................................................ 46

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 47


LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 48

x
ABSTRAK

Desi Saputra Rafiie, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi di


Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Dibawah Bimbingan Mahrizal
dan Salbidah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, jumlah


biaya, dan jumlah jam kerja terhadap produksi padi di Kecamatan Kaway XVI.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan
dengan cara menyebarkan daftar kuisioner kepada sebanyak 150 orang kepala
keluarga petani yang meliputi sebanyak 5 desa sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan rata-rata yang digarap oleh
keluarga tani di Kecamatan Kaway XVI seluas 2.395 m2, jumlah jam kerja yang
digunakan rata-rata sebanyak 9 HOK setiap hari dengan jumlah tenaga kerja
sebnyak 4 orang, dan jumlah modal yang dibutuhkan sebesar rata-rata sebesar Rp.
2.363.200,-. Sedangkan hasil produksi padi rata-rata sebanyak 2.462 kilogram.
Hasil pengolahan data diperoleh persamaan Y = -3,624 + 0,273X1 +
0,122X2 + 0,578X3 yang berarti apabila luas lahan, jumlah jam kerja dan jumlah
modal tidak digunakan, maka produksi padi diperoleh sebesar -3,624 kilogram.
Hasil uji parsial (uji t) faktor luas lahan menghasilkan nilai thitung 6,114 > ttabel
0,6761, faktor jumlah jam kerja thitung 3,525 > ttabel 0,6761, dan faktor jumlah
modal nilai thitung 9,962 > ttabel 0,6761. Sedangkan hasil uji simultan (Uji F) pada
taraf keyakinan 95% (=0,05) menghasilkan Fhitung 531.791 > Ftabel 2,666. Hasil
uji (Adjusted R2) adalah sebesar 0,942 atau sebesar 94,20%.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa baik secara parsial
maupun secara simultan faktor luas lahan, faktor jumlah jam kerja, dan faktor
jumlah modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah hasil
produksi padi, dan ketiga faktor tersebut mempunyai kemampuan yang sangat
kuat untuk menerangkan hasil produksi padi di Kecamatan Kaway XVI.
Disarankan kepada pemerintah daerah dapat memberikan bantuan kepada petani
dalam bentuk mencetak sawah baru dan bantual modal seperti bibit, pupuk, dan
obat-obatan tanaman padi, karena bantuan ini akan mendorong peningkatan
produksi tanaman padi di Kecamatan Kaway XVI.

Kata Kunci : Luas Lahan, Jumlah Jam kerja, Jumlah Modal dan Produksi Padi

v
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tujuan usaha tani pada prinsipnya sama dengan usaha lainnya, yakni

memperoleh keuntungan, sedangkan pangan yang kuat adalah jaminan bahwa

seluruh warga terjaga keamanannya dari persediaan pangan yang mencukupi.

Model pengembangan pertanian yang digunakan oleh Departemen Pertanian

selama ini dapat dijadikan sebagai acuan. Dalam mengembangkan usaha tani

tersebut salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan adalah peningkatan hasil

produksi pertanian yang dihasilkan oleh petani, meningkatnya produktivitas

pertanian dapat mendorong pengembangan komoditas yang sesuai dengan potensi

wilayah yang ada. Peningkatan hasil produksi pertanian akan dapat meningkatkan

pendapatan para petani yang merupakan keharusan dalam pembangunan

pertanian. Kualitas dan kuantitas yang baik dari produk pertanian yang dihasilkan

petani sangat mempengaruhi tingkat pendapatan petani.

Kebutuhan bahan pangan akan terus meningkat dalam jumlah, keragaman

dan mutunya, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan kualitas hidup

masyarakat. Oleh karena itu, sumber daya lahan yang tersedia sebagai basis

kegiatan sektor pertanian semakin terdesak oleh kegiatan perekonomian lainnya

termasuk sarana dan prasarana, pemukiman, infrastruktur dan transportasi. Di

samping masalah lahan, produksi komoditas pangan juga menghadapi

permasalahan yang menjadi tantangan di bidang teknologi dan sumber daya

manusia.

Menurut (Rosyidi, 2006), kegiatan produksi tidak dapat dilakukan apabila

tidak ada bahan-bahan yang memungkinkan untuk melakukan proses produksi itu
2

sendiri. Untuk dapat melakukan kegiatan produksi, diperlukan tenaga manusia,

sumber-sumber alam, tersedianya modal dalam segala bentuk, serta kecakapan

dan keterampilan dari sumber daya manusia. Dimana semua hal tersebut

merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi.

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi

produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari

pemakaian sejumlah input dengan mengubah teknologi tertentu. Produksi dapat

digambarkan sebagai berikut:

INPUT PROSES OUTPUT


- Kapital, Fungsi produksi - Barang
- Tenaga Kerja, (dengan teknologi - Jasa
- Tanah/Sumber Alam, tertentu)
- Interpreneur

Peningkatan produksi padi di Aceh Barat dalam menghasilkan produksi

beras tidak sebanding dengan perkembangan jumlah penduduk, sehingga dapat

mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan antara kebutuhan beras dengan

ketersediaan beras yang akan mengakibatkan terjadinya peningkatan dan

ketergantungan tehadap impor beras.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat,

tingkat perkembangan luas panen dan produksi di Aceh Barat mengalami fluktuas

atau naik turun, dimana pada tahun 2008 jumlah produksi 42.392 ton, turun

menjadi 40.145 ton pada tahun 2009, dan naik kembali pada tahun 2010 jumlah

produksi terjadi kenaikan kembali menjadi sebanyak 46.961 ton. Apabila hal

tersebut terus berlangsung dikhawatirkan akan mempersulit ketersediaan beras


3

lokal mengingat terjadi peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Mengingat

komoditas beras merupakan kebiasaan dan salah satu makanan pokok masyarakat

Indonesia.

Berbicara dalam hal produksi pangan tidak terlepas dari luas lahan tanah

atau lahan sawah yang tersedia dalam kegiatan usaha tanaman padi. Dan sangat

disayangkan pemerintah daerah lalai dalam hal ini, karena kepemilikan tanah

sebagai pilar terpenting kegiatan produksi semakin lama semakin tidak ramah

dengan sektor pertanian.

Menurut Badan Pertanahan Nasional ( BPN ), setiap lima tahun konvensi

lahan pertanian untuk pemanfaatan lahan lain mencapai 106 ribu hektar.

Disamping itu, sumber daya lahan yang merupakan sebagai basis kegiatan sektor

pertanian semakin terdesak oleh kegiatan perekonomian lainnya yang dapat

menurunkan tingkat produksi pangan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang sangat

strategis dan memiliki peranan yang berbeda dari faktor-faktor produksi lainnya,

dimana sumber daya manusia akan dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengelola, mengkombinasikan dan mendayagunakan berbagai faktor produksi.

Salah satu faktor tenaga kerja sangat menentukan dalam peningkatan produksi

pangan dikarenakan kontribusi tenaga kerja dinilai dapat menentukan kinerja

usaha tani yang masih bersifat padat pada tenaga kerja.

Sehubungan dengan masalah pembangunan pada sektor pertanian yang

merupakan perioritas yang masih berpotensi di Aceh, khususnya dalam wilayah

Kabupaten Aceh Barat. Secara topograpi dan geografis Kabupaten Aceh Barat

merupakan daerah yang berpotensi pada sektor pertanian dan wajar kontributor
4

terbesar pembentukan Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kabupaten

Aceh Barat berasal dari pertanian, baik pertanian tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan, perikanan, perternakan dan kehutanan.

Pembangunan pertanian berkaitan erat dengan membangun masyarakat

petani (usaha rumah tangga tani), agar taraf hidup mereka lebih layak dan mampu

memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Beberapa kurun waktu terakhir ini

masyarakat lebih cenderung mengusahakan lahan pertaniannya terhadap tanaman

spesipikasi yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dari pada memandang

kebutuhan pangan yang mendasar. Tanaman pangan baik padi maupun palawija

lambat laun mulai ditinggalkan oleh masyarakat, dan beralih terhadap tanaman

perkebunan seperti kelapa sawit, kakao, dan karet. Alih fungsi lahan pertanian

tanaman pangan padi dan palawija di Kabupaten Aceh Barat mengalami cukup

tinggi, seperti halnya pada tahun 2005 luas lahan sawah seluas 11.032 hektar,

namun pada tahun 2010 telah menyusut menjadi 9.349 hektar artinya telah

mengalami penurunan seluas 1.683 hektar selama 5 tahun (BPS Kabupaten Aceh

Barat, 2010).

Oleh karena itu perekonomian masyarakat Kabupaten Aceh Barat umumnya

masih didukung oleh sektor atau lapangan usaha pertanian, sehingga sebahagian

besar penduduk bergantung hidupnya pada sektor usaha pertanian.

Sektor pertanian dibentuk atas beberapa subsektor yakni, subsektor

pertanian tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Pembentukan Pendapatan

Domestik Regional Brutto (PDRB) pada Sektor Pertanian di Kabupaten Aceh

Barat adalah mencakup kelima subsektor pertanian tersebut di atas.


5

Pada sisi lain sebagai jaminan produksi di pasar, pemerintah juga

menetapkan harga standard yang dikenal dengan Harga Patokan Pemerintah

(HPP), hal ini diharapkan agar tidak terjadinya persaingan harga produksi yang

tidak sehat di pasar, dan untuk menghindari harga yang semena mena oleh

pedagang pengumpul dan tengkulak lainnya.

Kecamatan Kaway XVI merupakan daerah yang sebagian besar mata

pencarian penduduknya adalah bertani, sehingga daerah tersebut dapat dikatakan

daerah pertanian tanaman padi sawah. Lebih dari 75% petani menjadikan padi

sebagai jenis tanaman utamanya. Karena wilayah Kecamatan Kaway XVI yang

tertinggal dan pernah dijadikan sebagai lumbung beras. Kabupaten Aceh Barat

pasca pemekaran dengan Kabupaten Nagan Raya.

Kenyataannya menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir ini produksi

padi di Kecamatan Kaway XVI secara umum mengalami penurunan. Hal ini

antara lain disebabkan oleh terjadinya penurunan jumlah areal sawah yang tidak

tergarap oleh para petani, serta meningkatnya beban biaya usaha tani yang harus

dikeluarkan oleh petani, dan tidak sesuai dengan jumlah tenaga kerja untuk

menggarap areal sawah.

Menurunnya luas areal sawah yang digarap oleh petani dikarenakan oleh

beberapan faktor, antara lain peralihan fungsi tanah sawah menjadi areal tanaman

perkebunan keras dan dijadikannya wilayah pemukiman. Sedangkan perluasan

sawah baru jauh lebih kecil dibandingkan peralihan fungsi lahan sawah tersebut

menjadi untuk pengembangan pembangunan lainnya. Selanjutnya penurunan

jumlah areal sawah juga disebabkan menurunnya motivasi petani untuk


6

melakukan kegiatan usaha tani padi sawah sehingga banyak lahan sawah yang

tidak tergarap.

Meningkatnya modal kegiatan usaha tani padi sawah terutama disebabkan

oleh faktor tingginya biaya sewa, bibit, dan upah (upah pengolahan tanah, upah

panen, pasca panen dan lain-lain), tingginya harga pemeliharaan dan perawatan

(pupuk, pestisida, insektisida, dan pengamanan dari hama lainnya).

Menurunya motivasi petani untuk melakukan kegiatan usaha tani padi telah

mengakibatkan menurunnya jumlah tenaga kerja usaha tani yang pada akhirnya

dapat menurunkan produksi padi. Proses tersebut terjadi dikarenakan banyak

diantara petani mengalih profesinya dari petani menjadi tenaga kerja sektor usaha

lainnya, dan berperilaku enggan untuk terus melakukan kegiatan usaha tani,

karena berpola pikir bahwa menjadi petani tidak akan mencapai kesejahteraan

selama-lamanya. Pada hal sesungguhnya pengalihan profesi tersebut belum tentu

dapat memberbaiki kesejahteraan yang lebih baik dari profesi sebelumnya sebagai

petani.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dalam bentuk skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Padi di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah dapat dirumuskan

sebagai berikut:

a. Berapa besar pengaruh luas lahan yang ditanam terhadap hasil produksi padi di

Kecamatan Kaway XVI?


7

b. Berapa jumlah pengaruh modal terhadap hasil produksi padi di Kecamatan

Kaway XVI?

c. Berapa besar pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap hasil produksi padi di

Kecamatan Kaway XVI?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan,

maka tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh luas lahan terhadap produksi padi di

Kecamatan Kaway XVI.

b. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh modal terhadap hasil produksi padi

di Kecamatan Kaway XVI?

c. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tenaga kerja terhadap produksi padi

di kecamatan Kaway XVI

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terdiri dari manfaat

teoritis dan manfaat praktis, yaitu :

1.4.1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan informasi bagi Pemerintah, instansi/lembaga yang terkait

dalam menentukan kebijakan usahatani padi di Kabupaten Aceh Barat.

b. Sebagai bahan studi banding dan tambahan ilmu pengetahuan bagi

Mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama program studi Ekonomi

Pembangunan Universitas Teuku Umar yang ingin melakukan

penelitian di masa yang akan datang.


8

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan kepada para petani padi yang ada di Kecamatan

Kaway XVI dalam rangka meningkatkan produktivitas yang efisien

sehingga dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani.

b. Sebagai bahan perbandingan untuk penelitian relevan yang telah ada

dan sebagai acuan kepada peneliti yang hendak meneliti penelitian yang

serupa.

1.5. Sistematika Pembahasan

Secara garis besar sistematika pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi

dalam 5 bab dan setiap bab dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan kebutuhan

pembahasan dan uraiannya. Sedangkan dalam pengajuan proposal, sistematika

pembahasannya sebagai berikut :

Bagian Pendahuluan, dalam bahagian ini penulis mengemukakan secara

ringkas latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bagian Tinjauan Pustaka, dalam bagian ini penulis mengutip dan

menguraikan konsep teoritis yang menunjang penelitian antara lain pengertian

ekonomi pertanian, teori pembangunan pertanian, pengertia produksi dan faktor-

faktornya, teori tentang modal usaha tani dan perumusan hipotesis.

Bagian Metode Penelitian, metode penelitian menjelaskan tentang : populasi

dan sampel penelitian, data penelitian, model analisis data, definisi operasional

variabel dan pengujian hipotesis.


9

Bagian Hasil Pembahasan, dalam hasil penelitian ini menjelasankan tentang

: karakteristik responden, penggunaan input dan hasil produksi, analisis faktor

yang mempengaruhi produksi, pengujian hipotesis, uji parsial (uji-t), uji simultan

(uji-F), dan uji determinasi (R2).

Bagian Kesimpulan dan saran, dalam kesimpulan dan saran menjelaskan

tentang : Kesimpulan dan saran penelitian.


10

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ekonomi Pertanian

Ilmu ekonomi pertanian adalah termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu

kemasyarakatan (social science), ilmu yang mempelajari prilaku dan upaya serta

hubungan antar manusia. Perilaku yang dipelajari bukanlah hanya mengenai

perilaku manusia secara sempit, misalnya perilaku petani dalam kehidupan

pertaniannya, tetapi mencakup persoalan ekonomi lainnya yang langsung maupun

tidak langsung berhubungan dengan produksi, pemasaran, dan konsumsi petani

atau kelompok-kelompok petani.

Pengertian ekonomi pertanian yang demikian maka analisis usahatani

beserta pengolahan hasil-hasil pertanian, kebijakan pertanian, hukum-hukum dan

hak-hak pertanahan termasuk bidang-bidang yang harus dipelajari oleh ekonomi

pertanian. Dengan demikian ilmu ekonomi pertanian dapat didefenisikan sebagai

bagian dalam ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan

persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun

makro.

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian daerahnya

berada di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa yang

memotong Indonesia hampir menjadi dua. Disamping pengaruh khatulistiwa, ada

dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia yaitu

banyaknya pulau-pulau dan topografinya yang bergunung-gunung.

Indonesia juga merupakan negara agraris, artinya pertanian memegang

peranan penting dari keseluruhan perekonomian Nasional. Hal ini dapat

ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja
11

pada sektor pertanian atau dari produk Nasional yang berasal dari pertanian.

Pentingnya sektor pertanian dapat pula dilihat dari besarnya nilai ekspor yang

berasal dari pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup: (1) Pertanian rakyat

atau pertanian dalam arti sempit (2) Perkebunan (termasuk didalamnya

perkebunan rakyat dan perkebunan besar) (3) Kehutanan (4) Peternakan dan (5)

Perikanan (dalam perikanan dikenal lebih lanjut yaitu perikanan darat dan

perikanan laut).

