BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sehingga daur seksual menghilang. Menopause terjadi pada usia kurang lebih 51
tahun. Klimakterium adalah suatu masa yang sifatnya fisiologis peralihan antara
masa reproduksi dan masa senium. Masa klimakterium terdiri dari masa
pramenopause, menopause dan pascamenopause. Pramenopause yaitu 4-5 tahun
sebelum menopause, mulai ada keluhan klimakterium tetapi estrogen masih
dibentuk. Pascamenopause yaitu 3-5 tahun setelah menopause.4, 5, 7
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium
sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti
beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan
sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10
hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus
luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring
penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi
spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan
menstruasi dimulai.2,3
2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat
pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel
primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi,
satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan
estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi mempengaruhi folikel yang
terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel
yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi
baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi,
korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan
fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.2,3
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah
ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone
7
Klimakterium
Klimakterium adalah suatu masa di mana seorang perempuan lewat dari masa
reproduksi ke transisi menopause hingga tahun pascamenopause, terjadi pada umur
rata-rata 45-65 tahun.4, 5
Pramenopause adalah masa sebelum berlangsungnya perimenopause, dimana
terjadi pada usia rata-rata 40-50 tahun dengan dimulainya siklus haid yang tidak
teratur, memanjang, sedikit, atau banyak, yang kadang-kadang disertai dengan rasa
nyeri. Pada wanita tertentu telah muncul keluhan vasomotorik atau keluhan
sindroma prahaid. Dari hasil analisis hormonal dapat ditemukan kadar FSH dan
estrogen yang tinggi atau normal. Kadar FSH yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya stimulasi ovarium yang berlebihan sehingga kadang-kadang dijumpai
kadar estrogen yang sangat tinggi. Keluhan yang muncul pada fase premenopause
ini ternyata dapat terjadi baik pada keadaan sistem hormon yang normal maupun
tinggi, sedangkan keluhan yang muncul pasca menopause umumnya disebabkan
oleh kadar hormon yang masih normal maupun tinggi, hingga kini belum
diketahui.6
Perimenopause merupakan masa perubahan antara pramenopuse dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebanyakan wanita siklus haidnya > 38 hari dan sisanya 18 hari. Sebanyak 40%
wanita mengalami siklus haid yang anovulatorik. Pada sebagian wanita, telah
muncul keluhan vasomotorik, atau keluhan sindrom prahaid. Kadar FSH, LH dan
estrogen sangat bervariasi. Disini juga terlihat bahwa keluhan klimakterik dapat
terjadi tidak hanya pada kadar hormon yang rendah saja.6
8
Setelah memasuki usia menopause selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi
(>35 mIU/ml). Pada awal menopause kadang-kadang kadar estrogen rendah. Pada
