TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan suatu analisa keuangan yang disebut analisa rasio keuangan. Untuk
akan memberikan informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas yang
penerbitan laporan keuangan pada umumnya diterbitkan setiap tahun operasi atau
berikut:
dalam menilai moneter atau satuan uang berkenaan dengan sumber daya ekonomi
dan kewajiban dari sutu perusahaan bisnis dan aktivitas ekonomi untuk mengubah
18
berguna bagi keputusan investasi dan kredit. Untuk menyediakan informasi yang
berguna dalam menilai arus kas masa depan. Untuk menyediakan informasi
mengenai sumber daya perusahaan, Klaim terhadap sumber daya tersebut dan
perubahaan di dalamnya.
keadaan dan perkembangan kinerja suatu perusahaan. Khususnya bagi para calon
perusahaan mempunyai prospek yang cukup baik dan akan diperoleh keuntungan
ataukah akan memberikan kerugian di masa yang akan datang. Jadi pengertian
Financial Distress adalah perusahaan yang mengalami rugi selama dua tahun
4 (empat) yaitu :
Laporan Laba Rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama
19
3. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada
Laporan Arus Kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas
kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan
1. Mudah dipahami
dengan wajar.
2. Relevan
20
lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil
3. Keandalan
Informasi dikatakan handal yaitu informasi harus bebas dari pengertian yang
penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya di sajikan atau yang
4. Dapat dibandingkan
21
baik itu dalam hal investasi, ekspansi, ataupun pendanaan perusahaan. Di lain
pihak analisis laporan keuangan juga membantu investor yang ingin menanamkan
2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu
diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka
yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bias dan biasa dipakai
22
analisis rasio.
Tujuan analisis laporan keuangan menurut Prastowo dan Juliaty dalam Saragih
masalah lainnya.
datang,
d) sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. Ada beberapa jenis analisa yang
keuangan, yaitu:
a. Analisa Internal
yang biasa diumumkan pada pihak di luar perusahaan, analisa ini juga
b. Analisa Eksternal
calon kreditur lain yang mana dalam melakukan analisa mereka tidak bisa
23
diterbitkan untuk umum. Analisa ini juga ditujukan guna menilai kinerja
data operasi perusahaan dari tahun ke tahun atau dengan kata lain
yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut untuk
mengetahui keadaan keuangan atau hasil usaha pada periode itu saja.
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah “rasio”.
24
sama.
yang sejenis atau industri (rasio industri/ rasio rata-rata/ rasio standard)
untuk waktu yang sama. Pada dasarnya jumlah angka rasio banyak sekali
a. Rasio Likuiditas
25
persediaan.
3. Rasio modal kerja terhadap total aktiva (working capital to total assets
ratio) menunjukkan potensi cadangan kas yang ada akibat selisih yang
b. Rasio Aktivitas
menggunakan sumber daya yang dimiliki, atau dengan kata lain sejauh mana
uang tunai.
dalam persediaan.
26
solvabilitas diantaranya:
membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak atau
dengan kata lain seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang
lancar.
diantaranya:
27
menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan harga pokok
penjualan.
e. Rasio Pasar
Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
subjektif
28
5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang
menimbulkan kesalahan.
Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah variable rasio
keuangan yang sama seperti penelitan yang dilakukan oleh Altman (1968), yaitu:
Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana sendiri. Besarnya laba ditahan
sumber dana. Rasio ini mengukur keuntungan yang telah diperoleh mulai dari
29
EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak dan
Nilai buku perusahaan adalah jumlah saham yang beredar dikalikan dengan
nilai pasarnya. Nilai buku hutang merupakan biaya historis dari aktiva fisik
perusahaan. Semakin kecil hasil dari perhitungan rasio ini maka perusahaan
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
bahwa rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat
antara harta lancar atau aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek bias dipakai
30
ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur
yang mempengaruhi nilai current ratio adalah aktiva lancar dan hutang jangka
total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Rumus mencari current ratio atau
lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar
utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan
sebaik mungkin.
merupakan “ harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat
(maksimal satu tahun).’’ Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat
31
diterjemahkan oleh Emil Salim (2002:220) menyebutkan bahwa “kas dan aktiva
lainnya yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi
dalam satu tahun atau dalam satu silus operasi, tergantung mana yang paling
lama.’’
saat)
jangka pendek ini disajikan dalam neraca sebesar harga perolehannya atau
d) Piutang dagang: tagihan kepada pihak lain sebagai akibat dari adanya
32
pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya, jasa pihak lain
tersebut belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada
periode lainnya.
perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun).’’ Artinya hutang ini harus
segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen hutang lancar
terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, hutang gaji, utang
pajak, utang dividen, biaya diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah
pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan,”
kredit.
b) Hutang Wesel: Hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan
33
dilakukan pembayarannya.
e) Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo: Hutang jangka panjang
belum dilaksanakan.
aktiva.’’ Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahanan dibiayai oleh
aktiva.
mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukan
34
jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari
kreditur.’’
artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak, maka semakin sulit bagi
dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang
akan datang serta aktiva yang tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak
35
“sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh
perusahaan.”
“kewajiban ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan
perusahaan akibat transaksi di masa lalu.” Sering juga dikatakan bahwa kewajiban
atau utang ini merupakan modal yang berasal dari pihak di luar perusahaan.
36
menyimpulkan bahwa financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas
(seperti hutang dagang atau beban bunga) dan perusahaan terpaksa melakukan
parah yang tidak bisa dipecahkan tanpa perubahan ukuran dari operasi atau
1. Sebab Intern adalah sebab-sebab yang timbul dari dalam perusahaan itu
tak tertagih)
37
2. Sebab Ekstern adalah sebab-sebab yang timbul atau berasal dari luar
perusahaan dan yang berada diluar kekuasaan atau control dari pimpinan
tersebut meliputi :
38
individu, hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk
stabilitas perusahaan.
5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna
akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya
1. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang.
39
sebagainya.
perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan
dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya.” Kondisi ini
biasanya tidak begitu saja muncul di perusahaan. Ada indikasi awal dari
perusahaan tersebut yang biasanya dapat dikenali lebih dini kalau laporan
keuangan di analisis secara cermat dengan suatu cara tertentu. Rasio keuangan
model statistic yang disebut dengan analisis diskriminan, tepatnya adalah Multiple
MDA sampel dibagi kedalam dua kelompok, dalam hal ini adalah perusahaan
yang bangkrut dan perusahaan yang tidak bangkrut. Hal ini berbeda denga regresi
40
setiap model selalu terdapat kemungkinan salah prediksi dan perbedaan tingkat
akurasi. Sulit untuk berharap ada alat prediksi dengan akurasi 100%.
1. Z-Score Asli
Junlah rasio yang dipilih adalah 22 buah. Dari jumlah sampel tersebut
kemudian hanya dipilih 5 rasio yang paling kuat secara bersama berkolerasi
dengan kebangkrutan. Versi pertama dari Z-Score yang asli dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Tabel Klasifikasi Alman Z-Score
Z=1,2 X Working Capital/Total Asset
+ 1,4 X Retained Earning/Total Asset
+ 3,3 X EBIT/Total Asset
+ 0,6 X Market Value of Equity/book value of
debt
+ 1,0 X Sales/Total Asset
Score Kondisi
>2,99 Tidak Bangkrut
1,81-2,99 Daerah Kelabu
<1,81 Bangkrut
Sumber: Syahyunan (2015:117)
41
a) Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
2. Z-Score
mengembangkan dua varian dari Z-Score, yaitu Z’-Score dan Z”-Score. Z’-Score
kembali rasio yang digunakan yaitu menghilangkan market value of equity dan
menggantinya dengan
book value of equity. Perumusan yang berubah dan sampel yang berbeda
membuat hasil akhir rumus Z’-Score menjadi berbeda dengan Z-Score Asli.
