Anda di halaman 1dari 10

Pulau Kalimantan

Pulau Kalimantan terletak di sebelah utara pulau Jawa, sebelah timur Selat
Melaka, sebelah barat pulau Sulawesi dan sebelah selatan Filipina. Luas pulau
Kalimantan adalah 743.330 km².Pulau Kalimantan dikelilingi oleh Laut Tiongkok
Selatan di bagian barat dan utara-barat, Laut Sulu di utara-timur, Laut Sulawesi
dan Selat Makassar di timur serta Laut Jawa dan Selat Karimata di bagian
selatan.Gunung Kinabalu (4095 m) yang terletak di Sabah, Malaysia ialah lokasi
tertinggi di Kalimantan. Selain itu terdapat pula Gunung Palung, Gunung Lumut,
dan Gunung Liangpran.

Sungai-sungai terpanjang di Kalimantan adalah Sungai Kapuas (1143 km) di


Kalimantan Barat, Indonesia, Sungai Barito (880 km) di Kalimantan Tengah,
Indonesia, Sungai Mahakam (980 km) di Kalimantan Timur, Indonesia, Sungai
Rajang (562,5 km) di Serawak, Malaysia.Jalan Nasional RI di Kalimantan
sepanjang 6.075,97 km yang secara umum dengan kondisi mantap baru mencapai
77%. Pulau Kalimantan berada di tengah-tengah Asia Tenggara karena itu pulau
ini banyak mendapat pengaruh budaya dan politik dari pulau-pulau sekitarnya.
Sekitar tahun 400 pulau Kalimantan telah memasuki zaman sejarah dengan
ditemukan prasasti Yupa peninggalan Kerajaan Kutai tetapi perkembangan
kemajuan peradaban relatif lebih lambat dibandingkan pulau lain karena kendala
geografis dan penduduk yang sedikit.

Pulau Kalimantan dahulu terbagi menjadi 3 wilayah kerajaan besar: Brunei,


Sukadana/Tanjungpura dan Banjarmasin. Tanjung Dato adalah batas wilayah
Brunei dengan Sukadana/Tanjungpura, sedangkan Tanjung Sambar batas wilayah
Sukadana/Tanjungpura dengan wilayah Banjarmasin.

Di zaman Hindia Belanda, Kalimantan dikenal sebagai Borneo (yang diambil dari
kesultanan yang Brunei). Ini tidak berarti nama Kalimantan tidak dikenal. Dalam
surat-surat Pangeran Tamjidillah dari Kerajaan Banjar pada tahun 1857 kepada
pihak Residen Belanda di Banjarmasin ia menyebutkan pulau Kalimantan, tidak
pulau Borneo. Ini menunjukkan bahwa di kalangan penduduk, nama Kalimantan
lebih dikenal daripada nama Borneo yang dipakai dalam administrasi
pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Sebelum tahun 1900, Kalimantan terdiri atas beberapa negara swapraja, kemudian
negara Tayan dan Meliau dibentuk 1909, Pinoh tahun 1913 dan Semitau 1916.[37]
Nama Kalimantan kembali mulai populer pada sekitar tahun 1940-an. pada tahun
1936 ditetapkan Ordonantie pembentukan Gouvernementen Sumatra, Borneo en
de Groote-Oost (Stbld. 1936/68). Borneo Barat menjadi daerah Karesidenan dan
sebagai Gouvernementen Sumatra, Borneo en de Groote-Oost yang pusat
pemerintahannya adalah Banjarmasin.

Dua tahun kemudian, Gouvernementen van Borneo dibagi dua. Yakni Residente
Zuideen en Oosterafdeling van Borneo dengan ibu kota Banjarmasin dan
Residente Westerafdeling dengan ibu kotanya Pontianak. Pada tahun 1938, Hindia
Belanda mendirikan tiga provinsi atas eilandgewest yaitu Sumatra beribu kota di
Medan, Borneo beribu kota di Banjarmasin, dan Timur Besar beribu kota di
Makassar.[38] Tiap-tiap Residente dikepalai seorang Resident dengan Besluit
Gouverneur van Borneo tertanggal 10 Mei 1939 No.BB/A-I/3/Bijblad No. 14239
dan No.14239 a) Residensi Kalimantan Barat dibagi menjadi empat afdeling dan
13 onder afdeling.

Pada tanggal 13 Februari 1942 Sakaguchi Detachment menduduki kota


Banjarmasin. Tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Indonesia diproklamasikan,
dimana Borneo-Belanda termasuk salah satu provinsi dari Republik Indonesia. [42]
[43]
Tanggal 9 Nopember 1945 Rakyat Kalimantan (Banjarmasin) mengadakan
pemberontakan terhadap pemerintahan yang legal dengan bergerilya di pedalaman
dan berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk mendirikan Negara Borneo.[44]
[45]
Setelah mengambil alih Kalimantan dari tangan Jepang, NICA mendesak kaum
Federal Kalimantan untuk segera mendirikan Negara Kalimantan menyusul
Negara Indonesia Timur yang telah berdiri. Maka dibentuklah Dewan Kalimantan
Barat tanggal 28 Oktober 1946, yang menjadi Daerah Istimewa Kalimantan Barat
pada tanggal 27 Mei 1947; dengan Kepala Daerah, Sultan Hamid II dari
Kesultanan Pontianak dengan pangkat Mayor Jenderal. Wilayahnya terdiri atas 13
kerajaan sebagai swapraja seperti pada zaman Hindia Belanda yaitu Sambas,
Pontianak, Mempawah, Landak, Kubu, Tayan, Meliau, Sekadau, Sintang,
Selimbau, Simpang, Sukadana dan Matan.

Dewan Dayak Besar dibentuk tanggal 7 Desember 1946, dan selanjutnya tanggal
8 Januari 1947 dibentuk Dewan Pagatan, Dewan Pulau Laut dan Dewan Cantung
Sampanahan yang bergabung menjadi Federasi Kalimantan Tenggara. Kemudian
tanggal 18 Februari 1947 dibentuk Dewan Pasir dan Federasi Kalimantan Timur,
yang akhirnya pada tanggal 26 Agustus 1947 bergabung menjadi Dewan
Kalimantan Timur. Selanjutnya Daerah Kalimantan Timur menjadi Daerah
Istimewa Kalimantan Timur dengan Kepala Daerah, Sultan Aji Muhammad
Parikesit dari Kesultanan Kutai dengan pangkat Kolonel. Daerah Banjar yang
sudah terjepit daerah federal akhirnya dibentuk Dewan Banjar tanggal 14 Januari
1948.

Gubernur Kalimantan dalam pemerintahan Pemerintah RI di Yogyakarta, yaitu


Pangeran Muhammad Noor, mengirim Cilik Riwut dan Hasan Basry dalam misi
perjuangan mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi kekuatan NICA.
Pada tanggal 17 Mei 1949, Letkol Hasan Basry selaku Gubernur Tentara ALRI
Wilayah IV Pertahanan Kalimantan memproklamirkan sebuah Proklamasi
Kalimantan yang isinya bahwa "Kalimantan" tetap sebagai bagian tak terpisahkan
dari Negara Republik Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus
1945. Pemerintah Gubernur Militer ini merupakan upaya tandingan terhadap
terbentuknya Dewan Banjar yang didirikan Belanda.

Pada masa Republik Indonesia Serikat, Kalimantan menjadi beberapa satuan-


kenegaraan yaitu: Daerah Istimewa Kalimantan Barat dengan ibu kota Pontianak,
Federasi Kalimantan Timur dengan ibu kota Samarinda, Dayak Besar dengan ibu
kota sementara Banjarmasin, Daerah Banjar dengan ibu kota Banjarmasin,
Federasi Kalimantan Tenggara dengan ibu kota Kotabaru.

Pembentukan kembali provinsi Kalimantan tanggal 14 Agustus 1950 sesudah


bubarnya RIS, diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan (dahulu
bernama provinsi Kalimantan, salah satu provinsi pertama). Hingga tahun 1956
Kalimantan dibagi menjadi 3 provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Barat. Selanjutnya pada tanggal 23 Mei 1957, secara resmi
terbentuklah provinsi Kalimantan Tengah yang sebelumnya bernama Daerah
Dayak Besar sebagai bentuk pemisahan diri dari Kalimantan Selatan, berdiri
menjadi provinsi ke-17 yang independen. Dan sekarang sudah terbagi menjadi

Provinsi Kalimantan Barat

Kalimantan Barat adalah salah satu Provinsi terbesar di Indonesia, bahkan di


wilayah ini juga memiliki Kabupaten terbesar di Indonesia. Untuk Ibukota
Kalimantan Barat berada di Kota Pontianak dengan luas wilayah yang dimilki
secara keseluruhan dari Provinsi ini adalah 147,307.00 KM atau sekitar 7.698
persen wilayah Indonesia berada di Provinsi Kalimantan Barat.

Daerah-daerah di Kalbar yang terkenal pada zaman dahulu diantaranya


Tanjungpura dan Batang Lawai. Loue (Lawai) oleh Tomé Pires digambarkan
daerah yang banyak intan, jarak dari Tanjompure empat hari pelayaran.
Tanjungpura maupun Lawai masing-masing dipimpin seorang Patee (Patih). Pada
tanggal 1 Januari 1957 Kalimantan Barat resmi menjadi provinsi yang berdiri
sendiri di Pulau Kalimantan, berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 1956
tanggal 7 Desember 1956.

Provinsi Kalimantan Barat memiliki kabupaten sebagai brikut: Kabupaten


Mempawah, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sintang,
Kabupaten Kapuas Hulu,Kabupaten Bengkayang,Kabupaten Landak, Kabupaten
Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Kubu Raya,
Kota Pontianak, Kota Singkawang

Kalimantan Barat memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang cukup


melimpah. Hasil pertanian Kalimantan Barat di antaranya adalah padi, jagung,
kedelai dan lain-lain. Sedangkan hasil perkebunan di antaranya adalah karet,
kelapa sawit, kelapa, lidah buaya dan lain-lain. Kebun kelapa sawit sampai
Oktober 2012 sudah mencapai 1.060.000 ha. Kebun-kebun tersebut sebagian
besar dibangun pada kawasan budidaya (APL) dan ada juga yang dibangun pada
kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi (HPK) setelah melalui proses
pelepasan kawasan dari kementrian kehutanan. Kebun-kebun sawit
menguntungkan pengusaha dan penguasa. Para petani peserta menderita sengsara.
Pendapatan petani sawit binaan PTPN XIII hanya 6,6 ons beras per hari/orang.
Sedangkan pengelolaan kebun dengan pola kemitraan hanya memberi 3,3 ons
beras per hari/orang. Kondisi ini lebih buruk dari tanaman paksa (kultuurstelsel)
zaman Hindia Belanda.

Provinsi Kalimantan Selatan

Wilayah selanjutnya yang menjadi bagian Provinsi di Pulau Kalimantan adalah


Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan Ibukota provinsi ini berada di Kota
Bajarmasin dengn ciri khas kotanya memiliki banyak sekali jumlah pasar. Luas
Provinsi ini adalah 38,744.23 Kilo Meter atau sekitar 2.025 persen luas Indonesia
berada di provinsi ini.

Menyusul kembalinya Indonesia ke bentuk negara kesatuan kehidupan


pemerintahan di daerah juga mengalamai penataaan. Provinsi Kalimantan pada
masa itu terdiri atas 3 (tiga) karesidenan yaitu Karesidenan Kalimantan Barat,
Karesidenan Kalimantan Selatan dan Karesidenan Kalimantan Timur. Provinsi
Kalimantan, kemudian dipecah menjadi 3 provinsi, masing-masing Kalimantan
Barat, Timur dan Selatan yang dituangkan dalam UU No.25 Tahun 1956.
Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan
utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah.
Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah
Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi
Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi
mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Adapun UU No.25
Tahun 1956 yang merupakan dasar pembentukan Provinsi Kalimantan Selatan
kemudian diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 1957 dan UU No.27 Tahun
1959.

Di Provinsi Kalimantan Selatan memiliki 13 Kabupaten, yaitu : Kabupaten


Balangan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara,
Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tabalong Tanjung, Kabupaten Tanah Bumbu,
Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar.
Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan,
kasturi dan langsat. Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi yang ada di Kalimantan, salah satunya adalah Kalteng dengan luas
wilayahnya mencapai 153,564.50 kilo meter atau sekitar 8.025 persen. Ibukota
Kalimantan Tengah adalah Kota Palangkarya yang diwacanakan menjadi salah-
satu pengganti Ibu Kota Indonesia.

Pada abad ke-16, Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah mandala
Kesultanan Banjar, penerus Negara Daha yang telah memindahkan ibu kota ke
hilir sungai Barito tepatnya di Banjarmasin, dengan wilayah mandalanya yang
semakin meluas meliputi daerah-daerah dari Tanjung Sambar sampai Tanjung
Aru. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan
Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju.
Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan
aksi pemotongan kepala (ngayau) misalnya saudara muda Nyai Biang Lawai
bernama Panglima Sorang yang diberi gelar Nanang Sarang membantu Raja
Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok.

Pada masa penjajahan, suku Dayak di daerah Kalimantan Tengah, sekalipun telah
bersosialisasi dengan pendatang, namun tetap berada dalam lingkungannya
sendiri. Tahun 1919, generasi muda Dayak yang telah mengenyam pendidikan
formal, mengusahakan kemajuan bagi masyarakat sukunya dengan mendirikan
Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, yang dipelopori oleh Hausman Babu, M.
Lampe, Philips Sinar, Haji Abdulgani, Sian, Lui Kamis, Tamanggung Tundan,
dan masih banyak lainnya. Serikat Dayak dan Koperasi Dayak, bergerak aktif
hingga tahun 1926. Sejak saat itu, Suku Dayak menjadi lebih mengenal keadaan
zaman dan mulai bergerak. Tahun 1928, kedua organisasi tersebut dilebur menjadi
Pakat Dayak, yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Mereka
yang terlibat aktif dalam kegiatan tersebut ialah Hausman Babu, Anton Samat,
Loei Kamis. Kemudian dilanjutkan oleh Mahir Mahar, C. Luran, H. Nyangkal,
Oto Ibrahim, Philips Sinar, E.S. Handuran, Amir Hasan, Christian Nyunting,
Tjilik Riwut, dan masih banyak lainnya. Pakat Dayak meneruskan perjuangan,
hingga bubarnya pemerintahan Belanda di Indonesia.

Tahun 1945, Persatuan Dayak yang berpusat di Pontianak, kemudian mempunyai


cabang di seluruh Kalimantan, dipelopori oleh Johanes Chrisostomus Oevaang
Oeray, F.C. Palaunsuka, A. Djaelani, T. Brahim, F.D. Leiden. Pada tahun 1959,
Persatuan Dayak bubar, kemudian bergabung dengan PNI dan Partindo. Akhirnya
Partindo Kalimantan Barat meleburkan diri menjadi IPKI. Di daerah Kalimantan
Timur berdiri Persukai atau Persatuan Suku Kalimantan Indonesia di bawah
pimpinan Kamuk Tupak, W. Bungai, Muchtar, R. Magat, dan masih banyak
lainnya.

Di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat 14 Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten


Barito Selatan, Kabupaten Barito Timur, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten
Gunung Mas, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin
Barat. Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Lamandau, Kabupaten
Murung Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Sukamara, Kabupaten
Seruyan, Kota Palangka Raya

Hutan mendominasi wilayah 80%. Hutan primer tersisa sekitar 25% dari luas
wilayah. Lahan yang luas saat ini mulai didominasi kebun Kelapa Sawit yang
mencapai 700.000 ha (2007). Perkebunan karet dan rotan rakyat masih tersebar
hampir diseluruh daerah, terutama di Kabupaten Kapuas, Katingan, Pulang Pisau,
Gunung Mas dan Kotawaringin Timur.

Banyak ragam potensi sumber alam, antara lain yang sudah diusahakan berupa
tambang batubara, emas, zirkon, besi. Terdapat pula tembaga, kaolin, batu
permata dan lain-lain.

Provinsi Kalimantan Timur


Kalimantan Timur adalah Provinsi yang memiliki luas wilayah 129,066.64 Kilo
Meter atau jumlah ini setara dengan 6.745 persen jumlah wilayah daratan
Indonesia. Kalimantan Timur memiliki Ibukota Kota Samarindah.

Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai


kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi
dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan
gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.

Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi


Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya
dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, kembali terjadi pemekaran wilayah yang
ditandai dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara.

Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk


berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).

Di Provinsi Kalimantan Timur terdapat 4 Kkabupaten dan 2 Kota yaitu :


Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, beribu kota di
SangattaKabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Mahakam Ulu, dan
Kota Bontang.

Masalah sumber daya alam di sini terutama adalah penebangan hutan ilegal yang
memusnahkan hutan hujan, selain itu Taman Nasional Kutai yang berada di
Kabupaten Kutai Timur ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan
hujan yang masih tersisa. Pemerintah lokal masih berusaha untuk menghentikan
kebiasaan yang merusak ini. Selain Itu Juga Memiliki Sumber daya Alam untuk
Pariwisata.

Provinsi Kalimantan Utara

Provinsi di Kalimantan ada yang menjadi Provinsi terbaru di Indonesia, provinsi


ini adalah Kalimantan  Utara (Kaltara) dengan luas wilayahnya mencapai
75,467.70 Kilo Meter atau sekitar 3.944 persen luas wilayah Indonesia adalah di
Provinsi ini. Ibukota dari Kalimantan Utara adalah Kota Tanjung Selor.
Wilayah yang menjadi provinsi Kalimantan Utara merupakan bekas wilayah
Kesultanan Bulungan. Kesultanan Bulungan menjadi daerah perluasan pengaruh
Kesultanan Sulu. Namun Kerajaan Berau (yang merupakan induk dari Kesultanan
Bulungan) menurut Hikayat Banjar termasuk salah satu vazal atau negara bagian
di dalam mandala negara Kesultanan Banjar sejak zaman dahulu kala, ketika
Kesultanan Banjar masih bernama Kerajaan Negara Dipa (masa Hindu). Sampai
tahun 1850, negeri Bulungan masih diklaim sebagai negeri bawahan dalam
mandala negara Kesultanan Sulu. Namun dalam tahun 1853, negeri Bulungan
sudah dimasukkan dalam wilayah Hindia Belanda atau kembali menjadi bagian
dari Berau. Walaupun belakangan negeri Bulungan di bawah kekuasaan Pangeran
dari Brunei, tetapi negeri tersebut masih tetap termasuk dalam mandala negara
Berau.

Berdasarkan perjanjian antara negara Kesultanan Banjar dengan VOC Belanda


yang dibuat pada tanggal 13 Agustus 1787 dan 4 Mei 1826, maka secara hukum
negara Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC Belanda dan beberapa
daerah bagian dan negara bagian yang diklaim sebagai bekas vazal Banjar
diserahkan sebagai properti VOC Belanda termasuk Berau dan daerah
taklukannya, maka Kompeni Belanda membuat batas-batas wilayahnya yang
diperolehnya dari Banjar berdasarkan perjanjian tersebut yaitu wilayah paling
barat adalah negara bagian Sintang, daerah bagian Lawai dan Daerah Aliran
Sungai Jelai (salah satu wilayah Kepageranan Kotawaringin di dalam negara
kesultanan Banjar) sedangkan wilayah paling timur adalah negara bagian Berau.
Negara bagian Berau meliputi negeri kesultanan Gunung Tabur, negeri kesultanan
Tanjung/Sambaliung, negeri kesultanan Bulungan & distrik Tidung yang
dihapuskan tahun 1916. Berdasarkan peta Hindia Belanda tahun 1878 saat itu
menunjukkan posisi perbatasan jauh lebih ke utara dari perbatasan Kaltara-Sabah
hari ini, karena mencakupi semua perkampungan suku Tidung yang ada di
wilayah Tawau.

Proses pemekaran Kalimantan Utara menjadi suatu provinsi terpisah dari


Kalimantan Timur telah dimulai pada tahun 2000-an. Setelah melalui proses
panjang, pembentukan provinsi Kalimantan Utara akhirnya disetujui dalam rapat
paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012.

Kabupaten Kota yang ada di Kalimantan Utara yaitu: Kabupaten Nunukan,


Kabupaten Malinau, Kabupaten Balungan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota
Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai