Anda di halaman 1dari 12

COVER

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, karunianya yang
telah dilimpahkan-nya , sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ETIKA DAN
MORAL . Tentang “ETIKA DAN MORAL.”Sebagai tugas guna memenuhi tugas dan untuk
mendapatkan tambahan nilai yang diberikan oleh Bapak FAISAL ABUBAKAR, S.SoS,MAP.
Saya sendiri sebagai pembuat makalah menyadari bahwa tugas yang telah saya
selesaikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan
saran dari bapak dosen serta semua teman-teman yang bersifat membangun guna kesempurnaan
tugas selanjutnya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak tanpa terkecuali yang telah
berperan dalam tugas ini. Serta kami mengharapkan agar tugas ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................2
1.3   TUJUAN........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................3
2.1   Pengertian etika dan moral.............................................................................3
2.2 Dampak Modernisasi Dan Globalisasi Terhadap Etika Dan Moral.................5
2.3 Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Perubahan Moral Dan Etika..............6
2.4    Solusi Untuk Mengatasi Perubahan Moral Dan Etika.................................11
BAB IIIPENUTUP................................................................................................12
4.1. Kesimpulan.....................................................................................................12
4.2.  Saran .............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah
memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat diartikan
sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak maupun elektronik.Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang
(positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya
sedemikian cepat dan mudah saling bertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain.
Termasuk budaya hidup barat yang liberal dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih
cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.
Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang
cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah
permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Dapat di contohkan mulai dari hal kecil
seperti anak-anak sekolah yang membolos pada jam pelajaran, sampai dengan korupsi. Selain itu
terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari biasa kita lihat.Hal ini membuktikan
bahwa krisis moral telah dan sedang melanda bangsa ini.
Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan setiap hari,
semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang memperhatikan moralitas,
sopan santun, dan etika.Sehingga secara langsung para pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh
moral dan tingkah lakunya.Terutama bila para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja
(pelajar) yang belum memilki bekal pengetahuan agama yang kuat.Tak hanya itu saja, dari segi
ilmu pengetahuan kita memang memperoleh banyak manfaat dari era globalisasi ini.Namun, dari
segi kebudayaan, kita lebih mendapatkan banyak pengaruh negatif.
Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Inonesia, sistem pendidikan kita
selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaan kognitif
akademis.Sementara afektif dan psikomotorik seolah-olah dinomorduakan.Sehingga yang terjadi
adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.

1.2RUMUSAN MASALAH
1. Hubungan antara etika dan moral ?
2. Etika dan Moral dalam pendidikan jasmani dan olahraga ?
3. Cara mengajarkan etika dan moral baik dalam kehidupan?

1.3 TUJUAN
1.   Mahasiswa dapat mengetahui pengertian Etika dan Moral.
2.   Mahasiswa dapat mengetahui dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral.
3.  Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang Menyebabkan terjadinya Perubahan Moral dan
Etika.
4.  Mahasiswa dapat mengetahui Solusi untuk mengatasi Perubahan moral dan etika.
  
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  PENGERTIAN ETIKA DAN MORAL


1. Etika
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti
hati nurani ataupun perikelakuan yang pantas (atau yang diharapkan). Secara sederhana hal itu
kemudian diartikan sebagai ajaran tentang perikelakuan yang didasarkan pada perbandingan
mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam
pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Perkataan
etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang
dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini:
A.  Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
B.  Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
lakuperbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
olehakal.
C. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-
hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat
dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu untuk mengambil keputusan tentang
tindakan apa yang perlu di lakukan dan yang perlu di pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan.
2. Moral
Kata moral berasal kata latin ‘’mos’’yaitu kebiasaan. Moral berasal dari Bahasa Latin
yaitu Moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan
yang mempunyai nilai positif.Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia
tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.Sehingga moral adalah
hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Namun demikian karena manusia selalu
berhubungan dengan masalah keindahan baik dan buruk bahkan dengan persoalan-persoalan
layak atau tidak layaknya sesuatu.
Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang yang
mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar
yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati
oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia.apabila yang dilakukan seseorang itu
sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik,
begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan
sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba
melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, serta nasihat, dll.

2.2. DAMPAK MODERNISASIDAN GLOBALISASI TERHADAP ETIKA


DAN MORAL
Dampak modernisasi dan globalisasi terhadap etika, dan moral pelajarModernisasi
merupakan suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau
meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan, globalisasi yang berasal
dari kata global atau globe artinya bola dunia atau mendunia.
Jadi,globalisasi berarti suatu proses masuk ke lingkungan dunia.Modernisasi dan
globalisasi dapat memperngaruhi sikap masyarakat dalam bentuk positif maupun negatif.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
A.Sikap positif
1. Penerimaan secara terbuka (open minded); lebih dinamis, tidak terbelenggu hal-hal lama yang
bersikap kolot.
2. Mengembangkan sikap antisipatif dan selektif kepekaan dalam menilai hal-hal
hal yang akan terjadi.
B.Sikap Negatif
1. Menjadi tertutup.
2. masyarakat yang telah merasa nyaman dengan kondisi kehidupan masyarakat yang ada.
3. Acuh tah acuh.
4. masyarakat awam yang kurang memahami arti strategis modernisasi dan
globalisasi.
5.  Kurang selektif dalam menyikapi perubahan modernisasi.
6.  Dengan menerima setiap bentuk hal-hal baru tanpa adanya seleksi.
Modernisasi dan globalisasi dapat masuk ke kehidupan masyarakat melalui berbagai
media, terutama media elektronik seperti internet. Karena dengan fasilitas ini  semua orang dapat
dengan bebas mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Pengetahuan dan kesadaran
seseorang sangat menentukan sikapnya untuk menyaring informasi yang didapat.Apakah
nantinya berdampak positif atau negatif terhadap dirinya, lingkungan, dan masyarakat.Untuk itu,
diperlukan pemahaman agama yang baik sebagai dasar untuk menyaring informasi. Kurangnya
filter dan selektivitas terhadap budaya asing yang masuk ke Indonesia, budaya tersebut dapat saja
masuk pada masyarakat yang labil terhadap perubahan terutama remaja dan terjadilah penurunan
etika dan moral pada masyarakat Indonesia.
Jika dilihat pada kenyataannya, efek dari modernisasi dan globalisasi lebih banyak
mengarah ke negatif. Kita dapat kehilangan budaya negara kita sendiri dan terbawa oleh budaya
barat, jika masyarakat Indonesia sendiri tidak mempelajari  pengetahuan tentang kebudayaan
Indonesia dan tidak menjaga kebudayaan tersebut. Ada baiknya budaya barat yang kita serap
disaring terlebih dahulu.Karena tidak semua budaya barat adalah baik.Jika kita terus menerima
dan menyerap budaya asing yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia, dapat terjadi
penyimpangan etika dan moral bangsa Indonesia sendiri.Melalui penyimpangan etika dan moral
tersebut, dapat tercipta pola kehidupan dan pergaulan yang menyimpang.Tidak hanya akibat
negatif yang dihasilkan modernisasi dan globalisasi. Proses ini juga menghasilkan akibat positif,
yaitu terciptanya masyarakat yang lebih intelek dan melek terhadap perubahan dan
perkembangan dunia. 

2.3. FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERUBAHAN


ETIKA DAN MORAL

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya Perubaha Moral dan Etika, yaitu:

1. Longgarnya pegangan terhadap agama


Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai
dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada
Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan
lagi.Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan
pengontrol yang ada didalam dirinya.Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur
moral yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya.
Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri
sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak
ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani
melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu
banyak ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman
tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika
setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-
sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang sudah dapat
menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan
Tuhan.Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara
moral orang dalam masyarakat itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak
pelanggaran-pelanggaran, hak, hukum dan nilai moral.

2.  Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah maupun
masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semsetinya atau yang sebiasanya.Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus dilakukan
dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya.Karena setiap anak lahir,
belum mengerti mana uang benar dan mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan
ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral,
anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah
tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk,
melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran yang
dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral dari sejak
keci.Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak sebaliknya.Seperti halnya
rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak
didik.Hendaknya dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan
perkembangan mental dan moral anak didik.
Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan.
Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana
pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik.
Untuk menumbuhkan sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah,
maka didikan agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang.
Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.Masyarakat
yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri, keluarga dan
orang-orang terdekat dengan kita.Karena kerusakan masyarakat itu sangat besar pengaruhnya
dalam pembinaan moral anak-anak.Terjadinya kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi
muda sebagaimana disebutakan diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam pembinaan moral.Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling
bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

3.  Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.


Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-
anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-obat,
gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda tajam. Semua alat-
alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak moral.Namun, gejala
penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi,
kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama.Timbulnya sikap tersebut
tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang
disalurkan melalui tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-
prtunjukan dan sebagainya.Penyaluran arus budaya yang demikian itu didukung oleh para
penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan material dan memanfaatkan
kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral.Derasnya
arus budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam
menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.


Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya
manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-sunguh untuk
melakuka pembinaan moral bangsa.Hal yang demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya
ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan
sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga
kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang.
Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak
terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa
jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan pemerintah,
karena secara moral mereka sudah kehiangan daya efektifitasnya.
Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral bangsa,
dan sudah waktunya dihentikan.Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki
pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan
aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi muda
saat ini adalah:a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan
untuk melakukan hal yang baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya, bisa-bisa
anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa
menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren,
padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan
mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

2.4. SOLUSI UNUTUK MENGATASI PERUBAHAN MORAL DAN ETIKA

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada
generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah
1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat.
Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan kepribadian seseorang.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam
mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting.
Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk
pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk
dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-orang menganggap bahwa
merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi
kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun
pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga
orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan moral dan
akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus dipengaruhi hal yang
negatif lagi.
5.  Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal
soleha
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu perkumpulan
remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta olahraga, karena hal
tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun kedalam kegiatan0kegiatan yang
sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif
serta dapat juga untuk mengukir prestasi.
BAB III
PENUTUP
4.1.  KESIMPULAN

Dari pemaparan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa antara moral, dan etika adalah
terletak pada sumber yang dijadikan patokan untuk menentukan baik dan buruk. Pada etika,
penilaian baik buruk berdasarkan pendapat akal pikiran, dan pada moral berdasarkan kebiasaan
yang berlaku umum di masyarakat.Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi
kemerosotan nilai etika dan moral, seperti tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang
tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya
generasi masyarakat di masa yang akan datang.Jika hal-hal seperti ini tidak diperbaiki, hal ini
akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di masa yang akan datang. Sehingga tidak
mungkin zaman akan berganti lagi seperti zaman jahiliyah dahulu.
Perubahan moral dan etika terjadi akibat menurunnya moral, akhlak dan etika. Sehingga
kehidupan yang mereka jalani tidak sesuai dengan tuntunan yang ada, banyak diantara mereka
yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.

4.2. SARAN
Semoga pembaca dapat mengetahui dan memahami perilaku etika dan moral dalam
kehidupan, sehingga dapat mengaplikasikan perilaku etika tersebut sesuai dengan ajaran Agama
masing-masing, serta menjauhi dan meninggalkan perilaku yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2016/03/bab-i-pendahuluan.html (diakses pada tanggal 30 MEI


2020)
http://berkat-nias.blogspot.com/2016/03/pengertian-moral-dan-etika.html(diakses pada tanggal
30 MEI 2020)
http://siswatibudiarti.wordpress.com/2016/03/29/kenakalan-remaja-bentuk-penyebab-dan-cara-
mengatasinya/ (diakses pada tanggal 30 MEI 2020)
http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika (diakses pada tanggal 30
MEI 2020)
http://bunkslamet.wordpress.com/29/03/2016/pengertian-etika/ (diakses pada tanggal 30 MEI
2020)

Anda mungkin juga menyukai