1. Fungsi Tambahan
Fungsi sebagai suplemen (tambahan) yaitu pembelajar mempunyai
kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran
elektronik atau tidak. Tidak ada kewajiban/keharusan bagi pembelajar
untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Walaupun materi
pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen, namun jika
memanfaatkannya tentu saja pembelajar akan memiliki tambahan
pengetahuan atau wawasan. Peran pengajar adalah selalu mendorong,
menggugah, atau menganjurkan para pembelajarnya mengakses materi
pembelajaran elektronik yang telah disediakan.
2. Fungsi Pelengkap
Fungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu materi pembelajaran
elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima pembelajar di dalam kelas. Materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk ganti menjadi materi reinforcement (penguatan) yang
bersifat enrichment (pengayaan) bagi peserta didik dengan kemampuan belajar
cepat (fast learners) dan peserta didik dengan kemampuan belajar rata-rata
(average or moderate learners) atau remedial (pembelajaran kembali) bagi
peserta didik dengan kemampuan belajar yang lamban (slow learners) di dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran
3. Fungsi Pengganti
Fungsi sebagai pengganti (substitusi) model pertemuan kegiatan
pembelajaran, pembelajar diberi beberapa alternatif model kegiatan
pembelajaran. Tujuannya untuk membantu mempermudah pembelajar
mengelola kegiatan pembelajarannya dapat dilakukan secara fleksibel atau
waktu kegiatan dapat disesuaikan dengan kondisi, terdapat tiga alternative
model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu mengikuti
kegiatan pembelajaran yang disajikan secara konvensional (tatap muka) saja,
atau sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi
melalui online learning (lebih sering disebut blended learning), atau
sepenuhnya melalui online learning.
Pertemuan kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan konvensional,
terkadang terkendala atau berbenturan dengan kepetingan lain, namun materi
pelajaran belum tersampaikan secara maksimal sehingga perlu mengganti
(substitusi) pertemuan kegiatan pembelajaran di kesempatan waktu yang lain.
Sehingga, untuk mengganti pertemuan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan
secara Daring atau on-line.
3. Biaya
Pembelajaran Daring lebih efisien khususnya dari segi finansial, biaya bisa
lebih hemat, antara lain biaya transportasi menusju tempat belajar dan
akomodasi selama belajar, biaya administrasi pengelolaan, penyediaan
sarana dan prasarana fisik untuk belajar (misalnya, LCD proyektor, OHP,
papan tulis, penyewaan atau penyediaan kelas).
F. Kelemahan pelaksanaan pembelajaran Daring.
Pelaksanaan pembelajaran Daring tidak selalu berjalan dengan baik, terdapat
kekurangan dan kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran Daring,
antara lain (Munir, 2009;Elyas, 2018).
1) Kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik atau bahkan antar peserta
didik itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya
values dalam proses belajar dan mengajar.
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya malah lebih memperhatikan aspek teknis dan aspek
bisnis/komersial.
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan, sehingga cenderung hanya pada aspek pengetahuan atau
psikomotor dan kurangmemperhatikan aspek afektif.
4) Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui dan menguasai strategi,
metode, atau teknik pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (ICT)
5) Proses pembelajaran Daring atau e-learning mengharuskan peserta didik
dapat melakukan kegiatan belajar mandiri untuk memperoleh ilmu
pengetahuan atau informasi dengan mengakses sendiri melalui internet dan
tidak menggantungkan diri pada informasi dari pengajar, sehingga peserta
didik yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6) Kelemahan dari aspek teknis berupa tidak meratanya fasilitas tersedia
internet dan Masalah keterbatasan ketersediaan software (perangkat lunak)
yang biayanya masih relatif mahal, untuk itu diperlukan upayamemperoleh
perangkat lunak tersebut dengan biaya yang tidak mahal.
7) Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet dan
Kurangnya penguasaan bahasa komputer.