wanita gemuk kadar estrogen biasanya tinggi. Bila seorang wanita tidak haid
selama 12 bulan dan dijumpai kadar FSH >35 mIU/ml dan kadar estradiol < 30
pg/ml, maka wanita tersebut dapat dikatakan telah mengalami menopause.6
Pasca menopause adalah masa setelah menopause sampai senium yang
dimulai setelah 12 bulan amenorea. Kadar FSH dan LH sangat tinggi (>35 mIU/ml)
dan kadar estrodiol yang rendah mengakibatkan endometrium menjadi atropi
sehingga haid tidak mungkin terjadi lagi. Namun, pada wanita yang gemuk masih
dapat ditemukan kadar estradiol yang tinggi. Hampir semua wanita pasca
menopause umumnya telah mengalami berbagai macam keluhan yang diakibatkan
oleh rendahnya kadar estrogen.6
Seorang wanita disebut senium bila telah memasuki usia pasca menopause
lanjut sampai usia > 65 tahun.6
9
Gambar 2.4. Kadar FSH dan LH dari bayi baru lahir sampai pascamenopause 4
Hot flushes beberapa derajat dan berkeringat, dipandang sebagai ciri khas
klimakterium yang dialami oleh sebagian besar perempuan pasca menopause,
berupa dimulainya kulit kepala, leher dan dada kemerahan secara mendadak
disertai perasaan panas yang hebat dan kadang-kadang diakhiri dengat
berkeringat banyak. Lamanya bervariasi dari beberapa detik hingga beberapa
menit bahkan satu jam walaupun jarang. Frekuensinya dapat jarang, sehingga
berulang setiap beberapa menit. Lebih sering dan berat dimalam hari
(menyebabkan sering terbangun dari tidur) atau saat-saat stress. Di cuaca dingin
lebih jarang, lebih ringan dan lamanya lebih pendek dibandingkan dilingkungan
yang lebih hangat. Perempuan pramenopause menderita hot flushes kurang lebih
15-25% dan frekuensinya lebih tinggi pada pramenopause yang menderita
sindroma prahaid. Segera setelah menopause frekuensi menjadi 50% dan setelah
4 tahun pascamenopause akan menjadi 20%. Angka kejadian ini bervariasi
setiap bangsa ataupun ras.1,4
2. Gangguan psikologis
Gejala: Kecapaian, vertigo, iritabilitas, ketakutan, insomnia, tegang, cemas,
libido berkurang, rasa kosong, kurang konsentrasi, sakit kepala, dipsnea. 4, 5, 12, 13
Gangguan psikiatrik. Pendapat bahwa menopause memiliki efek yang merugikan
pada kesehatan jiwa tidak didukung dalam kepustakaan psikiatrik. Pada awal
pascamenopause sering dijumpai kelelahan, gugup, nyeri kepala, insomnia,
depresi, iritabilitas, nyeri sendi dan otot, pusing berputar, dan berdebar-debar.
Namun, tampaknya hal-hal tersebut tidak memiliki hubungan kausal dengan
estrogen. Pada usia ini baik laki-laki maupun perempuan yang mengalami
keluhan adalah akibat dari peristiwa-peristiwa kehidupan sebelumnya.5,12
Stabilitas emosional selama perimenopause dapat diganggu oleh pola tidur yang
buruk, hot flushes sendiri berdampak buruk pada kualitas tidur. Perimenopause
bukanlah penyebab depresi, tetapi emosi yang labil dapat membaik dengan
pemberian hormone. Penyebab gangguan mood perimenopause, paling sering
karena depresi yang memang sudah ada sebelumnya, walaupun ada populasi
perempuan yang mood-nya sensitif terhadap perubahan-perubahan hormonal.3,4,12
Kognisi dan penyakit Alzheimer. Efek yang menguntungkan dari estrogen pada
kognisi khususnya pada memori verbal. Akan tetapi, pada perempuan sehat
12
efeknya tidak mengesankan, nilai klinisnya kecil. Perempuan tiga kali lebih
banyak yang menderita Alzheimer dibanding laki-laki. Estrogen mampu
melindungi fungsi sistem saraf pusat melalui melalui berbagai mekanisme.
Estrogen melindungi terhadap sitotoksitas neuron yang diinduksi oleh oksidasi,
menurunkan konsentrasi komponen amyloid P serum (glikoprotein pada
pengerutan neurofiblier penderita Alzheimer), meningkatkan pertumbuhan
sinaps dan neuron khususnya densitas spina dendritic, melindungi terhadap
toksisitas serebrovaskuler yang dipicu oleh peptide-peptida amyloid, memicu
pembentukan sinaps serta pertumbuhan dan ketahanan hidup neuron. 4,12
3. Gangguan organic
Gejala: Disparenia, pruritus vulva, pruritus vagina, stress inkontinensia, angina,
kekeroposan tulang, fraktur tulang. 3, 4, 5, 12, 13
Atrofi genitourinaria menyebabkan berbagai gejala yang mempengaruhi kualitas
hidup. Uretritis dengan dysuria, inkontinensia urgensi, dan meningkatnya
frekuensi berkemih merupakan gejala lanjutan dari penipisan mukosa uretra dan
kandung kemih. Karena kehabisan estrogen, vagina kehilangan kolagen, jaringan
adipose, dan kemampuan untuk mempertahankan air. Ketika dinding vagina
mengerut, rugae akan mendatar dan lenyap. Relaksasi vagina dengan sistokel,
rektokel, prolapses uteri, dan distrofi vulva bukan konsekuensi dari penurunan
estrogen. Penurunan pada kandungan kolagen kulit, elastisitas dan ketebalan
kulit yang terjadi oleh karena penuaan adalah akibat kekurangan estrogen.3,4
Penyakit jantung coroner. Di Amerika Serikat kematian karena penyakit jantung
coroner pada perempuan sekitar 3 kali lipat dari angka kematian karena kanker
payudara dan kanker paru. Satu dari lima perempuan menderita salah satu jenis
penyakit jantung atau pembuluh darah. Sebagian besar penyakit kardiovaskuler
disebabkan oleh ateroskelrosis pada pembuluh darah mayor. Faktor-faktor
resikonya sama dengan laki-laki, misalnya riwayat penyakit kardiovaskuler pada
keluarga, tekanan darah tinggi, merokok, diabetes mellitus, profil
kolesterol/lipoprotein yang abnormal, serta obesitas. Mortalitas akibat stroke dan
penyakit jantung coroner telah sangat berkurang karena perawatan medis dan
bedah serta tindakan-tindakan preventif, misalnya penghentian merokok,
13
haid berhenti sama sekali, timbul keluhan klimakterik atau tanpa keluhan
klimakterik.1, 9
Anamnesis dan pemeriksaan:
Anamnesis harus mencakup riwayat keluarga, riwayat pemakaian obat-obatan
serta riwayat sosial ekonomi.
Meneliti faktor-faktor risiko untuk terjadinya:
Kanker endometrium
Kanker payudara
Kerapuhan tulang/osteoporosis: Pemeriksaan densitometer
Penyakit kardiovaskuler.
Pemeriksaan fisik diagnostik lengkap
Pemeriksaan laboratorium terutama untuk lipid, gula darah, kalsium, fungsi hati
dan ginjal.
Pap’s Smear, kalau mungkin dengan mammogram
Bila perlu lakukan biopsy endometrium terutama bila ada riwayat perdarahan
pervaginam yang tidak teratur.1, 5, 9
Diperlukan pemeriksaan hormonal (FSH dan E2) dan pemeriksaan
densitometer untuk melihat densitas tulang. Diagnosis pasti ditegakkan bila usia
>40 tahun, tidak haid >6 bulan, dengan atau tanpa keluhan klimakterik, kadar FSH
>40 mIU/ml, E2 <30 pg/ml.1, 9
Kontraindikasi :
1) Perdarahan per vaginam yang belum diketahui sebabnya.
2) Thrombosis emboli vaskuler akut.
3) Riwayat kanker payudara dan kanker endometrium.1,5
Absolut Relatif
Estrogen Oral Estrogen konjugasi 0,3 mg, 0,625 mg, 0,9 mg, 1,25 mg,
2,5 mg
Quinestrol 100 µg
Klorotrianisen 12 mg, 25 mg
Dietilstilbestrol 1 mg, 5 mg
Noretindron 0,35 mg
Noretindron asetat 5 mg
Tabel 2. Preparat estrogen dan progestin yang diperbolehkan sebagai terapi hormone
pengganti5
Pola pemakaian :
Pemberian secara berkala (sekuensial)
18
Terapi tambahan
Terdiri dari diet dan olahraga. Sebagian besar pasien dengan sindroma
klimakterium mengalami hipokalsemia, hiperkolesterolemia serta memiliki
risiko terjadinya kanker endometrium. Untuk mencegah hipokalsemia, perlu
intake kalsium 1.000-1.500 mg/hari (setara dengan 1 liter susu perhari), olahraga
rutin. Pemberian preparat estrogen selama beberapa tahun akan menurunkan
kejadian patah tulang 50-60% dan mencegah penyakit kardiovaskuler 45-50%.5,6
Pap Smear
Pemeriksaan Laboratorium
Konseling, informasi, edukasi
Penanganan Menopause5
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA