Anda di halaman 1dari 40

Universitas

Hamzanwadi

Peng gunaan obat pada


wanita hamil dan menyusui

Fitri Apriliany M.Clin.Phar m., Apt.


REFERENSI
PENDAHULUAN

Pemberian obat pada ibu hamil harus dipikirkan efek obat pada
ibu dan janin yang dikandungnya karena obat dapat melalui sawar
plasenta/sawar uri
Pemberian obat pada ibu menyusui harus dipikirkan efek obat
pada ibu dan bayi karena obat dapat masuk ke dalam air susu ibu
Neonatus (khususnya bayi yang lahir prematur) mempunyai risiko lebih besar
terhadap paparan obat melalui ASI. Hal ini disebabkan oleh fungsi ginjal dan
hati yang belum berkembang, sehingga berisiko terjadi penimbunan obat.
TRAGEDI THALIDOMID

Pada tahun 1960-an digunakan obat thalidomid sebagai obat untuk


meringankan mual muntah pada ibu hamil
Akhirnya obat ini diketahui menimbulkan cacat bawaan pada janin
berupa focomelia
Terjadi di Jerman
Meningkatkan penelitian tentang penggunaan obat pada kehamilan
FOCOMELIA

Cacat bawaaan yang ditandai dengan tidak adanya bagian


proksimal ekstremitas sehingga tangan atau kaki langsung
berhubungan dengan batang badan.
FOCOMELIA
FARMAKOKINETIK OBAT PADA KEHAMILAN

Kompartemen ibu
Kompartemen Plasenta
Kompartemen Janin
KOMPARTEMEN IBU

Motilitas usus berkurang  absorbsi obat menurun


Peningkatkatan sekesi mukosa, pH gaster meningkat obat sulit
masuk
Mual muntah  obat sulit masuk
Sirkulasi pulmonal meningkat  absorbsi alveoli bertambah,
perhatikan untuk obat inhalasi
Distribusi obat dalam organ tidak sama
Kadar obat yang bebas aktif dalam sirkulasi lebih banyak pada ibu
hamil daripada ibu tidak hamil
Pembentukan protein albumin berkurang  detoksifikasi oleh
hepar berkurang
Aliran darah glomerulus meningkat  obat cepat diekskresikan
misal penisilin dan derivatnya
KOMPARTEMEN PLASENTA

Obat dapat melalui sawar plasenta melalui proses difusi, transpor


aktif dan fasilitatif fagositosis
Kadar obat setelah melewati swar plasenta ;
1. Sama antara sebelum dan sesudah melalui plasenta
2. Lebih sedikit setelah melalui plasenta
POTONGAN PLASENTA LENGKAP
KOMPARTEMEN JANIN

1. Periode embrio 2 minggu pertama sejak konsepsi. Pada


periode ini embrio belum terpengaruh oleh efek obat
penyebab teratogenik
2. Periode organogenesis yaitu sejak 17 hari sampai lebih
kurang 70 hari pascakonsepsi sangat rentan terhadap efek
obat, terutama efek obat tertentu yang memberi efek negatif
atau cacat bawaan
3. Setelah 70 hari pascakonsepsi dimana organogenesis masih
berlangsung walau belum sempurna, obat yang berpengaruh
jenisnya tidak terlalu banyak bahkan ada yang mengatakan tidak
berpengaruh
Sensitivity of Specific Organs to Teratogenic Agents at Critical
Stages of Human Embryogenesis
TERATOGENESIS

Proses terjadinya cacat bawaan pada janin


Bermanifestasi sebagai gangguan pertumbuhan, kematian janin,
pertumbuhan karsinogenesis, dan malformasi
Teratogen : agen atau faktor yang menimbulkan cacat bawaan
pada janin
Teratogenik : kecenderungan menimbulkan cacat bawaan pada
janin
TERATOGEN

Infeksi
Obat dan bahan kimia
Khemoterapi
CARA KERJA OBAT DALAM MENIMBULKAN GANGGUAN
TUMBUH KEMBANG DAN FUNGSI

Langsung membunuh sel (all or nothing)


Mengganggu pertumbuhan sel
Mengganggu differensiasi sel sehingga menimbulkan deformitas
organ
Mengganggu fungsi walaupun bentuk organ normal
EFEK TERATOGENIK OBAT

Abnormalitas kromosom
Gangguan implantasi
Gangguan embriogenesis
Konsepsus mati
Malformasi struktur
IUGR
IUFD
Kerusakan saraf sentral-nervus kranialis
Abnormalitas mental/retardasi mental
BEBERAPA OBAT TERATOGENIK

OBAT EFEK TERATOGENIK


MISOPROSTOL (SEBAGAI MOEBIUS SEKUENS (PARALYSIS NERVUS KRANIAL 6 (ABDUCENS) DAN 7
ABORTIFACIEN) (FACIALIS))

ACE INHIBITOR GAGAL GINJAL BERKEPANJANGAN PADA BAYI, PENURUNAN OSIFIKASI


TEMPURUNG KEPALA, DISGENESIS TUBULUS RENALIS (is a severe kidney
disorder characterized by abnormal development of the kidneys before
birth)
DANAZOL DAN OBAT ANDROGENIK MASKULINISASI PADA JANIN PEREMPUAN
LAIN
DIETILSTILBESTROL CA VAGINA DAN DEFEK SISTEM UROGENITAL JANIN

TETRASIKLIN HIPOPLASI ENAMEL DAN PERUBAHAN WARNA GIGI (DISKOLORASI GIGI),


GANGGUAN PERTUMBUHAN TULANG
THALIDOMID FOKOMELIA
MOEBIUS SYNDROM

Moebius syndrome is a rare neurological condition that primarily affects


the muscles that control facial expression and eye movement. The
signs and symptoms of this condition are present from birth.
Weakness or paralysis of the facial muscles is one of the most common
features of Moebius syndrome. Affected individuals lack facial
expressions; they cannot smile, frown, or raise their eyebrows. The
muscle weakness also causes problems with feeding that become apparent
in early infancy.
Many people with Moebius syndrome are born with a small chin (micrognathia) and a
small mouth (microstomia) with a short or unusually shaped tongue. The roof of the
mouth may have an abnormal opening (cleft palate) or be high and arched. These
abnormalities contribute to problems with speech, which occur in many children with
Moebius syndrome. Dental abnormalities, including missing and misaligned
teeth, are also common.
Moebius syndrome also affects muscles that control back-and-forth eye movement.
Affected individuals must move their head from side to side to read or follow the
movement of objects. People with this disorder have difficulty making eye contact,
and their eyes may not look in the same direction (strabismus). Additionally, the
eyelids may not close completely when blinking or sleeping, which can result in
dry or irritated eyes.
DISKOLORASI GIGI AKIBAT TETRASIKILN
KATEGORI KEAMANAN OBAT PADA KEHAMILAN
(US FDA)

Kategori A, B, C, D, X
Kategori A : penelitian yang memadai dengan menggunakan
pembanding tidak menunjukkan peningkatan resiko abnormalitas
terhadap janin
Kategori B : penelitian pada hewan tidak menunjukkan bukti bahwa
obat berbahaya pada janin, tetapi belum ada penelitian yang memadai
dengan menggunakan pembanding pada ibu hamil. Atau penelitian
pada hewan menunjukkan efek yang tidak dikehendaki, tetapi
penelitian yang memadai dengan menggunakan pembanding pada ibu
hamil, tidak menunjukkan resiko terhadap janin.
Kategori C : penelitian pada hewan telah menunjukkan efek yang
tidak dikehendaki terhadap janin, tetapi belum ada penelitian yang
memadai dengan menggunakan pembanding pada ibu hamil. Atau
belum dilakukan penelitian pada hewan dan tidak ada penelitian yang
memadai dengan menggunakan pembanding pada ibu hamil
Kategori D : terdapat penelitian yang memadai dengan menggunakan
pembanding pada ibu hamil atau pengamatan menunjukkan resiko
pada ibu hamil. Namun harus dipertimbangkan manfaat pemberian
obat dibandingkan resiko yang dapat ditimbulkan.
Kategori X : penelitian yang memadai pada ibu hamil dengan
menggunakan pembanding hewan telah menunjukkan bukti
positif terjadinya abnormalitas janin. Penggunaan obat dengan
kategori ini dkontraindikasikan pada ibu yang sedang hamil atau
akan hamil.
BEBERAPA KATEGORI OBAT

OBAT KATEGORI

PARASETAMOL B

ASETOSAL C (D JIKA DIBERIKAN TRIMESTER 3)

KAFEIN B

CTM B

DIMENHIDRINAT B

EFEDRIN C
BEBERAPA EFEK SAMPING OBAT PADA JANIN

STREPTOMISIN  OTOTOKSIK
KLORAMFENICOL  GREY BABY SYNDROM
OPIOID  DEPRESI NAFAS PADA NEONATUS
ASPIRIN  PENUTUPAN DUKTUS ARTERIOSUS
DALAM KANDUNGAN DAN HIPERTENSI PULMONAL
PERSISTEN PADA NEONATUS
BEBERAPA EFEK SAMPING OBAT PADA IBU MENYUSUI

Efedrin  gangguan tidur pada bayi


Aspirin  Sindrom Reye pada bayi
Tetrasiklin  diskolorasi gigi dan hambatan pertumbuhan tulang
pada bayi
Kafein  bayi iritabel
Nikotin  menurunkan produksi ASI dan gemetar (jitterness)
pada bayi
PETUNJUK PENGGUNAAN OBAT PADA KEHAMILAN

Tidak ada obat yang 100% aman untuk ibu hamil


Obat sebaiknya diresepkan pada kehamilan jika manfaat pada ibu
lebih besar daripada resiko pada janin
Hindari pemberian obat pada periode organogenesis
Hindari makanan dan minuman yang tidak diperlukan oleh janin
dalam pertumbuhannya misalnya merokok, alkohol, obat sedatif, obat
antidiabetik, atau jamu tradisional yang belum teruji
Hindari pemberian obat polifarmasi, terutama pada jangka waktu
lama
Dosis efektif terkecil dalam waktu singkat
Hindari penggunaan obat baru yang masih sedikit data
PETUNJUK PENGGUNAAN OBAT PADA IBU MENYUSUI

Pertimbangkan manfaat dan resiko pada ibu dan bayi


Obat yang dapat digunakan pada bayi, umumnya dapat digunakan
pada ibu menyusui
Pilih cara pemberian obat yang menghasilkan kadar obat terkecil
pada bayi
Pantau bayi tentang efek samping obat yang terjadi
Pertimbangkan menghentikan sementara menyusui
Hindari obat baru yang memiliki sedikit data
Universitas
Hamzanwadi

TERIMA KASIH

“ Locally R o o t e d , Globally Respected ”

Anda mungkin juga menyukai