Sedangkan menurut (Mubyarto, 2002) mengatakan bahwa: “Ekonomi

Pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang

memberi mengandung pengertian sebagai suatu ilmu yang mempelajari dan

membahas serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi yang

diterapkan pada pertanian”.

Pengertian di atas bahwa ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu

ekonomi dengan ilmu pertanian. Ilmu ini menjadi satu ilmu tersendiri yang

mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses pembangunan dan

pemacu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Didalamnya tercakup analisis

ekonomi dan proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan sosial dalam

produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi, dan produksi itu sendiri.

Analisis juga diterapkan sesudah proses produksi, antara lain mengkaji hubungan

antara produksi dengan kebutuhan yang sangat erat kaitannya dengan harga dan

pendapatan.

2.2. Pembangunan Pertanian.

Berbagai hal dapat dilakukan untuk mengembangkan pertanian sejak saat

ini. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang harus
12

menjadi prioritas dalam melakukan semua kegiatan yang berhubungan dengan

pengembangan pertanian. Sektor pertanian menjadi prioritas pertama bagi Negara

negara berkembang karena sektor ini ditinjau dari berbagai segi merupakan sektor

yang dominan dalam ekonomi nasional. Misalnya kontribusi terhadap pendapatan

nasional, peranannya dalam penyerapan tenaga kerja pada penduduk bertambah

dengan cepat, serta kontribusinya dalam menghasilkan devisa.

Menurut Muawin (2010 : 206), Pembangunan pertanian diharapkan mampu


menumbuhkan sektor pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi
sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian Indonesia, khususnya dalam
hal pencapaian sasaran :
a. Mensejahterakan petani.
b. Menyediakan pangan,
c. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah,
d. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri,
e. Menghasilkan devisa,
f. Menyediakan lapangan pekerjaan,
g. Peningkatan pendapatan nasional,
h. Mempertahankan kelestarian sumberdaya.

Tujuan pembangunan akan tercapai apabila memperhatikan kaidah usaha

dalam usaha tani dan dukungan pangan yang kuat bagi masyarakat. Kaidah usaha

tani meliputi prinsip usaha yakni: keuntungan, sementara pangan yang kuat adalah

jaminan bahwa seluruh warga terjaga keamanan pangannya. Model

pengembangan pertanian yang digunakan oleh Depertemen Pertanian selama ini

dapat dijadikan acuan.

Dalam mengembangkan usaha tani kegiatan utama yang harus dilakukan

adalah peningkatan produksi barang pertanian yang dihasilkan petani,

meningkatkan produktivitas pertanian serta mendorong pengembangan komoditas

yang sesuai dengan potensi wilayah. Peningkatan produksi pertanian apabila ingin

meningkatkan pendapatan petani merupakan keharusan dalam pembangunan


13

pertanian. Kualitas dan kuantitas yang baik dari produk pertanian yang dihasilkan

petani sangat mempengaruhi pendapatan petani. Pasar sangat menuntut kualitas

produk sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran dan tingkat pendapatan

masyarakat.

Program program pembangunan pertanian pada hakikatnya adalah

rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya

sistem pertanian dan usaha-usaha pertanian yang berdaya saing, berkerakyatan,

berkelanjutan dan terdesentralisir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program pembangunan pertanian diarahkan kepada tujuan pembangunan

pertanian jangka panjang yaitu sektor pertanian sebagai andalan dalam

pembangunan nasional. Ketangguhan perekonomian nasional dengan basis agraris

sebagaimana Indonesia tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan ketangguhan

sektor pertanian. Sangat relevan apabila visi, misi, tujuan dan strategi

pembangunan pertanian adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

pertanian dalam mendukung perekonomian nasional.

2.3. Pengertian Produksi

Usaha tani sesungguhnya tidak sekedar hanya terbatas pada pengambilan

hasil melainkan nyata merupakan suatu usaha produksi. Dalam hal ini akan

berlangsung pendayagunaan tanah, biaya, tenaga kerja, dan keterampilan sebagai

faktor produksi tersebut. Jika pendayagunaannya dilakukan dengan baik akan

menghasilkan hasil yang baik pula dan sebaliknya jika pengelolaanya tidak

berjalan dengan baik maka hasilnya tidak dapat diandalkan. Jika hasil-hasilnya

tersebut sangat baik ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas akan menghasilkan

suatu kepuasan bagi produsen itu sendiri. Dengan demikian dalam produksi
14

komoditi pertanian terdapat berbagai kegiatan dan hubungan antara sumber-

sumber produksi yang digunakan dengan hasil komoditasnya.

Ditinjau dari pengertian teknis maka produksi merupakan suatu proses

pendayagunaan sumber-sumber yang telah tersedia dan hasilnya dimiliki akan

lebih besar dari pengorbanan yang diberikan. Sedangkan bila ditinjau dari segi

ekonomi maka pengertian produksi merupakan suatu proses pendayagunaan

sumber-sumber yang telah tersedia sehingga memperoleh suatu hasil yang kualitas

dan kuantitasnya baik, sehingga menjadi komoditi yang layak diperdagangkan.

Menurut Sukirno, (2003 : 190) menjelaskan bahwa; hubungan dinatar

faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi

produksi. Faktor-faktor produksi seperti telah dijelaskan, dapat dibedakan kepada

empat golongan yaitu tenaga kerja, tanah, modal, dan keahlian keusahawanan.

Teori ekonomi menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga

faktor produksi (tanah, modal, dan keahlian keusahawanan) adalah tetap

jumlahnya, sedangkan faktor jumlah tenaga kerja dipandang sebagai faktor

produksi yang mengalami perubahan. Dengan demikian untuk menggambarkan

hubungan antara faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang

dicapai adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan

jumlah produksi yang dicapai.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa produksi ialah suatu

kegiatan atau aktifitas yang dapat menambah nilai guna dan manfaat barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari uraian diatas dapat pula diperoleh

pengertian produksi pada usahatani padi secara khusus yaitu suatu proses produksi

sehingga menghasilkan padi yang dapat disebut sebagai komoditi (output).


15

2.3.1. Teori Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.

Kegiatan tersebut dalam ekonomi biasa dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi

produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari

pemakaian sejumlah input dengan mengubah teknologi tertentu.

Menghasilkan jumlah output tertentu, suatu usaha harus menentukan

kombinasi pemakaian input yang sesuai. Jangka waktu analisis terhadap suatu

usaha yang melakukan kegiatan produksi dapat dibedakan menjadi jangka pendek

dan jangka panjang. Analisis terhadap kegiatan produksi dikatakan berada dalam

jangka pendek apabila sebagian dari faktor produksi dianggap tetap jumlahnya

(fixed input).

Jangka waktu analisis dalam jangka pendek tersebut suatu usaha tidak dapat

menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap. Faktor produksi yang

dianggap tetap biasanya adalah modal seperti mesin dan peralatannya, bangunan,

dan lain-lain. Sedangkan faktor produksi yang dapat mengalami perubahan

(variable input) misalnya adalah tenaga kerja. Dalam jangka panjang semua

faktor produksi dapat mengalami perubahan. Berarti dalam jangka panjang setiap

faktor produksi dapat ditambah jumlahnya kalau memang diperlukan. Dalam

jangka panjang suatu usaha dapat melakukan penyesuaian terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi di pasar. Jumlah alat-alat produksi dapat ditambah,

penggunaan mesin-mesin dapat dirombak dan ditingkatkan efesiensinya, jenis-

jenis komoditi baru dapat dihasilkan, dan sebagainya.

Menurut (Daniel, 2002), Hubungan fisik antara output dan input pertanian
seringkali tidak dapat menggambarkan secara langsung fenomena yang ada.
Pada dasarnya fungsi produksi adalah pola hubungan yang menunjukkan
respon output terhadap penggunaan input. Contoh produksi padi tergantung
16

pada penggunaan pupuk N. Secara umum diketahui bahwa output akan


meningkat seiring dengan penambahan input pupuk hingga tingkat
penggunaan pupuk tertentu. Penggunaan input yang lebih banyak output
akan menurun karena terjadi ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah.
Hubungan tersebut secara grafis disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 1.1. Fungsi Produksi Padi.

Output Padi (kg)


Output Max

TPP

2.200 Output Dasar

125 Pupuk X1(Kg)


Output Padi (kg)

40

30

20

10 APP

0 125
MPP

2.3.2. Fungsi Produksi

Fungsi produksi merupakan sifat hubungan antara faktor-faktor produksi

dan tingkat produksi yang dihasilkan. Jadi fungsi produksi adalah suatu

persamaan yang menunjukkan jumlah maksimum output yang dihasilkan dengan

kombinasi input tertentu yang selalu dinyatakan dalam bentuk persamaan

Q = f(K, I, R, T), (Sukirno, 2006).


17

Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa mencapai

suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak, dan

suatu perusahaan tidak bisa menggunakan lebih sedikit input tanpa mengurangi

tingkat outputnya.

Pembahasan teori ekonomi produksi, maka telaahan yang banyak diminati

dan dianggap penting adalah telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan

karena beberapa hal, antara lain:

a. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara

faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung dan hubungan

tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

b. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan antara

variabel yang dijelaskan (dependent variable), Y, dan variabel yang

menjelaskan (independent variable), X, serta sekaligus mengetahui hubungan

antar variabel penjelas. Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan dan

dirumuskan sebagai berikut:

Y = f (X1, X2,… Xn)

Dengan fungsi produksi seperti tersebut di atas, maka hubungan Y dan X

dapat diketahui dan sekaligus hubungan X1, X2,… Xn juga dapat diketahui.

2.4. Faktor Produksi

Dalam suatu kegiatan usahatani selalu melibatkan faktor-faktor produksi

(input) untuk menghasilkan suatu produk (output). Menurut (Mubyarto, 2006),

produksi pertanian dalam pengusahaanya selalu menggunakan input untuk

menghasilkan output, dimana input merupakan segala sesuatu yang diikutsertakan

dalam proses produksi seperti penggunaan tanah (lahan), tenaga kerja, modal,
18

sarana produksi, dan pengelolaan. Oleh karena itu, perkembangan usahatani atau

tingkat dari suatu produksi tidak terlepas dari perkembangan faktor-faktor

tersebut.

2.4.1. Lahan

Luas lahan adalah merupakan luas lahan pertanian atau areal tanaman yang

didalamnya terdapat bagian tanaman yang sedang mengeluarkan hasil, bagian

tanaman yang sudah tua atau yang tidak menghasilkan lagi atau bagian tanaman

yang belum berbuah atau yang baru ditanam. Luas lahan menghasilkan adalah

merupakan luas lahan tanaman pertanian yang terdapat pokok-pokok yang

mengeluarkan hasil. Luas lahan menghasilkan pada satu periode (jangka waktu)

tertentu adalah tergantung kepada keputusan untuk menanam pada masa lalu.

Luas panen adalah luas tanah yang mampu menghasilkan hasil panen. Luas

panen di sini adalah mencakup semua luas tanah atau lahan yang mampu

menghasilkan hasil panen untuk tanaman bahan pangan. Proses produksi

pertanian pada dasarnya berlangsung pada sebidang tanah atau lahan karena

dalam tanah tersebut terjadi proses kimia, proses kehidupan biologi dan fisika

yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman atau budi daya tanaman. Dalam

hubungannya dengan kebutuhan hidup tanaman tersebut tanah berfungsi sebagai:

tunjangan mekanis sebagai tempat tanaman tegak dan tumbuh, penyedia unsur

hara dan air, dan lingkungan tempat akar atau batang dalam tanah melakukan

aktivitas fisiologinya.

Lahan termasuk dalam modal tetap dan merupakan salah satu faktor

produksi yang sangat berperan dalam setiap usaha yang dilakukan. Menurut

(Mubyarto, 2002), lahan merupakan salah-satu faktor produksi yang merupakan


19

pabrik hasil-hasil pertanian yaitu dimana tempat produk itu berjalan dan darimana

hasil produksi itu keluar.

Jumlah produksi ditentukan oleh keadaan lahan usaha tani yang meliputi

kualitas (kesuburan) dan kuantitas (luas lahan). Kualitas dan kuantitas lahan

tersebut akan mempengaruhi produktivitas, lahan yang subur akan memberikan

hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan lahan yang kurang subur. Pada

lahan-lahan yang tingkat kesuburannya sama namun luas lahan yang diusahakan

berbeda maka produksi yang dihasilkan akan berbeda pula.

Lahan mempunyai sifat yang khusus sehingga dikatakan sebagai faktor

produksi. Sifat khusus tersebut diantaranya luasnya relatif tetap atau dianggap

tetap, tidak dapat dipindah-pindahkan dan dapat dipindahtangankan atau

dijualbelikan. Semakin luas lahan yang diusahakan maka produksi yang

dihasilkan secara kuantitas akan cenderung meningkat. Di samping itu, ada

kemungkinan sebidang tanah tidak secara langsung dipakai oleh pemiliknya

sebagai modal untuk usahatani tetapi dipakai sebagai alat mencari kredit atau

membayar hutang-hutang. Sebagai faktor produksi, tanah mendapat bagian dari

hasil produksi karena jasanya dalam produksi itu. Pembayaran atas jasa produksi

ini dikatakan sewa tanah (rent).

David Ricardo, seorang ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dikenal sebagai

salah seorang penulis terkemuka dalam soal sewa tanah dengan teorinya mengenai

sewa tanah differensial, dimana ditunjukkan bahwa tinggi rendahnya sewa tanah

adalah disebabkan oleh kesuburan tanah, makin subur tanah makin tinggi sewa

tanah.
20

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat diketengahkan

sebuah simpulan mengenai tanah sebagai komponen hidup dari lingkungan yang

sangat penting terutama bagi hidupnya tumbuhan bahan pangan. Karena tanah

merupakan salah satu usaha pada bidang pertanian yang memiliki kandungan

nutrisi yang sangat diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dan dipengaruhi oleh

beberapa faktor penting lainnya. Oleh sebab itu luas panen atau sering disebut luas

tanah yang mampu memberikan hasil panen atau produktivitas pertanian sebagai

suatu proses dalam produksi bidang pertanian.

Proses penanaman padi biasanya menggunakan lahan sawah. Dimana lahan

sawah merupakan fasilitas utama dalam penanaman padi. Adapun lahan sawah

tersebut dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsinya masing-masing,

yaitu:

1. Lahan Sawah

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak petak dan dibatasi oleh

pematang (galangan, saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya

ditanami padi sawah tanpa memandang dari mana diperolehnya atau status tanah

tersebut. Termasuk disini lahan yang terdaftar di Pajak Hasil Bumi, Iyuran

Pembanguna Daerah, Lahan Bengkok, Lahan Serbotan, Lahan Rawa yang

ditanami padi dan lahan-lahan bukaan baru (transmigrasi dan sebagainya)

2. Lahan Sawah Irigasi (Berpengairan)

Lahan Sawah berpengairan (irigasi) yaitu lahan sawah yang memperoleh

pengairan dari sistem irigasi, baik yang bangunan penyadap dan jaringan-

jaringannya diatur dan dikuasai dinas pengairan PU (Pekerjaan Umum) maupun

dikelola sendiri oleh masyarakat. Lahan sawah irigasi terdiri dari :


21

• Lahan Sawah Irigasi Teknis

• Lahan Sawah Irigasi Setengah Teknis

• Lahan Sawah Irigasi Sederhana

• Lahan Sawah Irigasi Non PU

3. Lahan Sawah Non Irigasi (Tak Berpengairan)

Lahan Sawah Tak Berpengairan (Non Irigasi) yaitu lahan sawah yang tidak

memperoleh pengairan dari sistem irigasi tetapi tergantuing pada air alam seperti :

air hujan, pasang surutnya air sungai/laut, dan air rembesan. Lahan sawah non

irigasi ini meliputi :

• Lahan Sawah Tadah Hujan

• Lahan Sawah Pasang Surut

• Lahan Sawah Lainnya (lebak, polder, rembesan, lahan rawa yang

dapat ditanami padi dan lain lain)

4. Lahan Sawah Pasang Surut

Lahan sawah pasang surut adalah lahan sawah yang pengairannya

tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.

5. Lahan Sawah Lebak

Lahan lebak adalah lahan sawah yang pengairannya berasal dari reklamasi

rawa lebak (bukan pasang surut).

6. Lahan Sawah Polder

Lahan sawah polder adalah lahan sawah yang terdapat didelta sungai yang

pengairannya dipengaruhi oleh air sungai tersebut.

7. Lahan Sawah Lainnya

Lahan sawah lainnya adalah rembesan yang biasanya ditanami padi.


22

2.4.2. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah pengertian tentang potensi yang terkandung dalam diri

manusia yang dikaitkan dengan perdagangan di berbagai kegiatan atau usaha yang

ada keterlibatan manusia, yang dimaksud adalah keterlibatan unsur-unsur jasa

atau tenaga kerja. Yang biasa disebut sebagai tenaga kerja pada dasarnya adalah

penduduk pada usia kerja (15-64 tahun), dan dapat pula dikatakan bahwa tenaga

kerja itu adalah penduduk yang secara potensial dapat bekerja.

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

disamping sumber alam, modal, dan teknologi. Ditinjau dari segi umum

pengertian tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk

menghasilkan barang dan jasa dan mempunyai nilai ekonomi yang dapat berguna

bagi kebutuhan masyarakat, secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan

memiliki pengaruh yang besar terhadap kegiatan usaha pertanian. Jumlah kerja

yang dicurahkan untuk tiap kegiatan berbeda-beda, dimana semakin banyak

tenaga kerja yang tersedia dan dicurahkan dalam kegiatan usaha pertanian maka

jumlah produk yang dihasilkan semakin besar yang akan berdampak pada

pendapatan yang semakin besar pula.

a. Curahan Kerja

Menurut Rahim dan Diah (2008), penggunaan tenaga kerja dapat dinyatakan

sebagai curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja

efektif yang dipakai. Ukuran tenaga kerja dapat dinyatakan dalam Hari Orang

Kerja (HOK). Satuan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung besarnya

tenaga kerja adalah satu HOK atau sama dengan satu hari kerja pria (HKP), yaitu
23

jumlah kerja yang dicurahkan untuk seluruh proses produksi yang diukur dengan

ukuran kerja pria. Untuk menyetarakan, dilakukan konversi berdasarkan upah di

daerah penelitian. Hasil konversinya adalah satu hari pria dinilai sebagai satu hari

kerja pria (HKP) dengan delapan jam kerja efektif per hari.

Bidang usaha tani, tenaga kerja dibedakan atas dua macam yaitu menurut

sumber dan jenisnya. Menurut sumbernya tenaga kerja berasal dari dalam

keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya

didasarkan atas spesialis pekerjaan kemampuan fisik dan keterampilan dalam

bekerja yang dikenal tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Penggunaan tenaga

kerja dalam keluarga dan luar keluarga dipengaruhi oleh skala usaha yang

dilakukan, semakin besar skala usaha maka penggunaan tenaga kerja cenderung

semakin meningkat.

Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja biasanya digunakan

standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan “Hari Kerja Pria”

atau HKP. Namun, tidak selamanya penambahan dan pengurangan tenaga kerja

mempengaruhi produksi, karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah

tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi.

c. Kualitas Tenaga Kerja

Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan usahatani

berdasarkan tingkat kemampuannya. Tenaga kerja manusia tersebut dipengaruhi

oleh (a) umur, (b) tingkat pendidikan, (c) pengalaman, (d) faktor alam seperti

iklim dan kondisi lahan usaha tani, dan (e) keterampilan.

2.5.2. Keterampilan (skill)


24

Petani selalu berusaha untuk memperoleh hasil taninya yang baik, dalam hal

ini petani juga harus berusaha mempunyai keahlian dalam produksi pertaniannya,

keahlian ini yang disebut dengan skill yang merupakan syarat mutlak dari

peningkatan hasil pertanian yang diinginkan. Pengertian pembangunan ekonomi

adalah suatu usaha untuk memperbesar pendapatan perkapital dan menaikkan

produktivitas perkapital dengan jalan menambah peralatan modal dan

keterampilan agar satu sama lainnya menambah pendapatan yang lebih besar dan

produktivitas yang lebih tinggi.

Pengertian tersebut menjelaskan bahwa keterampilan dan modal mempunyai

peranan yang sejalan dalam pembangunan ekonomi. Dahulu, masa pertanian di

mana keterampilan kurang mendapat perhatian atau disebut dengan petani

tradisional, petani memproduksi hasil-hasil pertanian dengan mengesampingkan

aspek keahlian dan pengetahuan, sehingga hasil pertanian mereka tidak

berkembang dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan sangat penting dalam

proses produksi, sebab di Indonesia sendiri keterampilan kurang ditekankan dan

tenaga kerja sektor pertanian masih didominasi oleh tenaga kerja yang mengolah

pertanian berdasarkan pengalaman turun-temurun.

2.4.3. Modal

Modal dalam pengertian ekonomi adalah barang atau uang yang bersama-

sama faktor produksi lahan dan tenaga kerja digunakan untuk menghasilkan suatu

barang baru atau hasil pertanian dalam suatu proses produksi. Sedangkan modal

merupakan bentuk kekayaan berupa uang tunai ataupun barang yang akan

digunakan untuk menghasilkan suatu barang. Pengertian barang disini meliputi


25

alat-alat produksi dan sarana produksi pertanian lainnya seperti pupuk, bibit, dan

obat-obatan (Mubyarto,2002).

Modal menurut sifatnya dibedakan menjadi modal tetap (fixed cost) yaitu

modal yang tidak habis dipakai dalam satu kali proses produksi, seperti tanah,

bangunan dan alat pertanian. Sedangkan modal bergerak (variable cost) yaitu

modal yang habis terpakai dalam satu kali proses produksi seperti uang tunai yang

dibayarkan kepada tenaga kerja. Sumber modal petani bisa berasal dari petani itu

sendiri maupun dari luar usahatani.

2.5. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan konsep dasar teoritis dan batasan masalah yang dirumuskan,

maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah; luas lahan, jumlah

modal, dan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi padi di

Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Selanjutnya Kriteria hipotesis yang ditentukan dalam pengujian ini adalah :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, dimaksudkan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja dan

besarnya modal yang dikeluarkan petani tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap jumlah hasil produksi padi.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, dimaksudkan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja dan

besarnya modal yang dikeluarkan petani berpengaruh secara signifikan

terhadap jumlah hasil produksi padi.


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi dengan jumlah individu yang dapat ditentukan disebut populasi

infinitif, sedangkan populasi dengan jumlah individu dalam kelompok tidak

mempunyai jumlah yang tidak tetap/tidak terhingga disebut populasi definitif

(Nazir, 1999 : 325), Mengingat jumlah petani di Kecamatan Kaway XVI

cenderung tidak terhingga, maka populasi dalam penelitian ini termasuk populasi

infinit, dimana yang menjadi populasi adalah seluruh petani yang ada dalam

Kecamatan Kaway XVI yang terdiri dari 43 desa/gampong.

Sampel merupakan elemen yang tidak menyeluruh atau sebahagian dari

populasi. Sedangkan sampling adalah suatu cara pendataan yang mencakup semua

elemen yang ada di dalam sampel. Dengan demikian data yang dikumpulkan

dalam penelitian bersumber dari sejumlah petani yang menjadi sampel dengan

menggunakan teknik sampling sehingga representatif terhadap populasi dari

jumlah petani di kecamatan Kaway XVI.

Jumlah keluarga petani yang menjadi sampel dalam penelitian ditetapkan

dengan cara acak sederhana (simple random sampling) berdasarkan jumlah

desa/gampong penghasil padi yang paling banyak.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 150 rumah tangga petani padi

yang berasal dari 5 desa/gampong penghasil produksi padi terbanyak. Dengan

kata lain setiap desa/gampong penghasil padi terbanyak sebanyak 30 keluarga

petani untuk menjadi sampel penelitian. Distribusi sampel adalah sebagai berikut :

26
27

Tabel III – 1
Sampel Penelitian
Populasi Persentase Sampel
No Desa/Gampong
(KK) (%) (KK)
1. Beuregang 199 15,08 30
2. Alue Tampak 198 15,15 30
3. Meunasah rambot 134 22,39 30
4. Tepin Panah 134 22,39 30
5. Peunia 102 24,99 30
JUMLAH 767 100,00 150

3.2. Data Penelitian

3.2.1. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data utama dalam penelitian ini yang

dikumpulkan dari keluarga petani padi yang sudah dipilih menjadi

sampel penelitian dimasing-masing desa/gampong sampling. Data

tersebut meliputi jumlah hasil produksi padi, jumlah tenaga kerja

yang melaksanakan usaha tani dan jumlah modal yang dikeluarkan

untuk membiayai kegiatan usaha tani padi tersebut.

b. Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dari penelitian

kepustakaan seperti Laporan Instansi Pertanian, Kecamatan Kaway

XVI Dalam Angka, Rencana Pembangunan Daerah dan studi

perpustakaan di Universitas Teuku Umar Meulaboh.

3.2.2. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data primer yang dilakukan

dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada keluarga petani

sampel yang telah disusun secara sistematis dan sesuai dengan

rencana jawaban yang diperlukan dari keluarga petani responden.


28

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan wawancara, konsultasi dan koordinasi dengan berbagai

pihak yang terkait dengan kegiatan usaha tani padi di Kecamatan

Kaway XVI termasuk petani padi sendiri.

c. Observasi, yaitu kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan melihat langsung pelaksanaan kegiatan

usaha tani padi oleh petani di Kecamatan Kaway XVI.

3.3. Model Analisis Data

Model dasar yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah pengembangan teori produksi Cobb-Dauglas, dengan persamaannya

sebagai berikut :

Y = A Kα Lβ

Melalui teknik implementasi variabel K dan L menjadi bentuk yang lebih

spesifik sehingga menghasilkan variabel eksplanatori yang digunakan dalam

penelitian ini. Dengan demikian fungsi produksi tersebut menjadi :

JHP = f(LL, JT, JB)

Kemudian fungsi produksi tersebut dimasukkan ke dalam persamaan Cobb-

Dauglas, maka menghasilkan persamaan fungsi hasil produksi padi di Kecamatan

Kaway XVI menjadi :

JHP = f(α LLβ1, JTKβ2, JBβ3)

Dengan melakukan Ln terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian

ini diperoleh Model Regresi Non Linier (Cobb-Douglas) guna melihat pengaruh

luas lahan, jumlah jam kerja dan jumlah biaya terhadap jumlah hasil produksi

padi, model regresi tersebut di transformasi menjadi linier adalah sebagai berikut :
29

Ln JHP = Ln α + β1 Ln(LL) + β2 Ln (JT) + β3 Ln (JM) + µ

dimana :

JHP = Jumlah Hasil Produksi Padi (Ton)

LL = Luas Lahan (Ha)

JTK = Jumlah Jam Kerja (HOK)

JM = Jumlah Modal (Rp)

α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

µ = Variabel pengganggu

Pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan pendekatan model

regresi tersebut di atas, penulis menggunakan alat bantu software komputer, yaitu

program SPSS.

3.4. Definisi Operasional Variabel

Semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik variabel bebas

maupun variabel terikat didefinisikan sebagai berikut:

a. Jumlah Hasil Produksi (JHP) atau disebut juga variabel terikat, didefinisikan

sebagai jumlah keseluruhan hasil produksi padi yang diperoleh keluarga petani

padi di kecamatan Kaway XVI untuk satu kali musim panen yang dihitung

dalam satuan ton.

b. Luas Lahan (LL) atau tersebut sebagai variabel bebas, didefinisikan bahwa

keseluruhan luas lahan sawah yang digunakan oleh masing-masing keluarga

petani padi di kecamatan Kaway XVI yang dipergunakan untuk menanam padi

dalam satu kali musim tanam yang dihitung dalam satuan haktar (Ha).
30

c. Jumlah Jam Kerja (JTK), atau tersebut sebagai variabel bebas, didefinisikan

bahwa keseluruhan jam kerja yang bekerja sebagai tenaga kerja (baik tenaga

kerja dari anggota keluarga sendiri maupun orang lain) yang mengerjakan

usaha tani padi di kecamatan Kaway XVI dalam satu kali musim tanam yang

dihitung dalam satuan hari orang kerja (HOK).

d. Jumlah Modal (JM), atau tersebut sebagai variabel bebas, didefinisikan bahwa

keseluruhan modal yang dikeluarkan oleh masing-masing keluarga petani padi

di kecamatan Kaway XVI untuk biaya upah, biaya perawatan/pemeliharaan

(Pupuk dan obat-obatan), biaya sewa peralatan dan biaya pengadaan bibit

untuk menghasilkan padi dalam luas lahan tertentu selama satu kali musim

tanam yang dihitung dalam satuan rupiah (Rp).

3.5. Pengujian Hipotesis

Perhitungan statistik baru dapat disebut signifikan apabila nilai statistiknya

berada dalam daerah H0 ditolak. Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistik diterima dalam daerah dimana H0 diterima. Untuk menguji validitas hasil

estimasi dari regresi digunakan uji koefisien Determinasi R2, uji F dan uji t.

3.5.1. Uji Determinasi R2.

Penilaian terhadap koefisien determinasi R2 dimaksudkan untuk melihat

variasi kemampuan variabel bebas (luas lahan, jumlah tenaga kerja dan

biaya yang digunakan) untuk mempengaruhi variabel terikat (hasil

produksi padi). Adapun formulasi yang digunakan sebagai berikut :

R2  1
 ui 2

 Yi 2
31

3.5.2. Uji Statistik F.

Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan semua variabel bebas

tersebut untuk mempengaruhi variabel terikat secara simultan atau secara

serentak dengan rumus sebagai berikut :

R 2 /(k  1)
F
(1  R 2 ) /(n  k )

Selanjutnya Kriteria hipotesis yang ditentukan dalam pengujian ini

adalah :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0, dimaksudkan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja

dan besarnya biaya yang dikeluarkan petani secara simultan

(bersama-sama) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

hasil Produksi padi.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, dimaksudkan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja

dan besarnya biaya yang dikeluarkan petani secara simultan

(bersama-sama) berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah hasil

Produksi padi.

Cara melakukan uji F menurut Koncoro (2004), dapat dilakukan dengan

dua metode yaitu :

a. Quick Look, bila hasil perhitungan memperlihatkan nilai F lebih besar

dari 4 pada tingkat kepercayaan 95%, maka H0 ditolak atau menerima

Ha (hipotesis alternatif).

b. Membandingkan nilai uji F dengan nilai F tabel, bila nilai uji F lebih

besar dari nilai F tabel, maka Ha secara simultan variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat.


32

3.5.3. Uji Statistik t.

Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi kemampuan semua variabel

bebas untuk mempengaruhi variabel terikat secara parsial atau secara

masing-masing. Kriteria hipotesis yang ditentukan dalam pengujian ini

adalah :

H0 : β1 = β2 = β3 = 0, dimaksudkan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja

dan besarnya biaya yang dikeluarkan petani secara masing-masing

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah Produksi padi.

Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0, dimaksudkan bahwa luas lahan, jumlah tenaga kerja

dan besarnya biaya yang dikeluarkan petani secara masing-masing

berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah Produksi padi.


33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakter

sosial ekonomi petani masyarakat petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI

yang dijadikan sebagai sampel penelitian sebanyak 150 orang. Adapun cakupan

karakteristik yang dibahas meliputi; umur, jenis kelamin, status perkawinan,

pendidikan, pekerjaan sampingan, dan jumlah tanggungan keluarga.

Ditinjau dari segi umur, jenis kelamin dan status perkawinan petani padi

sawah di Kecamatan Kaway XVI yang dijadikan sebagai sampel adalah

sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel IV – 2
Karakteristik Responden menurut Umur, Jenis Kelamin dan Status Perkawainan

No. Karakteristik Frekuensi Persentase


Umur
26 – 30 Tahun 11 7,33
31 – 35 Tahun 18 12,00
36 – 40 Tahun 31 20,67
1 41 – 45 Tahun 36 24,00
46 – 50 Tahun 38 25,33
51 – 55 Tahun 12 8,00
> 55 Tahun 4 2,67
Jumlah 150 100,00
Jenis Kelamin
Laki-laki 131 92,99
2 Perempuan 19 8,00
Jumlah 150 100,00
Status Perkawinan
Kawin 144 96,00
3 Duda 4 2,67
Janda 2 1,33
Jumlah 150 100,00
Sumber : Hasil Kuisiuner, 2012
34

Berdasarkan hasil kuisioener dalam Tabel IV-2, diperoleh informasi bahwa

dari segi umur jumlah kepala keluarga petani yang paling banyak adalah yang

berumur diantara 46 – 50 tahun yaitu sebanyak 38 orang (25,33%), yang berumur

diantara 41 – 45 tahun sebanyak 36 orang (24,00%), dan yang berumur antara

36 – 40 tahun sebanyak 31 orang (20,67%). Sedangkan jumlah petani yang paling

sedikit adalah yang berumur di atas 55 tahun, yaitu 4 orang (2,67%), yang

berumur diantara 26 – 40 tahun sebanyak 11 orang (7,33%) dan yang berumur

diantara 51 – 55 sebanyak 12 orang (8,00%). Sisanya sebanyak 18 orang (12,00%)

berumur diantara 31 – 35 tahun.

Selanjutnya karakteristik responden dari segi jenis kelamin terdiri dari jenis

kelamin laki-laki sebanyak 131 orang (92,99%), sedangkan keluarga petani

berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang (8,00%). Kontribusi jumlah petani

dari segi ini dapat dijelaskan bahwa di Kecamatan Kaway XVI petani yang

berjenis kelamin perempuan masih merupakan sebagai pembantu dalam

mengerjakan usaha tani padi.

Jumlah keluarga petani responden dilihat dari segi status perkawinan

terdapat sebanyak 144 orang (96,00%) yang berstatus kawin, sedangkan jumlah

petani responden yang berstatus duda sebanyak 4 orang (2,67%) dan yang

berstatus janda sebanyak 2 orang (1,33%).

Selanjutnya karakteristik responden ditinjau dari segi pendidikan, pekerjaan

lain atau pekerjaan sampingan, dan jumlah tanggungan keluarga berdasarkan hasil

kuisioner adalah sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini.


35

Tabel IV – 3
Karakteristik Responden Menurut Pendidikan, Pekerjaan Sampingan,
dan Jumlah Tanggungan Keluarga

No. Karakteristik Frekuensi Persentase


Pendidikan
Tidak Sekolah 9 6,00
Tamat SD 29 34,00
1 Tamat SLTP 11 19,33
Tamat SLTA 55 36,67
Tamat S1 6 4,00

Jumlah 150 100,00


Pekerjaan Lain (Sampingan)
Beternak Kerbau dan Sapi 12 8,00
Menyadap Karet 48 32,00
Beternak Unggas 10 6,67
Beternak Kambing dan Domba 6 4,00
Beternak Ikan 8 5,33
2 Berkebun Palawija 11 7,33
Berkebun Sayuran 14 9,33
Berdagang Kecil 12 8,00
Buruh Bangunan 9 6,00
Buruh Harian Lepas Perkebunan 16 10,67
Pekerjaan sampingan lainnya 4 2,67

Jumlah 150 100,00


Jumlah Tanggungan Keluarga
1 – 3 orang 68 45,33
3 4 – 6 orang 75 50,00
> 6 orang 7 4,67
Jumlah 150 100,00
Sumber : Hasil Kuisiuner, 2012

Hasil kuisioner dalam tabel IV-3 dari segi pendidikan ternyata terdapat 6

orang (4,00%) petani responden yang menyelesaikan pendidikan sarjana, namun

demikian mayoritas petani responden menamatkan pendidikan SLTA yaitu

sebanyak 55 orang (36,67%). Petani responden yang selesai pendidikan SLTP

sebanyak 11 orang (19,33%), yang hanya tamat sekolah dasar sebanyak 29 orang

(34,00%), dan yang tidak sekolah sebanyak 9 orang (6,00%).


36

Selanjutnya jika dilihat dari pekerjaan sampingan yang dilakukan oleh

petani responden di Kecamatan Kaway XVI yang dapat diklarifikasi secara umum

adalah sangat banyak, akan tetapi yang benar-benar dapat dianggap sebagai

pekerjaan sampingan adalah beternak, berkebun, menyadap karet dan bekerja

sebagai buruh harian lepas di perusahaan perkebunan. Mayoritas petani responden

di Kecamatan Kaway XVI melakukan pekerjaan sampingan sebagai penyadap

yaitu 48 orang (32,00%), baik menyadap karet milik sendiri maupun menyadap

karet orang lain dengan sistem bagi hasil. Jumlah responden yang melakukan

pekerjaan sampingan sebagai peternak besar (kerbau dan sapi) sebanyak 12 orang

(8,00%). Jumlah petani yang melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh

harian lepas pada perusahaan perkebunan sebanyak 16 orang (10,67%), yang

melakukan pekerjaan sampingan sebagai pekebun sayuran sebanyak 14 orang

(9,33%), yang melakukan pekerjaan sampingan sebagai pekebun palawija

sebanyak 11 orang (7,33%). Selanjutnya responden yang melakukan pekerjaan

sebagai peternak unggas sebanyak 10 orang (6,67%), yang melakukan pekerjaan

sampingan sebagai buruh bangunan sebanyak 9 orang (6,00%), bekerja sampingan

sebagai pedagang kecil (dagang pengumpul hasil bumi dan kios kelontong

sebanyak 12 orang (8,00%), dan terakhir yang melakukan pekerjaan sampingan

lain (jasa angkutan, kerajinan dan perbengkelan) sebanyak 4 orang (2,67%).

Dilihat dari segi jumlah tanggungan keluarga, umumnya para petani padi

sawah di Kecamatan Kaway XVI secara rata-rata memiliki 4 orang tanggungan,

jumlah tanggungan keluarga diantara 1 – 3 orang sebanyak 68 orang (45,33%),

jumlah tanggungan keluarga diantara 4 – 6 orang sebanyak 75 orang (50,00%),

dan yang memiliki tanggungan di atas 6 orang sebanyak 7 orang (4,67%).


37

4.2. Penggunaan Input dan Hasil Produksi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil produksi padi setiap

kepala keluarga petani di Kecamatan Kaway XVI sebesar 2.461 kilogram atau

sekitar 2,46 ton setiap kali produksi. Jumlah hasil produksi paling sedikit

diperoleh sebesar 845 kg, dan jumlah hasil produksi padi paling banyak diperoleh

sebesar 4.800 kilogram atau sebesar 4,8 ton setiap kali panen. Jumlah hasil

produksi tersebut sangat tergantung dari besar kecilnya input-input pendukung

yang digunakan seperti, luas lahan yang ditanami, jumlah jam kerja yang

digunakan, jumlah modal yang digunakan untuk pupuk dan obat-obatan serta

input pendukung lainnya.

Dilihat dari luas lahan yang ditanami oleh petani padi sawah di Kecamatan

Kaway XVI, maka secara rata-rata menggarap lahan seluas 13.624 meter persegi.

Luas lahan paling sedikit yang digarap oleh petani seluas 6.400 meter persegi, dan

jumlah lahan paling luas digarap 24.000 meter persegi.

Selanjutnya dilihat dari jumlah jam kerja yang menggarap luas lahan yang

ditanami padi sawah di Kecamatan Kaway XVI rata—rata membutuhkan jam

kerja sebanyak 4 orang, dimana jumlah jam kerja paling sedikit yang digunakan

sebanyak 2 orang dan paling banyak sebanyak 6 orang. Dari jumlah jam kerja

yang digunakan dapat menjelaskan jumlah hari orang kerja rata-rata yang

digunakan yaitu sebesar 9 jam.

Sedangkan dari segi jumlah modal yang dikeluarkan oleh keluarga petani

untuk memodal kegiatan usaha tani padi sawah rata-rata sebesar Rp. 2.363.200,-.

Jumlah modal paling sedikit yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.200.000,-, dan

jumlah modal paling besar sebesar Rp. 4.000.000,-. Dari jumlah modal yang
38

dikeluarkan tersebut terutama terdiri dari modal untuk mengolah tanah yang

mencapai Rp. 1.500.000,- per haktar, modal untuk membeli pupuk dan obat-

obatan yang juga mencapai Rp. 1.250.000,- per haktar. Untuk lebih jelasnya data

jumlah hasil produksi padi dan jumlah penggunaan input variabel dalam

penelitian ini berdasarkan hasil penelitian dari responden sebagaimana diuraikan

di atas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Sedangkan data selengkapnya dapat

dilihat pada Lampiran-2.

Tabel IV – 4
Jumlah Hasil Produksi, Luas Lahan, Jumlah Jam kerja, dan Jumlah Modal
Produksi Padi Petani Kecamatan Kaway XVI.
Jumlah Jumlah Jumlah
No. Uraian
Minimum Maksimum Rata-rata
1. Hasil Produksi (Kg) 845 4.800 2.461
2. Luas Lahan (M2) 6.400 24.000 13.624
3. Jumlah Jam Kerja (Org) 4,50 11,25 9,00
4. Modal (Rp) 1.200.000 4.000.000 2.363.200
Sumber : Hasil Kuisioner (diolah), 2012

4.3 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi

Sebagaimana pembatasan yang telah dibuat dalam penelitian ini, maka

faktor-faktor utama yang mempengaruhi hasil produksi padi di Kecamatan Kaway

XVI adalah luas lahan, jumlah jam kerja, dan jumlah modal yang dibutuhkan

untuk menghasilkan produksi padi. Ketiga faktor tersebut dianggap sebagai input

yang dikeluarkan oleh keluarga petani untuk menghasilkan produksi padi.

Selanjutnya ketiga variabel tersebut diukur secara rata-rata dari jumlah input

minimum dengan jumlah input maksimum.


39

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh informasi tentang

pengaruh faktor luas lahan, jumlah jam kerja, dan jumlah modal terhadap jumlah

hasil produksi padi di Kecamatan Kaway XVI sebagai berikut :

Tabel IV – 5
Hasil Analisis Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Jam kerja, dan Jumlah Modal
Terhadap Hasil Produksi Padi Petani Kecamatan Kaway XVI.
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.624 .543 -6.678 .000
X1 .273 .045 .321 6.114 .000
X2 .122 .035 .130 3.525 .001
X3 .578 .058 .557 9.962 .000
Sumber : Hasil Analisis Data Penelitian, 2012

Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana terlihat pada tabel di atas, maka

dapat diperoleh persamaan fungsi produksi padi di kecamatan Kaway XVI

sebagai berikut :

Y = -3,624 + 0,273 X1 + 0,122 X2 + 0,578 X3

a. Koefisein konstanta (a) = -3,624

Koefisien konstanta sebesar -3,624 memberikan pengertian bahwa apabila

input produksi (luas lahan, jumlah jam kerja, dan jumlah modal) tidak digunakan

oleh keluarga petani, maka jumlah hasil produksi padi yang yang diperoleh petani

masih minus sebesar -3,624 kilogram. Hal ini dapat berarti bahwa jumlah hasil

produksi padi pada saat luas lahan, jumlah jam kerja dan jumlah modal sama

dengan nol.
40

b. Koefisien luas lahan = 0,273

Koefisien luas lahan sebesar 0,273, menunjukkan besarnya kelipatan

perubahan jumlah hasil produksi bila terjadi perubahan luas lahan. Jika luas lahan

bertambah seluas 1 meter persegi, maka hasil produksi padi akan bertambah

dengan kelipatan sebanyak 0,273 kilogram dari sebelumnya. Sebaliknya jika

terjadi pengurangan luas lahan seluas 1 meter persegi akan terjadi penurunan hasil

produksi sebesar 0,273 kilogram dari sebelumnya. Keadaan ini terjadi apabila

tidak terjadi perubahan jumlah penggunaan jam kerja dan perubahan jumlah

modal.

Selanjutnya nilai tersebut adalah positif, yang berarti bahwa apabila

keluarga petani melakukan perluasan areal sawah, maka akan diikuti oleh

meningkatnya jumlah hasil produksi.

c. Koefisien jumlah jam kerja = 0,122

Koefisien jumlah jam kerja sebesar 0,122, menunjukkan besarnya kelipatan

peningkatan jumlah hasil produksi bila terjadi peningkatan jumlah jam kerja yang

digunakan oleh petani. Jika jumlah jam kerja bertambah sebesar satu orang, maka

hasil produksi padi akan bertambah sebanyak 0,122 kilogram dari sebelumnya.

Sebaliknya jika terjadi pengurangan jumlah jam kerja sebesar satu orang akan

terjadi penurunan hasil produksi sebesar 0,122 kilogram dari sebelumnya.

Keadaan ini terjadi apabila luas lahan dan jumlah modal yang dipergunakan oleh

keluarga petani tidak mengalami perubahan.

Selanjutnya nilai tersebut adalah positif, yang berarti bahwa apabila

keluarga petani melakukan penambahan jumlah jam kerja, maka penambahan

tersebut akan mendorong meningkatkan jumlah hasil produksi.


41

d. Koefisien jumlah modal = 0,578

Koefisien jumlah modal sebesar 0,578, menunjukkan besarnya kelipatan

peningkatan jumlah hasil produksi bila terjadi peningkatan jumlah modal yang

digunakan oleh keluarga petani. Jika jumlah modal bertambah sebesar Rp. 1,-,

maka hasil produksi padi akan bertambah sebanyak 0,578 kilogram dari

sebelumnya. Sebaliknya jika terjadi pengurangan jumlah jam kerja sebesar Rp. 1,-

, maka akan terjadi penurunan hasil produksi sebesar 0,578 kilogram dari

sebelumnya. Keadaan ini akan terjadi apabila luas lahan dan jumlah jam kerja

tidak mengalami perubahan.

Selanjutnya nilai tersebut adalah positif, yang berarti bahwa apabila

keluarga petani melakukan tambah modal, maka akan diikuti oleh meningkatnya

jumlah hasil produksi meskipun peningkatan tersebut sangat kecil.

4.4. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis, apakah ada pengaruh faktor luas lahan, jumlah

jam kerja, dan jumlah modal terhadap jumlah hasil produksi padi keluarga petani

di Kecamatan Kaway XVI. penulis menggunakan model uji parsial (uji-t), uji

simultan (uji F), dan uji determinasi (R2).

4.4.1. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t dimaksudkan untuk melihat signifikansi pengaruh dari faktor luas

lahan (X1), faktor jumlah jam kerja (X2), dan faktor jumlah modal (X3) secara

masing-masing terhadap jumlah hasil produksi padi (Y) di Kecamatan Kaway

XVI. Hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji t) untuk regresi linear berganda

dalam penelitian ini sebagaimana telah disajikan dalam Tabel IV-5 masing-

masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :


42

a. Faktor luas lahan (X1), faktor ini memperoleh nilai Standardized Coefficients

Beta sebesar 0,321 dengan nilai signifikan 0,000 <  0,05 dan nilai thitung 6.114

> ttabel 0,6761. Hasil perbandingan kedua nilai t tersebut menyimpulkan bahwa

faktor luas lahan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

jumlah hasil produksi padi di Kecamatan Kaway XVI.

b. Faktor jumlah jam kerja (X2), faktor jumlah jam kerja diperoleh nilai

Standardized Coefficients Beta sebesar 0,130 dengan nilai signifikan 0,001 >

 0,05 dan nilai thitung 3,525 > ttabel 0,6761. Hasil perbandingan kedua nilai t

tersebut menyimpulkan bahwa faktor jumlah jam kerja mempunyai pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap jumlah hasil produksi padi di Kecamatan

Kaway XVI.

c. Faktor jumlah modal (X3), faktor jumlah modal memperoleh nilai Standardized

Coefficients Beta sebesar 0,557 dengan nilai signifikan 0,000 <  0,05 dan nilai

thitung 9,962 > ttabel 0,6761. Hasil perbandingan kedua nilai t tersebut

menyimpulkan bahwa faktor jumlah modal mempunyai pengaruh yang positif

dan signifikan terhadap jumlah hasil produksi padi di Kecamatan Kaway XVI.

4.4.2. Uji Simultan (Uji-F)

Uji F dimaksudkan untuk melihat signifikansi pengaruh dari faktor luas

lahan (X1), faktor jumlah jam kerja (X2), dan faktor jumlah modal (X3) secara

bersamaan atau serentak terhadap jumlah hasil produksi padi (Y) di Kecamatan

Kaway XVI. Berdasarkan hipotesis yang ditetapkan untuk menguji simultan

dalam penelitian ini :


43

a. Jika Ho : b1, b2, b3, = 0, artinya faktor luas lahan (X1), faktor jumlah jam kerja

(X2), dan faktor jumlah modal (X3), tidak berpengaruh terhadap jumlah hasil

produksi padi di kecamatan Kaway XVI.

b. Jika Ha : b1, b2, b3, ≠ 0, artinya faktor jumlah jam kerja (X2), dan faktor jumlah

modal (X3), berpengaruh terhadap jumlah hasil produksi padi di kecamatan

Kaway XVI.

Kriteria pengujian hipotesis uji simultan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Jika Ho diterima atau Ha ditolak apabila nilai Fhitung < Ftabel pada =5%.

b. Jika Ho ditolak atau Ha diterima apabila nilai Fhitung > Ftabel pada =5%.

Hasil pengujian hipotesis secara simultan adalah sebagaimana terlihat dalam

tabel di bawah ini :

Tabel IV-6
Hasil Uji Simultan (Uji F) Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Jam kerja, dan Jumlah
Modal Terhadap Hasil Produksi Padi Petani Kecamatan Kaway XVI.

Adjusted Std. Error Change Statistics


R R Durbin-
Model R R of the
Square Square F Sig. F Watson
Square Estimate
Change Change df1 df2 Change
1 .957(a) .916 .914 .136368057 .916 531.791 3 146 .000 1.844
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (diolah)

Berdasarkan hasil uji simultan dalam tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel dan nilai signifikan lebih kecil dari =0,05,

dimana Fhitung 531.791 > Ftabel 2,666 dengan nilai signifikan 0,000 < =0,05.

Berdasarkan hasil perbandingan nilai Fhitung dan Ftabel tersebut dapat disimpulkan

bahwa faktor luas lahan (X1), faktor jumlah jam kerja (X2), dan faktor jumlah

modal (X3), yang digunakan oleh keluarga petani di kecamatan Kaway XVI
44

secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah hasill

produksi.

4.4.3. Uji Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi dapat dipergunakan untuk mengetahui sampai

seberapa besar persentase faktor luas lahan, jumlah jam kerja, dan jumlah modal

dapat menjelaskan jumlah hasil produksi padi keluarga petani di Kecamatan

Kaway XVI. Pedoman untuk memberikan interprestasi tentang besaran persentasi

koefisien determinasi tersebut memiliki interval koefisien sebagai berikut :

Tabel IV – 7
Interval dan Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Sigiyono (2004)

Berdasarkan interval koefisien tersebut di atas, maka untuk mengetahui

besaran persentasi faktor luas lahan, jumlah jam kerja dan jumlah modal yang

digunakan oleh keluarga petani di Kecamatan Kaway XVI terhadap jumlah hasil

produksi padi dengan menggunakan nilai Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar

0,914 atau sebesar 91,40%. Besaran kofisien determinasi tersebut termasuk dalam

kategori interval 0,80 – 1,000, yang berarti faktor luas lahan, jumlah jam kerja dan

jumlah modal mempunyai tingkat kemampuan yang sangat kuat untuk

menerangkan hasil produksi padi di Kecamatan Kawai XVI Kabupaten Aceh

Barat.
45

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Keluarga petani tanaman padi di Kecamatan Kaway XVI dalam mengelola

usaha taninya masih menggunakan jam kerja yang terdiri dari anggota

keluarganya sendiri, sehingga tidak mudah untuk mengukur jumlah modal

yang digunakan sebagai upah jam kerja.

2. Hasil produksi padi yang diperoleh masih rendah bila dibandingkan dengan

luas lahan yang dipergunakan untuk menanam padi. Penggunaan jam kerja

masih mengandalkan anggota keluarga yang cenderung mengurangi efisiensi

hasil produksi yang diperoleh. Sedangkan modal untuk pupuk, obat-obatan,

dan penanganan pasca produksi (perontokkan) belum dapat ditekan serendah

mungkin, sehingga produktifitas hasil produksi dari segi modal masih rendah.

3. Hasil produksi padi petani di Kecamatan Kaway XVI sebesar 94,20 persen

dipengaruhi oleh faktor luas lahan, jumlah jam kerja, dan faktor jumlah modal.

4. Berdasarkan persamaan Y = -3,624+0,273X1+0,122X2+0,578X3 menunjukkan

kemungkinan yang sangat besar bagi petani untuk meningkatkan hasil

produksinya dengan cara meningkatkan penggunaan faktor luas lahan, jumlah

jam kerja, dan jumlah modal untuk mengusahakan usaha penanaman padinya.

5. Faktor luas lahan. Jumlah jam kerja, dan faktor jumlah modal berpengaruh

positif dan signifikan terhadap jumlah hasil produksi padi yang dihasilkan oleh

keluarga petani di Kecamatan Kaway XVI, baik secara parsial maupun secara

simultan.
46

5.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan,

maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Meskipun luas lahan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan

terhadap jumlah hasil produksi padi, akan tetapi produktivitasnya sangat besar

dipengaruhi oleh faktor jumlah modal yang digunakan, maka disarankan agar

para keluarga tidak perlu mempertahankan kondisi ini. Peningkatan jumlah

modal seperti untuk membeli bibit, pupuk dan obat-obatan akan memberikan

kontribusi yang besar terhadap peningkatan hasil produksi.

2. Faktor jumlah jam kerja ada baiknya dikurangi, karena dengan jumlah yang

sudah ada tidak memberikan kontribusi yang berarti terhadap peningkatan hasil

produksi. Menambah jumlah jam kerja meskipun anggota keluarga sendiri akan

menurunkan efektifitas usaha tani. Jika memiliki anggota keluarga yang

berlebihan sebaiknya digunakan pada kegiatan usaha lainnya.

3. Usaha memperluas areal atau menambah luas sawah yang digarap masih

memberikan kontribusi yang sangat besar untuk tujuan meningkatkan hasil

produksi. Akan tetapi upaya memperluas lahan sawah tidak dibarengi dengan

menambah jumlah jam kerja, sedangkan jumlah modal masih bisa dilakukan

penambahan.

4. Kepada pemerintah Daerah atau dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan

Kabupaten Aceh Barat dapat memberikan bantuan kepada petani dalam bentuk

bantuan bibit dan mencetak sawah baru. Karena dengan bantuan ini akan

mendorong petani untuk meningkatkan hasil produksi tanaman padi mereka.


47

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Noor. 2003. Pengantar Ekonomi Mikro. Malang : Banyumas.

BPS, 2010. Aceh Barat Dalam Angka. BPS Aceh Barat, Meulaboh

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT Buni Aksara.

Gujarati, Damodar. 1995. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.


Heru A. Muawin, 2010. Peranan Pertanian Dalam Pembangunan Perekonomian
Indonesia, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Mubyarto. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian edisi III. Jakarta: LP3S.

Nasution, S. H., H.B Tarmizi, dan Syahrir M.M, 2006. Teori Ekonomi Mikro.
Medan : USU Press.

Pratomo, Wahyu Ario dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan
Eviews dalam Ekonomitrika. Medan: USU Press.

Rosyidi, Suherman. 2006 Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta:Rajawali Pers.

Samsudin. 2004. Prinsip-Prinsip Utama Cara Menyukseskan Produksi Pertanian,


Malang: Bayumedia Publishing.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta, Bandung.

Suhartati, T., dan M. Fathorrozi, 2003. Teori Ekonomi Mikro Dilengkapi Dengan
Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Bandung : Salemba Empat

Sukirno, Sadono. 2006. Mikroekonomi : Teori Pengantar, Edisi Ketiga Jakarta:


PT Raja Grafindo Persada.

Suryana, Achmad. 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan


Pangan. Yogyakarta: BPPE Yogyakarta.

Http : // Ngraho. Wordpress.com/2007/Menanam padi.


PENGARUH KEBERADAAN KOPERASI PEDAGANG
PASAR BINA USAHA (KOPPAS BINUS) TERHADAP
KELANGSUNGAN PENDAPATAN USAHA KECIL
MENENGAH KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

EKO HERI SAPUTRA


NIM : 07C20101010

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH, ACEH BARAT
2013
PENGARUH KEBERADAAN KOPERASI PEDAGANG
PASAR BINA USAHA (KOPPAS BINUS) TERHADAP
KELANGSUNGAN PENDAPATAN USAHA KECIL
MENENGAH KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

OLEH

EKO HERI SAPUTRA


NIM : 07C20101010

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH ACEH BARAT
2013

ii
ABSTRAK

Eko Heri Saputra Pengaruh Keberadaan Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha
(Koppas Binus) terhadap Pendapatan UKM Di Kabupaten Aceh Barat Dibawah
bimbingan Alisman dan Sri Hanum.

Penelitian ini dilaksanakan pada Koppas Binus Kabupaten Aceh Barat


Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Untuk mengetahui pengaruh
keberadaan koperasi Pasar Bina Usaha terhadap Pendapatan Usaha kecil
Menengah di Kabupaten Aceh Barat .Data yang dibutuhkan untuk dianalisa terdiri
dari data primer dan data skunder. Data primer yang dikumpulkan di lapangan
untuk keperluan analisa diperoleh dengan wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan (kuesioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, sedangkan data
sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan instansi terkait yang ada
hubungannya dengan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linear Sederhana yaitu
Pendapatan UKM sebagai Y dan Koppas Binus sebagai X, Perhitungan
Koefisien Korelasi dan Determinasi penulis dapat menjelaskan bahwa nilai
koefisien determinasi (R2) Adjusted bernilai 84,4 persen. Dan menghasilkan R2 (R
square) sebesar 91,8 persen, yang dapat diartikan bahwa 91.8 persen dapat
dijelaskan oleh variabel Koppas Binus (X). Sedangkan sisanya sebesar 8,2 persen
dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian. Berdasarkan hasil uji t
untuk variabel Koppas Binus nilai thitung > ttabel (8.372 > 1.761 .maka H0 ditolak
dan H1 diterima, sehingga secara individual variabel UKM berpengaruh secara
signifikan terhadap Koppas Binus di Kabupaten Aceh Barat.
Koefisien korelasi pendapatan UKM diperoleh R = 0,918 secara positif
menjelaskan terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Koppas Binus
(X) terhadap Pendapatan UKM (Y) dengan keeratan hubungan 91.8 persen.
Dikarenakan apabila Pendapatan Koppas Binus tinggi maka kelangsungan
Pendapatan Usaha kecil menengah juga akan lebih baik, begitu juga sebaliknya
apabila dampak Koppas Binus menurun maka akan berdampak juga terhadap
kalangsungan Pendapatan usaha kecil menengah di Kabupaten Aceh Barat,
Sehingga pengaruh yang ditimbulkan juga sangat berarti

Kata Kunci : Koppas Binus, Pedagang Pasar, Bina Usaha, Pendapatan dan

UKM.

iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul skripsi/tugas akhir : Pengaruh Keberadaan Koppas Binus


(Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha)
terhadap Kelangsungan Pendapatan Usaha
Kecil Menengah di Kabupaten Aceh Barat

Nama Mahasiswa : EKO HERI SAPUTRA


Nim : 07C20101010
Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Alisman, SE Sri Hanum, SE

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Prodi


Ekonomi Pembangunan

Zulbaidi, MM Yayuk EW, SE., M.Si.

Tangga lulus : 20 Juni 2013.

iv
LEMBARAN PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi/tugas akhir dengan judul

PENGARUH KEBERADAAN KOPPAS BINUS (KOPERASI PEDAGANG


PASAR BINA USAHA) TERHADAP KELANGSUNGAN PENDAPATAN
USAHA KECIL MENENGAH DI KABUPATEN
ACEH BARAT

Yang disusun oleh : Eko Heri Saputra


Nim : 07C20101010
Fakultas : Ekonomi
Program Studi : EKONOMI PEMBANGUNAN
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tangga 20 Juni 2013 dan
dinyatakan telah memenuhi syart utuk diterima

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. Abd. Jamal, SE., M.Si ................................


(Ketua penguji)

2. Alisman, SE ................................
(Anggota Penguji I)

3. Sri Hanum, SE ........................... …


(Anggota Penguji II)

4. Drs. H.Moenawar Iha.MM ................................


(Anggota Penguji III)

Alue Peunyareng, 20 Juni 2013

Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan

Yayuk EW, SE, M.Si

v
RIWAYAT HIDUP

Nama : Eko Heri Saputra

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Meulaboh, 25 Mei 1988

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat Rumah : Ds. Paya Peunaga


Kompleks Perumahan Cinta Kasih
Tsuchi Blok. 2A No. 8. Kec. Meureubo
Kab. Aceh Barat
Alamat Email :-
Pendidikan Formal :

Sekolah Dasar (1995-2001) : SD Negeri 6 Meulaboh

SLTP (2001 - 2004) : MTs S Nurul Huda

SMA (2004-2007) : SMA Negeri 2 Meulaboh

Perguruan Tinggi : Fakultas Ekonomi


Prodi Ekonomi Pembangunan
Universitas Teuku Umar
Meulaboh Tahun Masuk 2007
Pendidikan Non Formal :

- Pelatihan Kursus Komputer (2007)

- Panitia Jambore Anak (2008 – 2011)

vi
MOTTO DAN PERUNTUKAN

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya yang demikian itu

sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu

(QS. Al. Baqarah : 45)

“Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai

(dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya

kepada Allahlah hendaknya kamu berharap”

(QS. Al Insyirah : 6-8)

“Hidup adalah pilihan dan keputusan yang terbaik adalah keputusan yang memberi

kedamaian di hati kita “

(Penulis)

Alhamdulillah…………….
Kupersembahkan karya tulisan ini untuk ibundaku tersayang
Berkat do’a dan usahamu yang tak pernah mengenal lelah,letih dan tidak
pernah meminta balas jasa dalam membimbing dan mendidikku, Cuma hanya
mengharapkaan cita-cita yang selama ini ku impimpikan dapat terwujud.
Inilah karya tulisku yang dapat membuat ibu sedikit bahagia

Eko Heri saputra

vii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kepada sumber dari suara-

suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, Sang Maha Cahaya,

Penabur cahaya ilham, Pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah , Tuhan

pemilik alam semesta, yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, Allah SWT.

Karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini

sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam semoga tetap terlantun bagi

kekasihNya, Muhammad SAW beserta keluarganya yang mulia, dan para

sahabatnya yang tercinta, serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademis untuk mendapatkan

gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar. Adapun

judul dari skripsi ini ialah : “Pengaruh Keberadaan Koppas Binus (Koperasi

Pedagang Pasar Bina Usaha) terhadap Kelangsungan Pendapatan Usaha Kecil

Menengah di Kabupaten Aceh Barat “.

Penulis menyadari bahwa tanpa ada dukungan dari semua pihak, maka

skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan yang sama

penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Bapak Alisman, SE. selaku dosen pembimbing ketua dan Ibu Sri Hanum, SE.

selaku dosen pembimbing anggota yang telah banyak memberi masukan,

pengarahan, waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini.

viii
2. Bapak Abd. Jamal, SE., M.Si, Bapak Alisman SE., Ibu Sri Hanum, SE dan

Bapak Drs. H.Moenawar Iha.MM. selaku dosen penguji yang telah banyak

memberikan masukan, kritik, serta saran untuk perbaikan dan kesempurnaan

skripsi ini kedepan.

3. Ibu Yayuk EW,SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Universitas Teuku Umar.

4. Bapak Zulbaidi, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar.

5. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Ibunda sebagai sumber kehidupan,

pembimbing utama dalam hidup penulis, yang telah membesarkan dan

mendidik penulis, serta memiliki peran sangat penting dan tak terhingga,

sehingga rasanya ucapan terima kasih ini tidaklah cukup untuk

menggambarkan semuanya.

6. Semua Kakandaku yang telah banyak memberikan semangat, dukungan baik

moril maupun materil serta dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan

kepada keponakan-keponakan ku tersayang yang telah mewarnai hari-hari

dalam setiap derap langkahku. Saran penulis buat adinda serta keponakan-

keponakanku tersayang, gapailah impianmu meskipun ia setinggi bintang di

langit, berusahalah dan berdoa kepada Allah, semangat dalam meraih cita-cita,

terus berjuang tanpa kenal henti dalam mewujudkan mimpi-mimpi.

7. Teman-Teman umumnya angkatan ’07 Fakultas Ekonomi dan khususnya

sahabat terbaikku yang selalu setia memberikan semangat serta dukungannya,

sehingga skripsi ini dapat di selesaikan.

ix
8. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaikan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian

semua.

Kebanggaan besar bagi penulis, apabila skripsi ini dapat menjadi salah satu

penambah informasi dan acuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa(i),

peneliti, masyarakat dan usaha kecil menengah, serta para para pengambil

keputusan. Di balik itu semua penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis dengan senang hati akan menerima

kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki skripsi ini. Harapan penulis

semoga skripsi ini dapat memberi manfaat serta dapat memotivasi kita untuk terus

maju dalam membangkitkan perekonomian Aceh yang tercinta ini untuk kita

semua.

Meulaboh ,20 Juni 2013

Eko Heri Saputra

x
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN TUJUAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................... v
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vi
MOTTO/PERUNTUKAN ............................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
1.4.1. Manfaat Teoritis................................................................ 4
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................. 5
1.5 Sitematika Pembahasan ............................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6


2.1 Pengertian Koperasi ...................................................................... 6
2.1.1. Sumber-sumber dana Koperasi ......................................... 8
2.1.2. Keuntungan Kopersi.......................................................... 9
2.2 Pengertian Modal Kerja ................................................................ 10
2.3 Pengertian Pendapatan ................................................................. 11
2.4 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ....................................... 12
2.5 Pengertian Kredit .......................................................................... 14
2.5.1. Fungsi Kredit..................................................................... 15
2.5.2. Tujuan Kredit .................................................................... 15
2.5.3 Unsur-unsur Kredit............................................................ 17
2.5.4 Jenis-jenis Kredit............................................................... 18
2.6 Perumusan Hipotesis .................................................................... 20

III. METODE PENELITIAN ................................................................. 22


3.1 Populasi dan Sampel .................................................................... 22
3.2 Data Penelitian ............................................................................. 22
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 22
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 23

xi
3.3 Model Analisis Data ..................................................................... 23
3.4 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 25
3.5 Pengujian Hipotesis ...................................................................... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 28


4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian......................................... 28
4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 28
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................ 31
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 31
4.4.1. Analisis Koefisien Korelasi dan Deteminasi ...................... 32
4.3.2. Uji regresi linear sederhana................................................. 34
4.3.3. Uji t ..................................................................................... 35
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN................................................................... 36


5.1 Simpulan ....................................................................................... 36
5.2 Saran ............................................................................................. 36

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 37

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah pengeluaran pinjaman Koppas Binus Tahun 2010-2012 ............ 3

2. Jumlah pengeluaran pinjaman Koppas Binus terhadap pendapatan


UKM Pada tahun 2010-2012 ................................................................... 29

3. Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi ................................................ 31

4. Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi .............................................. 32

5. Coeffesients ............................................................................................. 34

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Data Input Pengaruh Koppas Binus terhadap Pendapatan UKM ... 40

2. Hasil Regresi ................................................................................... 43

3. Tabel Uji t ....................................................................................... 44

4. Surat izin penelitian skripsi dari Fakultas Ekonomi Universitas


TeukuUmar ..................................................................................... 45

5. Surat hasil penelitian dan penggumpulan data dari Koppas Binus


Kabupaten Aceh Barat .................................................................... 46

xiv
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Suatu pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk memajukan

kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada saat ini Aceh Barat Khususnya

Meulaboh sedang melakukan pembangunan tersebut, pembangunan ini dilakukan di

segala bidang dimana diharapkan dengan adanya pembangunan tersebut Rakyat

Aceh khususnya Meulaboh akan menjadi daerah yang handal dan mandiri dalam

menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju. Untuk dapat mewujudkan

pembangunan yang berhasil maka dapat mewujudkan pembangunan ekonomi yang

baik. Guna mencapai tujuan tersebut maka pelaksanaan pembangunan ekonomi

harus lebih memperhatikan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan unsur-unsur

pemerataan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional.

Pembangunan yang dilakukan tersebut diharapkan juga dapat berkembang disemua

sektor kehidupan masyarakat. Belum suksesnya Aceh Barat dalam mengembangkan

perekonomian di tingkat pedesaaan yang mengakibatkan tidak berkembangnya

ekonomi rakyat, merupakan akibat kurang optimalnya pengembangan wadah

koperasi sebagai penopang perekonomian nasional. Koperasi masih diposisikan

dalam zona sub sistem-bagian dari sistem-swasta dan BUMN, dengan kedudukan

yang tidak sederajad. Karena berada dalam posisi sub sistem, koperasi di Aceh

Barat kurang optimal dalam membangun jaringan koperasi (coop-network) yang

memadai,dan memfasilitasi masyarakat.


2

Keberadaan koperasi merupakan harapan dari pada orang-orang yang sulit

mendapatkan pinjaman untuk menambah modal dan keperluan, guna

mempertahankan suatu usaha program pengkreditan simpan pinjam merupakan

progam mulia yang berkelanjutan dalam menyelesaikan masalah permodalan baik

memajukan usaha anggota nya ataupun memberikan pertolongan kepada pedagang

kecil lain yang ada di sekitarnya, sedikit banyak nya keberadaan kopersi dimanapun

berada dapat memberikan pengaruh positif terhadap masukan pendapatan dan

pengembangan suatu usaha, seperti memberikan pengetahuan tentang bagaimana

para pedagang kecil khususnya mampu bergerak lebih maju dalam hal penjualan

produk, bagaimana menghadapi persaingan saat ini. sangatlah penting apabila yang

mengatas namakan koperasi ikut andil dalam hal kepedulian terhadap masalah yang

di rasakan oleh angota atau para peminjam modal dari pada koperasi itu sendiri,

bukan hanya sekedar meminjamkan saja tapi juga turut memajukan usaha mereka

melalui motivasi dan strategi pemasaran. Dengan melalui usaha(kecil) masyarakat

maka koprersi memiliki peran penting dalam keberadaannya membangun koperasi

berkualitas, dan seharusnya mempertimbangkan substansi koperasi berkualitas,

yaitu konsistensi terhadap nilai, prinsip dan tujuan koperasi itu sendiri.

Hadirnya Koppas Binus (Koperasi Pedagang pasar Bina Usaha) merupakan

suatu anugrah bagi para usahaan kecil atau pedagang kecil yang ada di kabupaten

Aceh Barat. Pemberian kredit yang dilakukan oleh Koppas Binus (Koperasi

Pedagang pasar Bina Usaha) sangat penting sekali bagi para anggotanya karena

dengan pemberian kredit ini maka koperasi ini dapat meningkatkan kesejahteraan

bagi para anggotanya. Pemberian kredit yang dilakukan oleh Koppas Binus
3

merupakan sumber pendapatan utama bagi Koperasi Bina Usaha karena dengan

kegiatan pemberian kredit maka Koppas Binus akan memperoleh suatu penghasilan

sehingga semakin besar kredit yang diberikan maka semakin besar pula koperasi ini

untuk memperoleh pendapatan dari pinjaman tersebut. Fasilitas kredit yang

diberikan oleh Koppas Binus kepada anggota selain membantu untuk para anggota,

usaha ini bertujuan untuk mendapatkan laba atau dalam koperasi dikenal dengan

Surat Hasil Usaha (SHU) yang diinginkan. Sisa Hasil Usaha (SHU) merupakan

pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,

penyusutan, dan kewajiban lainnya.

Bentuk pinjaman yang ditawarkan oleh Koperasi Bina Usaha sangat

beragam, berdasarkan kebutuhan pihak yang membutuhkan. Hal ini juga yang

menyebabkan banyaknya kebijaksanaan yang dikeluarkan dalam pemberian kredit.

Sebab apabila sedikit saja kelonggaran ataupun kesalahan yang tidak disengaja,

maka akan menyebabkan masalah bagi pihak koperasi.

Berikut ini adalah Tabel yang menggambarkan jumlah pengeluaran per

tahun KOPPAS BINUS Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2010- 2012 dapat dilihat

dibawah ini :

Tabel 1
Jumlah Pengeluaran Pinjaman Koppas Binus
Tahun 2010-2012
No Tahun Jumlah Pengeluaran Pinjaman
1 2010 Rp. 899.000.000
2 2011 Rp. 1.472.000.000
3 2012 Rp. 1.219.000.000
Total Rp. 3.590.000.000
Sumber : Koppas Binus Aceh Barat (Diolah Juli 2012)
4

Berdasarkan tabel diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa setiap tahun

jumlah peminjam semakin bertambah ini di karenakan Koppas Binus sudah

semakin dikenal di mata masyarakat atau para pedagang khususnya,dan juga

peneliti menyimpulkan bahwa dampak dari Koppas Binus sangat berpengaruh

terhadap kelangsungan Usaha kecil menengah di Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan Uraian diatas maka penulis ingin meneliti dengan judul

penelitian “Pengaruh keberadaan Koppas Binus (Koperasi Pedagang Pasar Bina

Usaha) terhadap Kelangsungan Pendapatan Usaha Kecil Menengah di

Kabupaten Aceh Barat”

1.2 Rumusan Masalah

Permasalah yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana Pengaruh keberadaan koperasi (Bina Usaha) terhadap

Kelangsungan Pendapatan Usaha kecil menengah di Kabupaten Aceh Barat ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Pengaruh keberadaan KoperasiBina Usaha terhadap

Kelangsungan Pendapatan Usaha kecil Menengah di Kabupaten Aceh Barat

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang dapat diharapkan dan diperoleh dari hasil penelitian ini

terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis / Peneliti

Manfaat penelitian bagi penulis adalah penambah wawasan bagi penulis dan

pengetahuan tentang Pengaruh Keberadaan Koppas Binus (Koperasi Pedagang


5

pasar Bina Usaha) terhadap Kelangsungan Pendapatan Usaha Kecil Menengah di

Kabupaten Aceh Barat dan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan

kemampuan berfikir secara ilmiah, sistematis dan metodelogis penulis dalam

menyusun berbagai kajian literatur untuk menjadikan suatu wacana baru kedepan.

b. Bagi Lingkungan Akademik

Manfaat penelitian bagi lingkungan akademik adalah memberikan wawasan

dan pengetahuan untuk pihak akademik baik secara langsung maupun tidak

langsung bagi perpustakaan fakultas ekonomi, serta sebagai bahan acuan untuk

kedepannya dalam melakukan penelitian yang lebih mendalam bagi para

mahasiswa/i, khususnya kalangan fakultas ekonomi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini khususnya bagi Koppas Binus atau bagi

pihak lainnya yaitu sebagai informasi dan arahan yang baik, sehingga akan

mendapatkan gambaran yang secara global terntang keberadaan Koppas Binus di

Kabupaten Aceh Barat. dan pihak lainnya yang berkaitan. Dengan adanya penelitian

ini, maka Peneliti dapat mengetahui seberapa besar dampak Koppas Binus

(Koperasi Pedagang pasar Bina Usaha) Terhadap Kelangsungan Pendapatan Usaha

Kecil Menengah di Kabupaten Aceh Barat.

1.5 Sistematika Pembahasan

Penelitian ini terdiri dari bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi

tentang latar belakang masalah penyebab, rumusan masalah, tujuan dari penelitian

ini, manfaat dari penelitian, dan sekaligus sistematika dari pembahasan.


6

Bab dua berisi tentang Landasan Teori dari penelitian yang berjudul

Pengaruh Koppas Binus (Koperasi Pedagang pasar Bina Usaha) Terhadap

Kelangsungan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Aceh Barat. mengenai

pengertian antar variabel dalam judul tersebut, serta perumusan hipotesis.

Bab tiga berisi tentang ruang lingkup penelitian yang didalamnya mengenai

jenis dan sumber data serta pengumpulan data, model analisis data, definisi

operasional variabel dan pengujian hipotesis.

Bab empat berisi tentang Hasil dan Pembahasan yang didalamnya dijelaskan

mengenai statistik dekriptif, variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis, dan

pembahasan hasil penelitian.

Bab lima berisi Kesimpulan dan Saran yang didalamnya dijelaskan

mengenai simpulan-simpulan yang diambil dari keseluruhan hasil penelitian serta

saran-saran. Serta dalam skripsi ini dilengkapi dengan daftar pustaka yang penulis

gunakan untuk melengkapi penyusunan skripsi ini.


II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Koperasi

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara

sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan

ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara

demoktaris. Pengertian dari koperasi menurut Kasmir dalam bukunya ”Bank dan

Lembaga Keuangan Lainnya” menyatakan bahwa :”Pengertian dari koperasi

menurut Tiktik Sartika Pratomo dalam bukunya ”Ekonomi Skala kecil/Menengah

dan Koperasi” menyatakan bahwa : ”Koperasi bisa juga didefinisikan sebagai

organisasi yang didirikan dengan tujuan bersama untuk menunjang kepentingan

ekonomi para angotanya melalui suatu perusahaan bersama.” (2007:4) Jadi koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan

untuk menyejahterakan anggotanya.

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi

yaitu:

1. Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;

2. Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi

yang memiliki lingkup lebih luas.

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi

2000), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan dengan

badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda. Identitas ganda
8

maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna jasa

koperasi.Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,

di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang

diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha

atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi,

misalnya dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau

penjualan yang dilakukan oleh si anggota.

2.1.1 Sumber-sumber Dana Koperasi

Sumber dana merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan koperasi

simpan pinjam dalam rangka memenuhi kebutuhan dana para anggotanya. Bagi

anggota koperasi yang kelebihan dana diharapkan untuk menyimpan dananya

dikoperasi dan kemudian oleh koperasi dipinjamkan kembali kepada anggota yang

membutuhkan dana dan jika memungkinkan koperasi juga dapat meminjam

dananya pada masyarakat luas. Di samping itu juga memuat ketentuan untuk

mengantisipasi prospek perkembangan di masa depan, dimana faktor permodalan

bagi usaha anggota dan usaha koperasi sangat menentukan kelangsungan hidup

koperasi dan usaha anggota yang bersangkutan. Dalam menjalankan kegiatan usaha,

keberadaan modal sangat penting bagi koperasi. Karena tanpa modal koperasi tidak

dapat menjalankan kegiatan usahanya sehingga tidak akan mendapat keuntungan.

Setiap anggota koperasi diwajibkan untuk menyetor sejumlah uang sebagai

sumbangan pokok anggota, disamping itu ditetapkan pula sumbangan wajib kepada

para anggotanya. Kemudian sumber dana lainnya dapat diperoleh dari berbagai

lembaga, baik lembaga pemerintah maupun lembaga swasta yang kelebihan dana.

Pembagian keuntungan diberikan kepada para anggotanya sangat tergantung kepada

keaktifan para anggotanya dalam meminjamkan dana. Menurut Kasmir dalam


9

bukunya ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (2007:271)” menyatakan bahwa

secara umum sumber dana koperasi adalah menyatakan bahwa :

1.Dari para angota koperasi berupa

a. Iuran Wajib
b. Iuran Pokok
c. Iuran Sukarela

2. Dari luar koperasi

a. Badan Pemerintah
b. Perbankkan
c. Lembaga Swasta lainnya”

Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara

aktiva dengan kewajiban yang ada dan tidak merupakan ukuran nilai jual.

Sedangkan penyaluran kredit merupakan salah satu pemanfaatan modal dalam

bentuk penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak yang

meminjamkan dengan pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.1.2 Keuntungan Koperasi

Keuntungan dari koperasi adalah bunga yang dibebankan kepada peminjam.

Semakin banyak uang yang disalurkan akan memperbesar keuntungan koperasi.

Disamping itu keuntungan lainnya adalah memperoleh biaya – biaya administrasi

yang dibebankan kepada peminjam. Kemudian keuntungan juga dapat diperoleh

dari hasil investasi lain yang dilakukan diluar kegiatan peminjaman, misalnya

penempatan uang dalam bidang surat – surat berharga.

Pembagian keuntungan dalam koperasi simpan pinjam diberikan terutama

bagi peminjam yang tidak pernah lalai dalam memenuhi kewajibannya. Keuntungan

akan diberikan sesuai dengan jumlah yang dipinjam dalam suatu periode. Semakin
10

besar pinjaman maka pembagian keuntungannya pun akan semakin besar pula,

demikian pula sebaliknya.

Menurut Kasmir dalam bukunya ”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

(2007:273) ” menyatakan bahwa keuntungan dari koperasi adalah :

1. Biaya bunga dibebankan pada peminjam

2. Biaya administrasi setiap kali transaksi

3. Hasil investasi diluar kegiatan operasi.

Setelah kita mengetahui keuntungan dari koperasi maka kita dapat

mendirikan koperasi. Pendirian lembaga koperasi cukup sederhana yaitu hanya

dengan minimal 20 orang yang membuat kesepakatan dengan akte notaris,

kemudian didaftarkan di Kanwil Departemen Koperasi setempat untuk

mendapatkan pengesahan. Dalam susunan organisasi koperasi rapat pengurus

mengangkat pengurus dan pengawas. Sedangkan kegiatan sehari – hari diserahkan

kepada pengelola koperasi. Dalam kegiatan koperasi simpan pinjam mengutamakan

pemberian pinjaman kepada anggotanya dengan bunga yang relatif murah sekitar

12% per tahun. Besarnya pinjaman biasanya dibatasi sampai jumlah tertentu

mengingat banyaknya anggota koperasi, sedangkan dana yang tersedia biasanya

terbatas. Jika memang para anggota sudah tidak membutuhkan lagi dan dana masih

lebih, maka tidak menutup kemungkinan koperasi memberikan pinjaman kepada

bukan anggota koperasi.

2.2 Pengertian Modal Kerja

Manajemen modal kerja diyakini sangat berpengaruh terhadap tingkat

profitabilitas suatu perusahaan. Berdasarkan manajemen modal kerja ini, para analis

atau investor dapat menilai kinerja suatu perusahaan efektif atau efisien dalam
11

melakukan aktivitas operasionalnya. Jika sebuah perusahaan mempunyai kinerja

yang tidak efisien, penagihan piutang tertunda atau banyaknya persediaan

menumpuk di gudang, maka hal tersebut dapat terlihat pada meningkatnya jumlah

modal kerja.

Modal kerja itu sendiri terbagi dua, yaitu, modal kerja kotor (gross working

capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor adalah

jumlah aset lancar yang dijadikan oleh perusahaan sebagai modal untuk membiayai

aktivitas operasionalnya. Sedangkan modal kerja bersih adalah selisih

antara aset lancar dan kewajiban lancar.

Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005:6), ada tiga kebijakan tentang modal

kerja, yaitu:

1. Modal kerja yang lebih dikenal dengan modal kerja kotor yaitu modal kerja
yang kerja yang terdiri dari aset lancar yang digunakan dalam aktivitas operasi
perusahaan.
2. Modal kerja bersih yaitu selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar.
3. Modal kerja bersih operasional (Net Working Capital/NOWC) yaitu selisih
antara aset lancar operasional dengan kewajiban lancer operasional. Pada
umumnya, NOWC itu terdiri dari kas, piutang usaha, persediaan, dan hutang
dagang.

2.3 Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari

pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih

bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan dapat

diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 23.1), kata “income diartikan

sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan (income)

meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain”).


12

Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang

dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees),

bunga, dividen, royalti dan sewa.” Definisi tersebut memberikan pengertian yang

berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas, income

meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun

yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan penghasil

dari penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi

yang terjadi.

Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman (2002 : 234) bahwa


pendapatan adalah “Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah
entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama
satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau
aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang
berlangsung”.

2.4 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Di Indonesia, terdapat beberapa definisi yang berbeda-beda tentang Usaha

Kecil dan Menengah (UKM). Pendefinisian ini antara lain oleh Badan Pusat

Statistik, Kementerian Koperasi dan UKM, Bank Indonesia, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Kesehatan.

Definisi UKM menurut lembaga-lembaga tersebut diatas adalah sebagai

berikut (Hubeis 2009) :

1. Badan Pusat Statistik (BPS) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan
pekerja antara 5 – 19 orang.
2. Bank Indonesia (BI) : UKM adalah perusahaan atau industri dengan
karakteristik berupa; (a) modal kurang dari 20 juta rupiah; (b) untuk satu
putaran usahanya hanya membutuhkan dana 5 juta rupiah; (c) memiliki asset
maksimal 600 juta rupiah di luar tanah dan bangunan; (d) omzet tahunan ≥ 1
miliar rupiah.
3. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Undang-Undang No. 9
Tahun 1995) : UKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
tradisional, dengan kekayaan bersih 50 juta – 200 juta rupiah (tidak termasuk
13

tanah dan bangunan tempat usaha) dan omzet tahunan ≥ 1 miliar rupiah; dalam
Undang-Undang No. 20 tahun 2008 dengan kekayaaan bersih 50 juta – 500 juta
rupiah dan penjualan bersih tahunan 300 juta – 2,5 miliar rupiah.
4. Kementerian Perindustrian :
a. Perusahaan memiliki aset maksimum 600 juta rupiah di luar tanah dan
bangunan.
b. Perusahaan memiliki modal kerja di bawah 25 juta rupiah.
5. Kementerian Keuangan : UKM adalah perusahaan yang memiliki omzet
maksimum 600 juta rupiah per tahun an atau aset maksimum 600 juta rupiah
diluar tanah dan bangunan.
6. Kementerian Kesehatan : perusahaan yang memiliki penandaan standar mutu
berupa Sertifikat Penyuluhan (SP), Merk Dalam Negeri (MD), dan Merk Luar
Negeri (ML).

Adanya berbagai macam penetapan definisi mengenai UKM di atas

membawa berbagai konsekuensi yang strategis.

Definisi merupakan konsensus terhadap entitas UKM sebagai dasar


formulasi kebijakan yang akan diambil, sehingga paling tidak, ada 2 (dua)
tujuan adanya definisi yang jelas mengenai UKM, yaitu pertama, untuk
tujuan administratif dan pengaturan; serta kedua, tujuan yang berkaitan
dengan pembinaan (Adiningsih 2000).

Tujuan pertama berkaitan dengan ketentuan yang mengharuskan suatu

perusahaan memenuhi kewajibannya, seperti membayar pajak, melaksanakan

tanggung jawab sosial dan lingkungan, serta mematuhi ketentuan ketenagekerjaan

seperti keamanan dan hak pekerja lainnya. Sementara tujuan kedua lebih pada

pembuatan kebijakan yang terarah seperti upaya pembinaan, peningkatan

kemampuan teknis, serta kebijakan pembiayaan untuk UKM.

Meskipun perbedaan-perbedaan ini bisa dipahami dari segi tujuan masing-

masing lembaga, namun kalangan yang terlibat dengan kelompok UKM seperti

pembuat kebijakan, konsultan, dan para pengambil keputusan akan menghadapi

kesulitan dalam melaksanakan tugasnya. Seperti halnya, kesulitan dalam mendata

yang akurat dan konsisten, mengukur sumbangan UKM bagi perekonomian, dan
14

merancang regulasi/kebijakan yang fokus dan terarah. Oleh karena itulah, upaya

untuk membuat kriteria yang lebih relevan dengan kondisi saat ini perlu dilakukan.

2.5 Pengertian Kredit

Kredit mempunyai kedudukan yang istimewa, terutama pada negara yang

sedang berkembang sebab antara volume permintaan akan dana jauh lebih besar

dari penawaran dana yang ada di masyarakat. Selain itu pendapatan bunga dari

kredit merupakan komponen yang dominan dibandingkan jasa-jasa perbankan

lainnya. Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas

dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali

dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran dana

ini disebut juga dengan istilah alokasi dana. Pengalokasian dana dapat diwujudkan

dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit.

Pengertian kredit menurut Malayu S.P. Hasibuan dalam buku “Dasardasar

Perbankan” menyatakan bahwa :“Kredit merupakan semua jenis pinjaman yang

harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian

yang telah disepakati”. (2002:87)

Sedangkan pengertian kredit menurut Kasmir dalam bukunya

”Dasardasar Perbankan” adalah :

”Kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain

yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan inbalan atau bagi hasil.” (2004;102)

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan

dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Contoh

berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya bank membiayai kredit untuk


15

pembelian rumah atau mobil. Kredit ini berarti nasabah tidak memperoleh uang tapi

rumah atau mobil, karena bank langsung membayar ke developer dan nasabah

hanya membayar cicilan rumah atau mobil tersebut setiap bulan. Kemudian adanya

kesepakatan antara bank dengan nasabah penerima kredit, bahwa mereka sepakat

sesuai dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian kredit tercakup

hak dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu dan bunga yang

diterapkan bersama. Demikian pula dengan masalah sangsi apabila sidebitur ingkar

janji terhadap perjanjian yang telah dibuat bersama.

2.5.1 Fungsi Kredit

Pemberian kredit oleh bank mempunyai fungsi dan tujuan tertentu. Tujuan

dari pemberian kredit bagi bank adalah untuk mencari keuntungan, membentu

nasabah dan membantu pemerintah dalam meningkatkan stabilitas ekonomi.

Sedangkan fungsi dari pemberian kredit itu sendiri untuk meningkatkan daya guna

uang dan barang, mendorong dan mempelancar produksi dan konsumsi. Fungsidan

tujuan bank ini pada akhirnya adalah untuk meningkatkan taraf hidup orang banyak.

2.5.2 Tujuan kredit

Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tidak

akan terlepas dari misi dari keinginan dari pemberian kredit. Tujuan pemberian

kredit menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul ”Dasar-dasar Perbankan”

adalah ”Tujuan pemberian kredit adalah untuk mencari keuntungan, membantu

usaha nasabah dan membantu pemerintah.” (2005;105) Sedangkan Tujuan dari

pemberian kredit menurut Veithzal rivai dalam bukunya ”Bank and Finacial

Institutio” mengatakan ”Ada dua tujuan dari pemberian kredit yaitu profitability

dan safety” (2006:237) Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan

yang hendak dicapai yang tentunya tergantung dari tujuan bank itu sendiri. Tujuan
16

pemberian kredit juga tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Dalam

prakteknya tujuan pemberian kredit dalah sebagai berikut :

1. Mencari keuntungan

Pengertian Mencari Keuntungan menurut Kasmir dalam bukunya ”Bank

dan Lembaga Keuangan Lainnya” menyatakan bahwa bertujuan untuk

memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hal tersebut terutama dalam

bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi

yang dibebankan kepada nasabah.” (2007:96). Keuntungan ini penting untuk

kelangsungan hidup bank, disamping itu keuntungan juga dapat membesarkan

usaha bank.

2. Membantu usaha nasabah

Pengertian Membantu Usaha Nasabah menurut Kasmir dalam bukunya

”Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” menyatakan bahwa ”Membantu usaha

nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana modal kerja

dengan dana tersebut maka pihak debitur bisa mengembangkan usaha

nya.”(2007:96)

3. Membantu pemerintah

Pengertian membantu pemerintah menurut Kasmir dalam bukunya ”Bank

dan Lembaga Keuangan Lainnya” menyatakan ”Semakin banyak kredit yang

disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak

kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.”(2007:96).

Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dengan pemberian kredit oleh bank

adalah :

1. Penerimaan pajak

2. Membuka kesempatan kerja


17

3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa

4. Menghemat devisa negara terutama untuk produk-produk yang sebelumnya

diimpor dan apabiala sudah dapat diproduksi didalam negri dengan fasilitas

kredit jelas akan menghemat devisa negara.

5. Meningkatkan devisa negara untuk produk yang dihasilkan dari fasilitas kredit

dan diekspor keluar negeri.

2.5.3 Unsur-Unsur Kredit

Dalam kata kredit terkandung unsur-unsur yang direkatkan menjadi satu.

Sehingga jika kita membicarakan tentang kredit maka termasuk unsur-unsur yang

ada di dalamnya. Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit menurut

Kasmir dalam bukunya yang berjudul ”Dasar-dasar Perbankan” adalah sebagai

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai

berikut : (1) Kepercayaan, (2) Kesepakatan, (3) Jangka Waktu, (4) Resiko, (5) Balas

Jasa.”(2005;104)

Jadi dalam pemberian kredit terdapat lima unsur, yaitu:

1. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi pemberi kredit bahwa kredit

yang diberikan benar-benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai

dengan jangka waktu kredit. Kepercayaan diberikan oleh bank sebagai dasar utama

yang melandasi mengapa suatu kredit berani dikucurkan. Oleh sebab itu sebelum

kredit dikucurkan terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap permohonan kredit

dari nasabah.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya di dalam kredit juga terdapat unsur kesepakatan

antara pemberi kredit dengan penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam
18

suatu perjanjin dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan

kewajibannya masing-masing

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberiakan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu

ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu

tersebut bisa berbentuk jangka pendek (di bawah satu tahun), jangka menengah

(satu sampai tiga tahun) dan jangka panjang (di atas tiga tahun).

4. Resiko

Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan

memungkinkan suatu resiko tidak tertagih. Semakin panjang suatu jangka waktu

kredit maka semakin besar pula resikonya. Resiko ini menjadi tanggungan bank,

baik yang disengaja oleh nasabah maupun yang tidak disengaja.

5. Balas Jasa

Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan yang diperoleh

dari pemberian kredit.

2.5.4 Jenis-jenis Kredit

Beragam jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana,

Kebutuhan dan yang beragam menyebabkan jenis kredit juga menjadi beragam. Hal

ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Jenis-jenis kredit

menurut Kasmir dalam bukunya yang berjudul ”Dasar-dasar Perbankan” adalah”

Secara umum jenis kredit jika dilihat dari berbagai segi antara lain : dilihat

dari segi kegunaan, dilihat dari segi tujuan kredit, dilihat dari segi jangka waktu,

dilihat dari segi jaminan dan dilihat dari segi sektor usaha.” (2005;109).

Dari peryataan diatas dapat kita lihat jenis-jenis kredit menurut seginya

adalah sebagai berikut :


19

1. Dilihat dari segi kegunaan

a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek pabrik baru untuk keperluan rehabilitas. Contoh kredit investasi adalah

membangun pabrik. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih

lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar

gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi

perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit

a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau

investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai

contohnya adalah kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan

menghasilkan barang.

b. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini

tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang digunakan

atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk

perumahan, kredit modal pribadi, kredit perabotan rumah tangga dan kredit

konsumtif lainnya.
20

c. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan

tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-agen perdaganagn

yang akan membeli barang dalam jumlah besar.

Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu

a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1tahun atau paling

lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya

untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jiak untuk pertanian

misalnya tanaman padi dan palawija.

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,

biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk dan

peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yan masa pengembaliannya paling panjan. Kredit jangka

panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini

untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau

manufaktur dan untuk kredit konsuftif seperti perumahan.

2.6 Perumusan Hipotesis

Sesuai dengan kajian dari penelitian ini, yaitu mengenai pengaruh

keberadaan Koperasi Pedagang pasar Bina Usaha (Koppas Binus) Terhadap

Kelangsungan pendapatan Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Aceh Barat.


21

Maka hipotesis yang di ajukan adalah “Diduga Koppas Binus berpengaruh posistif

terhadap kelangsungan Pendapatan Usaha kecil menengah di Kabupaten Aceh

Barat”.
III METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Untuk penelitian ini yang di jadikan populasi adalah seluruh kolompok

peminjam pada Koppas Binus (Koperasi Pedagang pasar Bina Usaha) Kabupaten

Aceh Barat yang menjadi sampel pada penelitian ini di ambil 100 orang dengan

menggunakan teknih sampling jenuh.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh berupa data yang sudah diolah maupun yang

belum diolah. Dalam penelitian ini data-data sekunder yang digunakan yaitu antara

lain literatur yang relavan atau sesuai dengan judul penelitian ini seperti, buku-

buku, makalah, waktu atau periode petunjuk teknis dan lain-lain yang memiliki

relavansi dengan masalah yang diteliti.

Data ini diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta-fakta yang diperoleh

secara langsung dari penelitian tersebut.

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari kantor Koppas

Binus (Koperasi Pedagang pasar Bina Usaha) Kabupaten Aceh Barat serta dari

lapangan, penulis juga menggunakan buku-buku ekonomi dan buku Koperasi yang

diperoleh dari perpustakaan Fakultas Ekonomi di Universitas Teuku Umar dan

Perpustakaan Wilayah yang terletak di ibu kota provinsi.


23

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik kuantitatif antara lain:

a. Studi pustaka (Library Research)

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan yaitu

dengan cara membaca buku-buku dan literatur lainnya yang diperlukan.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Pada metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung

yaitu penulis mendatangi Kantor Koppas Binus dan menjumpai para nasabah

Koppas Binus Kabupaten Aceh Barat.

3.3 Model Analisis Data

Untuk menganalisis hubungan antar variabel dalam penelitian ini

menggunakan teknik analisis regresi linear sedehana, Analisis korelasi, dan uji t.

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis ini untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas

(x) terhadap variabel terikat (y), dengan rumusan sebagai berikut (Supranto 2001, h.

179):

Y = a + bx + ɛ ........................................................................... (1)

Dimana :

Y = Variabel terikat (Pendapan UKM)

a = Intercept

b = Koefisien Regresi

X = Variabel bebas ( Koppas Binus)

Ɛ = Error Term
24

Kemudian persamaan diatas dituangkan dalam bentuk persamaan logaritma Alam

sebagai berikut :

Ln Y = a + bLn x + ɛ……………………………………… (2)

b. Koefisien Determinasi (r)

Model ini untuk mengukur tingkat hubungan antara variabel bebas (x)

dengan variabel terikat (y), dengan rumusan sebagai berikut:

(Hasan 2002,h. 233)

.............(3)

Dimana :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

X = Koppas Binus

Y = Pendapatan UKM

c. Koefisien Determinasi (r2)

Model koefisien Determinasi ini sering juga disebut dengan koefisien

penentu digunakan untuk melihat besarnya pengaruh nilai variabel x dengan

variabel y, dengan rumusan sebagai berikut :

(Hasan 2002, h. 236)

KP = r2x100%................................................(4)

Dimana :

KP = Besarnya koefisien penentu (determinasi)


25

r = Koefisien korelasi

d. Uji t

Uji t merupakan uji yang digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh

yang ditimbulkan oleh variabel bebas (KOPPAS BINUS) terhadap variabel terikat

(Pendapatan UKM), dapat dirumuskan sebagai berikut (Hasan 2002, h. 241) :

....................................(5)

Dimana:

n = Jumlah Sampel

r = Koefisien korelasi

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Agar tidak menimbulkan pengertian ganda tentang variabel-variabel utama

pada penelitian ini, maka akan dijelaskan definisi masing-masing variabel sebagai

berikut :

a. Koppas Binus (X) adalah sebuah badan usaha koperasi yang ingin

mengembang usaha kecil menengah dalam bentuk memberikan pinjaman

kepada para pedagang Pasar Bina Usaha yang diukur dalam rupiah dalam

kurun waktu tahun 2012

b. Usaha Kecil Menengah (Y) adalah suatu bentuk usaha yang terdiri dari para

usahawan atau pedagang kecil yang memerlukan suntikan dana dari Koppas

Binus sehingga Usaha mereka berjalan dengan semestinya di Kabupaten Aceh

Barat yang diukur dalam rupiah dalam kurun waktu tahun 2012
26

3.5 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pengujian hipotesis dalam penelitian ini maka diperoleh apabila:


a. H0 ; = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel x

(KOPPAS BINUS) terhadap variabel y (Pendapatan UKM) di Kabupaten Aceh

Barat.

b. H1 ; 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x (Koppas

Binus) terhadap variabel y (Pendapatan UKM) di Kabupaten Aceh Barat.

Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


a. Apabila th tt , maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh

yang signifikan antara Pendapatan Usaha Kecil Menengah terhadap keberadaan

Koppas Binus.

b. Apabila th tt , maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara antara Pendapatan Usaha Kecil Menengah

terhadap keberadaan Koppas Binus.


IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Bagian ini penulis akan menjelaskan tentang dampak keberadaan Koppas

Binus terhadap Kelangsungan Usaha Kecil menengah di Kabupaten Aceh Barat .

4.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

Salah satu kelengkapan agar perusahaan dapat berjalan, tumbuh dan

berkembang dengan baik adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia

dengan tingkat kemampuan yang baik sesuai dengan standart kebutuhan dunia

perbankan sangat di perlukan untuk menyokong perkembangan dan pertumbuhan

perusahaan. Begitu juga dengan Bq Bina Usaha ,Kebutuhan akan karyawan yang

professional dan memiliki loyalitas merupakan suatu kebutuhan yang sangat

penting di tengah persaingan dunia perbankan yang sangat ketat, Khususnya

Mikro.

Koppas Binus Adalah lembaga Keuangan yang berbadan hukum Koperasi.

Koperasi Bina Usaha Adalah unit dari Koperasi Pasar Bina Usaha Yang berbadan

Hukum 366/ BH / KOP /1.6 /II /2006 yaitu Unit Jasa Keuangan Syariah ( UJKS )

Yang Memperhatikan Undang-undang perkoperasian yaitu :

a. Undang-undang R.I.No : 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, Intruksi

Presiden R.I. Nomor 18 Tahun 1998 Tentang peningkatan Pembinaan dan

Pengembangan Perkoperasian,
28

b. Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

R.I. Nomor 21/KEP /MENEG /IV /2001 tentang penunjukan Pejabat yang

berwenang untuk memberikan Akte Pendirian Perusahaan Anggaran Dasar

dan Pembubaran Koperasi.

c. Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil danMenegah R.I.

Nomor 104.1 /Kep/ M.KUKM/X/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pembentukan ,Pegesahan Akta Pendiriandan Perubahan Anggaran Dasar

Koperasi.

Koperasi Bina Usaha Lahir pada tanggal 27 Februari 2006 yang

beranggotakan 30 Orang. Yang semua Anggota berprofesi sabagai Pedagang

Pakaian,Pecah Belah dan Kelontong, Jumlah anggota pada tahun 2012 adalah 87

Orang dengan Jumlah peminjam sebanyak 984 orang dan jumlah penabung 1412

orang yang bersumber dari berbagai profesi.

Koperasi Pasar Bina Usaha ( Koppas Binus ) Adalah salah satu Koperasi

yang mendapat dana Program BRR Pada tahun 2006. Koperasi Bina Usaha

Membuka Unitnya yaitu Unit Simpan Pinjam ( USP) BQ Bina Usaha.Yang

Sekarang sudah di ubah menjadi Unit Jasa Keuangan Syariah ( U J K S ) BQ

Bina Usaha resmi di buka pada tanggal 28 Maret 2006.


29

Tabel 2

Jumlah pengeluaran pinjaman Koppas Binus terhadap pendapatan UKM


Pada tahun 2010-2012
Kelompok Koppas Binus X Pendapatan UKM
Tahun
No Jenis usaha (Rupiah) Y
Pedagang ikan Rp. 180.000.000 Rp. 260.000.000

Rempah Rp. 195.000.000 Rp.290.000.000

1. 2010 Warung kopi Rp. 160.000.000 Rp.235.000.000

Warung Nasi Rp. 135.000.000 Rp.200.000.000

Pedagang sayur Rp. 140.000.000 Rp.175.000.000

Pedagang ikan Rp. 175.000.000 Rp.250.000.000

Rempah Rp. 195.000.000 Rp.280.000.000


2011
Warung kopi Rp. 165.000.000 Rp.235.000.000
2.
Warung Nasi Rp. 125.000.000 Rp.165.000.000

Pedagang sayur Rp. 140.000.000 Rp.190.000.000

Pedagang ikan Rp. 210.000.000 Rp.295.000.000

Rempah Rp. 200.000.000 Rp.275.000.000

Warung kopi Rp. 170.000.000 Rp.220.000.000


3. 2012
Warung Nasi Rp. 160.000.000 Rp.180.000.000

Pedagang sayur Rp. 125.000.000 Rp.175.000.000

Sumber : Hasil penelitian (Diolah Juli 2012)

Berdasarkan tabel 2 diatas maka penulis dapat menjelaskan bahwa Jumlah

pijaman yang dikeluarkan oleh Koppas Binus terhadap pendapatan UKM di

Kabupaten Aceh Barat pada Tahun 2010 untuk pedagang ikan sebesar Rp.

180.000.000 dengan pendapartan UKM sebesar Rp. 260.000.000, untuk pedagang

Rempah-rempah sebesar Rp. 195.000.000 dengan pendapatan Rp.290.000.000,

untuk pedagang Warung kopi sebesar Rp. 165.000.000 dengan pendapatan yang

didapatkan sebesar Rp.235.000.000, sedangkan untuk Warung Nasi dana yang


30

dipinjamkan sebesar pada Rp. 135.000.000 dengan pendapatan yang didapatkan

sebesar Rp.200.000.000 selanjutnya untuk pedagang sayuran dana yang diberikan

sebesar Rp. 140.000.000 dengan jumlah pendapatan Rp.175.000.000. Pada Tahun

2011 Jumlah dana yang dikeluarkan untuk pedagang ikan sebesar Rp.

175.000.000 dengan pendapatan UKM sebesar Rp.250.000.000, untuk pedagang

Rempah-rempah sebesar Rp. 195.000.000 dengan pendapatan Rp.280.000.000,

untuk pedagang Warung kopi sebesar Rp. 165.000.000 dengan pendapatan yang

didapatkan sebesar Rp.235.000.000, sedangkan untuk Warung Nasi dana yang

dipinjamkan sebesar Rp. 125.000.000 dengan pendapatan yang didapatkan

sebesar Rp.165.000.000 selanjutnya untuk pedagang sayuran dana yang diberikan

sebesar Rp. 140.000.000 dengan jumlah pendapatan Rp.190.000.000.

Selanjutnya pada Tahun 2012 Jumlah pijaman yang dikeluarkan oleh

Koppas Binus terhadap pendapatan UKM di Kabupaten Aceh Barat untuk

pedagang ikan sebesar Rp. 210.000.000 dengan pendapartan UKM sebesar Rp.

Rp.295.000.000, untuk pedagang Rempah-rempah sebesar Rp. 200.000.000

dengan pendapatan Rp.275.000.000, untuk pedagang Warung kopi sebesar Rp.

Rp. 170.000.000 dengan pendapatan yang didapatkan sebesar Rp.220.000.000,

sedangkan untuk Warung Nasi dana yang dipinjamkan sebesar pada Rp. Rp.

160.000.000 dengan pendapatan yang didapatkan sebesar Rp.180.000.000

selanjutnya untuk pedagang sayuran dana yang diberikan sebesar Rp. 125.000.000

dengan jumlah pendapatan Rp.175.000.000

Berdasarkan hasil pengamatan tabel diatas dapat peneliti simpulkan bahwa

jumlah dana yang dikeluarkan oleh Koperasi Pedagang Pasar Bina Usaha (Koppas

Binus) setiap tahunnya untuk para pedagang yang ada di Kabupaten Aceh Barat
31

bervariasi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan peminjam sehingga

pendapatan yang didapatkamn juga bervariasi setiap tahunnya.

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Dari hasil penelitian pada tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa Koppas Binus

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan UKM. Karena dengan adanya

suplay modal yang di berikan oleh Koppas Binus pendapatan UKM dari tahun

ketahun terus bertambah. Walaupun ada faktor lain diluar model yang bisa

membuat pengaruh lebih besar bagi pendapatan UKM seperti kondisi alam, dan

lai-lain

4.4 Pembahasan Penelitian

Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan

oleh Koppas Binus Terhadap kelangsungan Pendapatan Usaha kecil menengah di

Kabupaten Aceh Barat yang akan dianalisis dengan menggunakan model analisis

regresi sederhana yang akan diolah melalui Program Statistik SPSS 17. Dari hasil

penelitian diperoleh hasil akhirnya sebagai berikut :

Tabel 3
Standar Deviasi Rata-rata dan Observasi
No. Variabel Rata-rata Std. Deviasi Observasi

1. UKM 19.2233 20251 15


2. KOPPAS BINUS 18.8987 16608 15
Sumber : Hasil Regresi (diolah Juli 2012)

Pada tabel 3 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata variabel

Pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Pengaruh Koppas Binus

kabupaten Aceh Barat adalah 19.2233, dengan standar deviasi 20251, sedangkan

Pengaruh dari Koppas Binus terhadap Pendapatan Usaha kecil menengah adalah

untuk rata-rata diperoleh 18.8987 dan untuk Standar Deviasi diperoleh 16608, ini
32

berarti Koppas Binus berpengaruh terhadap Pendapatn Usaha kecil menengah di

Kabupaten Aceh Barat.

4.4.1 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

Tabel 4
Hasil Koefisien Korelasi dan Determinasi

No KOPPAS
Variabel UKM
BINUS

Person Correltion
a. Pendapatan UKM 1.000 .918
1
b. Koppas Binus .918 1.000

Model
a. Koefisien Korelasi (R) .918
2
b. Koefisien Determinasi
Adjusted .832
c. Koefisien Determinasi
.844
(R²)
Sumber : Hasil Regresi (diolah Juli 2012)

Berdasarkan tabel 4. diatas peneliti dapat menjelaskan bahwa koefisien

korelasi pendapatan UKM diperoleh R = 0,918 secara positif menjelaskan

terdapat hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Koppas Binus (X)

terhadap Pendapatan UKM (Y) dengan keeratan hubungan 91.8 persen.

Dikarenakan apabila Pendapatan Koppas Binus tinggi maka kelangsungan

Pendapatan Usaha kecil menengah juga akan lebih baik, begitu juga sebaliknya

apabila dampak Koppas Binus menurun maka akan berdampak juga terhadap

kalangsungan Pendapatan usaha kecil menengah di Kabupaten Aceh Barat,

Sehingga pengaruh yang ditimbulkan juga sangat berarti.


33

Adapun mengetahui kriteria pengujian hubungan atau koefisien korelasi

(KK) antar variabel menurut Hasan (2003, h.234) adalah sebagai berikut :

a. KK = 0, artinya tidak ada korelasi

b. 0 < KK ≤ 0,20 artinya korelasi sangat rendah atau lemah sekali

c. 0,20 < KK ≤ 0,40 artinya korelasi rendah atau lemah tapi pasti

d. 0,40 < KK ≤ 0,70 artinya korelasi yang cukup berarti

e. 0,70 < KK ≤ 0,90 artinya korelasi yang tinggi dan kuat

f. 0,90 < KK ≤ 1,00 korelasi yang sangat tinggi dan kuat

g. KK = 1, artinya korelasi yang sempurna.

Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat diketahui pengaruh Koppas

Binus (X) terhadap Pendapatan UKM Koefisien determinasi dalam penelitian ini

dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:

Koefisien determinasi = R2 x 100%

Koefisien determinasi = (0,844) x 100%

Koefisien determinasi = 84,4 %

Berdasarkan perhitungan Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

penulis dapat menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) Adjusted

bernilai 84,4 persen. Dan menghasilkan R2 (R square) sebesar 91,8 persen, yang

dapat diartikan bahwa 91.8 persen dapat dijelaskan oleh variabel Koppas Binus

(X). Sedangkan sisanya sebesar 8,2 persen dapat dijelaskan oleh variabel lain

diluar model penelitian.


34

4.4.2 Uji Regresi Linear Sederhana

Tabel 5
a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.941 2.528 2.768 .456
Koppas_BinusX 1.120 .134 .918 8.372 .000
a. Dependent
Sumber : Hasil Regresi (diolah
Variable: Juli 2012)
Pendapatan_UKM

Berdasarkan hasil penelitian ini maka diperoleh persamaan regresi linear

sederhana akhir estimasi sebagai berikut :

Y = a + bx + ɛ

Y = 3.941 + 1. 120X

Persamaan Regresi linear tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Konstanta

Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa nilai konstanta bernilai

positif yaitu sebesar 3.941 Nilai konstanta ini menggambarkan apabila

Pendapatan UKM sama dengan nol maka Pengaruh Koppas Binus 3.941 X.

b. Koefisien Regresi dari variabel Pengaruh Koppas Binus (X)

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien Koppas

Binus bernilai positif yaitu sebesar 1.120 Dapat diartikan bahwa setiap

kenaikan Pendapatan UKM 1 Persen, maka Pengaruh Koppas Binus juga akan

meningkat sebesar 1. 120 Persen.


35

4.4.3 Uji t (parsial atau individual)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar

variabel bebas dampak Koppas Binus (X) terhadap Pendapatan UKM (Y) secara

individual dengan tingkat kepercayaan (level of confidence 95%) yaitu :

Berdasarkan tabel diatas nilai thitung dapat dijelaskan bahwa untuk variabel

Koppas Binus nilai thitung > ttabel (8.372 > 1.761 .maka H0 ditolak dan H1 diterima,

sehingga secara individual variabel UKM berpengaruh secara signifikan terhadap

Koppas Binus di Kabupaten Aceh Barat.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil output dari penelitian diatas variabel UKM mempunyai

hubungan secara positif signifikan terhadap Koppas Binus di Kabupaten Aceh

Barat yaitu nilai thitung > ttabel (8.372 > 1.761 Hasil ini mengidentifikasikan UKM

Sangat membutuhkan kehadiran Koppas Binus untuk membantu usaha-usaha

kecil yang ada di kabupaten Aceh Barat.

Sedangkan jika dilihat dari nilai koefisien determinasi (R 2) menunjukan

bahwa Hubungan yang diberikan oleh Pendapatan UKM dalam mempengaruhi

Koppas Binus sebesar 0.918 atau 91,8 persen. sedangkan sisanya 8,2 persen

dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model penelitian.


V. PENUTUP

5.1 Simpulan

a. Berdasarkan hasil Penelitian dapat di jelaskan bahwa koefisien korelasi

pendapatan UKM diperoleh R = 0,918 secara positif menjelaskan terdapat

hubungan yang cukup berarti antara Pengaruh Koppas Binus (X) terhadap

Pendapatan UKM (Y) dengan keeratan hubungan 91.8 persen. Dikarenakan

apabila Pendapatan Koppas Binus tinggi maka kelangsungan Pendapatan

Usaha kecil menengah juga akan lebih baik, begitu juga sebaliknya apabila

dampak Koppas Binus menurun maka akan berdampak juga terhadap

kalangsungan Pendapatan usaha kecil menengah di Kabupaten Aceh Barat,

Sehingga pengaruh yang ditimbulkan juga sangat berarti.

b. Berdasarkan perhitungan Koefisien Korelasi dan Determinasi penulis dapat

menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) Adjusted bernilai 84,4

persen. Dan menghasilkan R2 (R square) sebesar 91,8 persen, yang dapat

diartikan bahwa 91.8 persen dapat dijelaskan oleh variabel Koppas Binus

(X). Sedangkan sisanya sebesar 8,2 persen dapat dijelaskan oleh variabel

lain diluar model penelitian.

c. Berdasrkan hasil uji t untuk variabel Koppas Binus nilai thitung > ttabel (8.372

> 1.761 .maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga secara individual

variabel UKM berpengaruh secara signifikan terhadap Koppas Binus di

Kabupaten Aceh Barat


37

5.2 Saran

a. Koppas Binus Lebih bijjak lagi Kedepan dalam menganyomi Usaha kecil

menengah di Kabupaten Aceh Barat sehingga terciptanya kemakmuran bagi

masyarakat kususnya para pedagang kecil.

b. Keberadaan Koppas Binus sangat berpengaruh terhadap Pendapatan usaha

kecil menengah, namun system bagi hasil yang di jalankan belum sesuai

dengan ketentuan syariah.

Anda mungkin juga menyukai