Nama Kelompok :
Marfuah (19110015)
YOGYAKARTA
2020/2021
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan Ridho-Nya penulis dapat diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah
tentang “Asuhan Keperawatan Pasien dengan Limfoma”. Dalam penyusunan
makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan namun dengan
bimbingan serta pengarahan serta dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasi
kepada ibu Maryudella, S. Kep., Ns., M. Kep
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca sebelumnya.
Penulis
Daftar Pustaka
Kata Pengantar
Etiologi
Maninfestasi klinik
Patofisiologi
Patways (Bagan)
Diagnostic test
Komplikasi
Kasus
Asuhan Keperawatan
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
dan kanker. Cairan limfatik adalah cairan putih mirip susu yang
engandung protein, lemak dan limfosit (sel darah putih) yang semuanya
Yang membentuk sistem limfatik dan cairan yang mengisis pembuluh ini
· Pembuluh Limfe
· Limpa
· Tymus
· Sumsum Tulang
a. Pembuluh limfe
c. Limpa
jalinan itu membentuk isi limpa/ pulpa yang terdiri dari jaringan
melalui vena lienalis pada vena porta. Darah dari limpa tidak
d. Thymus
terdiri dari 2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan
kuning. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel
berbahaya.
isap ketika jantung mengembang dan juga gaya isap torak pada
pada vena, akibat kontraksi otot-otot, dan tekanan luar ini akan
dari cairan jaringan akibat ada rembesan konstan cairan segar dari
jaringan.
B. Definisi
keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel
ganas).
Hodgkin.
pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa
limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga
bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang
tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul
KLASIFIKASI
1. Limfoma Hodgkin (LH) : patologi khas LH, ada sel – sel Reed Stern
4 golongan
dijumpai
ekstralimfatik dan satu atau lebih KGB pada satu sisi diafragma
(IIE)
(IIIE)
getah bening serta membedakan asal sel, apakah dari limfosit B atau
tahap berikut :
1. Tahap I
hemogram lengkap
Foto thorax
2. Tahap II
3. Tahap III
traktus gastrointestinal
4. Tahap IV
traktus gastrointestinal
C. Etiologi
sebagainya
Penyebab limfoma Hodgkin sampai saat ini tidak diketahui secara
pasti, namun salah satu yang paling dicurigai adalah virus Epstein-barr.
seperti lambung, testis. dan tiroid, pada penemuan statistik, penyakit ini
D. Maninfestasi klinik
leher, kelenjar ini tidak lahir multiple, bebas atas konglomerasi satu
sama lain.
Pada limfoma non-Hodgkin, dapat tumbuh pada kelompok kelenjar
getah bening lain misalnya pada traktus digestivus atau pada organ-
organ parenkim.
hari yang diselingi dengan suhu normal atau di bawah normal selama
4. Gatal-gatal
5. Keringat malam
E. Patofisiologi
getah bening (nodal) atau diluar kelenjar getah bening (ekstra nodal).
Gejala pada Limfoma secara fisik dapat timbul benjolan yang kenyal,
kelenjar tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam,
keringat malam. Hal ini dapat segera dicurigai sebagai Limfoma. Namun
Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis
meninggi selama beberapa hari yang diselingi dengan suhu normal atau di
bawah normal selama beberapa hari atau beberapa minggu. Gejala lainnya
F. Patways (Bagan)
G. Diagnostic test
H. Komplikasi
1. Tranfusi leukemik
vena yang membawa darah dari bagian tubuh atas menuju ke jantung,
1. LIMFOMA HODGKIN
Therapy Medik
therapi utama
anjuran
misalnya :
obat minimal terus menerus tiap hari atau dosis tinggi intermitten
Dosis :
prednison (MOPP)
onkology
a. Therapy Medik
Tanpa keluhan : tidak perlu therapy Bila ada keluhan dapat diberi
LH diatas
anjuran
utama
sedang (CHOP)
c. Terapi Paliatif
Masalah utama dari LNH adalah metastasis ke tulang atau saraf
jam.
aman (safe margin) yaitu 3-5 cm di atas dan bawah dari batas luar
1 minggu
BAB II
KASUS
Pasien mengatakan sejak kurang lebih 4 bulan yang lalu sebelum masuk
Rumah sakit pertama kali disadari di leher kiri berukuran sebesar telur
ayam, padat kenyal dan makin lama makin membesar, mula – mula
benjolan tidak nyeri tekan, tetapi sejak 2 bulan yang lalu pada benjolan
timbul luka – luka kemerahan bila ditekan terasa nyeri, nyeri dirasakan
saat benjolan ditekan dan tidak menyebar, nyeri tidak timbul bila tidak di
tekan dan waktu menelan terasa nyeri dileher Kemudian timbul juga
benjolan di leher kanan sebesar kelereng, p[adat dan nyeri tekan, juga
minggu sebelum MRS pasien mengatakan bernafas agak susah, nyeri telan
tambah hevat di bawa ke dokter tapi tidak sembuh dan kemudian di bawa
ke RS. Pasien mengatakan nyeri saat menelan, nyeri tekan pada daerah
Ruang : Camelia II
1. Data Pasien
Nama : Tn “R “
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Winomartani
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : IRT
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Nyeri pada saat menelan, nyeri tekan pada daerah benjolan, terasa
sebesar telur ayam, padat kenyal dan makin lama makin membesar,
mula – mula benjolan tidak nyeri tekan, tetapi sejak 2 bulan yang
lalu pada benjolan timbul luka – luka kemerahan bila ditekan terasa
nyeri tidak timbul bila tidak di tekan dan waktu menelan terasa
menelan, nyeri tekan pada daerah benjolan, terasa mau muntah jika
Menurut klien dan keluarga dari pihak keluarga tidak ada yang
Sakit.
C. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Composmentis GCS : E4 V5 M6
Tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
HR : 90 x/menit
S : 36 5 o C
RR : 20 x/menit
Kepala dan Rambut : Pendek, warna hitam, bersih, rambut tidak mudah
leher dicabut bentuk kepala oval dan tidak ada nyeri tekan. Rambut
hitam dan tidak rontok, agak kotor dan tidak ada ketombe,
tidak ditemukan adanya kutu
Kulit kepala : bersih, tidak didapatkan adanya bekas luka,
ataupun benjolan abnormal
Mata : Simetris, konjungtiva tarsal warna merah muda, sclera
tidak ikterus, pupil isokor, fungsi penglihatan baik, tidak ada
bercak reflek cahaya (+), kornea jernih
Hidung : Mucosa hidung warna merah muda, simetris, septum
nasi tegak berada di tengah, tidak terdapat adanya polip,
bersih dan fungsi penciuman baik
Telinga : Simetris, auricula tidak ada infeksi, liang telinga
warna merah muda, bersih tidak didapatkan adanya cerumen
yang mengeras ataua menggumpal, fungsi pendengaran baik
ditandai dengan pasien bisa menjawab pertanyaan dengan
spontan
Mulut : Mucosa merah muda, bibir merah muda, tidak kering,
lidah bersih, gigi bersih tidak ada caries, tidak ada radang
pada tonsil,tidak terdapat stomatitis, fungsi mengunyah,
pengecapan baik.
Leher Asimetris
Terdapat pembesaran kelenjar lymfe pada leher kiri multiple
dengan diameter kurang l;ebih 20 cm, terdapat benjolan
dibawah rahang kanan diameter 4 – 5 cm terdapat benjolan
pada leher kanan dengan diameter kurang lebih 5 cm, terdapat
radang pada leher kiri, konsistensi benjolan padat, kenyal dan
nyeri tekan.
Movement tidak maksimal nyeri saat menoleh kekiri
Trachea : mengalami deviasi
Vena jugularis dan arteri carotis tak terevakuasi
Pemeriksaan Pulmonum
Thorak Inspeksi : bentuk thorak simetris, bersih, tak tampak adanya
tarikan intercostae yang berlebihan, pernafasan dan
iramareguler teratur,terdapat pembesaran kelenjar lymfe axila
kanan dan kiri, nafas spontan.
Palpasi : Tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,
gerak nafasreguler, tidak ada pernafasan tertinggal, tidak ada
krepitasio
Perkusi : sonor pada paru kanan dan kiri
Auskiulatsi : suara nafas vesikuler, Tidak ada suara ronkhi
ataupun wheezing pada paru kanan dan kiri.
Cor
Inspeksi : Tidak terlihat adanya ictus cordis, pulsasi jantung
tidak tampak
Palpasi : Teraba Ictus Cordis pada ICS IV – V sinestra MCL,
pulsasi jantung teraba pada apek, Thrill tidak ada
Perkusi : suara redup (pekak/dullness) pada daerah jantung
Batas kanan : pada sternal line kanan
Batas kiri : ICS V midklavikuler line kiri
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada suara tambahan dari
jantung
E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
JENIS HASIL
PEMERIKSAAN
WBC 6,6 THSN/ CU MM
RBC 4, 48 MILL/CU MM
HGB 13,5 Grams/DL
HCT 39,3 %
MCV 87,7 Cu Microns
MCH 30,1 Picograms
MCHC 34,4 %
RDW 15,1 %
PCT 0, 169
MPV 7, 2 Cu Microns
% Lymph 22,5
% Mono 11,4
% Gran 66,1
Eosinofil
Basofil
Lymphosit 1,5 THSN/CU MM
Monosit 0,8 THSN/ CU MM
Granulosit 4,3 THSN/ CU MM
calyseal tak tampak estasis, tak tampak nodule, kiste abcess batu
Kesimpulan : splenomegaly
Tak tampak proses metastasis pada hepar dan kelenjar pada aorta
4. Therapy medik
b. Multivit 3 dd 1 tab
c. Prednison 3 dd 4 tab
B. ANALISA DATA
DATA Etiologi Masalah
Obyektif
Keadaan umum baik
T 110/70 mmHg
N 90 x/menit
S 36 5 o C
R 20 x/menit
Porsi yang disediakan RS cuma habis
setengah porsi
Pasien terlihat menyeringai saat menelan
makanan
Pasien mendapatkan diet TKTP lunak
Ä TB : 168 cm
Ä BB : 56 Kg
Ä Terdapat pembesaran kelenjar limfe pada
leher kiri dengan diameter 20 cm benjolan
bawah rahang kanan diameter 4 – 5 cm
benjolan leher kanan dengan diameter
kurang lebih 5 cm konsistensi padata dan
kenyal serta nyeri tekan
Ä Hasil PA : Non Hodgkin Lymfoma difuse
large cell high grade stad III B
Data Subyektif Perubahan Perubahan
Ä Pasien mengatakan merasa sedih karena ada bentuk konsep diri
benjolan pada lehernya anatomi
Ä Pasien mengatakan merasa malu karena tubuh
keadaannya sekarang (adanya
Lymfoma)
Data Obyektif
Ä Pasien tampak sedih saaat diajak bicara
tentang penyakitnya
Ä Ekspresi muka tampak sedikit gelisah
Ä Terdapat pembesaran kelenjar lymfe di
leher dengan diameter kurang lebih 20 cm
Ä Pasien tampak jarang bicara dengan pasien
di sebelahnya
Ä Pasien menutupi lehernya dengan sleyer
saat jalan – jalan diluar
Ä PA : LNH Difuse Large cell, High Grade
Stad III B
Data Subyektif Knowledge Psikologis
Ä Pasien mengatakan sedih karena ada deficit (cemas
benjolan pada leher kirinya tentang ringan)
Ä Pasien menanyakan apakah penyakitnya penyakit
bisa segera disembuhkan dan bagaimana dan
prosedur pengobatannya prosedur
Data obyektif pengobatan
Ä Keadaan umum baik
Ä Ekspresi wajah tampak sedikit gelisah
Ä Pasien tampak menanyakan tentang
penyakit yang dideritanya
Ä T 110/70 mmHg
Ä N 90 x/menit
Ä R 20 x /menit
Ä S 36 5 o C
Ä PA : LNH Difuse Large Cell High Grade III
B
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
keganasan dari sistem limfatik yaitu sel-sel limforetikular seperti sel B, sel
ganas).
pertahanan tubuh. Sementara sel limfosit yang tidak normal (limfoma) bisa
limfosit ternyata tak cuma beredar di dalam pembuluh limfe, sel ini juga
bisa juga timbul di luar kelenjar getah bening. Dalam hal ini, yang
tersering adalah di limpa dan sumsum tulang. Selain itu, bisa juga timbul
2. Saran
keperawatan
Daftar Pustaka
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.