Tabel 2.2
Tabel Klasifikasi Alman Z’-Score
Z= 0,717 X Working Capital/Total Asset
+ 0,847 X Retained Earning/Total Asset
+ 3,107 X EBIT/Total Asset
+ 0,420 X Market Value of Equity/book value of
debt
+ 0,998 X Sales/Total Asset
Score Kondisi
>2,90 Tidak Bangkrut
1,23-2,90 Daerah Kelabu
<1,23 Bangkrut
Sumber: Syahyunan (2015:117)
Keterangan:
a) Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
42
3. Z”-Score
Varian terakhir adalah Z”-Score. Pada model terakhir ini rasio sales to
total asset dihilangkan dengan harapan efek industri, dalam pengertian ukuran
perusahaan terkait dengan asset atau penjualan dapat dihilangkan. Sampel yang
Tabel 2.3
Tabel Klasifikasi Alman Z’-Score
Z= 6,25 X Working Capital/Total Asset
+ 3,26 X Retained Earning/Total Asset
+ 6,72 X EBIT/Total Asset
+ 1,05 X Book value og equity/ Book value of
debt
Score Kondisi
>2,60 Tidak Bangkrut
1,1-2,60 Daerah Kelabu
<1,1 Bangkrut
Sumber: Syahyunan (2015:117)
Keterangan:
a) Jika nilai Z > 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
distress suatu perusahaan memberikan manfaat bagi beberapa pihak anatara lain:
43
5. Bagi Pemerintah
kembali pinjaman perlu dibuat ulang dan kebijakan lain sehubungan dengan
pemberian pinjaman.
44
45
46
47
penelitian yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Pengukuran rasio Altman
Nilai Z-score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan property dan real
estate yang dibagi dalam beberapa tingkatan. Metode Altman Z Score memiliki
rasio yang terdiri dari: working capital / total assets, retained earnings / total
assets, earning before interest and taxes / total assets, book value of equity / total
liabilities, sales / total assets. Bangkrut adalah keadaan atau situasi dimana
kekurangan bahan baku. Kebangkrutan tidaklah terjadi secara tiba-tiba dan dapat
efektivitas dan efisiensi operasinya, seperti volume penjualan yang relatif rendah
atau adanya trend penjualan yang menurun, cash flow yang negatif, kerugian yang
Current Ratio
Financial Distress
(Z-Score)
Debt Ratio
48
Melalui Currennt ratio dapat diketahui apakah hutang jangka pendek yang
biasanya jatuh tempo dalam waktu 12 bulan bisa dibayar oleh perusahaan. Karena
current ratio sifatnya lebih cepat dikonversi dalam satuan moneter. Maka
diharapkan hutang jangka pendek tersebut bisa dibayar dengan jumlah current
asset tersebut. Oleh karena itu jumlah current asset harus lebih besar dari jumlah
current liabilities. Dengan kata lain untuk bisa melunasi hutang jangka pendek
perusahaan, maka perusahaan tersebut harus memiliki current ratio yang tinggi.
rendah, atau jumlah current asset harus lebih kecil dari jumlah current liabilities,
jangka pendeknya. Hal ini yang dapat memicu terjadinya financial distress.
Melaui debt ratio dapat diketahui apakah hutang dapat tertutupi oleh
jumlah asset perusahaan. Oleh karena itu, jumlah total asset harus lebih besar
dari jumlah total liabilities. Dengan kata lain, untuk bisa melunasi utang
modal, maka perusahaan tersebut harus memiliki debt ratio yang rendah.
tinggi, atau jumlah current liabilities lebih besar dari jumlah current asset,
49
2.4. Hipotesis
hipotesis dari penelitian ini adalah: “ Current Ratio dan Debt Ratio berpengaruh
terhadap financial distress pada perusahaan property dan real estate yang
50